HOME

07 Maret, 2022

Hadis Palsu Atau Hadist Maudu’ Serta Faktor Kemunculanya

 

A.     Pengertian Hadis Palsu atau Hadist Maudu’

1.             Hadis

Secara bahasa hadis adalah antonim dari kata qadim yang berarti lama.[1]Jadi hadis secara bahasa berarti baru.Hadis juga berati sebuah kabar atau berita.[2]

Hadis secara istilah segala sesuatu yang dinisbatkan atau bersumber dari Nabi Muhammad SAW baik berupa ucapan, perbuatan, ketetapan, sifat, dan biografi.[3]

2.             Palsu/Maudu’

Adapun Maudu’ adalah isim maf’ul dari kata Wada’a yang memiliki beberapa arti, di antaranya menjatuhkan, meninggalkan, atau memalsukan.[4]

Secara istilah, hadith maudu’ adalah segala sesuatu, baik perkataan, perbuatan, persetujuan, yang disandarkan kepada Rasulullah SAW dengan cara berbohong atau mengelabuhi, sedangkan Rasulullah SAW tidak pernah mengatakan, melakukan, dan menyetujui hal itu.[5]

 

B.  Sejarah Munculnya Hadis Palsu dan Peran Khawarij dan Syiah.

Terjadinya konflik dan perpecahan politik pada masa pemerintahan khalifah Ustman bin ‘Affan adalah awal mula munculnya pemalsuan hadis. Konflik tersebut juga memicu pertumpahan darah antara pasukan ‘Ali dan pasukan Mu’awiyah. Semenjak saat itulah, kaum muslimin terpecah ke dalam beberapa golongan. Golongan mayoritas mendukung ‘Ali, golongan lain mendukung Mu’awiyah, dan golongan lain yang keluar dari golongan ‘Ali dan Mu’awiyah. Perpecahan yang terjadi di tubuh kaum muslimin disebabkan karena hasrat politik.[6]

Sangat disayangkan sekali, perpecahan yang mulanya karena politik itu, menjadi kelompok-kelompok keagamaan. Sehingga kelompok-kelompok itu tidak lagi memainkan politik untuk kekuasaan namun juga memainkan agama utama meraih hawa nafsunya tersebut.[7]

Setiap kelompok itu berusaha untuk mengolah Alquran dan hadis untuk mendulang suara politik mereka. Mulanya mereka memainkan Alquran dengan menafsirkan ayat-ayat Alquran. Mereka menafsirkannya dengan sesuai keinginan politik mereka. Setelah memainkan tafsir ngawurnya, mereka tak puas sampai di situ, mereka mencoba untuk memainkan hadis dengan memalsukan hadis yang seakan-akan hadis itu bersumber dari Rasulullah SAW. Hadis-hadis tersebut mereka buat dengan sengaja untuk dijadikan senjata mendukung kelompok-kelompok mereka masing-masing.[8]

Muhammad ‘Ajjaj Al-Khatib menyataakan dalam Usulu al-Hadith nya bahwa pemalsuan hadis masih jarang dilakukan pada abad 1 dan 2 H, karena pada zaman itu, masih banyak sahabat dan tabiin besar yang selalu mengawal hadis-hadis Rasulullah SAW. Hadis palsu terus bertambah banyak seiring dengan bertambahnya fitnah dan bidah di kalangan kaum muslimin.[9]

Al-Khatib melanjutkan, bahwa seiring waktu dan wafatnya para sahabat Nabi dan tabiin besar, maka pemalsuan hadis semakin gencar dan deras. Generasi setelah para sahabat dan tabiin yang terbilang bodoh dan gampang terbuai oleh siasat politik, membuat hadis-hadis palsu semakin bertebaran di telinga kaum muslimin.[10] Adapun golongan pertama kali yang memalsukan hadis adalah Syiah.[11]

Al-Khatib berpendapat bahwa tidak ada bukti atau keterangan bahwa kelompok Khawarij memalsukan hadis, karena bagi mereka berbohong adalah dosa besar dan pelaku dosa besar kafir. Bahkan Abu Dawud mengatakan, “Dari beberapa kelompok yang terbuai dengan hawa nafsu, tidak ada yang lebih sahih dalam meriwayatkan hadis dari kelompok Khawarij.[12]

Musthafa Muhammad Abu ‘Imarah juga berpendapat sama dengan Al-Khatib, bahwa Khawarij adalah kelompok yang paling sahih dalam meriwayatkan hadis. Mustafa menukil pendapat Ibnu Taimiyah, bahwa Khawarij meskipun ajaran mereka melenceng dan keluar dari agama, akan tetapi hadis-hadis yang mereka riwayatkan bisa dipercaya dan sangat kredibel.[13]

Muhammad Muhammad Abu Zahwu dalam Al-Hadist wa al-Muhaddistun menyebutkan beberapa factor mengapa Khawarij sangat jarang memalsukan hadis, di antaranya ialah:[14]

1.         Berbohong dalam mazhab Khawarij termasuk dosa besar dan pelakunya divonis kafir. Oleh karenanya, kelompok Khawarij sangat jarang berbohong.

2.         Dengan kekauan dan jumud nya mereka tidak bias menerima umat lain seperti bangsa Persi, Yahudi yang terkenal dengan memalsukan hadis.

3.         Khawarij tidak mengenal ajaran Taqiyah[15] yang menjadi senjata utama kelompok Syiah.

Adapun hadis palsu yang dibuat oleh kelompok Khawarij dan disandarkan kepada Rasulullah SAW, adalah:

إِذَا أَتَاكُمُ الْحَدِيْثُ عَنِّيْ فَاعْرِضُوْهُ عَلَى كِتَابِ اللهِ فَإِنْ وَافَقَ كِتَابَ اللهِ فَأَنَا قُلْتُهُ...[16]

“Jika kamu mendapatkan hadis, maka rujukkanlah hadis tersebut dengan Alquran. Jika hadis tersebut sesuai dengan Alquran, maka itu perkataanku…”

 

C.  Faktor-faktor Penyebab Munculnya Hadis Palsu

Munzier Suparta dalam Ilmu Hadis nya menguraikan beberapa penyebab munculnya hadis palsu. Pemalsuan hadis tidak hanya dilakukan oleh kaum muslimin saja, namun juga oleh orang-orang non Islam. Berikut beberapa motif mereka memalsukan hadis:[17]

1.             Konflik Politik

Pertikaian politik antara kubu ‘Ali bin Abi Talib dan Mu’awiyah bin Abi Sufyan merupakan awal mula perpecahan kaum muslimin. Dengan perpecahan itu, setiap kelompok berusaha menjadikan Alquran dan hadis sebagai senjata untuk mendukung dan menguatkan suara politik mereka.

Masing-masing kelompok berusaha menafsirkan Alquran sesuai dengan hasrat politiknya. Dan tak cukup sampai situ, mereka juga memalsukan hadis untuk mendulang suara politik mereka.

Contoh hadis palsu yang dibuat oleh Syiah:

يَاعَلِيُّ إِنَّ اللهَ غَفَرَ لَكَ وَلِذُرِّيَّتِكَ وَلِوَالِدَيْكَ وَلِأَهْلِكَ وَلِشِيْعَتِكَ وَلِمُحِبِّي شِيْعَتِكَ

“Wahai ‘Ali, sesungguhnya Allah telah mengampunimu, keturunanmu, kedua orang tuamu, keluargamu, pendukungmu, dan pecinta pendukungmu.”

Contoh hadis palsu yang dibuat oleh pendukung Mu’awiyah:

الأُمَنَاءُ ثَلاَ ثَةٌ أَناَ وَجِبْرِيْلُ وَمُعَاوِيَةُ أَنْتَ مِنِّيْ ياَ مُعَاوِيَةُ وَ أَناَ مِنْكَ

“Yang dapat dipercaya ada tiga, yaitu aku, Jibril dan Mu’awiyah. Wahai Mu’awiyah, kau termasuk golonganku dan aku bagian dari kamu.”

 

2.             Campur Tangan Kaum Zindiq

Kaum Zindiq adalah golongan yang paling membenci Islam. Kebenian itu hingga mengarahkan mereka dengan mudahnya memalsukan hadis. Seorang Zindiq bernama ‘Abd al-Karim bin ‘Auja’ mengaku telah memalsukan hadis sebanyak 4.000 hadis sebelum ia dihukum mati oleh gubernur Basrah, Muhammad bin Sulaiman bin ‘Ali. Bahkan Hammad bin Zaid mengatakan kaum zindiq telah memalsukan 12.000 hadis.

Contoh hadis yang dipalsukan kaum zindiq:

اَلنَّظَرُ إِلَى الْوَجْهِ الْجَمِيْلِ صَدَقَةٌ

                  “Melihat wajah cantik termasuk ibadah.”

 

3.             Fanatisme Kesukuan dan Kebangsaan

Sifat fanatisme kesukuan, kebangsaan atau kenegaraan membuat sebagian kaum muslimin memalsukan hadis. Untuk menonjolkan kesukuan, kebangsaan atau kenegaraan mereka, mereka buat hadis palsu dengan tujuan ingin mengangkat kesukuan atau kebangsaaan mereka dan menghinakan kesukuan atau kebangsaan orang lain.

Contoh hadis yang dipalsukan oleh masyarakat Persi:

إِنَ اللهَ إِذَا غَضِبَ أَنْزَلَ الْوَحْيَ باِلْعَرَبِيَّةِ وَإِذَا رَضِيَ أَنْزَلَ الْوَحْيَ بِالْفاَرِسِيَّةِ

“Apabila Allah murka, Ia akan menurunkan wahyu dengan bahasa Arab. Dan bila senang, Ia akan menurunkan wahyu dengan bahasa Persi.”

 

Begitu juga sebaliknya, orang-orang Arab memalsukan hadis sebaliknya untuk menghina masyarakat Persi,

إِنَ اللهَ إِذَا غَضِبَ أَنْزَلَ الْوَحْيَ بِالْفاَرِسِيَّةِ وَإِذَا رَضِيَ أَنْزَلَ الْوَحْيَ باِلْعَرَبِيَّةِ

“Apabila Allah murka, Ia akan menurunkan wahyu dengan bahasa Persi. Dan bila senang, Ia akan menurunkan wahyu dengan bahasa Arab.”

 

4.             Bualan Tukang Cerita dan Dai

Sebagian dai dan tukang cerita sengaja membuat hadis palsu guna mendulang simpatik dan kekaguman dari audiensnya. Hadis yang mereka sampaikan sangat tidak masuk akal dan berlebihan. Seperti hadis berikut:

مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهَ خَلَقَ اللهُ مِنْ كُلِّ كَلِمَةٍ طَائِراً مِنْقَارُهُ مِنْ ذَهَبٍ وَوَرِيْشُهُ مِنْ مَرْجَانٍ

“Barang siapa yang mengucapkan kalimat tahlil, maka Allah akan menciptakan seekor burung yang paruhnya dari emas dan bulunya dari marjan di setiap kalimatnya.”

5.             Perselisihan Mazhab Fikih dan Ilmu Kalam

Sebagian hadis-hadis palsu juga bersumber dari para pengikut mazhab. Mereka berani melakukan pemalsuan hadis karena didorong sifat fanatik terhadab mazhab mereka. Di antara hadis-hadis palsu itu, sebagai berikut:

مَنْ رَفَعَ يَدَيْهِ فِيْ الرُّكُوْعِ فَلاَ صَلاَةَ لَهُ

“Barang siapa yang mengangkat tangannya saat rukuk maka salatnya tidak sah.”

6.             Membangkitkan Gairah Beribadah Tanpa Didasari Ilmunya

Banyak di antara para ulama yang memalsukan hadis dengan mengira bahwa tujuan mereka benar dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah. Mereka berkata, “Kami memalsukan hadis bukan untuk menghinakan derajat Rasulullah SAW justru kami memalsukan hadis untuk menjunjung tinggi nama Rasulullah SAW.”

Nuh bin Maryam membuat hadis-hadis palsu tentang fadilah-fadilah setiap surat dalam Alquran. Dan Ghulam Al-Khail membuat hadis palsu tentang keutamaan zuhud dan tazkiyatu al-nafs.

7.             Menjilat Penguasa

Ghiyath bin Ibrahim salah satu tokoh pemalsu hadis yang bertujuan supaya dekat dan diberi hadiah oleh penguasa. Ia memalsukan hadis tentang perlombaan merpati. Setelah memalsukan hadis tersebut, ia pun mendapatkan uang 10.000 dirham dari khalifah al-Mahdi. Namun sebelum ia keluar dan meninggalkan khalifah, khalifah memanggilnya dan menegurnya tentang pemalsuan hadis tersebut. Khalifah pun memerintahkan untuk menyembelih buruh merpatinya.

Baca artikel tentang Hadis lainya :


[1] ‘Ali Abd al-Basith Mazid, Mu’jam al-Mushthalahat al-Hadistiyyah, 36.

[2] Bakri Syekh Amin, Adab al-Hadist al-Nabawi (Beirut: Dar al-Shuruq: 1981), 9.

[3]Ibid.,10.

[4]Muhammad ‘Ajjaj Al-Khatib, Usul al-Hadis ‘Ulumuhu wa Mushthalahatuhu  (Beirut: Dar Al-Fikr, 1989),    415.

[5] Ibid., 415.

[6]Muhammad Mahmud Ahmad Bakkar, Bulughu al-Amal min Mustalah al-Hadith wa al-Rijal (Kairo: Dar al-Salam, 2012), 288.

[7] Ibid., 288.

[8]Ibid., 288.

[9]Muhammad ‘Ajjaj al-Khatib, Usul al-Hadis Ulumuhu wa Mushtalahatuhu..., 416.

[10]Ibid., 417.

[11]Muhammad Mahmud Ahmad Bakkar, Bulughu Al-Amal min Musthalahi Al-Hadis wa Ar-Rijal..., 288.

[12]Muhammad ‘Ajjaj al-Khatib, Usul Al-Hadis Ulumuhu wa Mushthalahatuhu..., 421.

[13]Mustafa Muhammad Abu ‘Imarah, al-Tahqiq wa al-Idah (Kairo: Jami’ah Al-Azhar, 2009), 238.

[14] Muhammad Muhammad Abu Zahwu, al-Hadist wa al-Muhaddistun (Kairo: Darul Fikr Arabi, 1959), 87.

[15] Ajaran yang menganjurkan berbohong dan bermuka dua. Ajaran ini dianut oleh kelompok Syiah.

[16] Muhammad Muhammad Abu Zahwu, Al-Hadist wa Al-Muhaddistun…, 87.

[17] Munzier Saputra, Ilmu Hadis (jakarta: Rajawalipress, 2002), 181-188.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH HADIST TENTANG HIJAB

  A.   Latar Belakang Telah disepakati oleh seluruh umat Islam bahwa al-Qur’an menjadi pedoman hidup baik tentang syariah maupun dalam keh...