1.
Pengetian
Renaisans bersal dari kata Renasseimento,
yang berati lahir kembali atau rebith sebagai manusia yang serba baru, Renaisans
diartikan sebagai kelahiran kembali atau kebangkitan kembali jiwa atau semangat
manusia yang selama abad pertengahan terbelenggu dan diliputi oleh Mental
Inactivity. Renaisans disebut juga abad kebangkitan karena ia adalah
awal kebangkitan manusia Eropa yang ingin bebas dan tidak lagi terbelenggu
sebagai kehendak untuk merealisasikan hakikat manusia sendiri.
Renaisans merupakan gerakan
yang menaruh minat untuk mempelajari dan memahami kembali peradaban dan
kebudayaan yunani dan Romawi kuno. Renaisans terjadi melalui proses yang sangat
panjang, dimana pengaruh islam sangat dominan dan tidak bisa dimungkiri.
Kehidupan intelektual di Eropa sebagai warisan pemikiran yang mulai
dikembangkan pada abad ke-12 yang menyebabkan berkembangannya ilmu pengetahuan
sejati yang sebagian besar maju berkat penggunaan ilmu pengetahuan pasti dari
kalangan filsuf-filsuf Arab, serta melalui ajaran-ajaran dan komentar-komentar
yang disusun oleh filsuf-filsuf Arab. Yang menafsirkan filsafat Aristoteles yang
telah mendapat pengaruh paham Neoplatonisme. Metode eksperimen juga pada
mulanya dikembangkan oleh sarjana-sarjana muslim pada zaman keemasan islam.
Ilmu pengetahuan lainnya mencapai puncaknya antara abad ke-9 hingga abad ke-12
semangat untuk mencari kebenaran yang dimulai oleh pemikir-pemikir yunani
hampir padam dengan munculnya kekaisaran Romawi, tetapi kemudian dihidupkan
kembali dalam kebudayaan islam. Dalam perjalanan sejarah, melalui
sarjana-sarjana muslim dan bukan malalui perjalanan latin, dunia modern
sekarang ini mendapatkan dasar-dasarnya.[1]
2.
Kemajuan
Eropa dan melemahnya Islam
Bersamaan dengan kemunduran
tiga kerajaan islam di periode pertengahan sejarah islam, eropa barat (barat)
sedang mengalami kemajuan yang pesat. Hal ini berbanding terbalik dengan masa
klasik sejarah islam. Ketika itu paradaban islam dapat dikatakan paling maju,
yang memancarkan
sinarnya keseluruh dunia, sementara eropa barada dalam kebodohan dan
keterbelakangan.
Seperti yang akan dijelaskan bahwa
kemajuan Eropa tidaklah lepas dari khasanah ilmu pengetahua dan metode berpikir
islam yang rasional. Dengan cara masuknya peradaban islam ke Eropa. Dalam
perkembangan selanjutnya keadaan ini melahirkan Renaisans, Reformasi dan Rasionalisme
di Eropa.
Gerakan-gerakan Renaisans melahirkan
perubahan-perubahan besar dalam sejarah dunia. Abad ke-16 dan 17M, merupakan
abad terpenting bagi Eropa semetara abad ke 17M, itu pula, dunia islam mulai
mengalami kemunduran, dengan lahirnya renaisans, Eropa bangkit kembali untuk
mengejar ketertinggalan mereka.[2]
3.
Pengaruh
peradaban islam Spanyol terhadap Ranaesans di Eropa.
Dalam pandangan Mehdi
Nakosteen, proses transmisi tersebut terbangun melalui dua saluran utama.
Pertama, melalui para mahasiswa dan cendikiawan dari Eropa barat yang belajar
di sekolah-sekolah tinggi dan universitas-universitas Spanyol. Kedua, melalui
terjemahan-terjemahan karya dari sumber-sumber berbahasa arab.
Fakta riil yang tidak bisa dimungkiri
adalah bahwa tingginya peradaban intelektual
Muslim Spanyol telah mengispirasi gerakan-gerakan pencerahan di Eropa.
Salah satu ilmuan penting itu adalah ibnu Rusyd. Melalui pemikirannya bangsa
eropa mampu menemukan pemikiran Aristoteles, yang menganjurkan kebebasan
berpikir dan melepaskan belenggu taklid dari gereja. Tinginya animo masyarakat Eropa
terhadap pemikiran Ibnu Rusyd pada akhirnya melahirkan gerakan Avverroisme,
yang berujung pada lahirnya reformasi pada abad ke-16 rasionalisme pada abad
ke-17. Karya-karya Ibnu Rusyd di cetak di Vinesia tahun 1481M, 1482M, 1483M,
1489M, dan 1500M. banyak yang diterjemahkan setidaknya pada tahun 1553M dan
1557M buku Ibnu Rusyd diterbitkan dalam edisi lengkapnya. Selain itu pada abad
ke-16 buku-buku tersebut juga diterbitkan di Napoli, Bologna, Lyon, dan Strasbourg.
Tingginya gerakan penerjemahan karya-karya ilmuan muslim oleh bangsa Eropa diawali
oleh inisiatif uskup besar Raymond I (1126M-1152M). Atas Inisiatif uskup
tersebut dibangunlah sekolah khusus untuk penerjemahan di Toledo. Dari sekolah
ini lahir penerjemah-penerjemah dalam jumlah besar antara kurun 1135M sampai
1284M.[4]
Salah satu dari terjemahan
ini adalah terjemahan Aljabar karya al-Khawarismi pada tahun 1145M oleh Robert
Chester dan terjemahan al-Qur’an dalam bahasa latin pada tahun 1143M bersama Dalmatin.
Di Toledo pula didirikan sekolah Oreintalisme yang pertama, yaitu pada tahun
1250M, atas permintaan para pendeta dengan misi untuk mencetak para misionaris
yang bertujuan untuk mengkristenkan umat islam dan yahudi.[5]
Universitas yang pertama
didirikan di Eropa adalah universitas Paris (1231M), 30 tahun setelah wafatnya Ibnu
Rusyd. di akhir abad pertengahan, di Eropa baru berdiri 18 uneversitas, di
universitas-universitas itulah ilmu yang peroleh dari umat islam diajarkan.
Seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti, dan filsafat. Pemikiran filsafat yang
paling digemari di Eropa adalah pemikiran al Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd.[6]
Sekitar akhir abad ke-13
seluruh ilmu pengetahuan dari islam bisa dikatakan telah selesai ditranmisikan
ke barat. Berangkat dari sini pula gerakan-gerakan penting lahir di Eropa,
seperti gerakan renaisans sekitar abab ke-14 yang diawali di Italia, gerakan
reformasi pada abad ke-16, rasionalisme pada abad ke-17, serta zaman pencerahan
(Aufklarung) pada abad ke-18M.[7]
Pada awal kebangkitannya, Eropa
menghadapi tantangan berat. Di hadapannya masih terdapat kekuatan-kekuatan
perang islam yang sulit untuk dikalahkan. Terutama kerajaan Uthmani yang
berpusat di Turki. Tidak ada jalan lain mereka harus menembus lautan yang sebelumnya
lautan adalah sebuah dinding yang membatasi gerak mereka. Mereka melakukan
berbagai penelitian tentang rahasia alam, berusaha menaklukkan lautan dan
menjelajahi benua yang sebelumnya masih diliputi kegelapan. Setelah Christoper
Colombus menemukan benua Amerika (1492 M) dan Vasco Dagama menemukan jalan ke
timur melalui tanjung harapan (1498M), benua Amerika dan Hindia segera jatuh ke
bawah kekuasaan Eropa. Dua penemuan tersebut sungguh tidak terkirakan nilainya,
eropa menjadi maju dalam dunia perdagangan, karna tidak tergantung lagi pada
jalur lama yang dikuasai islam. Lautan sudah menjadi jalan raya dan Eropa yang
semula terpojok segara menjadi yang dipertuankan di laut dan dengan demikian yag
dipertuankan di dunia.[8]
Karena daerah-daerah baru
terbuka bagi mereka. Mulailah kemajuan perekonomian Barat melampui kemajuan
islam yang sejak lama mengalami kemunduran. Kemajuan barat itu dipercepat oleh
penemuan dan perkembangan dalam bidang ilmu
pengetahuan. Penemuan mesin uap yang yang kemudian melahirkan revolusi industri
di Eropa semakin memantapkan kemajuan mereka. Teknologi perkapalan dan meliter
berkembang pesat. Dengan demikia eropa menjadi penguasa lautan dan bebas
melakukan kegiatan ekonomi dari dan keseluruh dunia, tanpa hambatan berarti
dari lawan-lawan mereka. Bahkan satu demi satu negeri-negeri islam jatuh ke
bawah kekuasaan mereka sebagai negeri jajahan.
Negeri-negeri islam yang pertama kali jatuh kekuasaan Eropa adalah negeri-negeri yang jauh dari pusat kekuasaan kerajaan Uthmani, karena kerajaan ini walaupun terus mengalami kemunduran, ia masih disegani dan dipandang masih cukup kuat untuk berhadapan dengan kekuatan militer Eropa pada waktu itu. Negeri-negeri islam yang pertama dapat dikuasai Barat itu adalah negeri-negeri islam di Asia Tenggara dan anak benua India. Dan menyusul negeri-negeri islam di Timur Tengah yang berada di bawah kekuasaan kerajaan Uthmani dapat diduduki pada masa berikutnya.[9]
BACA ARTIKEL LAINNYA YANG BERKAITAN
- Letak Geografi Arab Pra-Islam
- Perjuangan Dakwah Nabi Muhammad
- Pembentukan Negara Madinah
- Khulafaur Rasyidin
- Renaisans Di Eropa
- Kedatangan Barat Di Berbagai Dunia Islam
- Kemunduran Kerajaan Utsmani Dan Ekspansi Barat Ke Timur Tengah
- Bangkitnya Nasionalisme Di Dunia Islam Untuk Kemerdekaan Negaranya
- Kemerdekaan Negara-Negara Islam Dari Penjajahan
- Teori Datangnya Islam Ke Indonesia
- Saluran Dan Cara Islamisasi Di Indonesia
[1] Muhammad syafii
antonio, Ensiklopedia Peradaban Islam Andalusia, (tazkia publising :
jakarta, 2012), 238
[2] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 2007),
169
[3] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 2007),
108
[4] Muhammad Syafii Antonio, Ensiklopedia Peradaban Islam Andalusia, (Tazkia Publising : Jakarta, 2012), 238. Lihat juag badriyatim, 109
[5] Ibid., 109
[6] Ibid., 109
[7] Ibid., 109
[8] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 2007),
174.
[9] Ibid., 175.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar