HOME

31 Maret, 2022

RENAISANS DI EROPA

 

1.      Pengetian

Renaisans bersal dari kata Renasseimento, yang berati lahir kembali atau rebith sebagai manusia yang serba baru, Renaisans diartikan sebagai kelahiran kembali atau kebangkitan kembali jiwa atau semangat manusia yang selama abad pertengahan terbelenggu dan diliputi oleh Mental Inactivity. Renaisans disebut juga abad kebangkitan karena ia adalah awal kebangkitan manusia Eropa yang ingin bebas dan tidak lagi terbelenggu sebagai kehendak untuk merealisasikan hakikat manusia sendiri.

Renaisans merupakan gerakan yang menaruh minat untuk mempelajari dan memahami kembali peradaban dan kebudayaan yunani dan Romawi kuno. Renaisans terjadi melalui proses yang sangat panjang, dimana pengaruh islam sangat dominan dan tidak bisa dimungkiri. Kehidupan intelektual di Eropa sebagai warisan pemikiran yang mulai dikembangkan pada abad ke-12 yang menyebabkan berkembangannya ilmu pengetahuan sejati yang sebagian besar maju berkat penggunaan ilmu pengetahuan pasti dari kalangan filsuf-filsuf Arab, serta melalui ajaran-ajaran dan komentar-komentar yang disusun oleh filsuf-filsuf Arab. Yang menafsirkan filsafat Aristoteles yang telah mendapat pengaruh paham Neoplatonisme. Metode eksperimen juga pada mulanya dikembangkan oleh sarjana-sarjana muslim pada zaman keemasan islam. Ilmu pengetahuan lainnya mencapai puncaknya antara abad ke-9 hingga abad ke-12 semangat untuk mencari kebenaran yang dimulai oleh pemikir-pemikir yunani hampir padam dengan munculnya kekaisaran Romawi, tetapi kemudian dihidupkan kembali dalam kebudayaan islam. Dalam perjalanan sejarah, melalui sarjana-sarjana muslim dan bukan malalui perjalanan latin, dunia modern sekarang ini mendapatkan dasar-dasarnya.[1]

2.      Kemajuan Eropa dan melemahnya Islam

Bersamaan dengan kemunduran tiga kerajaan islam di periode pertengahan sejarah islam, eropa barat (barat) sedang mengalami kemajuan yang pesat. Hal ini berbanding terbalik dengan masa klasik sejarah islam. Ketika itu paradaban islam dapat dikatakan paling maju, yang memancarkan sinarnya keseluruh dunia, sementara eropa barada dalam kebodohan dan keterbelakangan.

Seperti yang akan dijelaskan bahwa kemajuan Eropa tidaklah lepas dari khasanah ilmu pengetahua dan metode berpikir islam yang rasional. Dengan cara masuknya peradaban islam ke Eropa. Dalam perkembangan selanjutnya keadaan ini melahirkan Renaisans, Reformasi dan Rasionalisme di Eropa.

Gerakan-gerakan Renaisans melahirkan perubahan-perubahan besar dalam sejarah dunia. Abad ke-16 dan 17M, merupakan abad terpenting bagi Eropa semetara abad ke 17M, itu pula, dunia islam mulai mengalami kemunduran, dengan lahirnya renaisans, Eropa bangkit kembali untuk mengejar ketertinggalan mereka.[2]

3.      Pengaruh peradaban islam Spanyol terhadap Ranaesans di Eropa.

Kemajuan Eropa yang terus mengalami perkembangan hingga sekarang banyak berhutang budi terhadap khasanah ilmu pengetahuan islam yang berkembang pada periode klasik. Banyak saluran bagaimana peradaban islam mempengaruhi Eropa, seperti sicilia dan perang salib, dan yang terpenting adalah spanyol islam yang merupakan tempat yang utama dan yang paling utama bagi Eropa dalam menyerap peradaban islam, baik dalam hubungan politik, soaial, maupun perekonomian dan peradaban antar negara. Orang–orang Eropa telah menyaksikan kenyataan bahwa sepanyol berada di bawah kekuasaan islam jauh meninggalkan negara-negara Eropa lainnya.[3] Muslim Spanyol juga telah menorehkan tinta emasnya dalam sejarah bangsa eropa. Meka merupakan mata rantai paling penting yang menghubungkan antara hasanah filsafat yunani klasik dan bangsa-bangsa eropa. Dalam peralihan proses Khasanah ilmu pengetahuan dari islam ke Barat, toledo merupakan saluran utama, sebab Toledo merupakan satu-satunya kota penting dalam pembelajaran orang islam setelah penguasaan kristen atas spanyol pada tahun 1085M.

Dalam pandangan Mehdi Nakosteen, proses transmisi tersebut terbangun melalui dua saluran utama. Pertama, melalui para mahasiswa dan cendikiawan dari Eropa barat yang belajar di sekolah-sekolah tinggi dan universitas-universitas Spanyol. Kedua, melalui terjemahan-terjemahan karya dari sumber-sumber berbahasa arab.

Fakta riil yang tidak bisa dimungkiri adalah bahwa tingginya peradaban intelektual  Muslim Spanyol telah mengispirasi gerakan-gerakan pencerahan di Eropa. Salah satu ilmuan penting itu adalah ibnu Rusyd. Melalui pemikirannya bangsa eropa mampu menemukan pemikiran Aristoteles, yang menganjurkan kebebasan berpikir dan melepaskan belenggu taklid dari gereja. Tinginya animo masyarakat Eropa terhadap pemikiran Ibnu Rusyd pada akhirnya melahirkan gerakan Avverroisme, yang berujung pada lahirnya reformasi pada abad ke-16 rasionalisme pada abad ke-17. Karya-karya Ibnu Rusyd di cetak di Vinesia tahun 1481M, 1482M, 1483M, 1489M, dan 1500M. banyak yang diterjemahkan setidaknya pada tahun 1553M dan 1557M buku Ibnu Rusyd diterbitkan dalam edisi lengkapnya. Selain itu pada abad ke-16 buku-buku tersebut juga diterbitkan di Napoli, Bologna, Lyon, dan Strasbourg. Tingginya gerakan penerjemahan karya-karya ilmuan muslim oleh bangsa Eropa diawali oleh inisiatif uskup besar Raymond I (1126M-1152M). Atas Inisiatif uskup tersebut dibangunlah sekolah khusus untuk penerjemahan di Toledo. Dari sekolah ini lahir penerjemah-penerjemah dalam jumlah besar antara kurun 1135M sampai 1284M.[4]

Salah satu dari terjemahan ini adalah terjemahan Aljabar karya al-Khawarismi pada tahun 1145M oleh Robert Chester dan terjemahan al-Qur’an dalam bahasa latin pada tahun 1143M bersama Dalmatin. Di Toledo pula didirikan sekolah Oreintalisme yang pertama, yaitu pada tahun 1250M, atas permintaan para pendeta dengan misi untuk mencetak para misionaris yang bertujuan untuk mengkristenkan umat islam dan yahudi.[5]

Universitas yang pertama didirikan di Eropa adalah universitas Paris (1231M), 30 tahun setelah wafatnya Ibnu Rusyd. di akhir abad pertengahan, di Eropa baru berdiri 18 uneversitas, di universitas-universitas itulah ilmu yang peroleh dari umat islam diajarkan. Seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti, dan filsafat. Pemikiran filsafat yang paling digemari di Eropa adalah pemikiran al Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd.[6]

Sekitar akhir abad ke-13 seluruh ilmu pengetahuan dari islam bisa dikatakan telah selesai ditranmisikan ke barat. Berangkat dari sini pula gerakan-gerakan penting lahir di Eropa, seperti gerakan renaisans sekitar abab ke-14 yang diawali di Italia, gerakan reformasi pada abad ke-16, rasionalisme pada abad ke-17, serta zaman pencerahan (Aufklarung) pada abad ke-18M.[7]

Pada awal kebangkitannya, Eropa menghadapi tantangan berat. Di hadapannya masih terdapat kekuatan-kekuatan perang islam yang sulit untuk dikalahkan. Terutama kerajaan Uthmani yang berpusat di Turki. Tidak ada jalan lain mereka harus menembus lautan yang sebelumnya lautan adalah sebuah dinding yang membatasi gerak mereka. Mereka melakukan berbagai penelitian tentang rahasia alam, berusaha menaklukkan lautan dan menjelajahi benua yang sebelumnya masih diliputi kegelapan. Setelah Christoper Colombus menemukan benua Amerika (1492 M) dan Vasco Dagama menemukan jalan ke timur melalui tanjung harapan (1498M), benua Amerika dan Hindia segera jatuh ke bawah kekuasaan Eropa. Dua penemuan tersebut sungguh tidak terkirakan nilainya, eropa menjadi maju dalam dunia perdagangan, karna tidak tergantung lagi pada jalur lama yang dikuasai islam. Lautan sudah menjadi jalan raya dan Eropa yang semula terpojok segara menjadi yang dipertuankan di laut dan dengan demikian yag dipertuankan di dunia.[8]

Karena daerah-daerah baru terbuka bagi mereka. Mulailah kemajuan perekonomian Barat melampui kemajuan islam yang sejak lama mengalami kemunduran. Kemajuan barat itu dipercepat oleh penemuan dan perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. Penemuan mesin uap yang yang kemudian melahirkan revolusi industri di Eropa semakin memantapkan kemajuan mereka. Teknologi perkapalan dan meliter berkembang pesat. Dengan demikia eropa menjadi penguasa lautan dan bebas melakukan kegiatan ekonomi dari dan keseluruh dunia, tanpa hambatan berarti dari lawan-lawan mereka. Bahkan satu demi satu negeri-negeri islam jatuh ke bawah kekuasaan mereka sebagai negeri jajahan.

Negeri-negeri islam yang pertama kali jatuh kekuasaan Eropa adalah negeri-negeri yang jauh dari pusat kekuasaan kerajaan Uthmani, karena kerajaan ini walaupun terus mengalami kemunduran, ia masih disegani dan dipandang masih cukup kuat untuk berhadapan dengan kekuatan militer Eropa pada waktu itu. Negeri-negeri islam yang pertama dapat dikuasai Barat itu adalah negeri-negeri islam di Asia Tenggara dan anak benua India. Dan menyusul negeri-negeri islam di Timur Tengah yang berada di bawah kekuasaan kerajaan Uthmani dapat diduduki pada masa berikutnya.[9]

BACA ARTIKEL LAINNYA YANG BERKAITAN


[1] Muhammad syafii antonio, Ensiklopedia Peradaban Islam Andalusia, (tazkia publising : jakarta, 2012), 238

[2] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), 169

[3] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), 108

[4] Muhammad Syafii Antonio, Ensiklopedia Peradaban Islam Andalusia, (Tazkia Publising : Jakarta, 2012), 238. Lihat juag badriyatim, 109

[5] Ibid., 109

[6] Ibid., 109

[7] Ibid., 109

[8] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), 174.

[9] Ibid., 175.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH HADIST TENTANG HIJAB

  A.   Latar Belakang Telah disepakati oleh seluruh umat Islam bahwa al-Qur’an menjadi pedoman hidup baik tentang syariah maupun dalam keh...