A.
Biografi al-Daruquthni.[1]
Beliau adalah al-Imam al-Hafidz, Amir
al-Mu’minin dalam Hadis. Ali bin Umar bin Ahmad bin Mahdi bin Mas’ud bin
Nu’man bin Dinar bin Abdullah, Abu al-Hasan al-Daruquthni[2]Al-Shafi’i.[3]lahir
5 Dzulqa’dah 306H. di kota Daruquthni Bagdad. Dan wafat pada bulan Dzulqa’dah tahun
385H.dimakamkan di “Bab ad-Diyar”, dekat dengan makam Syaikh Ma’ruf al-Karkhi.[4]
B.
Pendidikan.
Keinginannya mencari ilmu sudah ada padanya sejak muda, dan beliau punya perhatian besar pada Hadis juga ilmu Hadis. Beliau berkumpul dengan memasuki kumpulan ‘ulama sedang umur beliau belum 10 tahun, beliau berjalan dibelakang orang yang haus akan ilmu, sedang ditangannya adonan roti dan bumbu.dan ketika dilarang masuk beliau duduk dipintu dan menangis.[5]dari kecil beliau terkenal dengan hafalan yang kuat dan pemahaman yang dalam. diceritakan : ketika al-Daruquthni mendengarkan Hadis di majelisnya Ismail Al-Shofar, sedang dia dalam keadaan menulis, kemudian salah satu orang yang hadir berkata; riwayatmu tidak sah. Karna kamu dalam keadaan menulis Daruquthni menjawab : pemahamanku berbeda dengan kalian. Dikatakan lagi; berapa Hadis yang sudah guru diktekan sampai sekarang kemudian Daruquthni menyebutkan seluruh Hadis lengkap dengan sanadnya. Sehingga membuat kagum orang yang hadir.[6]
Bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu
sehinga menjadi yang terdepan. Yang tiada tandingan pada masanya, menjadi imam
dalam periwayatan Hadis, penyusun kitab al-Ilal dan Jarh
wa al-Ta’dil, paling bagusnya susunan, luasnya periwayatan, dan
sempurna dalam telaah pembahasan Hadis. Disertai sifat jujur, dapat
dipercaya, faqih, berwibawa, mempunyai i’tiqad yang lurus dan madzhab yang
benar.[7]
Tertancap dalam hatinya pengetahuan tentang Hadis dan ilmu Ilal al-Hadis , sehingga menjadi yang terbaik dalam hal tersebut.[8]
Beliau menaruh perhatian besar dalam
belajar Qira’ah, sanad diambilnya dengan hafalan juga sima’an
dari Muhammad bin an-Naqasy dan Ali bin Said al-Qazaz dan yang lain. Sehingga
beliau menguasai dalam bidang ini, sehingga orang-orang berkata : al-Daruqutni
adalah seorang Qari’ kota ini. Sehingga beliau menulis sebuah kitab dalam
masalah Qira’ah yang menjadi rujukan para Qari’ setelah beliau.[9]
Diceritakan bahwa al-Daruqutni berkata;
saya dan al-Kattani sama-sama belajar Hadis, sehingga orang-orang
berkata Kattani adalah seorang Muhaddith kota ini, dan al Daruquthni adalah Qari’kota ini, dan
kenyataannya saya seorang Muhaddith dan al-Kattani seorang Qari’.[10]
Beliau juga ahli fiqih Mazhab Shafi’i,yang diambilnya dari Abi Said
al-Asytukhri.[11]Ada
yang mengatakan dari temanya.[12]Beliau
mahir dalam masalah Ikhtilaf dalam madhab Syafi’i, seperti yang
dikatakan oleh al-Khatib; kitab as-Sunan karya al-Daraqutni dalam bidang fiqih adalah
menunjukkan bahwa beliau mempunyai perhatian besar terhadap ilmu fiqih.[13]Disamping
itu ilmu ini menuntut dalam penguasaan ilmu Nahwu, Bahasa dan Shi’ir.
C.
Pengembaraannya
Perjalanan beliau dalam mencari sanad
diantaranya adalah Kufah, Bashrah, Wasith, Tannis, Syam, Mesir, dan kota Makkah di sana
beliau belajar dan mengajar.[14]
D.
Guru-guru al-Daruqutni.
Dalam mencari ilmu beliau tidak
terbatas pada siapapun, guru-guru beliau yang menjadi perawi dalam kitab
Al-Ilalnya kurang lebih dua ratus guru, diantaranya adalah :[15]
1.
Ibrahim bin al-Hasan al-Qarmisini (w 358 H)
2.
Ibrahim bin Hammad bin Ishaq, Abu Ishaq al-Azdi (W.323 H)
3.
Ahmad bin Ishaq bin Bahlul, Abu Jakfar al-Qadli (W.318 H)
4.
Ahmad bin Abbas bin Ahmad, Abu Al Hasan Al-Baghawi (W.322 H)
5.
Ahmad bin Abdillah bin Muhammad, Abu Bakar Wakil Abi al-S{ahrah (325 H).
6.
Ahmad bin Isa as-Sakin bin Fairuz, Abu al-Abbas as-Syaibani
(W.323 H).
7.
Ahmad bin Muhamad bin Said, Abu Al-Abbas, Ibn Uqdah (W.332 H)
8.
Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Ziad, Abu Sahl Al-Qattan (W.350 H).
9.
Ahmad bin Nasr bin T{alib Al-Hafiz (W.323 H).
10.
Ismail bin Muhammad bin Ismail Al-Shofar (W.341 H).
E.
Murid-Murid Beliau
Banyak dari golongan hufadz dan fuqaha
yang berguru pada beliau diantaranya adalah sebagai berikut :[16]
1.
Ahmad bin Abdullah bin Ahmad, Abu Nuaim Al-Asbihani (W.9430
H)
2.
Ahmad bin Muhamad bin Ghalib, Abu Bakar al-Barquni (W.425 H)
3.
Tamam bin muhammad bin Ubaidilllah bin Ja’far ar-Razi (W.414
H)
4.
Hamzah bin Muhamad bin T{ahir bin Yunus, Abu T{ahir al-Daqaq(w.424 H)
5.
Hamzah bin Yusuf bin Musa, Abu Al Qasim Al-Sahmi (427 H)
6.
Al-Hasan bin Ali bin Muhammad bin al Hasan bin Abdullah, Abu
Muhammad Al-Jauhari (454 H)
F.
Komentar Para Ulama Terhadap al-Daruquthni.
Al-hakim berkata: al-Daraqutni adalah
satu-satu ulama yang Hafiz dan Wara’ pada masanya, Imam dalam Qira’ah dan Ilmu
Nahwu. selama 4 bulan tinggal di Bagdad, Al-Hakim banyak mendapati gelar-gelar
yang disifati oleh orang-orang terhadap beliau. Al hakim bertanya tentang ilmu
Ilal Al-Hadis dan masalah perowi, ditangannya karya yang membahas
panjang lebar masalah itu. Sehingga Al-Hakim menyaksikan bahwa Al-Daruqtni adalah seorang ilmuan yang
tidak tergantikan.[17]
Abdul Ghoni al-Azdi berkata : tidak ada
yang lebih bagus dalam membahas Hadis dan ilmu Ilal al-Hadis
kecuali tiga orang : Ali bin al-Madini, Musa bin Harun dan Ali bin Umar
ad-Daruqutni.[18]al-Azhari
berkata; al-Daruqutni
sangat antusias ketika membahas tentang suatu ilmu.[19]Al-Salami berkata; saya bersaksi demi
Allah bahwa tidak ada yang sepadan diatas bumi ini dengan al-Daraqutni, dia tidak tergantikan oleh
siapapun baik kalangan sahabat, tabiin, ataupun orang-orang setelah mereka.[20]
Al-Khotib berkata; al-Daruqutni tiada tandingan pada
masanya, menjadi muara dalam ilmu Hadis dan ilmu Ilal al-Hadis,
dan Jarah wa at-ta’dil. Disertai sifat jujur, dapat dipercaya, Faqih,
berwibawa, mempunyai I’tiqad yang lurus dan Madzhab yang benar dan
perhatiannya pada ilmu lain selain ilmu Hadis.[21] Ibn
Al-Jauzi berkata; al-Daruqutni adalah seorang imam pada masanya, Terkumpul
dalam dirinya ilmu Hadis, pengetahuan tentang para rawi dan Ilal
Al-Hadith.
pengetahuan tantang Qira’ah, Ilmu Nahwu, Ilmu Fiqih, Shi’ir, dapat dipercaya, berwibawa, dan
lurusnya Aqidah.[22]Ibn
Ashakir berkata;
dia al-Hafiz terdepan di masanya.[23]berpendapat
yang sama Ibn Kholikan, dan Ad-Dhahabi.[24] Ibn
Kathir berkata; al-Daruqutni adalah al-Hafiz yang agung, paling bagus
dalam pemikiran dan penta’lilan, imam pada masanya dalam hal parawi,
amanah, thiqah adalah diterima saksinya, lurus i’tiqat dan
Mazhab-nya,
luas ilmunya tentang ilal al-hadits. Luasnya riwayat hadits
dan sempurnanya dalam pembahasan hadits dirayah.[25]
G.
Karya-Karyanya.
Beliau mempunyai banyak karangan dalam
beberapa cabang disiplin ilmu, seperti ilmu Hadis, Asma al-Rijal,
dan Qira’at, yang jumalahnya mencapai delapan puluh kitab. Diantara karya-karyanya tersebut adalah:[26]
1.
AHadis Al-Sifat
2.
Ahdith Al-Nuzul
3.
al-Afrad
4.
al-Zamat.
5.
al-Tatabu’.
6.
al-Ruwiyah.
7.
Sualat al-Barquni li al-Daruquthni.
8.
Sualat al-Hakim li Ad-Daruqutni.
9.
Sualat as-Salami li ad-Daruqutni.
10. Sualat Al-Sahmi.
11. al-Sunan.
12. al-Duafa’ wa al-Matrukun.
13. al-Ilalal-Waridah
fi al-AHadis an-Nabawiyah.
14. GhoroibMalik.
15. al-Mu’talif wa al-Mukhtalif fi Asma ar-Rijal.
Baca artikel tentang Hadis lainya :
- Aliran Khawarij, Sejarah Kemunculan, & Karakteristiknya
- Aliran Syi'ah & Sejarah Kemunculanya
- Hadis Palsu Atau Hadist Maudu’ Serta Faktor Kemunculanya
- Kaedah Melacak Hadis Palsu
- Peran Ulama Menyelamatkan Hadis Dari Pemalsuan
- Hukum Hadis Palsu Dan Daftar Buku Hadis Palsu
- Metode Dan Contoh Penyelesaian Mukhtalif Al-Hadith
- Mukhtalif Hadis
- Imam Al-Daruquthni
- Sunan Al-Daruqutni
- Imam Abu Dawud
- Kitab Sunan Abu Dawud
- Jarh wa ta‘dil
- Lafaz Jarh Wa Ta‘dil Serta Tingkatannya
- Beberapa Hal Yang Perlu Diketahui Dan Tertolak Dalam Jarh wa ta‘dil
- Metode Dalam Tarjih Dan Ta‘dil Perawi
- Pertentangan Dalam Jarh Wa Ta‘dil
- Kitab-Kitab Jarh Wa Ta'dil
[1]Muqaddimah Al-Ilal, 1, 9
[2] Ad-daraqutni adalah
penisbatan pada sebuah kota di baghdad, lihat Al-Ansab,5,275
[3] Ahmad bin Ali Abu Bakar al-Khatib al-Baghdadi, Tarikh
Baghdad (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah,tt),12,34, Siyara A’lam
An-Nubala’ 10,259, At-Tadzkirah 3,991, Tabaqat Syafi’i Qubra.,
jilid 2,310
[4] Terjadi perbedaan
penetuan hari dan tanggal, lihat tarikh bagdad, 12,40. Wafayat al-a’yan,
3,298. Siyaru A’lam an-Nubala’,10,261. At-Tadzkirah, 3,995. Bidayat
wa an-Nihayah, 11,317. Ibn Shalah, Thabaqat
al-Fuqaha’ as-Syafi’iyah,(Beirut : Dar al-Basyair al-Islamiyah, 1992)
2,616-617
[5] Syamsuddin Muhammad bin Ahmad bin Utsman ad-Dhahabi,
Siyaru A’lam An-Nubala’ (Lebanon: Dar al-Kutub al-Ilmiyah),10,260
[6]Al-Ilal Wa Ajnasuha,213. Dinukil dari aL-Khatib
dalam tarikhnya., 12,63.
[7]Ahmad bin ali abu bakar al-khatib al-baghdadi, Tarikh
Baghdad (Beirut:Dar al-Kutub al-Ilmiyah,tt),12,36-37
[8] Seperti banyak
penilaian ulama bahwa kitab al-Ilal karya ad-Daruqutni adalah yang paling
sempurna.
[9] Al-Khatib, Tarikh
Bagdad, 12,34-35
[10]Muqaddimah al-ilal, 11. Dinukil dari al-Munaddlom,
7,184
[11] Al-Khatib, Tarikh
bagdad., 7,268-270
[12] Ibid., jilid12,34-35
[13] At tadzkirah,., 3,1135
[14]Muqaddimah al-Ilal,1, 11
[15] Ibid.,1,12
[16]Muqaddimah al-Ilal, 1,13
[17] Tarikh dimsyiq, 12,240, Muhammad bin ahmad bin Utsman
ad-Dzahabi, Tadzkirah Al-Hufadz (Beirut : Dar al-Kutub
al-Ilmiyah,1998)., 3,132
[18] Muqaddimah al-Ilal
al-Hadis li al-Daruqutni, jilid 1,9
[19]al-Khatib, Tarikh Baghdad (Beirut:Dar al-Kutub
al-Ilmiyah,tt).12,36
[20]Ad-Dzahabi, Siyaru A’lam An-Nubala’ (Beirut: Da<r al-Kutub al-Ilmiyah, 2004).10,261
[21]Tarikh bagdad., jilid12,36-37
[22] Muqaddimah al-Ilal
lial-Daruqutni, 1,16
[23]Tarikh Dimsyiq.,12,2,240
[24]Tadzkirah.,3,991. Dia adalah
ahmad bin Muhammad bin Ibrahim (w.681H) lihat Syadarat Ad Dzahab. 5,371
[25] Abu al-fida’ ismail bin umar bin katsir
al-qursyi ad-Dimsyiqi, al-Bidayah wa an-Nihayah ( t.tp : Dar ihya’
at-turats al-arabiyah,1988)., 11,317
[26]Muqaddimah al-Ilal, 25
Tidak ada komentar:
Posting Komentar