Para ulama hadis telah
merancang sedemekian rupa tentang kaedah guna melacak dan mengetahui hadis
palsu. Ada dua hal untuk bisa mengidentifikasi apakah sebuah hadis itu palsu
atau benar bersumber dari Rasululullah SAW, yaitu sanad dan matan.
Berikut penjelasan al-Khatib
dalam Usul al-Hadith nya:[1]
Salah satu cara
melacak hadis palsu adalah dengan sanad hadis tersebut. Ada beberapa
kemungkinan sanad bisa menjadi cara jitu mengetahui hadis palsu, di antaranya:
a.
Pengakuan
perawi
Seorang
Zindiq bernama ‘Abd al-Karim bin ‘Auja’ mengaku telah memalsukan hadis sebanyak
4.000 hadis sebelum ia dihukum mati oleh gubernur Basrah, Muhammad bin Sulaiman
bin ‘Ali.
b.
Bukti yang Mendesak Pengakuan Perawi
Sebagian
perawi ada yang tetap tidak mau mengakui
pemalsuan hadisnya. Namun meski demikian, hadis palsunya tetap bisa dilacak
dengan; periwayatannya yang tidak pernah diriwayatkan gurunya, meski ia
memastikan pernah mendengar dari gurunya. Atau perawi hadis palsu tersebut
meriwayatkan dari seorang guru yang menetap di sebuah daerah yang tak pernah ia
kunjungi. Bisa juga periwayatan hadis palsu tersebut dari seorang guru yang
mana wafatnya terlebih dahulu daripada lahirnya perawi hadis tersebut. Atau
saat sang guru meninggal, perawi itu masih balita dan belum sempat bertemu.
c.
Perawi
yang Terkenal dengan Kedustaannya
Hadis palsu bisa juga
diketahui dengan kondisi atau sifat perawinya. Bila perawinya seseorang yang
dikenal sering berbohong dan tidak ada perawi thiqah yang meriwayatkan
hadis darinya, bisa dipastikan bahwa hadis-hadisnya adalah palsu. Apalagi bila
seluruh masyarakat di sekitarnya mengakui bahwa dia memang seorang yang sering
berbohong hingga mayoritas masyarakat mengetahui kebohongannya.
d.
Perawi
Seorang Rafidi dan meriwayatkan hadis-hadis tentang keluarga Nabi Muhammad SAW.[2]
Matan juga menjadi
titik fokus dalam melacak hadis palsu. Ada beberapa tanda yang mencolok dalam
matan hadis untuk bisa mengetahui apakah hadis itu asli atau palsu, di
antaranya:
a.
Kerancuan
Bahasa
Para ulama yang
berkecimpung dalam dunia hadis akan dengan mudah membedakan antara bahasa Nabi
dengan bahasa orang lain. Mendeteksi kerancuan makna ini dilakukan jika perawi
tidak mengaku atas perbuatan pemalsuannya.
b.
Kecataan
Makna
Kecataan makna atau
ketimbangan arti sebuah hadis adalah ciri-ciri yang termudah dalam melacak
apakah hadis tersebut asli atau palsu. Seperti hadis:
البَذِنْجَانُ شِفَاءٌ مِنْ
كُلِّ دَاءٍ
“Terong adalah obat dari segala
penyakit.”
c.
Menyalahi
Nas Alquran atau Hadis Mutawatir dan Ijma’
Hadis yang
bertentangan dengan Alquran, hadis mutawatir, dan ijma bisa dihukumi bahwa
hadis tersebut palsu seperti hadis yang menjelaskan bahwa umur kehidupan di
dunia ini 7000 tahun,
مِقْدَارُ الدُنْيًا وَأَنَّهَا
سَبْعَةُ آلاَفِ سَنَةٍ
Tentunya
hadis tersebut menyalahi ayat Alquran yang menjelaskan bahwa hari kiamat
hanyalah Allah yang mengetahui.
d.
Hadis yang
Tak Pernah Diriwayatkan Sahabat
Hadis palsu juga berupa hadis yang
diyakini disembunyikan oleh sahabat dan tak pernah diriwayatkan seperti hadis
yang dibuat oleh kelompok Syiah,
هَذَ وَصِيِيِّ وَأَخِيْ
وَالْخَلِيْفَةُ مِنْ بَعْدِيْ
“Ini (‘Ali) adalah
wasiatku dan saudaraku, juga khalifah setelahku.”
e.
Hadis yang
Berlebihan dalam Menjelaskan Pahala
Seperti hadis berikut:
مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللهَ خَلَقَ اللهُ مِنْ كُلِّ كَلِمَةٍ طَائِراً مِنْقَارُهُ مِنْ ذَهَبوَوَرِيْشُهُ
مِنْ مَرْجَانٍ
“Barang siapa yang mengucapkan kalimat tahlil, maka Allah akan menciptakan seekor burung yang paruhnya dari emas dan bulunya dari marjan di setiap kalimatnya.”
Baca artikel tentang Hadis lainya :
- Aliran Khawarij, Sejarah Kemunculan, & Karakteristiknya
- Aliran Syi'ah & Sejarah Kemunculanya
- Hadis Palsu Atau Hadist Maudu’ Serta Faktor Kemunculanya
- Kaedah Melacak Hadis Palsu
- Peran Ulama Menyelamatkan Hadis Dari Pemalsuan
- Hukum Hadis Palsu Dan Daftar Buku Hadis Palsu
- Metode Dan Contoh Penyelesaian Mukhtalif Al-Hadith
- Mukhtalif Hadis
- Imam Al-Daruquthni
- Sunan Al-Daruqutni
- Imam Abu Dawud
- Kitab Sunan Abu Dawud
- Jarh wa ta‘dil
- Lafaz Jarh Wa Ta‘dil Serta Tingkatannya
- Beberapa Hal Yang Perlu Diketahui Dan Tertolak Dalam Jarh wa ta‘dil
- Metode Dalam Tarjih Dan Ta‘dil Perawi
- Pertentangan Dalam Jarh Wa Ta‘dil
- Kitab-Kitab Jarh Wa Ta'dil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar