HOME

25 Maret, 2022

KITAB TAFSIR AL-QURTUBI

 

BAB I

PENDAHULUAN

Al-Qur'an adalah sumber hukum utama dan pertama dalam islam. Dan ia adalah petunjuk bagi seluruh ummat manuasia.  Untuk memahmi isi dan kandungan yang terdapat dalam alquran diperlukan adanya penafsiran. Oleh karena banyak ulama yang mencurahkan pikiran dan tenaga untuk bisa menafsirkan alquran sehingga ia bisa dipahami secara benar.  Hal ini terbukti dengan banyaknya karya-karya para ulama yang dipersembahkan guna menyingkap dan menguak rahasia-rahasia yang terkandung di dalamnya dengan menggunakan metode dan sudut pandang berbeda-beda satu dengan lainnya.

Tafsir menurut bahasa adalah al-Ibanah wa Kashf al-Murad ‘an al-Lafz al-Mushkil (menjelaskan dan menyingkap maksud yang sebenarnya dari lafaz yang sulit dipahami). Sedangkan menurut istilah adalah suatu ilmu untuk memahami alquran dan menjelaskan makna-maknanya serta mengeluarkan hukum-hukum yang ada di dalamnya beserta hikmah-hikmahnya.[1]

Salah satu dari sekian banyak tafsir yang ada adalah Tafsir al-Jami’ li Ahkam al-Quran karya al-Qurtubi, yang dikenal dengan Tafsir al-Qurtubi. Makalah ini mencoba untuk membahas kitab tafsir tersebut beserta pengarangnya.


Baca artikel lain yang berkaitan;

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Biografi al-Qurtubi

1.      Nama dan Kelahiran

Nama beliau adalah Abu Abdillah Muhammad ibn Ahmad ibn Abi Bakr ibn Farih al-Ansari al-Khazraji al-Qurtubi. Beliau adalah orang yang sangat sederhana, zuhud, yang seluruh hidupnya disibukkan dan diabdikan untuk hal-hal yang bersifat ukhrawi.[2] Beliau lahir di Qurtubah (Cordoba) sebuah kota di negara Andalus (Spanyol). Beliau menetap di Cordoba sampai akhirnya jatuh ke tanagan Raja Frank, dan akhirnya beliau hijrah ke mesir pada tahun 633 H.[3]

Beliau memiliki dua oran putra, Abdullah dan Shihabuddin Ahmad dimana putra yang terakhir ini yang mengikuti jejak ayahnya dalam hal keilmuan.[4] 

Beliau wafat pada malam senin, sembilan Syawal 691 H. di daerah Muniya Mesir[5]

2.      Guru-Guru al-Qurtubi

Diantara guru-guru al-Qurtubi adalah:[6]

a.       Ibn Rawaj

b.      Abu al-Abbas Ibn ‘Umar al-Qurtubi, pengarang Kitab al-Mufhim fi Sharh al-Sahih Muslim

c.       Abu Ali al-Hasan Ibn Muhammad al-Bakri

3.      Pendapat Ulama tentang al-Qurtubi

Berikut adalah pendapat sebagian ulama tentang al-Qurtubi :[7]

-          Al-Dhahabi mengatakan : al-Qurtubi adalah orang yang ahli dan sangat mendalam keilmuannya

-          Ibn Farihun mengatakan : al-Qurtubi adalah orang yang alim dan zuhud, seluruh hidupnya dihabiskan untuk ibadah dan mengarang kitab.

-          Ibn al-‘Imad mengatakan :

4.      Karya-karya al-Qurtubi

Salah satu diantara karya al-Qurtubi adalah:

a.      Al-Asna fi Syarh Asma' Allah al-Husna

b.      Kitab al-Tadhkirah fi Ahwal al-Mawta wa Umur al-A<khirah

c.       Al-Tidhkar Fi Afdal al-Adkar.

d.      Qamh al-Hirs bi al-Zuhd wa al-Qana’ah

B.     MENGENAL KITAB TAFSIR AL-QURTUBI

1.      Nama dan Latar Belakang Penulisan

Tafsir al-Qurtubi merupakan salah satu kitab tafsir terkemuka. Nama lengkap dari tafsir tersebut adalah al-Jami’ li Ahkam al-Quran wa al-Mubayyin lima Tadammanathu min al-Sunnah wa Ahkam al-Furqan.[8]

Adapun tujuan dan latar belakang penulisan kitab ini sebagaimana disampaikan oleh pengarangnya sendiri dalam muqaddimahnya bisa diuraikan sebagai berikut: [9]

a.       adalah  untuk mengabdikan diri kepada alquran karena alquran adalah jaminan bagi seluruh ilmu syariat (agama).

b.      Menjawab terhadap para ahli bid’ah dan sesat

c.       Sebagai pengingat bagi pengarang, dan sebagai bekal kelak setelah beliau wafat

 

2.      Metode Penafsiran yang digunakan dalam kitab Tafsir al-Qurtubi

Sebelum memulai menfsirkan alquran, Al-Qurtubi terlebih dahulu memberikan pendahuluan dalam kitabnya. Dimana dalam pendahuluan tersebut beliau menjelaskan tentang tujuan dan latar belakang penulisan serta penamaan kitab tafsirnya.

Tidak cukup hanya itu, beliau juga masih memberikan tambahan tentang hal-hal yang berkenaan dengan alquran dan ilmu tafsir seperti tentang keutamaan alquran, tata cara belajar dan memahami alquran dan sunnah, keutamaan tafsir dan ahli tafsir,  sejarah penulisan alquran, urutan surat dalam alquran, dan lain sebaginya.  

Lebih lanjut untuk memahami Metode Penafsiran yang digunakan Al-Qurtubi  dalam kitab Tafsirnya bisa dilihat dari beberapa segi yang penulis ambil dari buku Memahami Alquran, Perspektif Baru Metodologi Tafsir Muqarin karya Prof. Dr. H. M. Ridlwan Nasir, MA. Sebagaimana berikut :[10]

a)      Dari segi Sumbernya

Dalam menafsirkan ayat ayat al-Qur'an terdapat tiga sumber yaitu :

-          Bi al-Ma'thur, maksudnya adalah menafsirkan ayat ayat al-Qur'an yang didasarkan atas sumber alquran dan al-Sunnah , riwayat sahabat dan tabi’in\

-          Bi al-Ra'yi, yaitu menafsirkan ayat ayat al-Qur'an dengan didasarkan pada sumber ijtihad dan pemikiran mufassir

-          Bi al-Iqtiran, yaitu memadukan antara al-Naql dengan al-Ra'yi

Adapun sumber al-Qurt|ubi dalam menafsirkan ayat ayat al-Qura'an adalah dengan cara Iqtiran yaitu memadukan antara al-Naql dan al-Ra'yi.

b)      Dari segi cara penjelasannya

Dalam masalah ini terdapat dua cara untuk menjelaskan ayat ayat al-Qur'an yaitu:

1.      Muqarin / komparasi, maksudnya adalah menjelaskan ayat-ayat al-Quran dengan acara membandingkan ayat dengan ayat, ayat dengan hadis, dan antara pendapat mufassir lain.

2.      Bayani, maksudnya adalah menjelaskan ayat ayat al-Qur'an hanya dengan memberikan keterangan secara deskripsi tanpa melakukan perbandingan dan penilain (tarjih).

Adapun cara penjelasan al-Qurtubi dalam menafsirkan ayat ayat al-Qur'an adalah dengan menggunakan cara yang pertama, yaitu Muqarin.

c)      Dari segi Keluasan penjelasan Tafsirnyanya

Dalam hal ini ada dua macam metode yaitu:

1.      Ijmali, yaitu ayat-ayat al-Qur'an dijelaskan dengan pengertian-pengertian garis besarnya saja.

2.      Itnabi / Tafsili, yaitu menjelaskan ayat ayat al-Qur'an secara detail atau dengan rinci.

Adapun dalam masalah ini al-Qurtubi menggunakan cara yang kedua, yaitu Tafsili, maksudnya adalah menjelaskan ayat ayat al-Qur'an secara detail atau dengan rinci

d)     Dari segi sasaran dan tertib ayat yang ditafsirkan

Dalam hal ini terdapat tiga metode sebagai berikut:

1.      Tahlili yaitu penyusunan kitab tafsir dengan berpedoman pada urutan susunan ayat-ayat dan surat-surat dalam mushaf.

2.      Nuzuli yaitu dalam menafsirkan al-Qur'an berdasarkan kronologis turunnya surat-surat al-Qur'an.

3.      Maudu’i yaitu menfsirkan al-Qur'an dengan cara mengumpulkan ayat mengenai satu judul atau topik tertentu dengan memperhatikan asbabun nuzul ayat, dan mempelajarinya secara cermat dan mendalam, serta memperhatikan hubungan ayat yang satu dengan yang lain.

Al-Qurtubi dalam menulis kitab tafsirnya memulai dari surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat al-Nas, dengan demikian ia memakai sistematika mushafi atau tahlili, yaitu dalam menafsirkan al-Qur'an sesuai dengan urutan ayat dan surat yang terdapat dalam mushaf

3.      Kecenderungan / aliran penafsiran al-Qurtubi

Terdapat delapan macam corak / aliran / kecenderungan penafsiran sebagaimana berikut:[11]

1.      Adabi

2.       Fiqhi

3.      Sufi

4.      Falsafi

5.      Ijtima’i.

6.      'Asri

7.      I'tiqadi

Dari delapan aliran terssebut diatas tafsir karya al-Qurtubi masuk kedalam tafsir yang bercorak Fiqhi sehingga sering disebut sebagai tafsir ahkam dan juga bealiran lughawi karena juga sering menjelaskan tafsir alquran dari segi bahasa. Karena dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an lebih banyak dikaitkan dengan persoalan-persoalan hukum.


Baca artikel lain yang berkaitan;


C.    Kesimpulan

Dari beberapa pemaran di atas, dapat disimpulkan:

-          Al-qurtubi termasuk dari beberapa ahali tafsir terkemuka yang lahir di cordoba spanyol dan wafat di mesir

-          Beliau adalah orang yang sanagat mendalam keilmuannya, hal ini dibuktikan dengan banyaknya karya-karya beliau

-          Tafsirnya, al-Jami’ li Ahkam al-Quran adalah salah satu kitab tafsir terkemuka dan terbesar, dimana beliau dalam menyusun dan menulisnya menggunakan beberapa metode sebagai berikut : Iqtiran, Muqarin, Tafsili, Tahlili, Fiqhi.

  

DAFTAR PUSTAKA

Dhahabi (al), Muhammad Husein, al-Tafsir wa al-Mufassirun, juz 2,  Kairo: Maktabah Wahbah, 2000.

Fahd ibn Abd al-Rahman ibn Sulaiman al-Rumi, Usul al-Tafsir wa Manahijuhu, tt: Maktabah al-Taubah, 1419 H.           

H.M. Ridlwan Nasir, Memahami Alquran Perspektif Baru Metodologi Tafsir Muqarin, Surabaya: cv. Indra Media, 2003.

Salman, Mashur Hasan Mahmud, Al-Imam al-Qurtbi Shaikh Aimmah al-Tafsir , Damaskus: Dar al-Qalam, 1993.

Qurtubi (al), Muhammad ibn Ahmad ibn Abi Bakr, al-Jami’ li Ahkam al-Quran, Beirut: Muassasah ak-Risalah, 2006.



[1] Fahd ibn Abd al-Rahman ibn Sulaiman al-Rumi, Usul al-Tafsir wa Manahijuhu (tt: Maktabah al-Taubah, 1419 H), 7-8.    

[2] Muhammad Husein al-Dhahabi, al-Tafsir wa al-Mufassirun, juz 2  (Kairo: Maktabah Wahbah, 2000), 336.

[3] Mashur Hasan Mahmud Salman, Al-Imam al-Qurtbi Shaikh Aimmah al-Tafsir  (Damaskus: Dar al-Qalam, 1993), 17.

[4] Ibid, 14.

[5] Muhammad ibn Ahmad ibn Abi Bakr al-Qurtubi, al-Jami’ li Ahkam al-Quran (Beirut: Muassasah ak-Risalah, 2006), 38

[6] Ibid. 37.

[7] Ibid

[8] al-Dhahabi, al-Tafsir wa al-Mufassirun, 337.

[9] al-Qurtubi, al-Jami’ li Ahkam al-Quran, 7-8

[10] H.M. Ridlwan Nasir, Memahami Alquran Perspektif Baru Metodologi Tafsir Muqarin (Surabaya: cv. Indra Media, 2003), 14-17

[11] Ridlwan Nasir, Memahami Alquran, 18-19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH HADIST TENTANG HIJAB

  A.   Latar Belakang Telah disepakati oleh seluruh umat Islam bahwa al-Qur’an menjadi pedoman hidup baik tentang syariah maupun dalam keh...