HOME

11 Maret, 2022

Sejarah Timbul Dan Beberapa Karya Kitab Tentang Asbab Al-Wurud

 

Sejak zaman Nabi Muhammad SAW, sebenarnya Ilm Asbab Wurud al-Hadith sudah ada tetapi tidak tersistematis menjadi sebuah disiplin ilmu. hal ini sudah dirasakan oleh para sahabat yang menganggap bahwa adanya keterlibatan Asbab al-Wurud sangat mempermudah mereka dalam memahami hadis. Misalnya hadis tentang ziarah kubur bagi wanita yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah.[1]

أن رسول الله صلى الله عليه و سلم لعن زوارات القبور[2]

Kemunculan hadis di atas dihubungkan dengan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik yang dijadikan Asbab al-Wurud-nya. Hadis tersebut menceritakan bahwasa Rasulullah menjumpai seorang wanita yang menangis di samping sebuah kuburan.[3] Larangan ini disinyalir adanya fitnah atau intensitas ziarah yang keterlaluan yakni  perempuan yang sedang berziarah tersebut terus menerus meratap dengan tangisan di samping kuburan.[4] Sedangkan dalam riwayat yang diceritakan oleh al-Hakim menceritakan bahwa Aisyah berziarah ke kuburan saudaranya ‘Abd al-Rahman, kemudian beliau ditanya "bukankah Rasul telah melarang menziarahi kuburan?", Aisyah menjawab "iya benar Rasul pernah melarang namun kemudian Rasul memerintahkan untuk menziarahinya".[5]

Hadis riwayat Anas bin Malik yang ditetapkan sebagai Asbab al-Wurud tersebut memberikan penjelasan tentang kebolehan menziarahi kuburan. Penjelasan ini mengindikasikan bahwa pada masa sahabat, asbab al-wurud telah dilibatkan untuk memahami sabda Rasulullah. pentingnya mengetahui Asbab al-Wurud sangat membantu memahami hadis dengan benar yang sesuai dengan tujuan hadis tersebut disabdakan.

Para ulama pada abad ke 3 mulai memperhatikan secara spesifik terhadap Asbab Wurud al-Hadith yang kemudian dijadikan salah satu disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Hal ini terbukti dengan adanya karya ilmiah yang khusus membahas tentang Asbab Wurud al-Hadith. Beberapa karya yang membahas tentang Ilm Asbab Wurud al-Hadith :[6]

1.    Kitab Asbab Wurud al-Hadith, karya Abu Hamid Abdul Jalil bin Kaznah al-Jubari. Ia adalah penulis pertama yang menyusun disiplin ilmu ini, tetapi karya ini tidak sampai kepada kita.

2.    Kitab Asbab Wurud al-Hadith, karya Abi Hafs al-Akbari (380-458 H), keberadan kitab ini sama dengan karyanya al-Jubari.

3.    Al-Lumafi asbab al-Wurud al-Hadith, karya Jalal al-Din al-Suyuti (849-911 H). Kitab ini adalah karyanya yang terakhir, ditulis oleh muridnya Muhammad Ali bin al-Daudi.

4.    Al-Bayan wa al-Tarif fi Asbab Wurud al-Hadith al-Sharif, karya Ibrahim bin Muhammad Kamal al-Din, dikenal dengan nama Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanafi al-Damsiqi.

Baca artikel tentang Hadis lainya :


[1]Abu Naim BS, Urgensi Asbabu Wurudil Hadits dalam Memahami Hadits; Skripsi (IAIN Sunan Ampel Surabaya, 1993), 12-13.

[2] Muhammad bin Yazid Abu Abdullah al-Quzwaini, Sunan Ibn Majah, Juz I (Bairut: Dar al-Fikr, tt), 502. Muhammad bin I<sa Abu I<sa al-Turmudhi al-Salami, al-Jami al-Sahih Sunan al-Turmudhi, Juz III (Bairut: Dar Ihya al-Turath al-Arabi, tt), 371. Ahmad bin Hanbal Abu Abdullah al-Shaibani, Musnad al-Imam Ahman bin Hanbal, Juz II (Kairo: Muassasah Qurtubah, tt), 337, 356.

[3]Muhammad bin Ismail Abu Abdullah al-Bukhari al-Jafi, al-Jami al-Sahih al-Mukhtasar, Juz I (Bairut: Dar Ibnu Kathir, 1987), 430.

[4]Muhammad bin Abdur Rahman bin Abdur Rahim al-Mubarakfuri Abu al-Ala, Tuhfat al-Ahwadhi bi Sharh Jami al-Turmudhi, Juz IV (Bairut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah), 138.

[5]Ibid.

[6] Naim BS, Urgensi Asbabu... 14-17.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH HADIST TENTANG HIJAB

  A.   Latar Belakang Telah disepakati oleh seluruh umat Islam bahwa al-Qur’an menjadi pedoman hidup baik tentang syariah maupun dalam keh...