Setelah beberapa pihak berusaha menafsirkan Alquran bi al-ra'yi maka muncul persoalan baru, adanya beberapa orang yang belebihan dalam tafsirnya. Oleh karenanya perlu adanya syarat-syarat yang mengatur penafsiran Alquran atas dasar ra'yu (ijtihad). Karenanya tafsir dibedakan menjadi dua:
1. Tafsir bi al-ra'yi al-mahmud (terpuji)
Tafsir bi al-ra'yi yang dianggap terpuji yaitu tafsir yang sesuai dengan tujuan pembuat hukum (Allah), jauh dari kebodohan dan kesesatan, sejalan dengan kaidah-kaidah bahasa Arab, berpegang pada uslub (susunan) bahasa Arab dalam memahami nas Alquran.[1]
2. Tafsir bi al-ra'yi al-madhmum (tercela)
Tafsir bi al-ra'yi yang dianggap tercela apabila menafsirkan Alquran menurut penafsiran sendiri, tidak mengetahui kaidah bahasa atau hukum, atau membawa firman Allah kepada madhhabnya yang menyimpang, atau kepada bid‘ah dhalalah.[2]
Contoh
tafsir bi al-ra'yi yang tercela
يَوۡمَ
نَدۡعُواْ كُلَّ أُنَاسِۢ بِإِمَٰمِهِمۡۖ فَمَنۡ أُوتِيَ كِتَٰبَهُۥ
بِيَمِينِهِۦ فَأُوْلَٰٓئِكَ يَقۡرَءُونَ كِتَٰبَهُمۡ وَلَا يُظۡلَمُونَ فَتِيلٗا
(Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun [Al Isra 71][3]
Orang ‘bodoh’ menjelaskan maksud dari kata الإمام adalah الأمهات. Padahal maknanya sangat berbeda. Dia menduga bahwa kata الإمام adalah bentuk jama’ dari kata أم. Padahal tidaklah demikian. Bentuk jama’ dari الأم adalah أمهات.[4]
Baca artikel lain yang berkaitan:
- Qisas Al-Tafsir, Dr. Ahmad Shurbashi
- Pengertian Aqsamul Qur’an Dan Bentuk-Bentuknya
- Macam-Macam Qasam
- Faedah Qasam Dalam Al-Quran
- Tinjauan Umum Tentang Tafsir bil Ra’yi
- Pendapat Para Ulama Tentang Tafsir Bil Ra’yi
- Bantahan Ulama Yang Melarang Terhadap Larangan Tafsir bi al-Ra'yi
- Macam-Macam Tafsir Bi Al-Ra’yi Dengan Contohnya
- Syarat-Syarat Menjadi Mufassir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar