HOME

24 Maret, 2022

Biografi Ibn Katsir

 

Dialah al-Imam al-Jalil al-Hafiz ‘Imad al-Din, Abu al-Fida’ Ismail bin Umar bin Katsir bin Dau’ bin Katsir bin Zar‘ al-Qurshy al-Busrawy al-Dimashqy. Lahir sekitar tahun 700 H atau beberapa tahun setelahnya di desa Mijdal bagian dari kawasan Busra. Ibunya berasal dari desa Mijdal sedang ayahnya al-Khatib Shihab al-Din Abu Hafs Umar bin Katsir yang merupakan ulama fikih dan khatib atau da’i berasal dari desa Busra. Ayahnya meninggal dunia disaat ia berumur 3 tahun. Setelah kematian ayahnya, ia bersama kakak laki-lakinya pergi ke Damaskus. Nasab Ibn Katsir merupakan nasab keturunan yang termasuk mulia, sampai-sampai al-Mizzi terkejut setelah mengetahui nasab ayahnya, berawal dari situ orang-orang mulai menyebutnya al-Qurshi.[1]

Untuk pertama kalinya ia belajar kepada kakaknya sendiri ‘Abd al-Wahab. Ibn Katsir junior menghafal al-Quran mulai sejak dini, ia baru mengkhatamkan hafalannya tahun 711 saat usianya 11 tahun. Ia membaca al-Quran menggunakan perangkat ilmu qira’at, sehingga al-Dawawy menyebutnya termasuk dalam golongan qurra’. Ibn Katsir juga mendengarkan hadis dari berbagai imam hafiz dalam disiplin ilmu hadis dimasanya. Diberitakan beliau mendengarkan Sahih Muslim dari 9 majelis Syeikh Najm al-Din al-‘Asqalani. Ia juga belajar kepada Ibn Shajnah, al-Amadi, Ibn ‘Asakir. Ditambah beliau sangat mulazamah kepada al-Mizzi, kepadanya Ibn Katsir membaca Tahdhib al-Kamal. Bahkan Ibn Katsir menjadi bagian dari keluarga al-Mizzi, menikahi anaknya. Ibn Katsir juga termasuk murid kesayangan Ibn Taimiyah. Banyak perspektif Ibn Kathir yang senada dengan perspektif Ibn Taimiyah, dalam masalah talak misalnya. Sampai-sampai beliau terkena fitnah dan dianiaya karena hal tersebut.[2]

Ibn Katsir pernah memimpin Mashikhah Ummu Salih pasca al-Dhahabi meninggal, kemudian pasca meninggalnya Al-Subki ia memimpin Mashikhah al-Hadith al-Ashrafiyah untuk waktu yang lumayan tidak lama.[3] Di akhir hidupnya Ibn Kathir mengalami kebutaan. Kemudian meninggal pada hari kamis, 26 Sha‘ban 774 H. dan dimakamkam di kuburan sufi tempat gurunya Ibn Taimiyah di Damaskus.[4]


Dinamika Intelektual Ibn Katsir

Banyak ulama yang memujinya dalam kapasitas beliau di bidang intelektual. al-Dhahabi dalam kitabnya Tabaqat al-Huffaz memaparkan bahwa dirinya mendengar hadis dari seorang mufti, ulama fikih sekaligus hadis yang mempunyai banyak keutamaan yaitu ‘Imad al-Din Ibn Katsir. padahal bila ditilik dari masa hidup, bisa dipastikan bahwa yang menempati posisi guru disini adalah al-Dhahabi dan Ibn Katsir adalah muridnya. Ibn Hajar juga menilainya sebagai Imam ahli fatwa, seorang muhadis berkompeten, ulama fikih, beserta pakar tafsir dalam versi naql.[5]

Ibn Katsir sangat mumpuni keilmuannya dalam bidang tafsir, fikih, nahwu. Muridnya Ibn Hajjy mengatakan gurunya adalah sosok yang paling hafal dengan matan-matan hadis, sangat tahu mengenai para perawi dan kapabelitasnya, mampu menyeleksi antara yang absah dan cacat dari mereka, beliau sangat cerdas, jarang lupa, banyak menghadirkan tafsir dan sejarah, ia juga sangat berkompeten dalam bahasa Arab dan menyusun syair-syair. Ditambah dengan paparan seorang Suyuti yang mengatakan bahwa belum ada ulama dan penulis yang menulis sistematika kitab tafsir sebagaimana yang dilakukan Ibn Katsir.[6]

Dengan demikian secara keseluruhan bisa diketahui bahwa seorang Ibn Katsir adalah pakar dalam bidang hadis, sejarah, nahwu, sastra Arab, fikih. Sehingga dengan berbagai perangkat keilmuan tersebut menjadikan dirinya sangat berkapabelitas dan kredibel untuk menafsirkan ayat-ayat al-Quran. Tak heran bila Ibn Katsir menjadi salah satu ahli tafsir yang sangat diperhitungkan dalam keilmuan Islam. Disamping itu, dirinya bebas dalam dalam berfikir dan bermazhab, meskipun mayoritas dirinya sepaham dengan mazhab Shafi’i, dirinya tidak terpaku disitu semata apalagi fanatik dengan mazhab tertentu.[7]

Mengenai karya-karya Ibn Katsir, banyak sekali karya ilmiah yang beliau hasilkan. Beliau termasuk ulama yang sangat produktif. Kitab-kitab karangannya banyak membahas tentang sejarah, hadis, fikih dan tafsir. Dan hampir semua karya ilmiahnya fenomenal. Dalam sejarah misalnya ada kitab al-Bidayah wa al-Nihayah.[8] Buku tersebut merupakan referensi dalam khazanah keilmuan Islam. Kemudian kitab Qasas al-Anbiya’ yang menceritakan tentang kisah-kisah nabi. Keistimewaannya, Ibn Katsir menjelaskan cerita mana yang termasuk israiliyat, sehingga pembaca bisa lebih waspada dan memperkaya wawasan tentunya tentang riwayat israiliyat.

Selanjutnya, terdapat kitab tabaqat al-Shafi‘iyah dan Jami‘ al-Masanid , Sirah Nabawiyah (versi lengkap) sebuah buku karangan Ibn Katsir yang belum sampai kepada kita, Sirah (versi ringkasan), Ikhtisar Ulum al-Hadith, Musnad al-Shaikhani: Abu Bakar wa Umar, al-Takmil fi Ma‘rifat al-Thiqat wa al-Du‘afa’ wa al-Majahil, Sharh Sahih Bukhari sebuah buku yang belum diselesaikan secara utuh oleh Ibn Kathir tetapi seringkali disebut dan dikutip olehnya. Dalam bidang fikih, terdapat al-Risalah fi al-Jihad dan kitab al-Ahkam.[9]

 Dalam bidang tafsir terdapat kitab fenomenal Tafsir al-Quran al-‘Azim atau yang lebih dikenal dengan Tafsir Ibn Katsir, yaitu kitab yang akan dikaji dalam makalah ini. Lalu disusul dengan ‘Umdat al-Tafsir yang tak lain adalah ikhtisar yang dibuat Muhammad Shakir dari Tafsir Ibn Katsir. Masih banyak lagi karya-karya beliau yang tidak mungkin dipaparkan semuanya disini.


Baca artikel lain yang berkaitan;


[1] ‘Affaf ‘Ali al-Najar, al-Wajiz fi Manahij al-Mufassirin, (Kairo: al-Azhar University Press, 2013), 83. Bandingkan dengan Ibn Katsir, Tafsir al-Quran al-Azim, tahq. Mustafa al-Sayyid Muhammad, (Giza: Maktabah Aulad al-Syeikh li al-Turath, 2000), 9. Biografi yang terdapat dalam kitab ini dinukil dari Mukaddimah Muhammad Shakir dalam ‘Umdat al-Tafsir.

[2] Ibid., 10. Lihat juga Muhammad Husain al-Dhahabi, al-Tafsir wa al-Mufassirun, (Kairo: Maktabah Wahbah, 2000), 173.

[3] Ibid., 173.

[4] al-Najar, al-Wajiz fi Tafsir, 83. Lihat juga al-Dhahabi, al-Tafsir, 173.

[5] Ibn Katsir, Tafsir al-Quran, 11.

[6]al -Najar, al-Wajiz fi Tafsir, 83. Lihat juga Ibn Katsir, Tafsir al-Quran, 12.

[7] Ibn Katsir, Tafsir al-Quran, 13.

[8] Muhammad Shakir, ‘Umdat al-Tafsir ‘an Ibn Katsir, (t.tp: Turath al-Islam, t.th), 35.

[9] Ibid., 36.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DALIL PUASA RAMADHAN DALAM AL-QUR'AN DAN HADIST

  Dalil Puasa Ramadhan dalam Al-Qur'an Berikut empat dalil tentang puasa Ramadhan yang ada dalam Al-Qur'an: 1. Surah Al-Baqarah ...