Asbab al-Wurud terdiri dari dua kata, asbab dan
wurud. kata asbab adalah bentuk jamak dari kata sabab yang
memiliki arti sebab. Sedangkan wurud bentuk masdar dari kata warada-yaridu artinya
datang. Secara terminologi kata al-sabab berarti al-Habl[1]
(perhubungan [wisal]).[2]
Ibnu Manzur dalam kitabnya Lisan al-‘Arab,
menyebutkan bahwa kata al-sabab
diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan sesuatu yang lain. Arti
yang demikian dikaitkan dengan al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 166: [3]
إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتُّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا وَرَأَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ
(Yaitu) ketika orang-orang yang
diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka
melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali.
Selain itu, kata al-sabab juga diartikan sebagai
perantara penyebab terjadinya sebuah kejadian. Sedangkan ulama fikih
mengartikan sebagai sesuatu yang menjadi wasilah atau proses menuju
terbentuknya sebuah hukum meskipun tidak menjadi hal utama dalam mempengaruhi
keberadaan hukum itu sendiri.[4]
Adapun al-wurud berasal dari kata warada-yaridu yang bermakna
datang, tiba (jaa, nasara) atau sampai ke (balagha, wasala [ila]),[5]
atau bermakna al-manahil (sumber/tempat air, air yang darinya ia
keluar).[6]
Jadi, asbab al-wurud berarti latar belakang yang mengarah pada ketetapan munculnya sebuah hadis yang nantinya bisa menunjukkan sifat hadis tersebut apakah khusus-‘amm, mutlaq-muqayyad atau naskh dan lain sebagainya.[7] Atau pengertian dari sabab al-wurud disamakan dengan definisi sabab al-nuzul dalam ilmu Al-Quran, yakni faktor yang menjadi penyebab kelahiran sebuah hadis.[8] Abu Shuhbah dalam kitab al-Wasit-nya menjelaskan bahwa sabab al-wurud adalah ilmu yang membahas tentang faktor-faktor pendorong respon Nabi (bentuk hadis pertama), faktor tersebut adakalanya berbentuk sebuah pertanyaan, kejadian, dan kisah/cerita/riwayat (qissah) sehingga Nabi bersabda disebabkan faktor-faktor yang melatar-belakanginya.[9] Oleh karenanya, hadis yang melatar belakangi munculnya sebuah hadis bisa dikatakan sebagai hadis pula.
Baca artikel tentang Hadis lainya :
- Mukhtalif Al-Hadith
- Kontradiksi Hadis Dengan Ayat Al-Quran
- Contoh Kontradiksi Hadis Dengan Al-Qur’an Dan Solusinya
- Imam Al-Darimi
- Sunan Al-Darimi
- Definisi Sanad Dan Matan
- Unsur-Unsur Sanad Dan Matan
- Sanad Dan Dokumentasi Hadis
- Metode Penulisan Sanad Dan Matan
- Kandungan Matan Hadis Secara Umum
- Definisi Asbab Al-Wurud
- Sejarah Timbul Dan Beberapa Karya Kitab Tentang Asbab Al-Wurud
- Klasifikasi Kemunculan Dan Cara Mengetahui Asbab Al-Wurud
- Urgensi Asbab Al-Wurud
[1]‘Abdur Rahman bin AbiBakar Al-Suyuti, Asbab Wurud al-Hadith aw al-Luma‘ fi Asbab Wurud al-Hadith (Bairut: Dar al-Fikr al-‘Ilmiah, 1984), 10.
[2]Ahmad Zuhdi Muhdlor, Al-‘Asriy; Kamus Kontempor Arab-Indonesia (Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak, 1996), 735.
[3] Muhammad bin Mukrim Ibnu Mandhur, Lisan al-Lisan; Tahdib Lisan al-‘Arab (Bairut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiah, 1993), 569. Al-Suyuti, Asbab Wurud, 10.
[4]Al-Suyuti, Ibid… 10.
[5]Muhdlor, Al-Ashriy; Kamus, 2009.
[6]Al-Suyuti, Ibid… 10. Muhdlor, Ibid… 2010.
[7] Al-Suyuti, Ibid… 11.
[8] Ibid.
[9] Muhammad bin Muhammad Abu Shuhbah, al-Wasit al-‘Ulum wa Mustalah al-Hadith (Kairo: Dar al-Fikr al-‘Arabi), 467.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar