HOME

24 Maret, 2022

Pengertian Qashah Al-Qur'an

 

Secara etimologi kata Qashah jamak dari Qishah, artinya kisah, cerita, berita atau keadaan, atau mengikuti athar (jejak)[1]. Dalam al-Quran, kata Qashah mempunyai dua arti. Qashah yang berarti jejak terdapat dalam surat al-Kahfi ayat 64:

قَالَ ذٰلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِۖ فَارْتَدَّا عَلٰٓى اٰثَارِهِمَا قَصَصًاۙ 

“Musa berkata: Itulah (tempat) yang kita cari. Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula.”[2]

 

Sedangkan Qashah yang berarti cerita-cerita yang dituturkan (kisah) terdapat dalam surat Ali-Imran ayat 62:

اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الْقَصَصُ الْحَقُّ ۚ وَمَا مِنْ اِلٰهٍ اِلَّا اللّٰهُ ۗوَاِنَّ اللّٰهَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ 

 “ Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar ….”.[3]

 

Secara terminologi, Qashah al-Quran adalah kisah-kisah di dalam al-Quran yang menceritakan keadaan umat-umat terdahulu dan Nabi-nabi mereka serta peristiwa-peristiwa yang terjadi masa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang[4].

Kisah-kisah dalam al-Quran merupakan kisah paling benar sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT:

وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ حَدِيثًا

“Dan siapakah orang yang lebih benar perkataannya dari pada Allah.?” (QS.al-Nisa’:87).[5]


Hal ini, karena kesesuaiannya dengan realitas sangatlah sempurna. Kisah al-Quran juga merupakan sebaik-baik kisah sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT:

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ أَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ

“Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan al-Quran ini kepadamu.” (QS.Yusuf : 3).[6]

 

Hal ini, karena ia mencakup tingkatan kesempurnaan paling tinggi dalam capaian balaghah dan keagungan maknanya. Kisah al-Quran juga merupakan kisah paling bermanfaat sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT:

لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لأولِي الألْبَابِ

“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (QS.Yusuf :111).[7]

 

Hal ini, karena pengaruhnya terhadap perbaikan hati, perbuatan dan akhlak amat kuat.


Baca artikel lain yang berkaitan;


[1] Ahmad Syadali, Ahmad Rofi’i, Ulumul Qur’an II, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997),  27.

[2] DEPAG RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, (Semarang: CV.Asy-Syifa’, 1992), 454.

[3] Ibid, 85.

[4] Manna al Qattan,  Mabahits Fi Ulumil Quran, (Beirut: Muassasah Ar Risalah, 1993), 306. juga disebutkan  Abdul Djalal, Ulumul Quran, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), 294.

[5] DEPAG RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, 133.

[6] Ibid, 348.

[7] Ibid, 366.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH HADIST TENTANG HIJAB

  A.   Latar Belakang Telah disepakati oleh seluruh umat Islam bahwa al-Qur’an menjadi pedoman hidup baik tentang syariah maupun dalam keh...