BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Kalau kita masuk mesin waktu
menuju abad pertengahan seperti abad ke-10 Masehi (ke-4 Hijriyah) dan berjalan
menyusuri kota-kota dunia islam dan kota-kota dunia Barat, maka kita akan
terkaget-kaget melihat perbedaan besar antara kedua dunia itu. Kita akan
tercengan melihat sebuah dunia yang penuh denga kehidupan, kekuatan dan
peradaban yakni dunia islam, da sebuah dunia lain yang primitif, sama sekali
tidak ada kesan kehidupan, ilmu pengetahuan dan peradaban yakni dunia Barat.
Pasang surut sejarah dan lika-liku peradaban telah dilalui kaum muslimin, ada zaman keemasan yang gemerlap dan di mana islam mengalami kemundurannya. Umat islam mengalami puncak kejayaannya yang kedua pada masa tiga kerajaan besar, yakni kerajaan Turki Uthmani, Safawi, dan Mughal (di India), sepeti pada masa kekuasaan islam terdahulu lambat laun kekuatan islam menurun. Bersamaan dengan kemunduran tiga kerajaan besar tersebut, bangsa Barat mulai menunjukkan usaha kebangkitannya.
Keberadaan Islam dan kaum
muslimin di Eropa membawa berkah tersendiri bagi masyarakat setempat,
mengalirnya ilmu pengetahuan dan peradaban islam Andalusia ke Eropa pada awal
abad ke-10 hingga abab ke-13 membawa perubahan yang sangat besar bagi Eropa,
yang ketika itu sedang mengalami zaman kegelapan (the dark ages).
Sedikit demi sedikit tabir kegelapan yang menyeliputi masyarakat Eropa selama
berabad-abad mulai tersingkap dan mulai tampak sinar terang.
Di antara awal perkembangan
kebangkitan ilmu pengetahuan di Eropa ialah berdirinya berbagai Unifersitas abad
pertengahan, perkembangan kurikulum, munculnya sarjana-sarjana awal Eropa, dan dimulainya
masa Renaisans Eropa.
RUMUSAN MASLAH
A. Apakah yang mendorong munculnya Renaisans di Eropa ?
B. Apa penyebab Kedatangan Barat dan Ekspansi
di Berbagai Dunia Islam ?
C. Apa penyebab
Bangkitnya Nasionalisme di Dunia Islam dan Tumbuhnya Gerakan Partai yang
Memperjuangkan Kemerdekaan Negaranya ?
D. Bagaimanakah proses merdekanya Negara-negara Islam dari
Penjajahan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
RENAISANS
DI EROPA
1.
Pengetian
Renaisans bersal dari kata Renasseimento,
yang berati lahir kembali atau rebith sebagai manusia yang serba baru, Renaisans
diartikan sebagai kelahiran kembali atau kebangkitan kembali jiwa atau semangat
manusia yang selama abad pertengahan terbelenggu dan diliputi oleh Mental
Inactivity. Renaisans disebut juga abad kebangkitan karena ia adalah
awal kebangkitan manusia Eropa yang ingin bebas dan tidak lagi terbelenggu
sebagai kehendak untuk merealisasikan hakikat manusia sendiri.
Renaisans merupakan gerakan
yang menaruh minat untuk mempelajari dan memahami kembali peradaban dan
kebudayaan yunani dan Romawi kuno. Renaisans terjadi melalui proses yang sangat
panjang, dimana pengaruh islam sangat dominan dan tidak bisa dimungkiri.
Kehidupan intelektual di Eropa sebagai warisan pemikiran yang mulai
dikembangkan pada abad ke-12 yang menyebabkan berkembangannya ilmu pengetahuan
sejati yang sebagian besar maju berkat penggunaan ilmu pengetahuan pasti dari
kalangan filsuf-filsuf Arab, serta melalui ajaran-ajaran dan komentar-komentar
yang disusun oleh filsuf-filsuf Arab. Yang menafsirkan filsafat Aristoteles yang
telah mendapat pengaruh paham Neoplatonisme. Metode eksperimen juga pada
mulanya dikembangkan oleh sarjana-sarjana muslim pada zaman keemasan islam.
Ilmu pengetahuan lainnya mencapai puncaknya antara abad ke-9 hingga abad ke-12
semangat untuk mencari kebenaran yang dimulai oleh pemikir-pemikir yunani
hampir padam dengan munculnya kekaisaran Romawi, tetapi kemudian dihidupkan
kembali dalam kebudayaan islam. Dalam perjalanan sejarah, melalui
sarjana-sarjana muslim dan bukan malalui perjalanan latin, dunia modern
sekarang ini mendapatkan dasar-dasarnya.[1]
2.
Kemajuan
Eropa dan melemahnya Islam
Bersamaan dengan kemunduran
tiga kerajaan islam di periode pertengahan sejarah islam, eropa barat (barat)
sedang mengalami kemajuan yang pesat. Hal ini berbanding terbalik dengan masa
klasik sejarah islam. Ketika itu paradaban islam dapat dikatakan paling maju,
yang memancarkan
sinarnya keseluruh dunia, sementara eropa barada dalam kebodohan dan
keterbelakangan.
Seperti yang akan dijelaskan bahwa
kemajuan Eropa tidaklah lepas dari khasanah ilmu pengetahua dan metode berpikir
islam yang rasional. Dengan cara masuknya peradaban islam ke Eropa. Dalam
perkembangan selanjutnya keadaan ini melahirkan Renaisans, Reformasi dan Rasionalisme
di Eropa.
Gerakan-gerakan Renaisans melahirkan
perubahan-perubahan besar dalam sejarah dunia. Abad ke-16 dan 17M, merupakan
abad terpenting bagi Eropa semetara abad ke 17M, itu pula, dunia islam mulai
mengalami kemunduran, dengan lahirnya renaisans, Eropa bangkit kembali untuk
mengejar ketertinggalan mereka.[2]
3.
Pengaruh
peradaban islam Spanyol terhadap Ranaesans di Eropa.
Dalam pandangan Mehdi
Nakosteen, proses transmisi tersebut terbangun melalui dua saluran utama.
Pertama, melalui para mahasiswa dan cendikiawan dari Eropa barat yang belajar
di sekolah-sekolah tinggi dan universitas-universitas Spanyol. Kedua, melalui
terjemahan-terjemahan karya dari sumber-sumber berbahasa arab.
Fakta riil yang tidak bisa dimungkiri
adalah bahwa tingginya peradaban intelektual
Muslim Spanyol telah mengispirasi gerakan-gerakan pencerahan di Eropa.
Salah satu ilmuan penting itu adalah ibnu Rusyd. Melalui pemikirannya bangsa
eropa mampu menemukan pemikiran Aristoteles, yang menganjurkan kebebasan
berpikir dan melepaskan belenggu taklid dari gereja. Tinginya animo masyarakat Eropa
terhadap pemikiran Ibnu Rusyd pada akhirnya melahirkan gerakan Avverroisme,
yang berujung pada lahirnya reformasi pada abad ke-16 rasionalisme pada abad
ke-17. Karya-karya Ibnu Rusyd di cetak di Vinesia tahun 1481M, 1482M, 1483M,
1489M, dan 1500M. banyak yang diterjemahkan setidaknya pada tahun 1553M dan
1557M buku Ibnu Rusyd diterbitkan dalam edisi lengkapnya. Selain itu pada abad
ke-16 buku-buku tersebut juga diterbitkan di Napoli, Bologna, Lyon, dan Strasbourg.
Tingginya gerakan penerjemahan karya-karya ilmuan muslim oleh bangsa Eropa diawali
oleh inisiatif uskup besar Raymond I (1126M-1152M). Atas Inisiatif uskup
tersebut dibangunlah sekolah khusus untuk penerjemahan di Toledo. Dari sekolah
ini lahir penerjemah-penerjemah dalam jumlah besar antara kurun 1135M sampai
1284M.[4]
Salah satu dari terjemahan
ini adalah terjemahan Aljabar karya al-Khawarismi pada tahun 1145M oleh Robert
Chester dan terjemahan al-Qur’an dalam bahasa latin pada tahun 1143M bersama Dalmatin.
Di Toledo pula didirikan sekolah Oreintalisme yang pertama, yaitu pada tahun
1250M, atas permintaan para pendeta dengan misi untuk mencetak para misionaris
yang bertujuan untuk mengkristenkan umat islam dan yahudi.[5]
Universitas yang pertama
didirikan di Eropa adalah universitas Paris (1231M), 30 tahun setelah wafatnya Ibnu
Rusyd. di akhir abad pertengahan, di Eropa baru berdiri 18 uneversitas, di
universitas-universitas itulah ilmu yang peroleh dari umat islam diajarkan.
Seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti, dan filsafat. Pemikiran filsafat yang
paling digemari di Eropa adalah pemikiran al Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd.[6]
Sekitar akhir abad ke-13
seluruh ilmu pengetahuan dari islam bisa dikatakan telah selesai ditranmisikan
ke barat. Berangkat dari sini pula gerakan-gerakan penting lahir di Eropa,
seperti gerakan renaisans sekitar abab ke-14 yang diawali di Italia, gerakan
reformasi pada abad ke-16, rasionalisme pada abad ke-17, serta zaman pencerahan
(Aufklarung) pada abad ke-18M.[7]
Pada awal kebangkitannya, Eropa
menghadapi tantangan berat. Di hadapannya masih terdapat kekuatan-kekuatan
perang islam yang sulit untuk dikalahkan. Terutama kerajaan Uthmani yang
berpusat di Turki. Tidak ada jalan lain mereka harus menembus lautan yang sebelumnya
lautan adalah sebuah dinding yang membatasi gerak mereka. Mereka melakukan
berbagai penelitian tentang rahasia alam, berusaha menaklukkan lautan dan
menjelajahi benua yang sebelumnya masih diliputi kegelapan. Setelah Christoper
Colombus menemukan benua Amerika (1492 M) dan Vasco Dagama menemukan jalan ke
timur melalui tanjung harapan (1498M), benua Amerika dan Hindia segera jatuh ke
bawah kekuasaan Eropa. Dua penemuan tersebut sungguh tidak terkirakan nilainya,
eropa menjadi maju dalam dunia perdagangan, karna tidak tergantung lagi pada
jalur lama yang dikuasai islam. Lautan sudah menjadi jalan raya dan Eropa yang
semula terpojok segara menjadi yang dipertuankan di laut dan dengan demikian yag
dipertuankan di dunia.[8]
Karena daerah-daerah baru
terbuka bagi mereka. Mulailah kemajuan perekonomian Barat melampui kemajuan
islam yang sejak lama mengalami kemunduran. Kemajuan barat itu dipercepat oleh
penemuan dan perkembangan dalam bidang ilmu
pengetahuan. Penemuan mesin uap yang yang kemudian melahirkan revolusi industri
di Eropa semakin memantapkan kemajuan mereka. Teknologi perkapalan dan meliter
berkembang pesat. Dengan demikia eropa menjadi penguasa lautan dan bebas
melakukan kegiatan ekonomi dari dan keseluruh dunia, tanpa hambatan berarti
dari lawan-lawan mereka. Bahkan satu demi satu negeri-negeri islam jatuh ke
bawah kekuasaan mereka sebagai negeri jajahan.
Negeri-negeri islam yang
pertama kali jatuh kekuasaan Eropa adalah negeri-negeri yang jauh dari pusat
kekuasaan kerajaan Uthmani, karena kerajaan ini walaupun terus mengalami
kemunduran, ia masih disegani dan dipandang masih cukup kuat untuk berhadapan
dengan kekuatan militer Eropa pada waktu itu. Negeri-negeri islam yang pertama
dapat dikuasai Barat itu adalah negeri-negeri islam di Asia Tenggara dan anak
benua India. Dan menyusul negeri-negeri islam di Timur Tengah yang berada di
bawah kekuasaan kerajaan Uthmani dapat diduduki pada masa berikutnya.[9]
B.
Kedatangan Barat di Berbagai Dunia Islam.
1.
Pengertian
Dunia Islam
2.
Kondisi
dan Faktor pendorong timbulnya imperialisme barat di dunia islam.
Timbulnya
kegiatan imperialisme barat di dunia islam memiliki keterkaitan dengan kondisi
yang terjadi di Eropa. Yaitu berkembangnya semangat perlunya identitas
kebangsaan atau nasionalisme di kalangan bangsa-bangsa eropa yang berkobar
setelah pecahnya revolusi perancis. Juga dengan muncul dan semakin menjalarnya
kegiatan industrialisasi, terlebih setelah di eropa terjadi revolusi industri.
Yang memilki keterkaitan dengan berkembangnya sistem perekonomian yang bersifat
kapitalis yang menjamur di negar-negara eropa.
Indrustrialisme dan
kapitalisme mendorong nasionalisme, karena keduanya menimbulkan kemungkinan
adanya ekspansi ekonomi, yang menimbulkan iri hati dan persaingan di antara
bangsa-bangsa yang menghendaki kekuasaan dunia.[11]
3.
Penyebab
jatuhnya wilayah-wilayah islam ketangan bangsa Eropa.
Merosotnya kekuatan politik
di negeri-negeri muslim menjadi penyebab jatuhnya negeri-negeri muslim ke
tangan Eropa. Secara politis tampak dari apa yang terjadi pada abad ke-18 di
tiga kerajaan. Pada tahu 1722M. karajaan Safawiyah di Persia mengalami
kehancuran disebabkan penyerbuan bangsa Afghan, juga kerajaan Mughal di India tahun
1857M, akibat kegagalannya menggalang kukuatan dalam pemberontakna Sipahi.
Sebaliknya kerajaan turki uthmani memang masih ada dan berakhir pada tahun
1924M, kondisinya sudah tua dan sakit-sakitan. Hancurnya kerajaan Safawi dan Mughal
serta mundurnya karajaan turki Uthmani, memberikan pengaruh terhadap masa depan
umat islam, baik di pusat dan wilayah kerajaan ini. maupun bagi umat islam yang
jauh di pinggiran dunia islam. Seperti di kawasan Afrika Utara dan Asia
Tenggara. seiring dengan terjadinya kemunduran dan kehancuran tiga kerajaan ini,
negara Eropa mulai berani mengobok-obok kekuatan islam.[12]
4.
Penjajahan
di anak benua India dan Asia Tenggara.
Pada masa kemajuan
pemerintahan Mughal India adalah negeri yang kaya dengan pertanian. Hal ini mengundang
Ingris yang sedang mengalami kemajuan untuk berdagang ke sana. diawal abad ke-
17 M, Inggris dan Belanda mulai menginjakkan kakinya di India. Pada tahu 1611
M, Inggris memperoleh izin menanamkan modal, dan pada tahun 1617 M, Belanda mendapatkan
izin yang sama. Ketika dirasa cukup kuat kongsi dagang Inggris British East
India Company (BEIC) mulai berusaha menguasai India bagian Timur, pada
tahun 1761M penguasa–penguasa setempat mencoba mempertahankan dengan berperang
melawan Inggris, namun mereka tidak
berhasil, akibatnya daerah-daerah Oudh, Bengal dan Orissa jatuh ketangan
mereka. Ibu kota Mongol juga tidak luput dari bayang-bayang kekuasaan Inggris,
karena bantuan yang diberikan Inggris kepada raja ketika mengalahkan aliansi Sihk-Hindu,
sehingga mereka berusaha menguasai kerajaan. Mulai saat itulah Inggris mulai
mengembangkan sayapnya di Benua anak India dan sekitarnya. Pada tahun 1842M,
keamiran muslim Sind dikuasai. Tahun 1857M kerajaan Moughal dikuasai secara
penuh dan setahun kemudian rajanya yang terakhir dipaksa meninggalkan istana. Sejak
itu, India berada di bawah kekuasaan Inggris dengan menegakkan pemerintahannya
di sana. Pada tahu 1879M, Inggris berusaha menguasai Afghanistan dan kesultanan
muslim Baluchintan di bawah kekuasaan India-Inggris tahun 1899M.[13]
Asia Tenggara tempat islam
mulai berkembang, merupakan daerah rempah-rempah terkenal pada waktu itu, yang
menjadi ajang perebutan negara-negara Eropa. Bahkan kekuatan mereka lebih awal
menancap di sini dari pada di india hal itu karena kerajaan asia tenggara lebih
lemah dibandingkan dengan Mughal, sehingga lebih mudah ditaklukkan.[14]
Kerajaan islam malaka berdiri
pada awal abad ke-15 yang merupakan kerajaan islam terbesar kedua setelah
samudera yang pasai ditaklukkan Portugis pada tahun 1511M, sejak saat itu
peperangan antara portugis melawan kerajaan-kerajaan islam di indonesia sering
berkobar. Pedagang-pedagang portugis terutama berupaya menguasai maluku yang
sangat kaya akan rempah-rempah. Penjajahan mereka terlama adalah di Timor-Timur.
Pada tahun 1521M, Spanyol datang
ke Maluku dengan tujuan dagang. Spanyol berhasil menguasai Filipina, termasuk
di dalamnya kerajaan islam, seperti kesultanan Maguindanao, kesultanan Buayan,
dan kesultanan Sulu.[15]
Pada tahun 1521M, giliran Belanda,
Inggris, Denmark, dan Prancis yang datang ke Asia Tenggara. Akan tetapi Denmark
dan Prancis tidak berhasil menjajah negeri di Asia Tenggara dan hanya berdagang
yang mereka lakukan. Belanda datang tahun 1595M, dan segera memegang kendali
perdagangan di kepulauan nusantara dan kongsi dagang VOC segera memainkan peran
politiknya. Kehadiran mereka ditentang oleh penduduk setempat dari itu
sering terjadi peperangan di antara
mereka walupun akhirnya dimenangkan oleh Belanda. Yang terbesar diantaranya
adalah perang Aceh, perang Paderi di Minagkabau, dan Perang Diponogoro di Jawa.
Walaupun Inggris datang ke Asia Tenggara sesudah Belanda tapi kekuatannya mampu
menyaingi, kekuasaan
Sebagaimana di India kekuasan
politik negara-negara Eropa terus berlanjut sampai pertengahan abad ke-20
barulah negeri-negeri jajahan tersebut memerdekakan diri dari kekuasaan negara
asing.[16]
5.
Penjajahan
di Afrika
Perancis
menyerang Mesir dan Syam.
Perancis datang ke Mesir dengan
kepemimpinan Napolion Bonaparte. Dimana pada waktu itu Mesir di bawah kekuasaan
Uthmaniyah. Mereka menggunakan cara yang sadis, kemudian bergerak menuju Syam,
lalu merebut Gaza dan Yafa namun gagal mengepung Akka, Maka mereka kembali ke Mesir.
Kemudian Napolion kembali ke Perancis
dikarnakan kondisi dalam negerinya, dia meninggalkan pasukannya di Mesir. Namun
mental pasukan yang lemah menyebabkan mereka kembali ke Perancis pada tahun
1216H.[17]
Muhammad Ali (seorang pimpinan kelompok Al-Bania) dalam usahanya demi kemerdekaan
Mesir dia menundukkan Sudan pada tahun 1821M. pasukan Mesir mengalami kekalahan
besar di Yunani pada tahun 1827M, dari pasukan sekutu Inggris, Perancis dan Rusia.
Tampaknya ini merupakan hasil kesepakatan untuk mendapatkan dukungan Inggris bagi
kemerdekaan Mesir. Dia berhasil menguasai negeri Syam dan mengalahkan tentara Uthmani
pada tahun 1831M. Lalu menyerbu wilayah utara kearah Asia kecil sampai ke
jantung Anatolia, hingga Istambul terbuka di hadapannnya.[18]
BACA ARTIKEL LAINNYA YANG BERKAITAN
- KHULAFAUR RASYIDIN
- PERADABAN ISLAM PADA MASA DINASTI UMAYYAH
- DINASTI ABBASIYAH
- ISLAM DI SPANYOL
- DINASTI FATIMIYAH
- TURKI UTSMANI
- DINASTI SAFAWI DI PERSIA
- DINASTI MUGHAL
- ERA PENJAJAHAN DUNIA ISLAM
- ISLAM DI INDONESIA
C.
Kemunduran
kerajaan Uthmani dan ekspansi barat ke timur tengah.
1.
Faktor
kemunduran kerajaan Uthmani.[19]
Disebutkan bahwa yang menjadi
pangkal penyebab runtuhnya pemerintahan Uthmani adalah karna semakin jauhnya
pemerintahan Uthmani dari pemberlakuan Shariat Allah, yang menyebebkan
kesempitan dan kesengsaraan Umat, baik dalam aspek agama, sosial, politik dan
ekonomi. Jauhnya para sultan di akhir-akhir pemerintahan Uthmani dari Shariat
Allah sangat berdampak buruk terhadap kehidupan umat islam. Kaum muslimin pada
akhir pemerintahan Uthmani telah tertimpa kebodohan yang sangat, mereka
kehilangan identitas diri dan semangat. Sehingga tidak ada lagi Amar Ma’ruf
Nahi Munkar.[20] Faktor lain
adalah kekalahan mereka dibidang meliter dari negara-negara barat, dan hal lain
yang berkaitan seperti ilmu pemgetahuan, politik, ekonomi dan teknologi. Di
samping faktor internal yang bersumber dari kerajaan ataupun rakyatnya.[21]
Kehancuran kerajaan Uthmani merupan
transisi yang lebih kompleks dari masyarakat
islam-imperial abad 18M. Menjadi negara-negara nasional modern. Rezim uthmani
menguasai wilayah yang sangat luas, meliputi Balkan, Turki, Timur tengah, Arab,
Mesir dan Afrika utara. Pengaruk kerajaan ini sampai ke Asia tengah, Laut merah,
dan Sahara. Meskipun telah memasuki periode desentralisasi pada abad 17M dan
abad 18M. Dan telah menyerahkan sebagian wilayahnya kepada kekuatan politik dan
komersial Eropa yang menjadi pesaingnya, namun kerajaan uthmani masih mampun
mempertahankan legitimasi politiknya dan landasan struktur institusionalnya.
Pada abad ke-19M, secara subtansional uthmani memperbaiki kekuasaan
pemerintahan pusat, mengkonsolidasi kekuasaan atas beberapa propinsi, dan
melancarkan reformasi ekonomi, sosial dan kultural yang dengan kebijakan
tersebut mereka berharap dapat menjadikan rezim uthmani mampu bertahan di dunia
modern.
Meskipun uthmani telah
berjuang untuk mereformasi negara dan masyarakat, namun perlahan kerajaan
kehilangan wilayah kekuasaannya. Beberapa kekuatan Eropa yang lebih dulu telah
mengkonsolidasikan meliter, ekonomi dan kemajuan teknologi mereka sehingga pada
abad ke-19M, bangsa Eropa jauh lebih kuat dibanding rezim Uthmani. Untuk bisa
bertahan Uthmani semata bergantung pada keseimbangan kekuatan-kekuatan Eropa.
Hingga tahun 1876M kekuatan Inggris dan Rusai berimbang dan hal ini yang
menyelamatkan rezim uthmani dari pencaplokan mereka. Namun antara 1878M dan dan
1914M, sebagian besar wilayah Balkan menjadi merdeka, sehingga Rusia, Inggris, Austria-Hungariy
merebut sejumlah wilayah Uthmani. Proses pelepasan wilayah Uthmani hingga ia
menjadi kerajaan yang yang tidak beranggota, memuncak pada akhir perang dunia I.
Lantaran terbentuknya sejumlah negara baru di Turki dan Timur Tengah.[22]
Setelah sultan Sulaiman al-Qanuni
wafat (1566M) kerajaan Turki Uthmani mulai memasuki fase kemundurannya. Akan
tetapi sebagai kerajaan yang besar dan kuat kemundurannya tidak langsung
terlihat. Proses kemunduran kerajaan uthmani terjadi selama dua abad lebih
setelah ditinggal sultan Sulaiman al-Qanuni. Tidak ada tanda-tanda membaik sampai
separuh pertama abad ke-19M, oleh karna
itu satu persatu negeri di Eropa yang pernah dikuasai kerajaan ini memerdekakan
diri. Bahkan bukan hanya negeri-negeri di Eropa yang sedang mengalami kemajuan
yang memberontak terhadap kekuasaan kerajaan uthmani, tetapi juga beberapa
daerah di timur tengah mencoba bangkit untuk memberontak. Seperti Mamalik di
bawah kepemimpinan Ali Bey (1770M) sampai datangnya Napoleon Bonaparte dari Prancis
(1798M), Fakr al-Din pemimpi druze di libanon dan siriya, berhasil menguasai Palestina,
hingga menyerah tahun 1635M. Di Persia kerajaan Safawi ketika berjaya beberapa
kali melakukan perlawanan terhadapa kerajaan uthmani dan beberapa kali menang.
Sementara itu di Arabia bangkit kekuatan baru, yaitu aliansi antara pemimpin
agama Muhammad ibn Abdul wahhab yang dikenal denga gerakan wahabiyah dengan
penguasa lokal Ibnu Su’ud, mereka berhasil menguasai beberapa daerah di Jazirah
Arab dan sekitarnya di awal paroh kedua abad ke- 18M. gerakan-gerakan seperti
terus berlanjut dan bahkan menjadi lebih keras pada masa sesudahnya. Yaitu abad ke-19 dan ke-20 M.
Ditambah dengan gerakan pembaharuan politik di pusat pemerintahan, kerajaan
uthmani berakhir dengan berdirinya Republik Turki pada tahun 1924 M.[23] Pada
masa berikutnya, di periode turki uthmani modern, kelemahan kerajaan ini
menyebabkan kekuatan-kekuatan Eropa tanpa segan menjajah dan menduduki daerah
muslim yang dulunya berada di bawah kekuasaan kerajaan uthmani, terutama di
timur tengah dan afrika utara.[24]
Kemajuan eropa dalam
teknologi militer dan industry perang membuat kerajaan uthmani menjadi kecil di
hadapan Eropa, namun nama besar turki uthmani masih membuat Eropa Barat segan
untuk menyerang atau mengalahkan wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan
kerajaan islam ini. Termasuk daerah-daerah yang berada di Eropa Timur. Namun
kekalahan besar kerajaan uthmani dalam menghadapi serangan Eropa di Wina tahun
1683 M, membuka mata Barat bahwa kerajaan uthmani telah mundur jauh sekali. Sejak itulah berulang kali kerajaan uthmani mendapat
serangan-serangan besar dari barat.
Usaha pembaharuan pun
dilakuka, meskipun usaha tersebut bukan saja gagal menahan kemunduran kerajaan Turki
uthmani yang terus merosot, tetapi juga tidak membawa hasil yang dinginkan.
Penyebab kegagalan itu terutama adalah kelemahan raja-raja uthmani karena
wewenagnya sudah jauh menurun. Usaha turki uthmani baru mengalami kemajuan
setelah penghalang pembaharuan utama yaitu tentara Yenissari dibubarkan oleh
sultan Mahmud II (1807-1839) akan tetapi meski banyak mendatangkan kemajuan,
hasil gerakan pembaharuan tetap tidak behasil menghentikan gerak maju barat ke
dunia islam di abad ke 19. Selama abad ke-18 M
barat menyerang ujung garis pertempuran islam di eropa timur, wilatah kekuasaan
kerajaan uthmani. Akhir dari serangan-serangan itu adalah di tanda tanganinya
perjanjian San Stefano (maret 1878 M) dan perjanjian berlin (juni-juli 1878)
antara uthmani dan rusia. Sementara kebanyakan daerah berpenduduk muslim di
timur tengah pada abad berikutnya mulai diduduki bangsa Eropa.
Ketika terjadi perang dunia I turki uthmani berada di pihak
yang kalah, akibatnya kekuasaan kerajaan turki semakin ambruk, ditambah
pemberontakan yang dilakukan oleh partai persatuan dan kemajuan yang
menghapuskan kekhalifahan uthmani, kemudian membentuk turki modern pada tahun
1924 M. sampai tahun 1919 M. Turki diserbu tentara sekutu sejak itu kebesaran
turki uthmani benar-benar tenggelam dan kekhalfahannya dihapuskan. Semua daerah kekuasaanya yang luas, baik di asia
maupun dia afrika diambil alih oleh Negara-negara eropa yang menang perang.
Perang dunia merupakan babak akhir proses penaklukan barat terhadap
negeri-negeri islam. Sejak itu seakan-akan tidak tidak ada lagi kerajaan islam
yang betul-betul merdeka.[25]
2. Ekspansi Eropa modern ke Timur
tengah.
Kerajaan yang secara umum
diatur untuk menghadapi peperangan ketimbang memakmurkan rakyatnya, dan
membangun kawasan yang tidak terjangkau tangan pemerintah dengan alat
komunikasi yang baik. Serta populasi yang hiterogen diantara kelompok dan ras
yang berbeda berbeda. Dengan garis perpecahan yang terlihat jelas, antara
golongan muslim dan kristen bahkan antara muslim turki dengan muslim arab dan
antara sekte kristen yang satu dengan sekte kristen yang lain. Menjadi lahan
yang subur bagi tumbunya bibit kehancuran yang nantinya akan mengikis
sendi-sendi kerajaan ini.
Tidak lama setelah wafatnya
sulayman, kerajaan mulai terlihat tanda-tanda kemundurannya, sebuah perjalanan
panjang dan berliku. Kegagalan serangan kedua ke wina pada 1683M,[26] dianggap
sebagai tanda awal berakhirnya kejayaan kerajaan Uthmani, ekspansi turki ke
eropa tidak mengalami kemajuan yang berarti, setelah itu, penguasa turki
memilih untuk mempertahankan apa mereka dapatkan ketimbang mencoba mendapatkan
yang lebih banyak. Peranan angkatan bersenjata tidak lagi untuk menyerang,
tetapi lebih banyak bertahan. Kekuatan internal yang semakin lemah betambah
buruk denga munculnya ganguan dari luar ketika pada abad ke-18 prancis,
inggris, austria, dan terakhir rusia meulai melebarkan pengaruh mereka dan
melirik wilayah-wilayah yang dikuasai oleh kerajaan yang mulai lemah ini.
Pada akhir abad 18 M kerajaan
uthmani tidak mampu lagi mempertahankan dirinya menghadapi kekuatan meliter
eropa, juga tidak mampu mengelak dari penetrasi komersial eropa. Rusia merampas
Cremia dan memeperkokoh diri di laut hitam, sementara pihak inggris setelah
membantu menggagalkan invasi napolion Bonaparte
(panglima ekspedisi prancis) terhadap mesir tahun 1798,
menjadi kekuatan meliter dan perdagangan yang tidak tertandingi di laut tengah.
Rusia bermaksud merampas beberapa wilayah uthmani di balkan dan berhasil
menyusup ke laut tengah, inggris ingin menjadikan kerajaan uthmani sebagai benteng
untuk menghadang ekspansi rusia dan melindungi kepentingan politik dan
komersilanya di laut-tengah, timur tengah dan india. Dengan demikian kerajaan
uthmani yang tengah dalam situasi kritis terlindungi oleh keseimbangan kekuatan
eropa, ini merupakan periode perjuangan satu abad untuk memperebutkan “ The
Sick Man” yaitu negeri Turki di Eropa.
Tantangan pertama terhadap
keseimbangan kekuatan ini datang bersama invasi syiria oleh Muhammad Ali pada
tahu 1831 M, seorang gubernur uthmani di Mesir yang independen (1805-1848),
sebagai jawabanya uthmani menyetujui perjanjian Unkiar Skelessi (juli
1833) dimana mereka melepaskan dardanelles dan bosphorus kepda armada perang
asing sebagai imbalan atas bantuan rusia. Inggris cemas akan kemungkinan
terbentuknya protektorat rusia atas wilayah utmani dan kemungkinan antervnsi
rusia di laut-tengah, menegaskan kecondongannya atas integritas kerajaan
uthmani dan penyerahan kembali syiria kepada kekuasaan uthmani. Pada tahu 1840,
rusia , inggris, dan austria mencapai kata sepakat bahwasanya muhammad ali
harus menarik diri dari syiria, dan melaui persetujuan lanjutan tahun 1841,
kekuatan rusia dan inggris mengizinkan muhammad ali malangsungkan rezimnya
secara turun temurun di mesir. Itulah, krisis internal kerajaan uthmani
menimbulkan sebuah pertunjukan kekeuatan eropa untuk turut menangani urusan
uthmani. Kerajaan uthmani menjadi pemerintahan protektorat di eropa dan menjadi
kerajaan gadaian sejumlah kekuatan adikuasa.
Pada tahu 1855M, Rusia
merebut Sebastapol dari uthmani, krisis berikutnya adalah pemberontakan Bosnia dan
Herzegovina pada tahun 1876M, melawan pemerintahan uthmani. Perlawanan kaum
nasionalis terhadap pemerintahan uthmani di balkan dimulai dengan pemebrontakan
serbia tahun 1804M-1813M. Antara tahun 1821M dan 1829M, Yunani meraih
kemerdekaannya. Serbia, Rumania, dan Bulgaria juga menuntut otonomi. Kampanye Balkan
yang menuntut kemerdekaan berakhir pada tahun 1876M. dengan intervensi Rusia.
Melalui perjanjian San Stefano (1877M)
pihak uthmani dipaksa menyerahkan kemerdekaan Bulgaria, Serbia, Rumania, dan Montenegro.
Prestasi rusia yang besar ini telah memancing kekuatan eropa lainnya menyerukan
kongres antar negara Eropa di Berlin tahun 1878.[27]
Di dataran Arab, wilayah Afrika
utara merupakan wilayah yang pertama lepas dari kekuasaan Uthmani.
Wilayah-wilayah itu membentuk satu blok tersendiri. Jarak yang dekat dengan Eropa
selatan, jauh dari pusat islam di Asia barat, lemahnya tradisi islam serta
proporsi keturunan Barbar dan Eropa yang lebih banyak membuat penduduk di
wilayah itu bertindak mandiri untuk kemajuan mereka sendiri.[28]
Penetrasi barat ke pusat dunia islam di timur tengah pertama-tama di lakukan oleh dua bangsa Eropa terkemuka,
inggris dan prancis, yang memang sedang bersaing. Inggris terlebih dahulu
menanamkan pengaruhnya di india. Prancis merasa perlu memuluskan hubungannya
antara inggris di barat dan india di timur. Oleh karena itu pintu masuk ke
india yaitu mesir harus berada di bawah kekuasaannya, untuk tujuan itu mesir
pun dapat ditaklukkan prancis pada tahun 1798M.[29]persaingan
antara inggris dan prancis di timur tengah memang sudah lama dan terus
berlangsung, persaingan ini terlihat dari penaklukan wilayah islam di timur
tengah dan afrika yang luas itu sebagai berikut;
Tahun |
penaklukan |
1820 |
Oman dab Qatar berada di bawah protektorat inggris |
1839 |
Penaklukan aljazair oleh prancis |
1839 |
Aden dikuasai inggris |
1881-1883 |
Tunisia diserbu prancis |
1882 |
Mesir diduduki inggris |
1898 |
Sudan ditaklukkan inggris |
1900 |
Chad diserbu prancis |
Abad ke-20 |
Italia dan spanyol ikut bersama inggris dan perancis
memperebutkan wilayah-wilayah di afrika. |
1906 |
Kesultanan muslim di Nigeria utara menjadi
protektorat inggris |
1912-1913 |
Kesultanan Tripoli dan Cyrenaica diserbu italia |
1912 |
Maroko diserbu prancis dan spanyol |
1912-1915 |
Maroko melawan spanyol |
1914 |
Kuwait di bawah protektorat inggris |
1919-1926 |
Maroko berjuang melawan prancis |
1919-1920 |
Maroko berjuang melawan spanyol |
1919-1921 |
Sisilia wilayah turki diduduki prancis |
1920 |
Irak menjadi protektorat inggris |
1920 |
Syiria dan libanon di bawah mandate prancis |
1925-1927 |
Pemberontakan druze melawan prancis di syiria |
1926-1927 |
Perebutan seluruh Somalia oleh italia |
Sementra itu rusia
mengrogoti wilayah-wilayah muslim di asia tengah, terutama terutama setelah
berhasil mengalahkan turki uthmani yang berakhir dengan perjanjian san Stefano
dan perjanjian berlin. Satu persatu wilayah pula negeri-negeri muslim jatuh ke
tangan rusia, seperti daftar berikut;
tahun |
Penaklukan |
1834-1859 |
Pencaplokan kaukasia
oleh rusia |
1837-1847 |
Perlawanan di asia
tengah terhadap rusia |
1853-1865 |
Serbuan pertama rusia
ke khoakan dan jatuhnya Tashkent |
1866-1872 |
Daerah-daerah sekitar
Samarkand dan Bukhara ditaklukkan rusia |
1873-1887 |
Usbekistan ditaklukkan
rusia |
1941-1946 |
Pendudukan
anglo-rusia di iran |
Aljazair
merupakan negara Arab pertama
yang memisahkan dari kerajaan uthmani pada tahu 1830M. Pada tahun 1942M laval
menuntut keluarnya dekrit 1848M yang menyatakan bahwa Aljazair merupakan
perpanjangan wilayah Prancis.[30]
Ekspansi Prancis ke bagian timur juga memberi hasil pada 1881M dengan
didudukinya Tunisia. Meskipun statusnya lebih sebagai negara protektoriat,
keseluruhan wilayah Tunisia menjadi milik Prancis kecuali namanya. Di Tunisia sebagaimana
di Aljazair, Ribuan penduduk Prancis menetap di negara itu, dan situasi orang Tunisia
semakin rumit dengan banyaknya bermunculan koloni-koloni Italia.[31]
Pada tahu 1901M, Prancis memulai
upaya penaklukan maroko yang pernah menjadi pusat dua kerajaan besar arab-barbar,
tetapi tidak pernah menjadi bagian dari kerajaan uthmani. Wilayah ini
sepenuhnya dikuasai prancis sejak 1907 hingga 1912.[32]
Antara tahun 1887M dan 1908M pecahnya
kerajaan uthmani tertunda oleh persaingan sejumlah kekuatan Eropa. Tahun 1908M
terjadilah krisis politik internal ditubuh uthmani yang mengganggu perimbangan
kekuatan. Dengan memanfaatkan pergolakan tersebut Austria mencaplok Boznia dan Herzegovina,
pencaplokan ini ditentang oleh Rusia dan Serbia, namun Austria mendapat dukungan
dari Jerman, sehingga Rusia dan Serbia dipaksa mundur. Krisis tersebut membuka
kembali persaingan sengit antara Rusia dan Austria sehingga memancing
negara-negara Balkan membentuk persekutuan mereka sendiri. Pada tahun 1912M,
antara Serbia dan Bulgaria, kemudian antara Yunani dan Bulgaria yang akhirnya antara
Bulgaria dan Montenegro, untuk menahan gerak Austria. Namun dengan maksud
terpendam menyerang kerajaan uthmani. Pada tahun 1912M, tentara gabungan Balkan
mengalahkan uthmani dan merebut seluruh wilayah uthmani, tidak ada yang tersisa
di Eropa kecuali sebidang wilayah di Istambul. Kemudian pada tahun 1913M,
negara-negara Balkan terlibat peperangan antara mereka yang memperubutkan
pembagian wilayah, ini memeberi kesempatan bagi uthmani untuk merebut kembali
sebagian dari wilayahnya di Thrace. Persaingan ini berlangsung setahun yang
menimbulkan peperangan Eropa yang bersifat umum.
Perang dunia I menyempurnakan
kesendirian uthmani. Pada bulan desember 1914M uthmani melibatkan diri dalam perang
dunia I dengan bergabung pada kubu Jerman dan Austria. Lantaran bantuan ekonomi
dan meliter, kecemasan uthmani tradisional terhadap Rusia, dan mungkin juga
kerena keinginan untuk mengembalikan sejumlah propinsi yang terlepas telah
mendorong uthmani untuk menyatukan beberapa kekuatan pusat. sebagai responnya, Inggris, Perancis,
Rusia, dan Italia sepakat untuk membagi-bagi beberapa propinsi uthmani. Melalui
perjanjian Sykes-Picot (1916M).[33]
Pada tahun 1918M sekutu Eropa
berhasil mengalahkan Jerman, Austria dan uthmani, Inggris menundukkan Palestina,
Syiria, dan Iraq. Sementara negara-negara sekutu merebut Istanbul dan
sekitarnya. Ingrris dan Prancis sepakat membagi timur tengah menjadi sejumlah
negara baru, yang mana Libanon dan Syiria menjadi wilayah pengaruh Perancis,
sedang Palestina, Yordan dan Iraq menjadi wilayah pengaruh Inggris. Italia
kebagian Barat-daya Anatolia. Yunani dibiarkan menduduki Thrace, Izmir dan
kepulauan Aegean.[34]Armenia menjadi
negara merdeka, sedang Kurdisan menjadi propinsi yang Otonom. Istambul dan
sekitarnya jatuh ke dalam pendudukan bersama sekutu. Demikian antara tahun 1912M
dan 1920M uthmani telah kehilangan seluruh wilayah kerajaannya di Balkan.
Beberapa negara baru terbentuk di Libanon, Syiria, Palestina, Transjordan dan
di Iraq. Di bawah protektorasi Inggris, Mesir merupakan wilayah kekuasaan
uthmani yang bena-benar independen. Proses politik pelepasan wilayah kerajaan
uthmani yang berlangsung selama lebih dari dua abad berakhir dengan pembentukan
sistem baru negara-negara Nasional.[35]
D.
Bangkitnya
Nasionalisme di Dunia Islam dan Tumbuhnya Gerakan Partai yang Memperjuangkan
Kemerdekaan Negaranya.
Sebagaimana dijelaskan di
atas, benturan-benturan antara islam dan kekuatan Eropa telah menyadarkan umat
islam bahwa mereka sudah jauh tertinggal dari Eropa. Pihak islam yang pertama
merasakannya adalah Turki uthmani, karna kerajaan ini yang pertama dan utama
yang menghadapi kekuatan Eropa. Kesadaran itu memaksakan penguasa dan
pejuang-pejuang Turki untuk banyak belajar dari Eropa.[36]
Usaha yang memulihkan kembali
kekuatan islam pada umumnya dikenal dengan gerakan pembaharuan, didorong oleh
dua faktor yang saling mendukung, pemurnian ajaran islam dari unsur-unsur asing
yang dipandang sebagai penyebab kemunduran islam dan menimba gagasan –gagasan
pembaharuan dari Barat.
Pembaharuan yang pertama
adalah seperti gerakan wahabiyah yang di pelopori oleh Muhammad Ibnu Abdu al-Wahhab
(1703-1787M) Di Arabiya. Dan Syah Waliyullah (1703-1762 M) di India. Dan
Gerakan Sanusiyah yang dipimpin oleh Said Muhammad Sanusi dari Aljazair. Di Afrika Utara.
Yang kedua dalam bentuk
pengiriman para pelajar muslim oleh penguasa Turki Uthmani dan Mesir ke
negara-negara Eropa untuk menimba ilmu pengetahuan dan dilanjutkan dengan
penerjemahan karya-karya barat ke dalam bahasa islam. Pelajar-pelajar muslim
india juga banyak yang menimaba ilmu ke inggris.
Gerakan pembaharuan itu dengan
segara memasuki dunia politik , karena islam memang tidak bisa dipisahakan dari
politik. Gagasan politik pertama kali muncul adalah gagasan pan-islamisme
(persatuan islam sedunia) yang mula-mula didengungkan oleh gerakan wahabiyah
dan sanusiah. Seperti disebutkan di atas, Namun gagasan ini baru disuarakan
dengan lantang oleh tokoh pemikir islam Jamaluddin al-Afghani. (1839-1897M),
yang di kenal sebagai bapak Nasionalisme dalam islam.
Gagasan Nasionalisme dari
barat itu masuk ke negeri-negeri muslim melalui persentuhan umat islam dengan
barat yang menjajah mereka dan dipercepat oleh banyaknya pelajar muslim yang
menuntut ilmu ke Eropa. Atau lembaga-lembaga barat yang didirikan di negeri
mereka. gagasan kebangsaan ini pada mulanya banyak mendapatkan tantangan dari
pemuka-pemuka islam karna dipandang tidak sejalan dengan semangat Ukhuwah
Islamiyah akan tetapi ia berkembang setelah gagasan pan-islamisme redup.[37]
1. Nasionalisme Di turki
Ketika beberapa kekuatan
eropa membagi-bagi kerajaan uthmani menjadi sejumlah negara nasional, identitas
idiologi dan organisasi institusional negara-negara baru tersebut terbentuk
melaui interaksi antara pengaruh eropa dan warisan kesejarahan beberapa masyarakat
timur tengah. Di dalam kerajaan uthmani akhir abad 19, dan dalam pemebntukan
negara Turki modern, pertimbangan utamanya adalah kontinuitas bentuk
kesejarahan intitusional dan kultural. Ketika kekuatan eropa memaksakan
pengaruhnya, pengaruh mereka terhadap evolusi internal periode akhir uthmani
dan periode awal masyarakat turki modern dimediasi oleh elite uthmani dan elite
turki. Berbeda dengan beberapa kerajaan muslim lainnya, uthmani dapat
mempertahankan pemerintahannya sehingga mampu menyusun program modernesasi dan
reformasi sendiri.[38]
Ide tentang kebangsaan turki
mulai terbentuk di era akhir uthmani. Loyalitas terhadap islam dan terhadap
uthmani dipandang sebagai bentuk patriotisme yang dinyatakan dalam kata Wathan
atau tanah air,. Identifikasi pan-islam juga telah membangkitkan semangat
penyatuan politik, demikian peristilahan muslim dan uthmani dapat
mengekpresikan sebuah konsep politik yang berdekatan dengan sebuah ideal
nasional, sekalipun tidak identik.kesadaran kultural turki juga mulai
terbentuk. Para penulis dari kalangan uthmani muda berkonsentrasi dengan
reformasi kebahasaan turki dan adaptasi pola kultural uthmani-turki untuk
digunakan oleh masyarakat umum. Pada dekade 1890-an, dengan stimulus pelajar-pelajar eropa yang
mendalami bahasa dan kultur turki, dan denga stimulus intelektual crimea dan
asia tengah yang tengah dalam persaingan atau yang tengah belajar di istambul,
pihak uthmani memperkenalkan gagasan tentang “ masyarakat turki”.[39]
Pada penghujung abad ini,
pihak pres memuji anatolia sebagai tanah air bangsa turki, dan kaum petani
sebagai tulang punggung kebangsaan turki. Gagasan tentang “turkish”
dipropagandakan oleh kelompok-kelompok terdidik seperti kelompok “Turkish
Homeland Society” dan kelompok “Turkish Heart” organisasi ini
menggelar kampanye “kebangsaan” untuk menyederhanakan bahasa turki,
menjadikannya lebih mudah diterapkan bagi masyarakat umum, dan menyadarkan masyarakat
umum atas nasionalitas (kebangsaan) turki-nya sendiri. Dengan juru bicara
nasionalime turki-nya ziya gokalp (1875-1824). Tanpa menyesali kemunduran
kerajaan uthmani, ia menyerukan kultur rakyat Turki, dan menyerukan reformasi
islam untuk menjadikan islam sebagai ekspresi dari etos Turki. Abdullah Jewdet (1869-1932)
menyampaikan landasan nasionalisme Turki. Gagasan kebangsaan Turki tersebut
memperkuat kecendrungan terhadap sekularisme dan modernitas, sebab gagasan
tersebut membuka kesempatan bagi bangsa Turki melepaskan diri dari islam tanpa
sikap kompromis terhadap identitas non Barat mereka. Konsep “Turkish”
memberi peluang gagasan tersebut menetapkan sebuah kewargaan yang baru yang
menumbuhkan identitas kesejarahan masyarakat turki dan bukan identitas
kesejarahan masyarakat muslim dan dengan demikian ia merupakan identitas modern
dan bukan identitas barat.[40]
Pada tahun 1898 M, muncul
lembaga persatuan dan pembangunan yang menyerukan kepada nasionalisme turki (thuroniyah)
dan penghapusan khalifah uthmaniyah yang didukung oleh yahudi dunamah. Pada
1910 M, sultan abdul hamid II dicopot dari jabatannya sebagai khalifah, dan
partai persatuan dan pembangunan menguasai keadaan. Pada tahun 1923
diumumkannya republik turki, dan menempatkan khalifah hanya pada urusan agama
saja. Seorang yahudi sekuler mustafa kamal sebagai pimpinan partai persatuan
pembangunan menjadi presiden republik ini. Pada 1924 M, penghapusan khilafah
untuk terakhir kalinya, dan pengusiran rumah para sultan dari turki. Maka
ditutuplah lembaran terakhir khilafa islamiah ini.[41]
Sejumlah peristiwa politik
yang terjadi antara tahun 1908-1918 mengakhiri kelangsungan sebuah kerajaan
uthmani multi-nasional, multi religius, dan membentuk ide Turki yang lebih
relevan. Pada tahu 1908 sebagian besar warga kristen telah independen
(merdeka). Albania memberontak pada tahun 1910M dan mereka mendapatkan hak
otonom pada tahun 1912M. Gerakan Balkan melepaskan kerajaan uthmani dari
seluruh wilayahnya di Eropa, dan dan selama perang dunia I warga Armenia di Anatolia
Timur berkurang secara drastis disebabkan oleh kekejaman perang, deportasi dan
disebabkan pembunuhan massal yang dilancarkan oleh Turki dan Kurdi. Sebaliknya
dikalangan muslim berkembang rasa kebangsan Turki dan Arab, dan terjadi
persekutuan Arab untuk melawan kerajaan uthmani. Pada akhir perang dunia I, apa
yang tersisa di dalam kerajaan uthmani hanyalah Anatolia, dengan Mayoritas warga
Turki dan sebagian kecil warga keturunan Yunani, Kurdi, dan Armenia. Realitas
kehidupan uthmani sekarang ini sejalan dengan kosep nasionalis tentang masyarakat
Turki. Perang yang memutuskan gordian mengakhiri loyalitas uthmani
dengan melepaskan sebagian besar penduduk turki yang non muslim.[42]
2.
Nasionalisme
di Aljazair
Ketika
perancis menduduki
Aljazair pada tahun 1830M, gerakan pelawanan datang dari Abdul Qadir. Melalui Tarekat
Qadiriyah yang dipimpinnya dari tahun 1832M samapai 1841M. juga pada tahu
1849M, Bu Zian Zatatsha, seorang Syeikh lokal yang merupakan pendukung Abdul
Qadir, melakukan pemeberontakan terhadap Perancis. Pada tahun 1858M, Sidi Sadok
Ibnu Al-hajj, pimpinan Zawiyah Rahmaniyah yang telah bersatu
dengan Bu Zian memlakukan gerakan Jihat, selanjutnya paga tahun 1860M
dan 1879M. Bu Khentash dan Muhammad Amzian memimpin pemberontakan terhadap Perancis.[43]
Pada
tahun 1870-1871 tajadi serangkaian pemeberontakan dalam sekala besar yang
dipimpin oleh kepala suku Aljazair al-Muqrani yang didukung oleh Tarekat
Rahmaniyah, walaupun mengalamin kegagalan. Oposisi dalam bentuk penentangan
terhadap imprialisme juga datang dari bangsa Maroko Abdul Kari seorang
intelektulal tampil melakukan gerakan pemberontakan.[44]
3.
Nasionalisme
di mesir
Dipimpin oleh Urabi Pasha,
seorang pejabat tinggi meliter memberontak terhadap pendudukan Inggris dan
membentuk kerajaan baru di Mesir, walaupun dapat di ambil alih kembali oleh Inggris.[45]
4.
Nasionalisme
di Arab
Sistem negara Arab modern dan
gerakan nasional Arab berasal dari sistem uthmani abad ke-19 dan berasal dari
wilayah Eropa di wilayah subur. Nasionalisme arab pertama lahir di Libanon. Di Libanon
modernisasi dan pembentukan kesadaran politik yang baru secara langsung
dipengaruhi oleh penetrasi pendidikan, politik, dan perdagangan bangsa Eropa.[46]
Di Arab lahirlah nesionalisme
Arab, begitu juga di Mesir, Syiria, Libanon, Palestina, Iraq, Hijaz, Afrika
Utara, Bahrein, dan Kuwait. Semangat persatuan Arab itu juga diperkuat pula
oleh usaha Barat untuk mendirikan negara Yahudi di tengah-tengah bangsa Arab dan
di negeri yang yang dihuni oleh mayoritas Arab.[47] Deangan
alasan berbeda belakangan nasionalisme Arab juga berkembang di kalangan
bangsawan muslim Damascus, faktor utamanya bukan alasan otonomi politik atau
penetrasi perdagangan, melainkan alasan yang lebih bersiafat operasional dari
sistem uthmani dan sebagai reaksi muslim terhadap kemajuan perdagangan Eropa (dan
warga kristen lokal) yang tengah berkembang.[48]
Nasionalisme Arab menyaksikan
tujuan-tujuan ideologi dan spiritual dengan mempertimbangkan kenyataan
pemerintahan Inggris dan Perancis dan konsolidasi pembagian negara-negara Arab yang mandiri.
Maka nasionalisme Arab praktis menjadi sebuah doktrin bagi Elite nasional
Konservatif dan sebuah doktrin bagi perjuangan masing-masing negara untuk
meraih kemerdekaan dari penjahahan Inggris dan perancis namun dalam latar belakang
ini bertahan sebuah semangat kesatuan Arab yang tak pernah lenyap dan sebuah kelangsungan keagamaan yang berguna bagi doktrin sekuler. Khususnya
dalam pandangan masyarakat umum, identitas Arab dan islam sesungguhnya tidak
dapat dipisahkan.[49]
5.
Nasionalisme
di India
Di india sebagaimana di Turki
dan Mesir, gagasan pan-islamisme yang dikenal dengan gerakan khilafat juga
mendapat pengikut, Syed Amir Ali (1848-1928M) adalah pelopornya. Namun gerakan
ini segera pudar setelah usaha menghidupkan kembali khilafah yang dihapus Mustafa
Kemal di Turki tidak mungkin lagi. yang terkenal adalah gerakan nasionalisme
yang diwakili oleh partai kongres nasional India. Namun gagasan nasionalisme
itu segera pula di tinggalkan sebagian besar tokoh-tokoh islam karena di
dalamnya kaum muslimin yang minoritas tertekan oleh kelompok hindu yang
mayoritas. Persatuan antara dua kelompok besar hindu dan islam sulit
diwujudkan. Oleh karena itu mulim di anak benua India tidak menganut
nasionalisme, tetapi islamisme, yang di India dikenal dengan komunalisme. Yang
disuarakan oleh liga muslimin yang merupakan saingan bagi partai kongres
nasional dukungan mayoritas penganut agama hindu. Benih-benih islamisme itu
sebenarnya sudah ada sebelum liga muslimin berdiri, dilontarkan oleh sayyid Ahmad
Khan (1817-1898M) kemudian memuncak pada masa Iqbal (1876-1938M) dan Muhammad
Ali Jinnah (1876-1948M).[50]
6.
Nasionalisme
di Indonesia
Di indonesia partai politik
besar yang menentang penjajahan adalah SI ( seriakat islam) didirikan tahun
1912 di bawah pimpinan Hos Tjokroaminoto, partai ini adalah kelanjutan dari
sarekat dagang islam yang didirikan oleh H. Samahudi tahun 1911, kemudian lahir
juga partai-partai politik lainnya, seperti paratai nasional indonesia (PNI)
didirikan oleh Sukarno,(1927M) pendidikan nasional indonesia (PNI baru)
didirikan oleh Muhammad Hatta (1931M) persatuan muslimin indonesia (Permi)
yang menjadi partai politi tahun 1932, dipelopori oleh Mukhtar Lutfi.[51]
Pada tahun 1821-1837 di Minangkabau
pecah perang Paderi, di Jawa terjadi perang Diponogro, merupakan perang
terbesar yang dihadapi belanda di Jawa. Di Kalimantan selatan pada priode tahun
1857-1862M, pecah perang Banjarmasin, dipimpin oleh pangeran Antasari. Di Aceh ketika
pemerintah belanda pada tanggal 26 maret 1873M, menyatakan perang terhadap Aceh,
akhirnya pecahlah perang Aceh wilayah Aceh sampai dengan menyerahnya Belanda kepada
jepang tidak pernah tunduk terhadap belanda. Itulah bentuk nasionalisme yang
terjadi di wialayh-wilayah islam sebagai bentuk perlawanan terhadap imprialisme
yang dilakukan bangsa Eropa.[52]
7.
Nasionalime
di Afrika
Perubahan politik dan ekonomi
di wilayah jajahan afrika barat dilajutkan dengan pembentukan kelas ekonomi dan
beberapa kelompok sosial dan politik yang baru, sebagaiman terjadi dibeberapa
negeri muslim lainnya. Perubaha pola pandangan dan administrasi mengantarkan
mereka menuju pusat kota dan beberapa kota pelabuhan. Dari penduduk pendatang
yang tidak berakar ini terbentuklah komonitas dan elit baru.
Di beberapa kota kelas
borjuis yang terdiri dari laki-laki dan wanita profesional membentuk sejenis
pendidikan barat yang melatih minoritas kecil untuk menjadi dokter, guru,
pengacara, jurnalis, penerjemah dan pegawai pemerintah. Namun kegiatan
pendidikan seperti ini sangat terbatas, dalam kerajaan prancis hanya ada 3
persen usia pelajar afrika yang bersekolah. Di negeria pendidikan inggris
melahirkan
elite kecil yang berpendidikan barat yang sebagian berasal dari afrika selatan.
Dalam dekade sebelum 1942 sekitar 300.000 usia pelajar masuk ke beberapa sekolah dasar, namun
hanya 2000 yang dapat melanjutkan ke sekolah mengah. Hampir semua sekolah-sekolah
tersebut terdsps di wilayah afriks selatan dan sebagian
besar diperuntukkan sebagai pendidikan missionaris kristen. Sebagai pengecualian, sekolah
missionari kristen dan sekolah barat tidak di izinkan berkembang di nigeria
utara.[53]
Administrasi dan pendidikan
kolonial juga melahirkan elite pekerja mekanik, transportasi, pekerja bangunan,
juru tulis, petani, dan elite bawahan lainnya. Para juru tulis secara khusus
berhubungan erat dengan pekerja administrasi dan perekonomian modern dan
merupakan pihak yang berpengaruh sebagai pengegah antar elite bawahan dengan
pejabat pemerinta yang lebih tinggi. Para juru tulis dan guru menjadi juru
bicara dalam gerakan politik.
Dengan munculnya beberap
elite baru memperkokoh afrika melalui asosiasi baru. Kelompok kesukuan, etnis,
kejasama, perserikatan dagang, kelompok diskusi, dan yang terpenting
perkumpulan politik, merupakan akibat dari migrasi dan urbanisasi dan merupakan
basis bagi lahirnya partai-partai politik, perkumpulan pelajar dan pemuda
secara khusus merupakan faktor penting bagi pembentukan gerakan nasionalis Afrika.[54]
Kemerosotan perang dunia II
membuka kesemapatan bagi elite baru ini untuk menegaskan tuntutan mereka.
Perang dunia secara fatal menghancurkan kekuata politik dan otritas moral
penguasa Eropa dan memungkinkan tokoh-tokoh Afrika menuntut hak untuk
menentukan nasib meraka sendiri dan menuntut kemerdekaan politik. Pendidikan
telah mengantarkan mereka pada keyakinan bahwa mereka dapat mengendalikan masyarakat,
maka elite tersebut menjadi nasionalis yang anti kolonial dan menuntut hak
berbicara demi kepentingan masyarakat umum, untuk kepentingan elite bawahan
mereka menuntut persamaan gaji dengan pekerja Eropa, persamaan dalam
berpartisipasi dalam rezim kolonial, dan yang lebih penting adalah menuntut
kemerdekaan.
Pembentukan majelis teritorial
melatar belakangi pembentukan
sejumalah partai
politik, diantaranya adalah Ressemblement Democratique Africain (R.D.A)
dibentuk pada tahu 1946. Di bawah kepemimpinan felix houphouet-boigny. Selama
pemerintahan perancis partai ini adalah yang terbesar di pesisir lvory, sudan,
niger dan guinea, yang pada akhirnay di gantikan oleh partai Union Progressiste
Senegalaise pada tahun 1931.[55]
Gagasan-gagasan nasioinalisme dan
gerakan-garakan untuk membebaskan dari kekuasaan barat yang kafir juga bangkit
di negeri-negeri lainnya.[56]
E.
Kemerdekaan
negara-negara islam dari penjajahan.
Munculnya gagasan Nasionalisme
diikuti dengan berdirinya pertai-partai politik merupakan modal utama umat
islam dalam perjuangannya untuk mewujudkan negara merdeka. dan dalam
kenyataannya partai-partai itulah yang berjuang melepaskan diri dari kekuasaan
penjajah. Wujud perjuangannya, berbetuk kegiatan politik, baik dalam bentuk
diplomasi maupun perjuangan bersenjata. Juga dalam bentuk pendidikan dan
propaganda.
Negara dengan penduduk
mayoritas muslim yang petama kali berhasil memproklamasikan kemerdekaannya
adalah Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945.
Indonesia merdeka dari pendudukan Jepang. Akan tetapi rakyat Indonesia harus
mempertahankan kemerdekaannya dengan perjuangan senjata selama lima tahun
berturut-turut karena Belanda yang didukung tentara sekutu berusaha menguasai
kembali.
Selanjutnya adalah Pakistan negara
ini merdeka pada tanggal 15 Agustus 1947, ketika Ingris menyerahkan
kedaulatannya di India kepada dua dewan konstitusi, satu untuk India dan satu
lagi untuk Pakistan. Dengan presiden pertama mereka Ali Jinnah.[57]
Jumlah negara-negara islam
sebanayak 55 negara yang bisa diklasifikasiakan sebagai berikut.
1.
Negara-negara
islam di benua Asia sebanyak 28 negara.
2.
Negara-negara
islam di benua Afrika sebanyak 25 negara.
3. Negara-negara islam di benua Eropa sebanyak 2 negara.
-
Wilayah benua
Asia
Di Turki pada tahun 1918,
kerajaan Uthmani telah hancur, namun elite birokratik dan militer telah siap
mengubah komitmen mereka dari sebuah rezim multi-nasional dan multi religius
menjadi sebuah negara nasional Turki dan sekuler. Seusai perang dunia I Mustafa
Kemal berusaha mewujudkan prinsip-prinsip generasi Turki Muda. Di bawah
kepemimpinanya, elite nasional berhasil memobilisir massa Turki untuk berjuang
melawan pendudukan asing dan mendukung ide kebangsaaan. Mustafa Kemal mengorganisir
perjuangan Defens Of Rights Af Anatolia And Rumania (gerakan perjuangan
hak-hak Anatolia dan Rumania), mendirikan Grand National Assembly (majelis
nasional agung) di Ankara (1920M), memeberlakukan konstitusi baru (1921M) dan
mendirikan rezim republik atas sebagian besar wilayah Anatolia. Rezim baru ini
mengalahkan republik Arminia di Caucasus, mengalahkan Prancis di Cilicia, dan
mengalahkan Yunani di Anatolia tengah, dan pada tahu 1923M, melalui perjanjian Lausanne,
kekuatan Eropa sepakat mengakui kemerdekaan Turki dengan batas-batas wilayah
yang sebagaimana sekarang ini. Turki merupakan satu-satunya wilayah berpenduduk
muslim di Timur tengah yang terbentuk setelah perang dunia I sebagai negeri yang
merdeka sepenuhnya. Dengan dukungan kalangan Intelegensia yang menduduki
jabatan meliter, administrator, politisi, ahli hukum dan kalangan intelektual
yang berpengalaman, serta oleh gerakan nasional yang menyatu, turki modern
terbentuk dengan struktur negara yang lebih koheren, penyatuan elite, dan
dengan semangat identitas kultural dan politik yang sangat kuat.[58]
Saudi arabia, terletak di
sebelah barat daya benua Asia. Mengumumkan berdirinya pemerintahan kerajaan
sari Arabia tahun 1932 M. Kesultanan Amman,
di sebelah tenggara jaziara Arab. Merdeka dari Inggris tahun 1971M. Uni Emirat
Arab, di sebelah Timur Arab. Merdeka tahun 1818M. Qatar, senanjung yang masuk
ke teluk Arab. Merdeka tahun 1971M. Bahrai, Emirat kecil terdiri dari kepualuan
bedekatan dengan saudi. Merdeka 1861 M. Kuawait, di sebelah timur laut jazirah
arabia. Di teluk arab. Merdeka tahun 1961M. Irak negeri kuno dengan beberapa
peradaban kuno klasik. Merdeka tahun 1932M. Semua merdeka dari jajahan inggris.
Yordaniya al-Hasyimiyah, di bagian Barat benua Asia. Pada tahun 192 Yordania terbagi
antara Inggris dan Perancis, maka muncullah Yordania seperti wilayah merdeka.
Amir Abduulah bin Husain ditugaskan di Emirat Yordania timur dan mengumumkan
kemerdekannya tahun 1946M. Paletina, di Asia Barat. Negara ini berada di bawah
otonom Ingris, yang akhirnya memeberikan tanah itu kepada Yahudi untuk
mendirikan negara nasionalis bagi Yahudi melalui perjanjian Balfour tahun 1917
M. Semua pelawanan palestina tidak berhasil, kemusian setelah selesai otonomi Inggris,
yahudi mengumumkan berdirinya negara nasional mereka di palestina dengan nama
negara israel tahun 1948 M. Hinggan sekarang palestina masih di bawah bayang-bayang
israel. Luas wilayahnya 27.010 km², seluruhnya tunduk di bawah penjahan Israel,
dengan pengualian 3% dari wilayah itu di bawah kekuasaan palestina sendiri.
Rpublik Lebanon, merdeka dari inggris dan perancis tahun 1941 M. Suriah, di Asia
Barat. Merdeka dari perancis tahun 1941M. Republik Turki, terdiri atas
asia kecil dan sebaian kecil dari Eropa. Pemerintahan uthmaniya yang menguasai
turki merupakan khilafah islamiah terkhir. Turki menjadi republik kecil dengan gerakan nasionalis di bawah pimpinan
mustafa kamal at-Taturk yang menghapuskan
khilafah islamiyah tahun 1923M, dan mengumumkan republik turki. Setelah
sebelumnya mereka bersandar ke pada Arab, kemudia menjatuhkan diri ke dalam
pangkuan barat. Turki mengikuti gaya mereka hingga sekarang. Sekalipun mereka
masuk ke dalam anggota OKI. Iran, di sebelah Barat Daya Asia. merdeka dari
inggris dan rusia tahun 1946 M. Afgahnista, merdeka dari Inggris tahun 1921M,
dengan di perintah oleh raja Muhammad Zhahir tahun 1933-1973 M. sistem kerajaan
di hapus pada tahun 1973 M, dan Muhammad Daud khan menjadi presiden negeri ini.[59]
Di Asia Tenggara Malaysia
yang waktu itu masuk wilayah Singapura mendapat kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1957. Dan Brunai Darussalam
tahun 1984 M. beberapa di antaranya baru mendapatkan kemerdekan mereka pada
tahun terakhir, seperti ngara islam yang dulu tergabung dengan Uni Soviet,
yaitu Uzbekistan, Turkmenia, Kirghistan, Kazakhtan, Tasjikistan, dan Azerbaijan,
pada tahun 1992M. Dan Bosnia merdeka dari Yugoslavia pada tahun 1992.[60] Indonesia
merdeka dari jepang tahun 1945M, dengan peresidennya soekarno yang memimpin revolusi
melawan orang-orang belanda. Belanda mengakui kemerdekannya dan menarik diri
pada tahun 1949 M. dan negara-negara asia yang lain juga memperoleh kemerdekaan mereka.[61]
-
Wilayah benua
Afrika
Begitu pula yang di lakukan
oleh Afrika putih (secara umum dipisahkan oleh Afrika hitam oleh gurun sahara)
yang selama 82 tahun sejak 1830M berada di bawah kekuasaan tiga negara latin
dari Eropa selatan, memerdekakan diri setelah perang dunua II. Hingga saat itu,
wilayah ini secara relatif tidak terpengaruh oleh kegempitaan nasionalisne.[62]
Tripotania
Tripotania, yang sebagian
besar wilayahnya merupakan padang pasir yaqng gersang, merupakan pos terkhir Turki
di antara negara-negara Barbar. Sebagai rentetan dari perang Turki Italia pada
1911-1912, Tripolitania direbut dari tangan uthmani, dijadikan sebagai negeri
jajahan, dan bersama Siranikus bergabung pada 1934M menjadi negara Libya-Italia.
Pada perang dunia II, pasukan Italia yang dibantu oleh Jerman diusir dari Libya
oleh pasukan Inggris, perancis dan kekuatan pribumi. Tripolitania
memproklamirkan diri sebagai negara merdeka pada 1951M.[63] Pada
1956M baik Perancis maupun Sepanyol melepaskan wilayah jajahan mereka untuk menghormati
sultan.
Mesir
Terletak di sebelah timur
laut benua Afrika. Mesir di pisah oleh dua lautan, yaitu laut tengah dan laut
merah. Negeri ini merupakan jalur perdagangan dan peperangan antara timur dan
barat. Karena posisinya yang strategis dan dilalui oleh peradaba-peradaban,
maka negeri ini banyak memiliki peradaban.
Luas wilayahnya mencapai 1.001.400 km² dengan jumalah penduduk sesuai statistik
pada 1998 M berjumlah 66 juta jiwa.persentasi kaum muslimin sebanyak 95%. Awal
kemunculan mereka berhubungan dengan peradaban mesir hingga munculnya keluarga
firaun I (2925-2575 SM). Mesir telah mengalami penyerbuan orang-orang asing dalam sejarahnya yang panjang.
Negeri itu pernah diserang oleh heksus, persia, orang-orang asyuriah, dan
sebagainya. Kemudian iskandar macedoni menyerang tahun 332SM. Cleopatra merupakan penguasa
terkhir mereka pada tahun 30 SM.
Setelah itu Romawi dan Byzantium
menguasai Mesir hingga tahu 640M. Kaum muslimin menaklukkannya dengan damai di
bawah pimpinan Amr bin Ash, kemudian diikuti oleh para pemimpin Umayyah dan Abbasiyah
dan diikuti oleh dinasti-dinasti berikutnya sampai uthmaniyah, hingga akhirnya
diserbu oleh Napolion Bonaparte pada tahun 1798M. Kemudian dikuasai Muhammad
Ali Pasya (perwira Albania) pada tahun 1805-1848M. Setelah itu diumumkanlah
berdirnya negara republik pada tahun 1952M.[64]
Mesir secara resmi mendapat
kemerdekaannya pada tahun 1922M dari Inggris, tapi pada masa pemerintahan raja Faruk
pengaruh Inggris masih besar. Baru pada masa pemerintahan Jamal al-Naser, Mesir
merdeka sepenuhnya. Irak juga merdeka secara resmi pada tahun 1932M, dan baru
benar merdeka tahun 1958M. Dan sebelum itu negara-negara sekiatar Iraq telak
memproklamirkan kemerdekaan mereka , seperti Syiria, Jordania, dan Libanon tahun
1946M.[65]
Sudan
Merupakan negara terbesar di Afrika,
terletak di timur laut Afrika ( selatan Mesir) penduduknya mencapai 28.500.000
jiwa dengan persentase kaum muslmin sebanyak 75%. Kabilah arab banyak berhijrah
ke sana Setelah berdirnya berdirinya pemerintahan abbasiyah tahun 749 M. Keum
muslimin menguasai kerajaan-kerajaan nasrani di sudan pada abad 8 M. Kerajaan
terbesar yang pernah berdiri adalah kesultanan al-Zarqa (kerajaan fuwang). dan
disusul kerajaan lainnay. Kemudian mesir menguasainya pada masa Muhammad Ali pasya
tahun 1821M. Hingga digantikan oleh pemerintahan Nahdiyah di bawah pimpinan Muhammad
Ahmad al-Mahdi(1881-1899 M).
Pada tahun 1956 M. Negara ini
mengumumkan kemerdekaan penuhnya di bawah pimpinan Ismail al-Azhari, lalu
diikuti oleh pemerintahan Abdullah Khalil (1957M). Stelah itu sering terjadi
kudeta meliter disebabkan kekacauan dan tidak stabilnya politik.[66]
Lybia, maroko, aljazair.
tunisia
Di Lybia merdeka tahun 1951 M. Sudan dan Maroko
tahun 1956 M, Aljazair tahun 1962, semuanya membebaskan diri dari Perancis.
Dalam waktu hampir bersamaan Yaman utara, Yaman selatan, dan Emirat Arab memperoleh
kemerdekannya pula.[67] Konflik
berdarah selama dua puluh tahun antara pasukan prancis dengan pejuang
kemerdekaan Aljazair berakhir pada 1926M dengan keluarnya suatu perjanjian
perdamaian yang merintis jalan bagi kemerdekaan Aljazair.[68]
Tunisia terletak di sebelah
timur negeri Maroko di pesisir tengah dan Afrika utara,[69] Otonomi
internal Tunisia di setujui pada 1955M, dan negara ini mendapatkan kemerdekaan
penuh pada 1956M, Pada tahun 1882M Tunisia menjadi wilayah yang berada di bawah
perlindungan Perancis. Setelah memalului perjuangan yang panjang, akhirnya Perancis
secara resmi memutuskan kemerdekaan Tunisia pada tahun 1956M. Habib Burghuiba menjadi
presiden Tunisia pertama.[70] kini Tunisia
dan Aljazair merupakan negara republik.
Dan beberapa negara Afrika lainnya
juga mendapatkan kemerdekaannya seperti Mauritania merdeka dari perancis
tahun 1958M, Somalia merdeka dari Inggris dan italia tahun 1936M. JIBUOTI
negara arab yang terletak di Afrika Timur, mendapatkan kemerdekaanya dari
perancis tahun 1977M. Sinegal di afrika Barat merdeka dari perancis
tahun 1960M. Gambiya di afrika barat merdeka dari inggris tahun 1965M. Guinea
di barat daya Afrika merdeka dari perancis tahun 1958M. Setelah perjuangan
panjang di bawah pimpina mereka Ahmad Saikuturi. Mali merdeka dari
perancis tahun 1960M. Gabon terletak di garis katulistiwa di peisir
barat Afrika. Merdeka dari Pernacis tahun 1960M. Burkina faso, merdeka
dari perancis tahun 1895 M. Sierra leone, republik kecil Afriaka Barat,
merdeka dari Inggris tahun 1961 M. Benin di Afrika barat Merdeka dari Perancis
tahun 1960 M. Nigeria di afrika barat, merdeka dari Inggris tahun 1903 M. Kamerun
di pesisir barat afrika, merdeka dari inggris dan perancis tahun 1960 M. Niger
di afriak tengah, merdeka dari perancis tahun 1960M. Chad di sub-sahara
luas dan Afrika Barat, merdeka dari Perancis tahun 1960 M. Uganda di Afrika
Timur, merdeka dari Inggris tahun 1962 M. Tanzania di Afrika timur, merdeka
dari inggris tahun 1961 M. Comoros terletak di sebelah timur laut
kepulauan Madagaskar, merdeka dari inggris tahu 1961 M.
-
wilayah benua
Eropa.
Albania, terletak di sebelah
tenggara Eropa, di senenjung Balkan. Merdeka dari pemerintahan utmaniyah tahun
1912 M. setelah perang dunia
II wilayah ini di kuasai oleh komunis. Pada tahun 1945 M, anwar khwaja
(pemimpin paratai komunis albania) memegang kekuasaan.
Bosnia herzegovina, lewat kehancuran
komunis pada tahun 1990M. negara ini mengumumkan kemerdekannya di bawah
kepemimpina Ali Azzet Begovic. Ketika federasi yugoslavia ini hancur Tinggallah di Bosnia
60.000 tentara dengan persenjataan lengkap, yang memungkinkan orang-orang
serbia yang minuritas menindas kaum muslimin.
Sejak kemerdekannya, Bosnia
baru merasakan duka yang mendalam akibat konflik berdarah yang di sebabkan oleh
pemusbahan serbia, metode penghapusan ras agama ini dilakukan terhadap kaum
muslimin sebagai upaya penghilangan eksistensi ilam, dengan dukungan
tersembunyi negara-negara barat, Rusia, dan seluruh negara-nagara salib (nasrani)
untuk mencegah hadirnya negara islam di Eropa. Pada tahu 1996 M. pemimpin Bosnia,
Kroasia, dan Serbia Menandatangani perjanjian di paris untuk mengakhiri
peperangan ini ( kesepakatan Dayton) dan memebagi negara itu antara
serbia (49%) dan federasi muslim / kroasia (51%) kini Bosnia tengah sibuk melakukan
perbaikan kerusakan yang disebabkan oleh perang ini. Data menyebutkan korban
kaum muslimin sepenjang perang ini mencapai 200.000 orang yang terbunuh dan
50.000 wanita muslim menjadi korban perkosaan. Dunia saat ini dipenuhi oleh
korban penyembelehan dan kuburan massal yang menakutkan yang ditimpakan Serbia terhadap
muslimin.[71]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1.
kemajuan
Eropa tidaklah lepas dari Khasanah ilmu pengetahuan dan metode berpikir
islam yang rasional. peradaban islam sendiri masuk ke Eropa Dengan beberapa
salurannya, seperti sicilia dan perang salib, dan yang terpenting adalah
Spanyol islam. yang merupakan tempat yang utama bagi eropa dalam menyerap
peradaban islam, baik dalam hubungan politik, soaial, maupun perekonomian dan
peradaban antar negara. Dalam perkembangan selanjutnya keadaan ini melahirkan
Renaisans, Reformasi dan Rasionalisme di Eropa.
Gerakan-gerakan
Renaisans melahirkan perubahan-perubahan besar dalam sejarah dunia. Abad ke-16
dan 17 M, merupakan abad terpenting bagi eropa semetara abad ke 17M, itu pula,
dunia islam mulai mengalami kemunduran, dengan lahirnya Renaisans, Eropa
bangkit kembali untuk mengejar ketertinggalan mereka.
2.
Sejak
masa Renaisans eropa banyak mengalami kemajuan terutama dibidang industri, ilmu
pengetahuan dan teknologi meliter Mereka juga melakukan berbagai penelitian
tentang rahasia alam, berusaha menaklukkan lautan dan menjelajahi benua yang
sebelumnya masih diliputi kegelapan. Dengan demikian eropa menjadi penguasa
lautan dan bebas melakukan kegiatan ekonomi dari dan keseluruh dunia sehingga
terbukalah bagi mereka jalur baru dalam dunia perdagngan. Mereka tidak
tergantung lagi pada jalur lama yang dikuasai islam.
Itu
semua merupakan faktor pendukung yang menyebabkan Eropa melakukan jajahan ke
negeri-negari islam yang pada waktu itu makmur dengan kekayaan alamnya, sedang
ilmu pengetahun dan teknologi seta kekuatan islam masih terpecah belah. Akhirnya dengan tanpa hambatan berarti dari
lawan-lawannya, Bahkan satu demi satu negeri-negeri islam jatuh di bawah
kekuasaan mereka sebagai negeri jajahan.
3.
Diantara
gambaran tentang proses kemunduran turki uthmani di atas jelas bahwa
sebab-sebab yang mendominasi kemunduran kerajaan ini adalah kekalahan mereka
dibidang meliter dari negara-negara barat, sedang berbicara lemahnya kekuatan
meliter bukanlan sesuatu yang berdiri sendiri, melainkan ditentukan oleh
kekuatan dibidang lain, seperti kekuatan ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi
dan politik. Bahkan semua itu merupakan rangkaian yang saling berkaitan. Di
sampaing faktor lain yang bersumber dari internal kerajaan uthmani sendiri,
baik dari para penguasa ataupun dari rakyatnya. Dari sini bangsa barat merasa
mempunyai kesempatan untuk melebarkan sayap kekuasaan mereka kenegeri-negeri kekuasaan uthmani.
4.
Yang
mendorong bangkitnya nasionalisme dalam umat islam adalah rasa sadar, bahwa
mereka sudah jauh tertinggal dari eropa. Kesadaran itu memaksakan penguasa dan
pejuang-pejuang untuk banyak belajar dari eropa. Sehingga mereka dapat keluar
dari ketertindasan.
Hal
inilah yang mendorong munculnya perlawanan baik dalam bentuk Gerakan
pembaharuan, gerakan politik dan juga gerakan meliter. Seperti munculmya
gagasan pan-islamisme (persatuan islam sedunia) oleh tokoh pemikir islam
Jamaluddin al-Afghani. yang dikenal sebagai bapak Nasionalisme dalam
islam.
Gagasan
Nasionalisme dari barat itu masuk ke negeri-negeri muslim melalui persentuhan
umat islam dengan barat yang menjajah mereka dan dipercepat oleh banyaknya pelajar
muslim yang menuntut ilmu ke Eropa. Atau lembaga-lembaga barat yang didirikan
di negeri mereka.
5.
Kemerdekaan
wilayah-wilayah islam diperoleh dengan perantara Munculnya gagasan-gagasan Nasionalisme
diikuti dengan berdirinya pertai-partai politik, ini merupakan modal utama umat
islam dalam perjuangannya untuk mewujudkan negara merdeka. dan dalam
kenyataannya partai-partai itulah yang berjuang melepaskan diri dari kekuasaan
penjajah. Wujud perjuangannya, berbetuk kegiatan politik, baik dalam bentuk
diplomasi maupun perjuangan bersenjata. Juga dalam bentuk pendidikan dan
propaganda.
Daftar pustaka
Antonio,
Muhammad Syafii, Ensiklopedia Peradaban Islam Andalusia, (Tazkia
Publising : Jakarta, 2012)
Ansari,
Tamim. Dari Puncak Bagdad Sejarah Dunia Versi Islam, terj. Yuliani
liputo (Jakarta: Zaman, 2015)
Hitti, Philip K. History Of The Arabs
(Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2008)
Kusdiana, Ading. Sejarah & Kebudayaan
Islam (Bandung: Pustaka setia, 2013)
Lapidus,
Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A. Mas’adi(Jakarta:
Rajagrafindo Persada, 1999)
Qomar, Mujamil. Merintis kejayaan islam
kedua , (Yogyakarta: Teras,
2012)
Sulasman, Sejarah Islam di Asia & Eropa
(Bandung: Pustaka setia, 2013)
Shalabi(al),
Ali Muhammad. Bangkit Dan Runtuhya Khilafah Utmaniyah (Jakarta: Pustaka
al-Kauthar, 2014)
Tim riset dan studi islam mesir. Eniklopedi
Sejara Islam (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2013)
Usairy (al), Ahmad. Sejarah islam
(Jakarta: Akbar media, 2013)
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam (Jakarta:
Rajagrafindo Persada, 2007)
[1] Muhammad syafii
antonio, Ensiklopedia Peradaban Islam Andalusia, (tazkia publising :
jakarta, 2012), 238
[2] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 2007),
169
[3] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 2007),
108
[4] Muhammad Syafii Antonio, Ensiklopedia Peradaban Islam Andalusia, (Tazkia Publising : Jakarta, 2012), 238. Lihat juag badriyatim, 109
[5] Ibid., 109
[6] Ibid., 109
[7] Ibid., 109
[8] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 2007),
174.
[9] Ibid., 175.
[10] Ahmad
al-Usairi, Sejarah
islam
(Jakarta: Akbar media, 2013),457
[11] Ading kusdiana, Sejarah & Kebudayaan
Islam (Bandung:
Pustaka setia, 2013).
300. lihat juga, Badri yatim, sejarah
kebudayaan islam, 184
[12] Ading kusdiana, Sejarah & Kebudayaan
Islam
(Bandung: Pustaka setia, 2013),
307
[13] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007),175
[14] Ibid.,176
[15] Ibid.,177
[16] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 2007),175
[17] Ahmad al-Usairy, Sejarah islam (Jakarta: Akbar media, 2013),
417
[18] Ibid., 418
[19] Sulasman, Sejarah Islam di Asia &
Eropa
(Bandung: Pustaka setia, 2013),193
[20] Ali Muhammad as-Shalabi.
Bangkit
Dan Runtuhya Khilafah Utmaniyah (Jakarta: Pustaka al-Kauthar, 2014). 614
[21] Ading kusniadi, Sejarah & Kebudayaan
Islam
(Bandung: Pustaka setia, 2013).
147
[22] Ira.M, Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A. Mas’adi(Jakarta:
Rajagrafindo Persada, 1999).
65
[23] Badri yatim, sejarah
peradapan islam, 166.
[24] Ibid., 169
[25] Badri
yatim, Sejarah
Peradaban Islam
(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), 178-181
[26] Serangan ke wina ke
satu terjadi pada masa kekuasaan sulayman I (1520M-1566M). Yaitu dalam
penaklukan wilayah Hungaria. Lihat Philip k. Hitti, history of the Arab, 910
[27] Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj,
Ghufron A. Mas’adi (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), 69
[28] Philip k. Hitti, History Of The Arabs (Jakarta: Serambi Ilmu
Semesta, 2008),
914
[29] Badri
yatim. Sejarah
Peradaban Islam
(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), 181
[30] Philip k. Hitti, History Of The Arabs (Jakarta: Serambi Ilmu
Semesta, 2008),
915
[31] Ibid., 916
[32] Ibid., 916
[33] Ira. M, Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A.
Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), 71
[34] Ibid., 71
[35] Ibid., 72
[36] Badri yatim, Sejarah
Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007).184
[37] Badri yatim, sjarah
peradaban islam, 185, lihat juga, Ading kusdiana, sejarah dan kebudayaan islam,
335
[38] Ira, m. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A.
Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), 72
[39] Ibid., 82
[40] Ibid., 83
[41] Ahmad al-Usairy, Sejarah islam (Jakarta: Akbar media, 2013),
369
[42] Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A.
Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), 83
[43] Ading Kusdiana, Sejarah & Kebudayaan
Islam
(Bandung: Pustaka setia, 2013),
331
[44] Ibid., 332
[45] Ibid.,332
[46] Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A.
Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999),138
[47] Badri yatim, Sejarah
Peradaban Islam, 187 lihat juga , Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam,
419
[48] Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A.
Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), 142
[49] Ibid., 150
[50] Badri yatim, Sejarah
Peradaban Islam, 187 lihat juga , Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam,
187
[51] Ibid., 187
[52] Ading kusdiana, Sejarah & Kebudayaan
Islam
(Bandung: Pustaka setia, 2013),
334
[53] Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A.
Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), 428
[54] Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A.
Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), 429
[55] Ibid., 430
[56] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 2007),
187
[57] Ibid., 188
[58] Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A.
Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), 84
[59] Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A.
Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), 469-493
[60] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 2007),
189
[61] Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A.
Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), 496-516
[62] Philip k. Hitti, History Of The Arabs (Jakarta: Serambi Ilmu
Semesta, 2008),
917
[63] Ibid., 916
[64] Ahmad al-Usairy, Sejarah islam (Jakarta: Akbar media, 2013),517
[65] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 2007),
189
[66] Ahmad al-Usairy, Sejarah islam (Jakarta: Akbar media, 2013), 519
[67] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 2007),
189
[68] Philip k. Hitti, History Of The Arabs (Jakarta: Serambi Ilmu
Semesta, 2008),
915
[69] Ahmad al-Usairy, Sejarah islam (Jakarta: Akbar Media, 2013), 522
[70] Ibid, 523
[71] Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A.
Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), 544-548
Tidak ada komentar:
Posting Komentar