HOME

31 Maret, 2022

ERA PENJAJAHAN DUNIA ISLAM

 

BAB I

PENDAHULUAN

    A.    LATAR BELAKANG

Kalau kita masuk mesin waktu menuju abad pertengahan seperti abad ke-10 Masehi (ke-4 Hijriyah) dan berjalan menyusuri kota-kota dunia islam dan kota-kota dunia Barat, maka kita akan terkaget-kaget melihat perbedaan besar antara kedua dunia itu. Kita akan tercengan melihat sebuah dunia yang penuh denga kehidupan, kekuatan dan peradaban yakni dunia islam, da sebuah dunia lain yang primitif, sama sekali tidak ada kesan kehidupan, ilmu pengetahuan dan peradaban yakni dunia Barat.

Pasang surut sejarah dan lika-liku peradaban telah dilalui kaum muslimin, ada zaman keemasan yang gemerlap dan di mana islam mengalami kemundurannya. Umat islam mengalami puncak kejayaannya yang kedua pada masa tiga kerajaan besar, yakni kerajaan Turki Uthmani, Safawi, dan Mughal (di India), sepeti pada masa kekuasaan islam terdahulu lambat laun kekuatan islam menurun. Bersamaan dengan kemunduran tiga kerajaan besar tersebut, bangsa Barat mulai menunjukkan usaha kebangkitannya. 

Keberadaan Islam dan kaum muslimin di Eropa membawa berkah tersendiri bagi masyarakat setempat, mengalirnya ilmu pengetahuan dan peradaban islam Andalusia ke Eropa pada awal abad ke-10 hingga abab ke-13 membawa perubahan yang sangat besar bagi Eropa, yang ketika itu sedang mengalami zaman kegelapan (the dark ages). Sedikit demi sedikit tabir kegelapan yang menyeliputi masyarakat Eropa selama berabad-abad mulai tersingkap dan mulai tampak sinar terang.

Di antara awal perkembangan kebangkitan ilmu pengetahuan di Eropa ialah berdirinya berbagai Unifersitas abad pertengahan, perkembangan kurikulum, munculnya sarjana-sarjana awal Eropa, dan dimulainya masa Renaisans Eropa.

    

RUMUSAN MASLAH

A. Apakah yang mendorong munculnya Renaisans di Eropa ?

B. Apa penyebab Kedatangan Barat dan Ekspansi di Berbagai Dunia Islam ?

C. Apa penyebab Bangkitnya Nasionalisme di Dunia Islam dan Tumbuhnya Gerakan Partai yang Memperjuangkan Kemerdekaan Negaranya ?

D. Bagaimanakah proses merdekanya Negara-negara Islam dari Penjajahan ?

 

BAB II

PEMBAHASAN

            A.                RENAISANS DI EROPA

1.      Pengetian

Renaisans bersal dari kata Renasseimento, yang berati lahir kembali atau rebith sebagai manusia yang serba baru, Renaisans diartikan sebagai kelahiran kembali atau kebangkitan kembali jiwa atau semangat manusia yang selama abad pertengahan terbelenggu dan diliputi oleh Mental Inactivity. Renaisans disebut juga abad kebangkitan karena ia adalah awal kebangkitan manusia Eropa yang ingin bebas dan tidak lagi terbelenggu sebagai kehendak untuk merealisasikan hakikat manusia sendiri.

Renaisans merupakan gerakan yang menaruh minat untuk mempelajari dan memahami kembali peradaban dan kebudayaan yunani dan Romawi kuno. Renaisans terjadi melalui proses yang sangat panjang, dimana pengaruh islam sangat dominan dan tidak bisa dimungkiri. Kehidupan intelektual di Eropa sebagai warisan pemikiran yang mulai dikembangkan pada abad ke-12 yang menyebabkan berkembangannya ilmu pengetahuan sejati yang sebagian besar maju berkat penggunaan ilmu pengetahuan pasti dari kalangan filsuf-filsuf Arab, serta melalui ajaran-ajaran dan komentar-komentar yang disusun oleh filsuf-filsuf Arab. Yang menafsirkan filsafat Aristoteles yang telah mendapat pengaruh paham Neoplatonisme. Metode eksperimen juga pada mulanya dikembangkan oleh sarjana-sarjana muslim pada zaman keemasan islam. Ilmu pengetahuan lainnya mencapai puncaknya antara abad ke-9 hingga abad ke-12 semangat untuk mencari kebenaran yang dimulai oleh pemikir-pemikir yunani hampir padam dengan munculnya kekaisaran Romawi, tetapi kemudian dihidupkan kembali dalam kebudayaan islam. Dalam perjalanan sejarah, melalui sarjana-sarjana muslim dan bukan malalui perjalanan latin, dunia modern sekarang ini mendapatkan dasar-dasarnya.[1]

2.      Kemajuan Eropa dan melemahnya Islam

Bersamaan dengan kemunduran tiga kerajaan islam di periode pertengahan sejarah islam, eropa barat (barat) sedang mengalami kemajuan yang pesat. Hal ini berbanding terbalik dengan masa klasik sejarah islam. Ketika itu paradaban islam dapat dikatakan paling maju, yang memancarkan sinarnya keseluruh dunia, sementara eropa barada dalam kebodohan dan keterbelakangan.

Seperti yang akan dijelaskan bahwa kemajuan Eropa tidaklah lepas dari khasanah ilmu pengetahua dan metode berpikir islam yang rasional. Dengan cara masuknya peradaban islam ke Eropa. Dalam perkembangan selanjutnya keadaan ini melahirkan Renaisans, Reformasi dan Rasionalisme di Eropa.

Gerakan-gerakan Renaisans melahirkan perubahan-perubahan besar dalam sejarah dunia. Abad ke-16 dan 17M, merupakan abad terpenting bagi Eropa semetara abad ke 17M, itu pula, dunia islam mulai mengalami kemunduran, dengan lahirnya renaisans, Eropa bangkit kembali untuk mengejar ketertinggalan mereka.[2]

3.      Pengaruh peradaban islam Spanyol terhadap Ranaesans di Eropa.

Kemajuan Eropa yang terus mengalami perkembangan hingga sekarang banyak berhutang budi terhadap khasanah ilmu pengetahuan islam yang berkembang pada periode klasik. Banyak saluran bagaimana peradaban islam mempengaruhi Eropa, seperti sicilia dan perang salib, dan yang terpenting adalah spanyol islam yang merupakan tempat yang utama dan yang paling utama bagi Eropa dalam menyerap peradaban islam, baik dalam hubungan politik, soaial, maupun perekonomian dan peradaban antar negara. Orang–orang Eropa telah menyaksikan kenyataan bahwa sepanyol berada di bawah kekuasaan islam jauh meninggalkan negara-negara Eropa lainnya.[3] Muslim Spanyol juga telah menorehkan tinta emasnya dalam sejarah bangsa eropa. Meka merupakan mata rantai paling penting yang menghubungkan antara hasanah filsafat yunani klasik dan bangsa-bangsa eropa. Dalam peralihan proses Khasanah ilmu pengetahuan dari islam ke Barat, toledo merupakan saluran utama, sebab Toledo merupakan satu-satunya kota penting dalam pembelajaran orang islam setelah penguasaan kristen atas spanyol pada tahun 1085M.

Dalam pandangan Mehdi Nakosteen, proses transmisi tersebut terbangun melalui dua saluran utama. Pertama, melalui para mahasiswa dan cendikiawan dari Eropa barat yang belajar di sekolah-sekolah tinggi dan universitas-universitas Spanyol. Kedua, melalui terjemahan-terjemahan karya dari sumber-sumber berbahasa arab.

Fakta riil yang tidak bisa dimungkiri adalah bahwa tingginya peradaban intelektual  Muslim Spanyol telah mengispirasi gerakan-gerakan pencerahan di Eropa. Salah satu ilmuan penting itu adalah ibnu Rusyd. Melalui pemikirannya bangsa eropa mampu menemukan pemikiran Aristoteles, yang menganjurkan kebebasan berpikir dan melepaskan belenggu taklid dari gereja. Tinginya animo masyarakat Eropa terhadap pemikiran Ibnu Rusyd pada akhirnya melahirkan gerakan Avverroisme, yang berujung pada lahirnya reformasi pada abad ke-16 rasionalisme pada abad ke-17. Karya-karya Ibnu Rusyd di cetak di Vinesia tahun 1481M, 1482M, 1483M, 1489M, dan 1500M. banyak yang diterjemahkan setidaknya pada tahun 1553M dan 1557M buku Ibnu Rusyd diterbitkan dalam edisi lengkapnya. Selain itu pada abad ke-16 buku-buku tersebut juga diterbitkan di Napoli, Bologna, Lyon, dan Strasbourg. Tingginya gerakan penerjemahan karya-karya ilmuan muslim oleh bangsa Eropa diawali oleh inisiatif uskup besar Raymond I (1126M-1152M). Atas Inisiatif uskup tersebut dibangunlah sekolah khusus untuk penerjemahan di Toledo. Dari sekolah ini lahir penerjemah-penerjemah dalam jumlah besar antara kurun 1135M sampai 1284M.[4]

Salah satu dari terjemahan ini adalah terjemahan Aljabar karya al-Khawarismi pada tahun 1145M oleh Robert Chester dan terjemahan al-Qur’an dalam bahasa latin pada tahun 1143M bersama Dalmatin. Di Toledo pula didirikan sekolah Oreintalisme yang pertama, yaitu pada tahun 1250M, atas permintaan para pendeta dengan misi untuk mencetak para misionaris yang bertujuan untuk mengkristenkan umat islam dan yahudi.[5]

Universitas yang pertama didirikan di Eropa adalah universitas Paris (1231M), 30 tahun setelah wafatnya Ibnu Rusyd. di akhir abad pertengahan, di Eropa baru berdiri 18 uneversitas, di universitas-universitas itulah ilmu yang peroleh dari umat islam diajarkan. Seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti, dan filsafat. Pemikiran filsafat yang paling digemari di Eropa adalah pemikiran al Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd.[6]

Sekitar akhir abad ke-13 seluruh ilmu pengetahuan dari islam bisa dikatakan telah selesai ditranmisikan ke barat. Berangkat dari sini pula gerakan-gerakan penting lahir di Eropa, seperti gerakan renaisans sekitar abab ke-14 yang diawali di Italia, gerakan reformasi pada abad ke-16, rasionalisme pada abad ke-17, serta zaman pencerahan (Aufklarung) pada abad ke-18M.[7]

Pada awal kebangkitannya, Eropa menghadapi tantangan berat. Di hadapannya masih terdapat kekuatan-kekuatan perang islam yang sulit untuk dikalahkan. Terutama kerajaan Uthmani yang berpusat di Turki. Tidak ada jalan lain mereka harus menembus lautan yang sebelumnya lautan adalah sebuah dinding yang membatasi gerak mereka. Mereka melakukan berbagai penelitian tentang rahasia alam, berusaha menaklukkan lautan dan menjelajahi benua yang sebelumnya masih diliputi kegelapan. Setelah Christoper Colombus menemukan benua Amerika (1492 M) dan Vasco Dagama menemukan jalan ke timur melalui tanjung harapan (1498M), benua Amerika dan Hindia segera jatuh ke bawah kekuasaan Eropa. Dua penemuan tersebut sungguh tidak terkirakan nilainya, eropa menjadi maju dalam dunia perdagangan, karna tidak tergantung lagi pada jalur lama yang dikuasai islam. Lautan sudah menjadi jalan raya dan Eropa yang semula terpojok segara menjadi yang dipertuankan di laut dan dengan demikian yag dipertuankan di dunia.[8]

Karena daerah-daerah baru terbuka bagi mereka. Mulailah kemajuan perekonomian Barat melampui kemajuan islam yang sejak lama mengalami kemunduran. Kemajuan barat itu dipercepat oleh penemuan dan perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. Penemuan mesin uap yang yang kemudian melahirkan revolusi industri di Eropa semakin memantapkan kemajuan mereka. Teknologi perkapalan dan meliter berkembang pesat. Dengan demikia eropa menjadi penguasa lautan dan bebas melakukan kegiatan ekonomi dari dan keseluruh dunia, tanpa hambatan berarti dari lawan-lawan mereka. Bahkan satu demi satu negeri-negeri islam jatuh ke bawah kekuasaan mereka sebagai negeri jajahan.

Negeri-negeri islam yang pertama kali jatuh kekuasaan Eropa adalah negeri-negeri yang jauh dari pusat kekuasaan kerajaan Uthmani, karena kerajaan ini walaupun terus mengalami kemunduran, ia masih disegani dan dipandang masih cukup kuat untuk berhadapan dengan kekuatan militer Eropa pada waktu itu. Negeri-negeri islam yang pertama dapat dikuasai Barat itu adalah negeri-negeri islam di Asia Tenggara dan anak benua India. Dan menyusul negeri-negeri islam di Timur Tengah yang berada di bawah kekuasaan kerajaan Uthmani dapat diduduki pada masa berikutnya.[9]

    

    B.     Kedatangan Barat di Berbagai Dunia Islam.

    1.      Pengertian Dunia Islam

Yang dimaksud dengan dunia islam adalah negeri-negri atau negara-negara yang persentase penduduk muslimnya lebih dari 50% dari keseluruhan jumalah penduduk. Disamping pertimbangan yang lain. Seperti undang-undang, atau bahwa syariat islam menjadi sumber utama. Pertimbangan lain adalah kepala negaranya. Termasuk Negara-negara yang tergabung dalam organisasi konferensi islam, walaupun di dalamnya umat muslim adalah minoritas, seperti Uganda, kamerun, dan benin. Luas wilayah dunia islam mencapai 31,8 juta km² atau sebanding dengan 25 % dari seluruh luas dunia.[10]

    2.      Kondisi dan Faktor pendorong timbulnya imperialisme barat di dunia islam.

Timbulnya kegiatan imperialisme barat di dunia islam memiliki keterkaitan dengan kondisi yang terjadi di Eropa. Yaitu berkembangnya semangat perlunya identitas kebangsaan atau nasionalisme di kalangan bangsa-bangsa eropa yang berkobar setelah pecahnya revolusi perancis. Juga dengan muncul dan semakin menjalarnya kegiatan industrialisasi, terlebih setelah di eropa terjadi revolusi industri. Yang memilki keterkaitan dengan berkembangnya sistem perekonomian yang bersifat kapitalis yang menjamur di negar-negara eropa.

Indrustrialisme dan kapitalisme mendorong nasionalisme, karena keduanya menimbulkan kemungkinan adanya ekspansi ekonomi, yang menimbulkan iri hati dan persaingan di antara bangsa-bangsa yang menghendaki kekuasaan dunia.[11]  

    3.      Penyebab jatuhnya wilayah-wilayah islam ketangan bangsa Eropa.

Merosotnya kekuatan politik di negeri-negeri muslim menjadi penyebab jatuhnya negeri-negeri muslim ke tangan Eropa. Secara politis tampak dari apa yang terjadi pada abad ke-18 di tiga kerajaan. Pada tahu 1722M. karajaan Safawiyah di Persia mengalami kehancuran disebabkan penyerbuan bangsa Afghan, juga kerajaan Mughal di India tahun 1857M, akibat kegagalannya menggalang kukuatan dalam pemberontakna Sipahi. Sebaliknya kerajaan turki uthmani memang masih ada dan berakhir pada tahun 1924M, kondisinya sudah tua dan sakit-sakitan. Hancurnya kerajaan Safawi dan Mughal serta mundurnya karajaan turki Uthmani, memberikan pengaruh terhadap masa depan umat islam, baik di pusat dan wilayah kerajaan ini. maupun bagi umat islam yang jauh di pinggiran dunia islam. Seperti di kawasan Afrika Utara dan Asia Tenggara. seiring dengan terjadinya kemunduran dan kehancuran tiga kerajaan ini, negara Eropa mulai berani mengobok-obok kekuatan islam.[12]

    4.      Penjajahan di anak benua India dan Asia Tenggara.

Pada masa kemajuan pemerintahan Mughal India adalah negeri yang kaya dengan pertanian. Hal ini mengundang Ingris yang sedang mengalami kemajuan untuk berdagang ke sana. diawal abad ke- 17 M, Inggris dan Belanda mulai menginjakkan kakinya di India. Pada tahu 1611 M, Inggris memperoleh izin menanamkan modal, dan pada tahun 1617 M, Belanda mendapatkan izin yang sama. Ketika dirasa cukup kuat kongsi dagang Inggris British East India Company (BEIC) mulai berusaha menguasai India bagian Timur, pada tahun 1761M penguasa–penguasa setempat mencoba mempertahankan dengan berperang melawan Inggris, namun  mereka tidak berhasil, akibatnya daerah-daerah Oudh, Bengal dan Orissa jatuh ketangan mereka. Ibu kota Mongol juga tidak luput dari bayang-bayang kekuasaan Inggris, karena bantuan yang diberikan Inggris kepada raja ketika mengalahkan aliansi Sihk-Hindu, sehingga mereka berusaha menguasai kerajaan. Mulai saat itulah Inggris mulai mengembangkan sayapnya di Benua anak India dan sekitarnya. Pada tahun 1842M, keamiran muslim Sind dikuasai. Tahun 1857M kerajaan Moughal dikuasai secara penuh dan setahun kemudian rajanya yang terakhir dipaksa meninggalkan istana. Sejak itu, India berada di bawah kekuasaan Inggris dengan menegakkan pemerintahannya di sana. Pada tahu 1879M, Inggris berusaha menguasai Afghanistan dan kesultanan muslim Baluchintan di bawah kekuasaan India-Inggris tahun 1899M.[13]

Asia Tenggara tempat islam mulai berkembang, merupakan daerah rempah-rempah terkenal pada waktu itu, yang menjadi ajang perebutan negara-negara Eropa. Bahkan kekuatan mereka lebih awal menancap di sini dari pada di india hal itu karena kerajaan asia tenggara lebih lemah dibandingkan dengan Mughal, sehingga lebih mudah ditaklukkan.[14]

Kerajaan islam malaka berdiri pada awal abad ke-15 yang merupakan kerajaan islam terbesar kedua setelah samudera yang pasai ditaklukkan Portugis pada tahun 1511M, sejak saat itu peperangan antara portugis melawan kerajaan-kerajaan islam di indonesia sering berkobar. Pedagang-pedagang portugis terutama berupaya menguasai maluku yang sangat kaya akan rempah-rempah. Penjajahan mereka terlama adalah di Timor-Timur.

Pada tahun 1521M, Spanyol datang ke Maluku dengan tujuan dagang. Spanyol berhasil menguasai Filipina, termasuk di dalamnya kerajaan islam, seperti kesultanan Maguindanao, kesultanan Buayan, dan kesultanan Sulu.[15]

Pada tahun 1521M, giliran Belanda, Inggris, Denmark, dan Prancis yang datang ke Asia Tenggara. Akan tetapi Denmark dan Prancis tidak berhasil menjajah negeri di Asia Tenggara dan hanya berdagang yang mereka lakukan. Belanda datang tahun 1595M, dan segera memegang kendali perdagangan di kepulauan nusantara dan kongsi dagang VOC segera memainkan peran politiknya. Kehadiran mereka ditentang oleh penduduk setempat dari itu sering  terjadi peperangan di antara mereka walupun akhirnya dimenangkan oleh Belanda. Yang terbesar diantaranya adalah perang Aceh, perang Paderi di Minagkabau, dan Perang Diponogoro di Jawa. Walaupun Inggris datang ke Asia Tenggara sesudah Belanda tapi kekuatannya mampu menyaingi, kekuasaan Inggris menancap di Semenanjung Malaya, termasuk Singapura sekarang dan Kalimantan Barat, termasuk Brunai. Bahkan Inggris sempat menguasai seluruh Indonesia dalam jangka waktu yang tidak lama di awal abad ke- 19 M.

Sebagaimana di India kekuasan politik negara-negara Eropa terus berlanjut sampai pertengahan abad ke-20 barulah negeri-negeri jajahan tersebut memerdekakan diri dari kekuasaan negara asing.[16]

    5.      Penjajahan di Afrika

Perancis menyerang Mesir dan Syam.

Perancis datang ke Mesir dengan kepemimpinan Napolion Bonaparte. Dimana pada waktu itu Mesir di bawah kekuasaan Uthmaniyah. Mereka menggunakan cara yang sadis, kemudian bergerak menuju Syam, lalu merebut Gaza dan Yafa namun gagal mengepung Akka, Maka mereka kembali ke Mesir.

Kemudian Napolion kembali ke Perancis dikarnakan kondisi dalam negerinya, dia meninggalkan pasukannya di Mesir. Namun mental pasukan yang lemah menyebabkan mereka kembali ke Perancis pada tahun 1216H.[17] Muhammad Ali (seorang pimpinan kelompok Al-Bania) dalam usahanya demi kemerdekaan Mesir dia menundukkan Sudan pada tahun 1821M. pasukan Mesir mengalami kekalahan besar di Yunani pada tahun 1827M, dari pasukan sekutu Inggris, Perancis dan Rusia. Tampaknya ini merupakan hasil kesepakatan untuk mendapatkan dukungan Inggris bagi kemerdekaan Mesir. Dia berhasil menguasai negeri Syam dan mengalahkan tentara Uthmani pada tahun 1831M. Lalu menyerbu wilayah utara kearah Asia kecil sampai ke jantung Anatolia, hingga Istambul terbuka di hadapannnya.[18]


BACA ARTIKEL LAINNYA YANG BERKAITAN


    C.    Kemunduran kerajaan Uthmani dan ekspansi barat ke timur tengah.

1.      Faktor kemunduran kerajaan Uthmani.[19]

Disebutkan bahwa yang menjadi pangkal penyebab runtuhnya pemerintahan Uthmani adalah karna semakin jauhnya pemerintahan Uthmani dari pemberlakuan Shariat Allah, yang menyebebkan kesempitan dan kesengsaraan Umat, baik dalam aspek agama, sosial, politik dan ekonomi. Jauhnya para sultan di akhir-akhir pemerintahan Uthmani dari Shariat Allah sangat berdampak buruk terhadap kehidupan umat islam. Kaum muslimin pada akhir pemerintahan Uthmani telah tertimpa kebodohan yang sangat, mereka kehilangan identitas diri dan semangat. Sehingga tidak ada lagi Amar Ma’ruf  Nahi Munkar.[20] Faktor lain adalah kekalahan mereka dibidang meliter dari negara-negara barat, dan hal lain yang berkaitan seperti ilmu pemgetahuan, politik, ekonomi dan teknologi. Di samping faktor internal yang bersumber dari kerajaan ataupun rakyatnya.[21]

Kehancuran kerajaan Uthmani merupan transisi yang lebih kompleks dari masyarakat islam-imperial abad 18M. Menjadi negara-negara nasional modern. Rezim uthmani menguasai wilayah yang sangat luas, meliputi Balkan, Turki, Timur tengah, Arab, Mesir dan Afrika utara. Pengaruk kerajaan ini sampai ke Asia tengah, Laut merah, dan Sahara. Meskipun telah memasuki periode desentralisasi pada abad 17M dan abad 18M. Dan telah menyerahkan sebagian wilayahnya kepada kekuatan politik dan komersial Eropa yang menjadi pesaingnya, namun kerajaan uthmani masih mampun mempertahankan legitimasi politiknya dan landasan struktur institusionalnya. Pada abad ke-19M, secara subtansional uthmani memperbaiki kekuasaan pemerintahan pusat, mengkonsolidasi kekuasaan atas beberapa propinsi, dan melancarkan reformasi ekonomi, sosial dan kultural yang dengan kebijakan tersebut mereka berharap dapat menjadikan rezim uthmani mampu bertahan di dunia modern.

Meskipun uthmani telah berjuang untuk mereformasi negara dan masyarakat, namun perlahan kerajaan kehilangan wilayah kekuasaannya. Beberapa kekuatan Eropa yang lebih dulu telah mengkonsolidasikan meliter, ekonomi dan kemajuan teknologi mereka sehingga pada abad ke-19M, bangsa Eropa jauh lebih kuat dibanding rezim Uthmani. Untuk bisa bertahan Uthmani semata bergantung pada keseimbangan kekuatan-kekuatan Eropa. Hingga tahun 1876M kekuatan Inggris dan Rusai berimbang dan hal ini yang menyelamatkan rezim uthmani dari pencaplokan mereka. Namun antara 1878M dan dan 1914M, sebagian besar wilayah Balkan menjadi merdeka, sehingga Rusia, Inggris, Austria-Hungariy merebut sejumlah wilayah Uthmani. Proses pelepasan wilayah Uthmani hingga ia menjadi kerajaan yang yang tidak beranggota, memuncak pada akhir perang dunia I. Lantaran terbentuknya sejumlah negara baru di Turki dan Timur Tengah.[22]

Setelah sultan Sulaiman al-Qanuni wafat (1566M) kerajaan Turki Uthmani mulai memasuki fase kemundurannya. Akan tetapi sebagai kerajaan yang besar dan kuat kemundurannya tidak langsung terlihat. Proses kemunduran kerajaan uthmani terjadi selama dua abad lebih setelah ditinggal sultan Sulaiman al-Qanuni. Tidak ada tanda-tanda membaik sampai separuh pertama abad ke-19M,  oleh karna itu satu persatu negeri di Eropa yang pernah dikuasai kerajaan ini memerdekakan diri. Bahkan bukan hanya negeri-negeri di Eropa yang sedang mengalami kemajuan yang memberontak terhadap kekuasaan kerajaan uthmani, tetapi juga beberapa daerah di timur tengah mencoba bangkit untuk memberontak. Seperti Mamalik di bawah kepemimpinan Ali Bey (1770M) sampai datangnya Napoleon Bonaparte dari Prancis (1798M), Fakr al-Din pemimpi druze di libanon dan siriya, berhasil menguasai Palestina, hingga menyerah tahun 1635M. Di Persia kerajaan Safawi ketika berjaya beberapa kali melakukan perlawanan terhadapa kerajaan uthmani dan beberapa kali menang. Sementara itu di Arabia bangkit kekuatan baru, yaitu aliansi antara pemimpin agama Muhammad ibn Abdul wahhab yang dikenal denga gerakan wahabiyah dengan penguasa lokal Ibnu Su’ud, mereka berhasil menguasai beberapa daerah di Jazirah Arab dan sekitarnya di awal paroh kedua abad ke- 18M. gerakan-gerakan seperti terus berlanjut dan bahkan menjadi lebih keras pada masa sesudahnya. Yaitu abad ke-19 dan ke-20 M. Ditambah dengan gerakan pembaharuan politik di pusat pemerintahan, kerajaan uthmani berakhir dengan berdirinya Republik Turki pada tahun 1924 M.[23] Pada masa berikutnya, di periode turki uthmani modern, kelemahan kerajaan ini menyebabkan kekuatan-kekuatan Eropa tanpa segan menjajah dan menduduki daerah muslim yang dulunya berada di bawah kekuasaan kerajaan uthmani, terutama di timur tengah dan afrika utara.[24]

Kemajuan eropa dalam teknologi militer dan industry perang membuat kerajaan uthmani menjadi kecil di hadapan Eropa, namun nama besar turki uthmani masih membuat Eropa Barat segan untuk menyerang atau mengalahkan wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan kerajaan islam ini. Termasuk daerah-daerah yang berada di Eropa Timur. Namun kekalahan besar kerajaan uthmani dalam menghadapi serangan Eropa di Wina tahun 1683 M, membuka mata Barat bahwa kerajaan uthmani telah mundur jauh sekali. Sejak itulah berulang kali kerajaan uthmani mendapat serangan-serangan besar dari barat.

Usaha pembaharuan pun dilakuka, meskipun usaha tersebut bukan saja gagal menahan kemunduran kerajaan Turki uthmani yang terus merosot, tetapi juga tidak membawa hasil yang dinginkan. Penyebab kegagalan itu terutama adalah kelemahan raja-raja uthmani karena wewenagnya sudah jauh menurun. Usaha turki uthmani baru mengalami kemajuan setelah penghalang pembaharuan utama yaitu tentara Yenissari dibubarkan oleh sultan Mahmud II (1807-1839) akan tetapi meski banyak mendatangkan kemajuan, hasil gerakan pembaharuan tetap tidak behasil menghentikan gerak maju barat ke dunia islam di abad ke 19. Selama abad ke-18 M barat menyerang ujung garis pertempuran islam di eropa timur, wilatah kekuasaan kerajaan uthmani. Akhir dari serangan-serangan itu adalah di tanda tanganinya perjanjian San Stefano (maret 1878 M) dan perjanjian berlin (juni-juli 1878) antara uthmani dan rusia. Sementara kebanyakan daerah berpenduduk muslim di timur tengah pada abad berikutnya mulai diduduki bangsa Eropa.

Ketika terjadi  perang dunia I turki uthmani berada di pihak yang kalah, akibatnya kekuasaan kerajaan turki semakin ambruk, ditambah pemberontakan yang dilakukan oleh partai persatuan dan kemajuan yang menghapuskan kekhalifahan uthmani, kemudian membentuk turki modern pada tahun 1924 M. sampai tahun 1919 M. Turki diserbu tentara sekutu sejak itu kebesaran turki uthmani benar-benar tenggelam dan kekhalfahannya dihapuskan. Semua daerah kekuasaanya yang luas, baik di asia maupun dia afrika diambil alih oleh Negara-negara eropa yang menang perang. Perang dunia merupakan babak akhir proses penaklukan barat terhadap negeri-negeri islam. Sejak itu seakan-akan tidak tidak ada lagi kerajaan islam yang betul-betul merdeka.[25]

2. Ekspansi Eropa modern ke Timur tengah.

Kerajaan yang secara umum diatur untuk menghadapi peperangan ketimbang memakmurkan rakyatnya, dan membangun kawasan yang tidak terjangkau tangan pemerintah dengan alat komunikasi yang baik. Serta populasi yang hiterogen diantara kelompok dan ras yang berbeda berbeda. Dengan garis perpecahan yang terlihat jelas, antara golongan muslim dan kristen bahkan antara muslim turki dengan muslim arab dan antara sekte kristen yang satu dengan sekte kristen yang lain. Menjadi lahan yang subur bagi tumbunya bibit kehancuran yang nantinya akan mengikis sendi-sendi kerajaan ini.

Tidak lama setelah wafatnya sulayman, kerajaan mulai terlihat tanda-tanda kemundurannya, sebuah perjalanan panjang dan berliku. Kegagalan serangan kedua ke wina pada 1683M,[26] dianggap sebagai tanda awal berakhirnya kejayaan kerajaan Uthmani, ekspansi turki ke eropa tidak mengalami kemajuan yang berarti, setelah itu, penguasa turki memilih untuk mempertahankan apa mereka dapatkan ketimbang mencoba mendapatkan yang lebih banyak. Peranan angkatan bersenjata tidak lagi untuk menyerang, tetapi lebih banyak bertahan. Kekuatan internal yang semakin lemah betambah buruk denga munculnya ganguan dari luar ketika pada abad ke-18 prancis, inggris, austria, dan terakhir rusia meulai melebarkan pengaruh mereka dan melirik wilayah-wilayah yang dikuasai oleh kerajaan yang mulai lemah ini.

Pada akhir abad 18 M kerajaan uthmani tidak mampu lagi mempertahankan dirinya menghadapi kekuatan meliter eropa, juga tidak mampu mengelak dari penetrasi komersial eropa. Rusia merampas Cremia dan memeperkokoh diri di laut hitam, sementara pihak inggris setelah membantu menggagalkan invasi napolion Bonaparte (panglima ekspedisi prancis) terhadap mesir tahun 1798, menjadi kekuatan meliter dan perdagangan yang tidak tertandingi di laut tengah. Rusia bermaksud merampas beberapa wilayah uthmani di balkan dan berhasil menyusup ke laut tengah, inggris ingin menjadikan kerajaan uthmani sebagai benteng untuk menghadang ekspansi rusia dan melindungi kepentingan politik dan komersilanya di laut-tengah, timur tengah dan india. Dengan demikian kerajaan uthmani yang tengah dalam situasi kritis terlindungi oleh keseimbangan kekuatan eropa, ini merupakan periode perjuangan satu abad untuk memperebutkan “ The Sick Man” yaitu negeri Turki di Eropa.

Tantangan pertama terhadap keseimbangan kekuatan ini datang bersama invasi syiria oleh Muhammad Ali pada tahu 1831 M, seorang gubernur uthmani di Mesir yang independen (1805-1848), sebagai jawabanya uthmani menyetujui perjanjian Unkiar Skelessi (juli 1833) dimana mereka melepaskan dardanelles dan bosphorus kepda armada perang asing sebagai imbalan atas bantuan rusia. Inggris cemas akan kemungkinan terbentuknya protektorat rusia atas wilayah utmani dan kemungkinan antervnsi rusia di laut-tengah, menegaskan kecondongannya atas integritas kerajaan uthmani dan penyerahan kembali syiria kepada kekuasaan uthmani. Pada tahu 1840, rusia , inggris, dan austria mencapai kata sepakat bahwasanya muhammad ali harus menarik diri dari syiria, dan melaui persetujuan lanjutan tahun 1841, kekuatan rusia dan inggris mengizinkan muhammad ali malangsungkan rezimnya secara turun temurun di mesir. Itulah, krisis internal kerajaan uthmani menimbulkan sebuah pertunjukan kekeuatan eropa untuk turut menangani urusan uthmani. Kerajaan uthmani menjadi pemerintahan protektorat di eropa dan menjadi kerajaan gadaian sejumlah kekuatan adikuasa.

Pada tahu 1855M, Rusia merebut Sebastapol dari uthmani, krisis berikutnya adalah pemberontakan Bosnia dan Herzegovina pada tahun 1876M, melawan pemerintahan uthmani. Perlawanan kaum nasionalis terhadap pemerintahan uthmani di balkan dimulai dengan pemebrontakan serbia tahun 1804M-1813M. Antara tahun 1821M dan 1829M, Yunani meraih kemerdekaannya. Serbia, Rumania, dan Bulgaria juga menuntut otonomi. Kampanye Balkan yang menuntut kemerdekaan berakhir pada tahun 1876M. dengan intervensi Rusia. Melalui perjanjian San Stefano (1877M) pihak uthmani dipaksa menyerahkan kemerdekaan Bulgaria, Serbia, Rumania, dan Montenegro. Prestasi rusia yang besar ini telah memancing kekuatan eropa lainnya menyerukan kongres antar negara Eropa di Berlin tahun 1878.[27]

Di dataran Arab, wilayah Afrika utara merupakan wilayah yang pertama lepas dari kekuasaan Uthmani. Wilayah-wilayah itu membentuk satu blok tersendiri. Jarak yang dekat dengan Eropa selatan, jauh dari pusat islam di Asia barat, lemahnya tradisi islam serta proporsi keturunan Barbar dan Eropa yang lebih banyak membuat penduduk di wilayah itu bertindak mandiri untuk kemajuan mereka sendiri.[28]

Penetrasi barat ke pusat dunia islam di timur tengah  pertama-tama di lakukan oleh dua bangsa Eropa terkemuka, inggris dan prancis, yang memang sedang bersaing. Inggris terlebih dahulu menanamkan pengaruhnya di india. Prancis merasa perlu memuluskan hubungannya antara inggris di barat dan india di timur. Oleh karena itu pintu masuk ke india yaitu mesir harus berada di bawah kekuasaannya, untuk tujuan itu mesir pun dapat ditaklukkan prancis pada tahun 1798M.[29]persaingan antara inggris dan prancis di timur tengah memang sudah lama dan terus berlangsung, persaingan ini terlihat dari penaklukan wilayah islam di timur tengah dan afrika yang luas itu sebagai berikut;

Tahun

penaklukan

1820

Oman dab Qatar berada di bawah protektorat inggris

1839

Penaklukan aljazair oleh prancis

1839

Aden dikuasai inggris

1881-1883

Tunisia diserbu prancis

1882

Mesir diduduki inggris

1898

Sudan ditaklukkan inggris

1900

Chad diserbu prancis

Abad ke-20

Italia dan spanyol ikut bersama inggris dan perancis memperebutkan wilayah-wilayah di afrika.

1906

Kesultanan muslim di Nigeria utara menjadi protektorat inggris

1912-1913

Kesultanan Tripoli dan Cyrenaica diserbu italia

1912

Maroko diserbu prancis dan spanyol

1912-1915

Maroko melawan spanyol

1914

Kuwait di bawah protektorat inggris

1919-1926

Maroko berjuang melawan prancis

1919-1920

Maroko berjuang melawan spanyol

1919-1921

Sisilia wilayah turki diduduki prancis

1920

Irak menjadi protektorat inggris

1920

Syiria dan libanon di bawah mandate prancis

1925-1927

Pemberontakan druze melawan prancis di syiria

1926-1927

Perebutan seluruh Somalia oleh italia

 

Sementra itu rusia mengrogoti wilayah-wilayah muslim di asia tengah, terutama terutama setelah berhasil mengalahkan turki uthmani yang berakhir dengan perjanjian san Stefano dan perjanjian berlin. Satu persatu wilayah pula negeri-negeri muslim jatuh ke tangan rusia, seperti daftar berikut;

tahun

Penaklukan

1834-1859

Pencaplokan kaukasia oleh rusia

1837-1847

Perlawanan di asia tengah terhadap rusia

1853-1865

Serbuan pertama rusia ke khoakan dan jatuhnya Tashkent

1866-1872

Daerah-daerah sekitar Samarkand dan Bukhara ditaklukkan rusia

1873-1887

Usbekistan ditaklukkan rusia

1941-1946

Pendudukan anglo-rusia di iran

 






Aljazair merupakan negara Arab pertama yang memisahkan dari kerajaan uthmani pada tahu 1830M. Pada tahun 1942M laval menuntut keluarnya dekrit 1848M yang menyatakan bahwa Aljazair merupakan perpanjangan wilayah Prancis.[30] Ekspansi Prancis ke bagian timur juga memberi hasil pada 1881M dengan didudukinya Tunisia. Meskipun statusnya lebih sebagai negara protektoriat, keseluruhan wilayah Tunisia menjadi milik Prancis kecuali namanya. Di Tunisia sebagaimana di Aljazair, Ribuan penduduk Prancis menetap di negara itu, dan situasi orang Tunisia semakin rumit dengan banyaknya bermunculan koloni-koloni Italia.[31]

Pada tahu 1901M, Prancis memulai upaya penaklukan maroko yang pernah menjadi pusat dua kerajaan besar arab-barbar, tetapi tidak pernah menjadi bagian dari kerajaan uthmani. Wilayah ini sepenuhnya dikuasai prancis sejak 1907 hingga 1912.[32]

Antara tahun 1887M dan 1908M pecahnya kerajaan uthmani tertunda oleh persaingan sejumlah kekuatan Eropa. Tahun 1908M terjadilah krisis politik internal ditubuh uthmani yang mengganggu perimbangan kekuatan. Dengan memanfaatkan pergolakan tersebut Austria mencaplok Boznia dan Herzegovina, pencaplokan ini ditentang oleh Rusia dan Serbia, namun Austria mendapat dukungan dari Jerman, sehingga Rusia dan Serbia dipaksa mundur. Krisis tersebut membuka kembali persaingan sengit antara Rusia dan Austria sehingga memancing negara-negara Balkan membentuk persekutuan mereka sendiri. Pada tahun 1912M, antara Serbia dan Bulgaria, kemudian antara Yunani dan Bulgaria yang akhirnya antara Bulgaria dan Montenegro, untuk menahan gerak Austria. Namun dengan maksud terpendam menyerang kerajaan uthmani. Pada tahun 1912M, tentara gabungan Balkan mengalahkan uthmani dan merebut seluruh wilayah uthmani, tidak ada yang tersisa di Eropa kecuali sebidang wilayah di Istambul. Kemudian pada tahun 1913M, negara-negara Balkan terlibat peperangan antara mereka yang memperubutkan pembagian wilayah, ini memeberi kesempatan bagi uthmani untuk merebut kembali sebagian dari wilayahnya di Thrace. Persaingan ini berlangsung setahun yang menimbulkan peperangan Eropa yang bersifat umum.

Perang dunia I menyempurnakan kesendirian uthmani. Pada bulan desember 1914M uthmani melibatkan diri dalam perang dunia I dengan bergabung pada kubu Jerman dan Austria. Lantaran bantuan ekonomi dan meliter, kecemasan uthmani tradisional terhadap Rusia, dan mungkin juga kerena keinginan untuk mengembalikan sejumlah propinsi yang terlepas telah mendorong uthmani untuk menyatukan beberapa kekuatan pusat. sebagai responnya, Inggris, Perancis, Rusia, dan Italia sepakat untuk membagi-bagi beberapa propinsi uthmani. Melalui perjanjian Sykes-Picot (1916M).[33]

Pada tahun 1918M sekutu Eropa berhasil mengalahkan Jerman, Austria dan uthmani, Inggris menundukkan Palestina, Syiria, dan Iraq. Sementara negara-negara sekutu merebut Istanbul dan sekitarnya. Ingrris dan Prancis sepakat membagi timur tengah menjadi sejumlah negara baru, yang mana Libanon dan Syiria menjadi wilayah pengaruh Perancis, sedang Palestina, Yordan dan Iraq menjadi wilayah pengaruh Inggris. Italia kebagian Barat-daya Anatolia. Yunani dibiarkan menduduki Thrace, Izmir dan kepulauan Aegean.[34]Armenia menjadi negara merdeka, sedang Kurdisan menjadi propinsi yang Otonom. Istambul dan sekitarnya jatuh ke dalam pendudukan bersama sekutu. Demikian antara tahun 1912M dan 1920M uthmani telah kehilangan seluruh wilayah kerajaannya di Balkan. Beberapa negara baru terbentuk di Libanon, Syiria, Palestina, Transjordan dan di Iraq. Di bawah protektorasi Inggris, Mesir merupakan wilayah kekuasaan uthmani yang bena-benar independen. Proses politik pelepasan wilayah kerajaan uthmani yang berlangsung selama lebih dari dua abad berakhir dengan pembentukan sistem baru negara-negara Nasional.[35]


    D.    Bangkitnya Nasionalisme di Dunia Islam dan Tumbuhnya Gerakan Partai yang Memperjuangkan Kemerdekaan Negaranya.

Sebagaimana dijelaskan di atas, benturan-benturan antara islam dan kekuatan Eropa telah menyadarkan umat islam bahwa mereka sudah jauh tertinggal dari Eropa. Pihak islam yang pertama merasakannya adalah Turki uthmani, karna kerajaan ini yang pertama dan utama yang menghadapi kekuatan Eropa. Kesadaran itu memaksakan penguasa dan pejuang-pejuang Turki untuk banyak belajar dari Eropa.[36]

Usaha yang memulihkan kembali kekuatan islam pada umumnya dikenal dengan gerakan pembaharuan, didorong oleh dua faktor yang saling mendukung, pemurnian ajaran islam dari unsur-unsur asing yang dipandang sebagai penyebab kemunduran islam dan menimba gagasan –gagasan pembaharuan dari Barat.

Pembaharuan yang pertama adalah seperti gerakan wahabiyah yang di pelopori oleh Muhammad Ibnu Abdu al-Wahhab (1703-1787M) Di Arabiya. Dan Syah Waliyullah (1703-1762 M) di India. Dan Gerakan Sanusiyah yang dipimpin oleh Said Muhammad Sanusi dari Aljazair.  Di Afrika Utara.

Yang kedua dalam bentuk pengiriman para pelajar muslim oleh penguasa Turki Uthmani dan Mesir ke negara-negara Eropa untuk menimba ilmu pengetahuan dan dilanjutkan dengan penerjemahan karya-karya barat ke dalam bahasa islam. Pelajar-pelajar muslim india juga banyak yang menimaba ilmu ke inggris.

Gerakan pembaharuan itu dengan segara memasuki dunia politik , karena islam memang tidak bisa dipisahakan dari politik. Gagasan politik pertama kali muncul adalah gagasan pan-islamisme (persatuan islam sedunia) yang mula-mula didengungkan oleh gerakan wahabiyah dan sanusiah. Seperti disebutkan di atas, Namun gagasan ini baru disuarakan dengan lantang oleh tokoh pemikir islam Jamaluddin al-Afghani. (1839-1897M), yang di kenal sebagai bapak Nasionalisme dalam islam.

Gagasan Nasionalisme dari barat itu masuk ke negeri-negeri muslim melalui persentuhan umat islam dengan barat yang menjajah mereka dan dipercepat oleh banyaknya pelajar muslim yang menuntut ilmu ke Eropa. Atau lembaga-lembaga barat yang didirikan di negeri mereka. gagasan kebangsaan ini pada mulanya banyak mendapatkan tantangan dari pemuka-pemuka islam karna dipandang tidak sejalan dengan semangat Ukhuwah Islamiyah akan tetapi ia berkembang setelah gagasan pan-islamisme redup.[37]

1. Nasionalisme Di turki

Ketika beberapa kekuatan eropa membagi-bagi kerajaan uthmani menjadi sejumlah negara nasional, identitas idiologi dan organisasi institusional negara-negara baru tersebut terbentuk melaui interaksi antara pengaruh eropa dan warisan kesejarahan beberapa masyarakat timur tengah. Di dalam kerajaan uthmani akhir abad 19, dan dalam pemebntukan negara Turki modern, pertimbangan utamanya adalah kontinuitas bentuk kesejarahan intitusional dan kultural. Ketika kekuatan eropa memaksakan pengaruhnya, pengaruh mereka terhadap evolusi internal periode akhir uthmani dan periode awal masyarakat turki modern dimediasi oleh elite uthmani dan elite turki. Berbeda dengan beberapa kerajaan muslim lainnya, uthmani dapat mempertahankan pemerintahannya sehingga mampu menyusun program modernesasi dan reformasi sendiri.[38]

Ide tentang kebangsaan turki mulai terbentuk di era akhir uthmani. Loyalitas terhadap islam dan terhadap uthmani dipandang sebagai bentuk patriotisme yang dinyatakan dalam kata Wathan atau tanah air,. Identifikasi pan-islam juga telah membangkitkan semangat penyatuan politik, demikian peristilahan muslim dan uthmani dapat mengekpresikan sebuah konsep politik yang berdekatan dengan sebuah ideal nasional, sekalipun tidak identik.kesadaran kultural turki juga mulai terbentuk. Para penulis dari kalangan uthmani muda berkonsentrasi dengan reformasi kebahasaan turki dan adaptasi pola kultural uthmani-turki untuk digunakan oleh masyarakat umum. Pada dekade 1890-an, dengan stimulus pelajar-pelajar eropa yang mendalami bahasa dan kultur turki, dan denga stimulus intelektual crimea dan asia tengah yang tengah dalam persaingan atau yang tengah belajar di istambul, pihak uthmani memperkenalkan gagasan tentang “ masyarakat turki”.[39]

Pada penghujung abad ini, pihak pres memuji anatolia sebagai tanah air bangsa turki, dan kaum petani sebagai tulang punggung kebangsaan turki. Gagasan tentang “turkish” dipropagandakan oleh kelompok-kelompok terdidik seperti kelompok “Turkish Homeland Society” dan kelompok “Turkish Heart” organisasi ini menggelar kampanye “kebangsaan” untuk menyederhanakan bahasa turki, menjadikannya lebih mudah diterapkan bagi masyarakat umum, dan menyadarkan masyarakat umum atas nasionalitas (kebangsaan) turki-nya sendiri. Dengan juru bicara nasionalime turki-nya ziya gokalp (1875-1824). Tanpa menyesali kemunduran kerajaan uthmani, ia menyerukan kultur rakyat Turki, dan menyerukan reformasi islam untuk menjadikan islam sebagai ekspresi dari etos Turki. Abdullah Jewdet (1869-1932) menyampaikan landasan nasionalisme Turki. Gagasan kebangsaan Turki tersebut memperkuat kecendrungan terhadap sekularisme dan modernitas, sebab gagasan tersebut membuka kesempatan bagi bangsa Turki melepaskan diri dari islam tanpa sikap kompromis terhadap identitas non Barat mereka. Konsep “Turkish” memberi peluang gagasan tersebut menetapkan sebuah kewargaan yang baru yang menumbuhkan identitas kesejarahan masyarakat turki dan bukan identitas kesejarahan masyarakat muslim dan dengan demikian ia merupakan identitas modern dan bukan identitas barat.[40]

Pada tahun 1898 M, muncul lembaga persatuan dan pembangunan yang menyerukan kepada nasionalisme turki (thuroniyah) dan penghapusan khalifah uthmaniyah yang didukung oleh yahudi dunamah. Pada 1910 M, sultan abdul hamid II dicopot dari jabatannya sebagai khalifah, dan partai persatuan dan pembangunan menguasai keadaan. Pada tahun 1923 diumumkannya republik turki, dan menempatkan khalifah hanya pada urusan agama saja. Seorang yahudi sekuler mustafa kamal sebagai pimpinan partai persatuan pembangunan menjadi presiden republik ini. Pada 1924 M, penghapusan khilafah untuk terakhir kalinya, dan pengusiran rumah para sultan dari turki. Maka ditutuplah lembaran terakhir khilafa islamiah ini.[41]

Sejumlah peristiwa politik yang terjadi antara tahun 1908-1918 mengakhiri kelangsungan sebuah kerajaan uthmani multi-nasional, multi religius, dan membentuk ide Turki yang lebih relevan. Pada tahu 1908 sebagian besar warga kristen telah independen (merdeka). Albania memberontak pada tahun 1910M dan mereka mendapatkan hak otonom pada tahun 1912M. Gerakan Balkan melepaskan kerajaan uthmani dari seluruh wilayahnya di Eropa, dan dan selama perang dunia I warga Armenia di Anatolia Timur berkurang secara drastis disebabkan oleh kekejaman perang, deportasi dan disebabkan pembunuhan massal yang dilancarkan oleh Turki dan Kurdi. Sebaliknya dikalangan muslim berkembang rasa kebangsan Turki dan Arab, dan terjadi persekutuan Arab untuk melawan kerajaan uthmani. Pada akhir perang dunia I, apa yang tersisa di dalam kerajaan uthmani hanyalah Anatolia, dengan Mayoritas warga Turki dan sebagian kecil warga keturunan Yunani, Kurdi, dan Armenia. Realitas kehidupan uthmani sekarang ini sejalan dengan kosep nasionalis tentang masyarakat Turki. Perang yang memutuskan gordian mengakhiri loyalitas uthmani dengan melepaskan sebagian besar penduduk turki yang non muslim.[42]

2.      Nasionalisme  di Aljazair

Ketika perancis menduduki Aljazair pada tahun 1830M, gerakan pelawanan datang dari Abdul Qadir. Melalui Tarekat Qadiriyah yang dipimpinnya dari tahun 1832M samapai 1841M. juga pada tahu 1849M, Bu Zian Zatatsha, seorang Syeikh lokal yang merupakan pendukung Abdul Qadir, melakukan pemeberontakan terhadap Perancis. Pada tahun 1858M, Sidi Sadok Ibnu Al-hajj, pimpinan Zawiyah Rahmaniyah yang telah bersatu dengan Bu Zian memlakukan gerakan Jihat, selanjutnya paga tahun 1860M dan 1879M. Bu Khentash dan Muhammad Amzian memimpin pemberontakan terhadap Perancis.[43]

Pada tahun 1870-1871 tajadi serangkaian pemeberontakan dalam sekala besar yang dipimpin oleh kepala suku Aljazair al-Muqrani yang didukung oleh Tarekat Rahmaniyah, walaupun mengalamin kegagalan. Oposisi dalam bentuk penentangan terhadap imprialisme juga datang dari bangsa Maroko Abdul Kari seorang intelektulal tampil melakukan gerakan pemberontakan.[44]

3.      Nasionalisme di mesir

Dipimpin oleh Urabi Pasha, seorang pejabat tinggi meliter memberontak terhadap pendudukan Inggris dan membentuk kerajaan baru di Mesir, walaupun dapat di ambil alih kembali oleh Inggris.[45]

4.      Nasionalisme di Arab

Sistem negara Arab modern dan gerakan nasional Arab berasal dari sistem uthmani abad ke-19 dan berasal dari wilayah Eropa di wilayah subur. Nasionalisme arab pertama lahir di Libanon. Di Libanon modernisasi dan pembentukan kesadaran politik yang baru secara langsung dipengaruhi oleh penetrasi pendidikan, politik, dan perdagangan bangsa Eropa.[46]

Di Arab lahirlah nesionalisme Arab, begitu juga di Mesir, Syiria, Libanon, Palestina, Iraq, Hijaz, Afrika Utara, Bahrein, dan Kuwait. Semangat persatuan Arab itu juga diperkuat pula oleh usaha Barat untuk mendirikan negara Yahudi di tengah-tengah bangsa Arab dan di negeri yang yang dihuni oleh mayoritas Arab.[47] Deangan alasan berbeda belakangan nasionalisme Arab juga berkembang di kalangan bangsawan muslim Damascus, faktor utamanya bukan alasan otonomi politik atau penetrasi perdagangan, melainkan alasan yang lebih bersiafat operasional dari sistem uthmani dan sebagai reaksi muslim terhadap kemajuan perdagangan Eropa (dan warga kristen lokal) yang tengah berkembang.[48]

Nasionalisme Arab menyaksikan tujuan-tujuan ideologi dan spiritual dengan mempertimbangkan kenyataan pemerintahan Inggris dan Perancis dan konsolidasi  pembagian negara-negara Arab yang mandiri. Maka nasionalisme Arab praktis menjadi sebuah doktrin bagi Elite nasional Konservatif dan sebuah doktrin bagi perjuangan masing-masing negara untuk meraih kemerdekaan dari penjahahan Inggris dan perancis namun dalam latar belakang ini bertahan sebuah semangat kesatuan Arab yang tak pernah lenyap  dan sebuah kelangsungan keagamaan  yang berguna bagi doktrin sekuler. Khususnya dalam pandangan masyarakat umum, identitas Arab dan islam sesungguhnya tidak dapat dipisahkan.[49]

5.      Nasionalisme di India

Di india sebagaimana di Turki dan Mesir, gagasan pan-islamisme yang dikenal dengan gerakan khilafat juga mendapat pengikut, Syed Amir Ali (1848-1928M) adalah pelopornya. Namun gerakan ini segera pudar setelah usaha menghidupkan kembali khilafah yang dihapus Mustafa Kemal di Turki tidak mungkin lagi. yang terkenal adalah gerakan nasionalisme yang diwakili oleh partai kongres nasional India. Namun gagasan nasionalisme itu segera pula di tinggalkan sebagian besar tokoh-tokoh islam karena di dalamnya kaum muslimin yang minoritas tertekan oleh kelompok hindu yang mayoritas. Persatuan antara dua kelompok besar hindu dan islam sulit diwujudkan. Oleh karena itu mulim di anak benua India tidak menganut nasionalisme, tetapi islamisme, yang di India dikenal dengan komunalisme. Yang disuarakan oleh liga muslimin yang merupakan saingan bagi partai kongres nasional dukungan mayoritas penganut agama hindu. Benih-benih islamisme itu sebenarnya sudah ada sebelum liga muslimin berdiri, dilontarkan oleh sayyid Ahmad Khan (1817-1898M) kemudian memuncak pada masa Iqbal (1876-1938M) dan Muhammad Ali Jinnah (1876-1948M).[50]

6.      Nasionalisme di Indonesia

Di indonesia partai politik besar yang menentang penjajahan adalah SI ( seriakat islam) didirikan tahun 1912 di bawah pimpinan Hos Tjokroaminoto, partai ini adalah kelanjutan dari sarekat dagang islam yang didirikan oleh H. Samahudi tahun 1911, kemudian lahir juga partai-partai politik lainnya, seperti paratai nasional indonesia (PNI) didirikan oleh Sukarno,(1927M) pendidikan nasional indonesia (PNI baru) didirikan oleh Muhammad Hatta (1931M) persatuan muslimin indonesia (Permi) yang menjadi partai politi tahun 1932, dipelopori oleh Mukhtar Lutfi.[51]

Pada tahun 1821-1837 di Minangkabau pecah perang Paderi, di Jawa terjadi perang Diponogro, merupakan perang terbesar yang dihadapi belanda di Jawa. Di Kalimantan selatan pada priode tahun 1857-1862M, pecah perang Banjarmasin, dipimpin oleh pangeran Antasari. Di Aceh ketika pemerintah belanda pada tanggal 26 maret 1873M, menyatakan perang terhadap Aceh, akhirnya pecahlah perang Aceh wilayah Aceh sampai dengan menyerahnya Belanda kepada jepang tidak pernah tunduk terhadap belanda. Itulah bentuk nasionalisme yang terjadi di wialayh-wilayah islam sebagai bentuk perlawanan terhadap imprialisme yang dilakukan bangsa Eropa.[52]

7.      Nasionalime di Afrika

Perubahan politik dan ekonomi di wilayah jajahan afrika barat dilajutkan dengan pembentukan kelas ekonomi dan beberapa kelompok sosial dan politik yang baru, sebagaiman terjadi dibeberapa negeri muslim lainnya. Perubaha pola pandangan dan administrasi mengantarkan mereka menuju pusat kota dan beberapa kota pelabuhan. Dari penduduk pendatang yang tidak berakar ini terbentuklah komonitas dan elit baru.

Di beberapa kota kelas borjuis yang terdiri dari laki-laki dan wanita profesional membentuk sejenis pendidikan barat yang melatih minoritas kecil untuk menjadi dokter, guru, pengacara, jurnalis, penerjemah dan pegawai pemerintah. Namun kegiatan pendidikan seperti ini sangat terbatas, dalam kerajaan prancis hanya ada 3 persen usia pelajar afrika yang bersekolah. Di negeria pendidikan inggris melahirkan elite kecil yang berpendidikan barat yang sebagian berasal dari afrika selatan. Dalam dekade sebelum 1942 sekitar 300.000 usia pelajar masuk ke beberapa sekolah dasar, namun hanya 2000 yang dapat melanjutkan ke sekolah mengah. Hampir semua sekolah-sekolah tersebut terdsps di wilayah afriks selatan dan sebagian besar diperuntukkan sebagai pendidikan missionaris kristen. Sebagai pengecualian, sekolah missionari kristen dan sekolah barat tidak di izinkan berkembang di nigeria utara.[53]

Administrasi dan pendidikan kolonial juga melahirkan elite pekerja mekanik, transportasi, pekerja bangunan, juru tulis, petani, dan elite bawahan lainnya. Para juru tulis secara khusus berhubungan erat dengan pekerja administrasi dan perekonomian modern dan merupakan pihak yang berpengaruh sebagai pengegah antar elite bawahan dengan pejabat pemerinta yang lebih tinggi. Para juru tulis dan guru menjadi juru bicara dalam gerakan politik.

Dengan munculnya beberap elite baru memperkokoh afrika melalui asosiasi baru. Kelompok kesukuan, etnis, kejasama, perserikatan dagang, kelompok diskusi, dan yang terpenting perkumpulan politik, merupakan akibat dari migrasi dan urbanisasi dan merupakan basis bagi lahirnya partai-partai politik, perkumpulan pelajar dan pemuda secara khusus merupakan faktor penting bagi pembentukan gerakan nasionalis Afrika.[54]

Kemerosotan perang dunia II membuka kesemapatan bagi elite baru ini untuk menegaskan tuntutan mereka. Perang dunia secara fatal menghancurkan kekuata politik dan otritas moral penguasa Eropa dan memungkinkan tokoh-tokoh Afrika menuntut hak untuk menentukan nasib meraka sendiri dan menuntut kemerdekaan politik. Pendidikan telah mengantarkan mereka pada keyakinan bahwa mereka dapat mengendalikan masyarakat, maka elite tersebut menjadi nasionalis yang anti kolonial dan menuntut hak berbicara demi kepentingan masyarakat umum, untuk kepentingan elite bawahan mereka menuntut persamaan gaji dengan pekerja Eropa, persamaan dalam berpartisipasi dalam rezim kolonial, dan yang lebih penting adalah menuntut kemerdekaan.

Pembentukan majelis teritorial melatar belakangi pembentukan sejumalah partai politik, diantaranya adalah Ressemblement Democratique Africain (R.D.A) dibentuk pada tahu 1946. Di bawah kepemimpinan felix houphouet-boigny. Selama pemerintahan perancis partai ini adalah yang terbesar di pesisir lvory, sudan, niger dan guinea, yang pada akhirnay di gantikan oleh partai Union Progressiste Senegalaise pada tahun 1931.[55]

Gagasan-gagasan nasioinalisme dan gerakan-garakan untuk membebaskan dari kekuasaan barat yang kafir juga bangkit di negeri-negeri lainnya.[56]

    

    E.     Kemerdekaan negara-negara islam dari penjajahan.

Munculnya gagasan Nasionalisme diikuti dengan berdirinya pertai-partai politik merupakan modal utama umat islam dalam perjuangannya untuk mewujudkan negara merdeka. dan dalam kenyataannya partai-partai itulah yang berjuang melepaskan diri dari kekuasaan penjajah. Wujud perjuangannya, berbetuk kegiatan politik, baik dalam bentuk diplomasi maupun perjuangan bersenjata. Juga dalam bentuk pendidikan dan propaganda.

Negara dengan penduduk mayoritas muslim yang petama kali berhasil memproklamasikan kemerdekaannya adalah Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945.  Indonesia merdeka dari pendudukan Jepang. Akan tetapi rakyat Indonesia harus mempertahankan kemerdekaannya dengan perjuangan senjata selama lima tahun berturut-turut karena Belanda yang didukung tentara sekutu berusaha menguasai kembali.

Selanjutnya adalah Pakistan negara ini merdeka pada tanggal 15 Agustus 1947, ketika Ingris menyerahkan kedaulatannya di India kepada dua dewan konstitusi, satu untuk India dan satu lagi untuk Pakistan. Dengan presiden pertama mereka Ali Jinnah.[57]

Jumlah negara-negara islam sebanayak 55 negara yang bisa diklasifikasiakan sebagai berikut.

1.      Negara-negara islam di benua Asia sebanyak 28 negara.

2.      Negara-negara islam di benua Afrika sebanyak 25 negara.

3.      Negara-negara islam di benua Eropa sebanyak 2 negara.

-          Wilayah benua Asia

Di Turki pada tahun 1918, kerajaan Uthmani telah hancur, namun elite birokratik dan militer telah siap mengubah komitmen mereka dari sebuah rezim multi-nasional dan multi religius menjadi sebuah negara nasional Turki dan sekuler. Seusai perang dunia I Mustafa Kemal berusaha mewujudkan prinsip-prinsip generasi Turki Muda. Di bawah kepemimpinanya, elite nasional berhasil memobilisir massa Turki untuk berjuang melawan pendudukan asing dan mendukung ide kebangsaaan. Mustafa Kemal mengorganisir perjuangan Defens Of Rights Af Anatolia And Rumania (gerakan perjuangan hak-hak Anatolia dan Rumania), mendirikan Grand National Assembly (majelis nasional agung) di Ankara (1920M), memeberlakukan konstitusi baru (1921M) dan mendirikan rezim republik atas sebagian besar wilayah Anatolia. Rezim baru ini mengalahkan republik Arminia di Caucasus, mengalahkan Prancis di Cilicia, dan mengalahkan Yunani di Anatolia tengah, dan pada tahu 1923M, melalui perjanjian Lausanne, kekuatan Eropa sepakat mengakui kemerdekaan Turki dengan batas-batas wilayah yang sebagaimana sekarang ini. Turki merupakan satu-satunya wilayah berpenduduk muslim di Timur tengah yang terbentuk setelah perang dunia I sebagai negeri yang merdeka sepenuhnya. Dengan dukungan kalangan Intelegensia yang menduduki jabatan meliter, administrator, politisi, ahli hukum dan kalangan intelektual yang berpengalaman, serta oleh gerakan nasional yang menyatu, turki modern terbentuk dengan struktur negara yang lebih koheren, penyatuan elite, dan dengan semangat identitas kultural dan politik yang sangat kuat.[58]

Saudi arabia, terletak di sebelah barat daya benua Asia. Mengumumkan berdirinya pemerintahan kerajaan sari Arabia tahun 1932 M.  Kesultanan Amman, di sebelah tenggara jaziara Arab. Merdeka dari Inggris tahun 1971M. Uni Emirat Arab, di sebelah Timur Arab. Merdeka tahun 1818M. Qatar, senanjung yang masuk ke teluk Arab. Merdeka tahun 1971M. Bahrai, Emirat kecil terdiri dari kepualuan bedekatan dengan saudi. Merdeka 1861 M. Kuawait, di sebelah timur laut jazirah arabia. Di teluk arab. Merdeka tahun 1961M. Irak negeri kuno dengan beberapa peradaban kuno klasik. Merdeka tahun 1932M. Semua merdeka dari jajahan inggris. Yordaniya al-Hasyimiyah, di bagian Barat benua Asia. Pada tahun 192 Yordania terbagi antara Inggris dan Perancis, maka muncullah Yordania seperti wilayah merdeka. Amir Abduulah bin Husain ditugaskan di Emirat Yordania timur dan mengumumkan kemerdekannya tahun 1946M. Paletina, di Asia Barat. Negara ini berada di bawah otonom Ingris, yang akhirnya memeberikan tanah itu kepada Yahudi untuk mendirikan negara nasionalis bagi Yahudi melalui perjanjian Balfour tahun 1917 M. Semua pelawanan palestina tidak berhasil, kemusian setelah selesai otonomi Inggris, yahudi mengumumkan berdirinya negara nasional mereka di palestina dengan nama negara israel tahun 1948 M. Hinggan sekarang palestina masih di bawah bayang-bayang israel. Luas wilayahnya 27.010 km², seluruhnya tunduk di bawah penjahan Israel, dengan pengualian 3% dari wilayah itu di bawah kekuasaan palestina sendiri. Rpublik Lebanon, merdeka dari inggris dan perancis tahun 1941 M. Suriah, di Asia Barat. Merdeka dari perancis tahun 1941M. Republik Turki, terdiri atas asia kecil dan sebaian kecil dari Eropa. Pemerintahan uthmaniya yang menguasai turki merupakan khilafah islamiah terkhir. Turki menjadi republik kecil  dengan gerakan nasionalis di bawah pimpinan mustafa kamal at-Taturk  yang menghapuskan khilafah islamiyah tahun 1923M, dan mengumumkan republik turki. Setelah sebelumnya mereka bersandar ke pada Arab, kemudia menjatuhkan diri ke dalam pangkuan barat. Turki mengikuti gaya mereka hingga sekarang. Sekalipun mereka masuk ke dalam anggota OKI. Iran, di sebelah Barat Daya Asia. merdeka dari inggris dan rusia tahun 1946 M. Afgahnista, merdeka dari Inggris tahun 1921M, dengan di perintah oleh raja Muhammad Zhahir tahun 1933-1973 M. sistem kerajaan di hapus pada tahun 1973 M, dan Muhammad Daud khan menjadi presiden negeri ini.[59]

Di Asia Tenggara Malaysia yang waktu itu masuk wilayah Singapura mendapat kemerdekaan  dari Inggris pada tahun 1957. Dan Brunai Darussalam tahun 1984 M. beberapa di antaranya baru mendapatkan kemerdekan mereka pada tahun terakhir, seperti ngara islam yang dulu tergabung dengan Uni Soviet, yaitu Uzbekistan, Turkmenia, Kirghistan, Kazakhtan, Tasjikistan, dan Azerbaijan, pada tahun 1992M. Dan Bosnia merdeka dari Yugoslavia pada tahun 1992.[60] Indonesia merdeka dari jepang tahun 1945M, dengan peresidennya soekarno yang memimpin revolusi melawan orang-orang belanda. Belanda mengakui kemerdekannya dan menarik diri pada tahun 1949 M. dan negara-negara asia yang lain juga  memperoleh kemerdekaan mereka.[61]

-          Wilayah benua Afrika

Pada tahu 1958 Jenderla De Gaulle mengajukan sebuah referendum yang menawarkan kepada negara-negara afrika sebuah pilihan antara kemerdekaan yang disegerakan dan pemerintahan sendiri di tengah-tengah komonitas perancis. Dan sebagian memilih tetap bergantung pada perancis. Hanya guinea yang memilih kemerdekaan disegerakan tanpa bergantung pada Perancis. Namun pada tahun 1959, meskipun pada awalnya menentang, perancis (untuk sementara waktu) sepakat mengakui republik federasi mali (Senegal dan Sudan) sebagai negara merdeka di tengah komonitas perancis. Berkurannya persharatan perancis ini menuntut kemerdekaan Pesisir Lvori, Dahomey, Niger dan dataran tinggi volta yang tercapai pada tahun 1960M. Pada tahun 1958M republik islam Mauritania juga menjadi sebuah negara merdeka.

Begitu pula yang di lakukan oleh Afrika putih (secara umum dipisahkan oleh Afrika hitam oleh gurun sahara) yang selama 82 tahun sejak 1830M berada di bawah kekuasaan tiga negara latin dari Eropa selatan, memerdekakan diri setelah perang dunua II. Hingga saat itu, wilayah ini secara relatif tidak terpengaruh oleh kegempitaan nasionalisne.[62]

Tripotania

Tripotania, yang sebagian besar wilayahnya merupakan padang pasir yaqng gersang, merupakan pos terkhir Turki di antara negara-negara Barbar. Sebagai rentetan dari perang Turki Italia pada 1911-1912, Tripolitania direbut dari tangan uthmani, dijadikan sebagai negeri jajahan, dan bersama Siranikus bergabung pada 1934M menjadi negara Libya-Italia. Pada perang dunia II, pasukan Italia yang dibantu oleh Jerman diusir dari Libya oleh pasukan Inggris, perancis dan kekuatan pribumi. Tripolitania memproklamirkan diri sebagai negara merdeka pada 1951M.[63] Pada 1956M baik Perancis maupun Sepanyol melepaskan wilayah jajahan mereka untuk menghormati sultan.

Mesir

Terletak di sebelah timur laut benua Afrika. Mesir di pisah oleh dua lautan, yaitu laut tengah dan laut merah. Negeri ini merupakan jalur perdagangan dan peperangan antara timur dan barat. Karena posisinya yang strategis dan dilalui oleh peradaba-peradaban, maka negeri ini banyak memiliki peradaban. Luas wilayahnya mencapai 1.001.400 km² dengan jumalah penduduk sesuai statistik pada 1998 M berjumlah 66 juta jiwa.persentasi kaum muslimin sebanyak 95%. Awal kemunculan mereka berhubungan dengan peradaban mesir hingga munculnya keluarga firaun I (2925-2575 SM). Mesir telah mengalami penyerbuan orang-orang asing dalam sejarahnya yang panjang. Negeri itu pernah diserang oleh heksus, persia, orang-orang asyuriah, dan sebagainya. Kemudian iskandar macedoni menyerang  tahun 332SM. Cleopatra merupakan penguasa terkhir mereka pada tahun 30 SM.

Setelah itu Romawi dan Byzantium menguasai Mesir hingga tahu 640M. Kaum muslimin menaklukkannya dengan damai di bawah pimpinan Amr bin Ash, kemudian diikuti oleh para pemimpin Umayyah dan Abbasiyah dan diikuti oleh dinasti-dinasti berikutnya sampai uthmaniyah, hingga akhirnya diserbu oleh Napolion Bonaparte pada tahun 1798M. Kemudian dikuasai Muhammad Ali Pasya (perwira Albania) pada tahun 1805-1848M. Setelah itu diumumkanlah berdirnya negara republik pada tahun 1952M.[64]

Mesir secara resmi mendapat kemerdekaannya pada tahun 1922M dari Inggris, tapi pada masa pemerintahan raja Faruk pengaruh Inggris masih besar. Baru pada masa pemerintahan Jamal al-Naser, Mesir merdeka sepenuhnya. Irak juga merdeka secara resmi pada tahun 1932M, dan baru benar merdeka tahun 1958M. Dan sebelum itu negara-negara sekiatar Iraq telak memproklamirkan kemerdekaan mereka , seperti Syiria, Jordania, dan Libanon tahun 1946M.[65]

Sudan

Merupakan negara terbesar di Afrika, terletak di timur laut Afrika ( selatan Mesir) penduduknya mencapai 28.500.000 jiwa dengan persentase kaum muslmin sebanyak 75%. Kabilah arab banyak berhijrah ke sana Setelah berdirnya berdirinya pemerintahan abbasiyah tahun 749 M. Keum muslimin menguasai kerajaan-kerajaan nasrani di sudan pada abad 8 M. Kerajaan terbesar yang pernah berdiri adalah kesultanan al-Zarqa (kerajaan fuwang). dan disusul kerajaan lainnay. Kemudian mesir menguasainya pada masa Muhammad Ali pasya tahun 1821M. Hingga digantikan oleh pemerintahan Nahdiyah di bawah pimpinan Muhammad Ahmad al-Mahdi(1881-1899 M).

Pada tahun 1956 M. Negara ini mengumumkan kemerdekaan penuhnya di bawah pimpinan Ismail al-Azhari, lalu diikuti oleh pemerintahan Abdullah Khalil (1957M). Stelah itu sering terjadi kudeta meliter disebabkan kekacauan dan tidak stabilnya politik.[66]

Lybia, maroko, aljazair. tunisia

Di Lybia merdeka tahun 1951 M. Sudan dan Maroko tahun 1956 M, Aljazair tahun 1962, semuanya membebaskan diri dari Perancis. Dalam waktu hampir bersamaan Yaman utara, Yaman selatan, dan Emirat Arab memperoleh kemerdekannya pula.[67] Konflik berdarah selama dua puluh tahun antara pasukan prancis dengan pejuang kemerdekaan Aljazair berakhir pada 1926M dengan keluarnya suatu perjanjian perdamaian yang merintis jalan bagi kemerdekaan Aljazair.[68]

Tunisia terletak di sebelah timur negeri Maroko di pesisir tengah dan Afrika utara,[69] Otonomi internal Tunisia di setujui pada 1955M, dan negara ini mendapatkan kemerdekaan penuh pada 1956M, Pada tahun 1882M Tunisia menjadi wilayah yang berada di bawah perlindungan Perancis. Setelah memalului perjuangan yang panjang, akhirnya Perancis secara resmi memutuskan kemerdekaan Tunisia pada tahun 1956M. Habib Burghuiba menjadi presiden Tunisia pertama.[70] kini Tunisia dan Aljazair merupakan negara republik.

Dan beberapa negara Afrika lainnya juga mendapatkan kemerdekaannya seperti Mauritania merdeka dari perancis tahun 1958M, Somalia merdeka dari Inggris dan italia tahun 1936M. JIBUOTI negara arab yang terletak di Afrika Timur, mendapatkan kemerdekaanya dari perancis tahun 1977M. Sinegal di afrika Barat merdeka dari perancis tahun 1960M. Gambiya di afrika barat merdeka dari inggris tahun 1965M. Guinea di barat daya Afrika merdeka dari perancis tahun 1958M. Setelah perjuangan panjang di bawah pimpina mereka Ahmad Saikuturi. Mali merdeka dari perancis tahun 1960M. Gabon terletak di garis katulistiwa di peisir barat Afrika. Merdeka dari Pernacis tahun 1960M. Burkina faso, merdeka dari perancis tahun 1895 M. Sierra leone, republik kecil Afriaka Barat, merdeka dari Inggris tahun 1961 M. Benin di Afrika barat Merdeka dari Perancis tahun 1960 M. Nigeria di afrika barat, merdeka dari Inggris tahun 1903 M. Kamerun di pesisir barat afrika, merdeka dari inggris dan perancis tahun 1960 M. Niger di afriak tengah, merdeka dari perancis tahun 1960M. Chad di sub-sahara luas dan Afrika Barat, merdeka dari Perancis tahun 1960 M. Uganda di Afrika Timur, merdeka dari Inggris tahun 1962 M. Tanzania di Afrika timur, merdeka dari inggris tahun 1961 M. Comoros terletak di sebelah timur laut kepulauan Madagaskar, merdeka dari inggris tahu 1961 M.

-          wilayah benua Eropa.

Albania, terletak di sebelah tenggara Eropa, di senenjung Balkan. Merdeka dari pemerintahan utmaniyah tahun 1912 M. setelah perang dunia II wilayah ini di kuasai oleh komunis. Pada tahun 1945 M, anwar khwaja (pemimpin paratai komunis albania) memegang kekuasaan.

Bosnia herzegovina, lewat kehancuran komunis pada tahun 1990M. negara ini mengumumkan kemerdekannya di bawah kepemimpina Ali Azzet Begovic. Ketika federasi yugoslavia ini hancur Tinggallah di Bosnia 60.000 tentara dengan persenjataan lengkap, yang memungkinkan orang-orang serbia yang minuritas menindas kaum muslimin.

Sejak kemerdekannya, Bosnia baru merasakan duka yang mendalam akibat konflik berdarah yang di sebabkan oleh pemusbahan serbia, metode penghapusan ras agama ini dilakukan terhadap kaum muslimin sebagai upaya penghilangan eksistensi ilam, dengan dukungan tersembunyi negara-negara barat, Rusia, dan seluruh negara-nagara salib (nasrani) untuk mencegah hadirnya negara islam di Eropa. Pada tahu 1996 M. pemimpin Bosnia, Kroasia, dan Serbia Menandatangani perjanjian di paris untuk mengakhiri peperangan ini ( kesepakatan Dayton) dan memebagi negara itu antara serbia (49%) dan federasi muslim / kroasia (51%) kini Bosnia tengah sibuk melakukan perbaikan kerusakan yang disebabkan oleh perang ini. Data menyebutkan korban kaum muslimin sepenjang perang ini mencapai 200.000 orang yang terbunuh dan 50.000 wanita muslim menjadi korban perkosaan. Dunia saat ini dipenuhi oleh korban penyembelehan dan kuburan massal yang menakutkan yang ditimpakan Serbia terhadap muslimin.[71]

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

1.      kemajuan Eropa tidaklah lepas dari Khasanah ilmu pengetahuan dan metode berpikir islam yang rasional. peradaban islam sendiri masuk ke Eropa Dengan beberapa salurannya, seperti sicilia dan perang salib, dan yang terpenting adalah Spanyol islam. yang merupakan tempat yang utama bagi eropa dalam menyerap peradaban islam, baik dalam hubungan politik, soaial, maupun perekonomian dan peradaban antar negara. Dalam perkembangan selanjutnya keadaan ini melahirkan Renaisans, Reformasi dan Rasionalisme di Eropa.

Gerakan-gerakan Renaisans melahirkan perubahan-perubahan besar dalam sejarah dunia. Abad ke-16 dan 17 M, merupakan abad terpenting bagi eropa semetara abad ke 17M, itu pula, dunia islam mulai mengalami kemunduran, dengan lahirnya Renaisans, Eropa bangkit kembali untuk mengejar ketertinggalan mereka.

2.      Sejak masa Renaisans eropa banyak mengalami kemajuan terutama dibidang industri, ilmu pengetahuan dan teknologi meliter Mereka juga melakukan berbagai penelitian tentang rahasia alam, berusaha menaklukkan lautan dan menjelajahi benua yang sebelumnya masih diliputi kegelapan. Dengan demikian eropa menjadi penguasa lautan dan bebas melakukan kegiatan ekonomi dari dan keseluruh dunia sehingga terbukalah bagi mereka jalur baru dalam dunia perdagngan. Mereka tidak tergantung lagi pada jalur lama yang dikuasai islam.

Itu semua merupakan faktor pendukung yang menyebabkan Eropa melakukan jajahan ke negeri-negari islam yang pada waktu itu makmur dengan kekayaan alamnya, sedang ilmu pengetahun dan teknologi seta kekuatan islam masih terpecah belah. Akhirnya dengan tanpa hambatan berarti dari lawan-lawannya, Bahkan satu demi satu negeri-negeri islam jatuh di bawah kekuasaan mereka sebagai negeri jajahan.

3.      Diantara gambaran tentang proses kemunduran turki uthmani di atas jelas bahwa sebab-sebab yang mendominasi kemunduran kerajaan ini adalah kekalahan mereka dibidang meliter dari negara-negara barat, sedang berbicara lemahnya kekuatan meliter bukanlan sesuatu yang berdiri sendiri, melainkan ditentukan oleh kekuatan dibidang lain, seperti kekuatan ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi dan politik. Bahkan semua itu merupakan rangkaian yang saling berkaitan. Di sampaing faktor lain yang bersumber dari internal kerajaan uthmani sendiri, baik dari para penguasa ataupun dari rakyatnya. Dari sini bangsa barat merasa mempunyai kesempatan untuk melebarkan sayap kekuasaan mereka  kenegeri-negeri kekuasaan uthmani.

4.      Yang mendorong bangkitnya nasionalisme dalam umat islam adalah rasa sadar, bahwa mereka sudah jauh tertinggal dari eropa. Kesadaran itu memaksakan penguasa dan pejuang-pejuang untuk banyak belajar dari eropa. Sehingga mereka dapat keluar dari ketertindasan.

Hal inilah yang mendorong munculnya perlawanan baik dalam bentuk Gerakan pembaharuan, gerakan politik dan juga gerakan meliter. Seperti munculmya gagasan pan-islamisme (persatuan islam sedunia) oleh tokoh pemikir islam Jamaluddin al-Afghani. yang dikenal sebagai bapak Nasionalisme dalam islam.

Gagasan Nasionalisme dari barat itu masuk ke negeri-negeri muslim melalui persentuhan umat islam dengan barat yang menjajah mereka dan dipercepat oleh banyaknya pelajar muslim yang menuntut ilmu ke Eropa. Atau lembaga-lembaga barat yang didirikan di negeri mereka.

5.      Kemerdekaan wilayah-wilayah islam diperoleh dengan perantara Munculnya gagasan-gagasan Nasionalisme diikuti dengan berdirinya pertai-partai politik, ini merupakan modal utama umat islam dalam perjuangannya untuk mewujudkan negara merdeka. dan dalam kenyataannya partai-partai itulah yang berjuang melepaskan diri dari kekuasaan penjajah. Wujud perjuangannya, berbetuk kegiatan politik, baik dalam bentuk diplomasi maupun perjuangan bersenjata. Juga dalam bentuk pendidikan dan propaganda.

 

Daftar pustaka

Antonio, Muhammad Syafii, Ensiklopedia Peradaban Islam Andalusia, (Tazkia Publising : Jakarta, 2012)

Ansari, Tamim. Dari Puncak Bagdad Sejarah Dunia Versi Islam, terj. Yuliani liputo (Jakarta: Zaman, 2015)

Hitti, Philip K. History Of The Arabs (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2008)

Kusdiana, Ading. Sejarah & Kebudayaan Islam (Bandung: Pustaka setia, 2013)

Lapidus, Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A. Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999)

Qomar, Mujamil. Merintis kejayaan islam kedua , (Yogyakarta: Teras, 2012)

Sulasman, Sejarah Islam di Asia & Eropa (Bandung: Pustaka setia, 2013)

Shalabi(al), Ali Muhammad. Bangkit Dan Runtuhya Khilafah Utmaniyah (Jakarta: Pustaka al-Kauthar, 2014)

Tim riset dan studi islam mesir. Eniklopedi Sejara Islam (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2013)

Usairy (al), Ahmad. Sejarah islam (Jakarta: Akbar media, 2013)

Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007)



[1] Muhammad syafii antonio, Ensiklopedia Peradaban Islam Andalusia, (tazkia publising : jakarta, 2012), 238

[2] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), 169

[3] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), 108

[4] Muhammad Syafii Antonio, Ensiklopedia Peradaban Islam Andalusia, (Tazkia Publising : Jakarta, 2012), 238. Lihat juag badriyatim, 109

[5] Ibid., 109

[6] Ibid., 109

[7] Ibid., 109

[8] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), 174.

[9] Ibid., 175.

[10] Ahmad al-Usairi, Sejarah islam (Jakarta: Akbar media, 2013),457

[11] Ading kusdiana, Sejarah & Kebudayaan Islam (Bandung: Pustaka setia, 2013). 300.  lihat juga, Badri yatim, sejarah kebudayaan islam, 184

[12] Ading kusdiana, Sejarah & Kebudayaan Islam (Bandung: Pustaka setia, 2013), 307

[13] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007),175

[14] Ibid.,176

[15] Ibid.,177

[16] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007),175

[17] Ahmad al-Usairy, Sejarah islam (Jakarta: Akbar media, 2013), 417

[18] Ibid., 418

[19] Sulasman, Sejarah Islam di Asia & Eropa (Bandung: Pustaka setia, 2013),193

[20] Ali Muhammad as-Shalabi. Bangkit Dan Runtuhya Khilafah Utmaniyah (Jakarta: Pustaka al-Kauthar, 2014). 614

[21] Ading kusniadi, Sejarah & Kebudayaan Islam (Bandung: Pustaka setia, 2013). 147

[22] Ira.M, Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A. Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999). 65

[23] Badri yatim, sejarah peradapan islam, 166.

[24] Ibid., 169

[25] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), 178-181

[26] Serangan ke wina ke satu terjadi pada masa kekuasaan sulayman I (1520M-1566M). Yaitu dalam penaklukan wilayah Hungaria. Lihat Philip k. Hitti, history of the Arab, 910

[27] Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A. Mas’adi (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), 69

[28] Philip k. Hitti, History Of The Arabs (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2008), 914

[29] Badri yatim. Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), 181

[30] Philip k. Hitti, History Of The Arabs (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2008), 915

[31] Ibid., 916

[32] Ibid., 916

[33] Ira. M, Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A. Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), 71

[34] Ibid., 71

[35] Ibid., 72

[36] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007).184

[37] Badri yatim, sjarah peradaban islam, 185, lihat juga, Ading kusdiana, sejarah dan kebudayaan islam, 335

[38] Ira, m. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A. Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), 72

[39] Ibid., 82

[40] Ibid., 83

[41] Ahmad al-Usairy, Sejarah islam (Jakarta: Akbar media, 2013), 369

[42] Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A. Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), 83

[43] Ading Kusdiana, Sejarah & Kebudayaan Islam (Bandung: Pustaka setia, 2013), 331

[44] Ibid., 332

[45] Ibid.,332

[46] Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A. Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999),138

[47] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam, 187 lihat juga , Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam, 419

[48] Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A. Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), 142

[49] Ibid., 150

[50] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam, 187 lihat juga , Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam, 187

[51] Ibid., 187

[52] Ading kusdiana, Sejarah & Kebudayaan Islam (Bandung: Pustaka setia, 2013), 334

[53] Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A. Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), 428

[54] Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A. Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), 429

[55] Ibid., 430

[56] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), 187

[57] Ibid., 188

[58] Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A. Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), 84

[59] Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A. Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), 469-493

[60] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), 189

[61] Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A. Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), 496-516

[62] Philip k. Hitti, History Of The Arabs (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2008), 917

[63] Ibid., 916

[64] Ahmad al-Usairy, Sejarah islam (Jakarta: Akbar media, 2013),517

[65] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), 189

[66] Ahmad al-Usairy, Sejarah islam (Jakarta: Akbar media, 2013), 519

[67] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), 189

[68] Philip k. Hitti, History Of The Arabs (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2008), 915

[69] Ahmad al-Usairy, Sejarah islam (Jakarta: Akbar Media, 2013), 522

[70] Ibid, 523

[71] Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A. Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), 544-548

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH HADIST TENTANG HIJAB

  A.   Latar Belakang Telah disepakati oleh seluruh umat Islam bahwa al-Qur’an menjadi pedoman hidup baik tentang syariah maupun dalam keh...