A.
Pengertian
Imu Mukhtalif al-Hadith
Mukhtalif
artinya: yang berselisih atau yang bertentangan. Sedangkan mukhtalif
al-hadith artinya: yang bertentangan dengan hadis. Boleh juga
dikatakan: hadis yang bertentangan.[1]
Muhammad ‘Ajjaj al-Khathib mendefiniskan Ilmu mukhtalif al-hadith sebagai berikut:
الْعِلْمُ الَّذِيْ يَبْحَثُ فِى اْلأَحَادِيْثِ الَّتِيْ ظَاهِرُهَا مُتَعَارِضٌ فَيُزِيْلُ تَعَارُضَهَا أَوْ يُوَفِّقُ بَيْنَهَا كَمَا يَبْحَثُ فِى اْلأَحَادِيْثِ الَّتِيْ يَشْكُلُ فَهْمُهَا أَوْ تَصَوُّرُهَا فَيَدْفَعُ إِشْكَالَهَا وَيُوَضِّحُ حَقِيْقَتَهَا
“Ilmu yang membahas hadis-hadis
yang tampaknya saling bertentangan, lalu menghilangkan pertentangan itu atau
mengkompromikannya, di samping membahas hadis yang sulit dipahami atau
dimengerti, lalu menghilangkan kesulitan itu dan menjelaskan hakikatnya”.[2]
Sasaran ilmu ini mengarah pada hadis- hadis yang
saling berlawanan untuk dikompromikan kandungannya dengan jalan membatasi ke-mutlak-annya
dan lain-lain. Atau yang dalam kitab al-Manhal al-Latif biasa disebut Ahadith Allati mutadadan fi al-ma’na bihasabi al-zahiri.
Ilmu ini tidak akan muncul kecuali dari orang yang menguasai hadis dan
fiqih.[3]
Dr. Abu al-Layth mendefinisikan hadis mushkil sebagai hadis maqbul (sahih dan hasan) yang tersembunyi maksudnya kerana adanya sebab dan hanya diketahui setelah merenung maknanya atau dengan adanya dalil yang lain. Dinamakan mushkil karena maknanya yang tidak jelas dan sukar dipahami oleh orang yang bukan ahlinya.[4]
Dari sini dapat dipahami, bahwa ilmu mukhtalif al-hadith adalah sejenis ilmu yang
memperbincangkan tentang bagaimana memahami hadis yang secara lahir
bertentangan dengan menghilangkan pertentangan itu dan mencocokkannya. Seperti
halnya pembicaraan tentang hadis yang sulit dipahami dan digambarkan.
Dan hal ini akan mengungkap kesulitan itu dan menjelaskan substansinya.
B.
Urgensi Ilmu Mukhtalif
al-Hadith
Ilmu ini merupakan ilmu terpenting bagi ahli hadis, ahli fikih,
dan ulama-ulama lain. Yang menekuninya harus memiliki pemahaman yang mendalam,
ilmu yang luas, terlatih dan berpengalaman. Dan yang bisa mendalaminya hanyalah
mereka yang mampu memadukan antara hadis dan fikih. Dalam hal ini,
al-Sakhawi mengatakan: “Ilmu ini termasuk jenis yang terpenting yang sangat di
butuhkan oleh ulama di berbagai disiplin. Yang bisa menekuninya secara tuntas
adalah mereka yang berstatus imam yang memadukan antara hadis dan fikih
dan yang memiliki pemahaman yang sangat mendalam.”[5]
Ilmu ini merupakan salah satu buah dari penghafalan hadis,
pemahaman secara mendalam terhadapnya, pengetahuan tentang ‘am dan Khas-nya,
yang mutlak dan muqayad-nya dan hal-hal lain yang berkaitan
dengan penguasaan terhadapnya. Sebab tidak cukup bagi seseorang hanya dengan
menghafal hadis, menghimpun sanad-sanadnya dan menandai
kata-katanya tanpa memahaminya dan mengetahui kandungan hukumnya.[6]
Ulama telah memberikan perhatian yang serius terhadap
ilmu Mukhtalif al-Hadith ini sejak pada masa sahabat, yang
menjadi rujukan utama segala persoalan setelah Rasulullah SAW wafat. Mereka
melakukan ijtihad mengenai berbagai hukum, memadukan antar berbagai hadis,
menjelaskan dan menerangkan maksudnya. Kemudian generasi demi generasi
mengikuti jejak mereka, mengkompromikan antar hadis yang tampaknya
saling bertentangan dan menghilangkan kesulitan dalam memahaminya. Ulama
memiliki peran yang besar dalam menghilangkan dan mengenyahkan sebagian
kerumitan yang ditebarkan oleh sementara aliran, seperti Mu’tazilah dan Mushabbihah
seputar beberapa hadis. Mereka menjelaskan pemahaman yang benar mengenai
hal-hal itu dan menghimpunnya di dalam karya-karya spesifik.[7]
C. Karya-karya terpopuler Mukhtalif al-Hadith
Banyak ulama yang menyusun
karya dalam bidang ini. Ada yang mencakup hadis-hadis yang tampak
bertentangan secara keseluruhan dan ada yang tidak, yakni membatasi karyanya
itu pada pengkompromian hadis-hadis yang tampak kontradiktif atau
hadis-hadis yang sulit dipahami saja, lalu menghilangkan kesulitan
itu dengan menjelaskan maksudnya.[8]
Berikut ini adalah beberapa kitab
penting yang bisa dijadikan rujukan untuk mengetahui hadis-hadis
yang mukhtalif serta cara menjelaskan atau menakwilkannya.
Di antaranya adalah :
1.
Kitab Ta’wil Ikhtilaf al-hadith karangan
Imam al-Shafi’i (150-204 H)
Merupakan kitab yang pertama kali ditulis dalam bidang ini dan
merupakan kitab terklasik yang sampai kepada kita. Beliau tidak bermaksud
menyebut semua hadis yang tampak bertentangan, tetapi hanya menyebut
sebagian saja, menjelaskan seluruh sanadnya dan memadukannya agar dijadikan
sebagai sampel oleh ulama lain.
2.
Kitab Ta’wil Mukhtalaf al-Hadith karya Ibn Qutaibah
(213-276 H)
Beliau menyusunnya untuk
menyanggah musuh-musuh hadis yang melancarkan beberapa tuduhan kepada
ahli hadis dengan sejumlah periwayatan beberapa hadis yang tampak
saling bertentangan. Beliau menjelaskan hadis-hadis yang mereka
klaim saling kontradiktif dan memberikan tanggapan terhadap keracuan-keracuan
seputar hadis-hadis itu. Kitab beliau itu menempati posisi yang
amat tinggi dalam khazanah intelektual Islam, bahkan mampu membendung
kerancuan yang ditebarkan sementara kelompok Mu’tazilah, Mushabbihah dan
lain-lain.
3.
Kitab Mushkil al-Athar karya
Imam al-Muhaddith al-Faqih Abu Jafar Ahmad ibn Muhammad al-Tahawi
(239-321 H), yang terdiri dari empat jiid, dan di cetak di India pada tahun
1333 H.
4.
Kitab Mushkil al-Hadith wa Bayanuh karya Imam al-Muhaddith
Abu Bakr Muhammad ibn al-Hasan (Ibn Faruk) al-Ansari al-Asbahany. Yang wafat
pada tahun 406 H. beliau menyusunnya berkenaan dengan hadis-hadis
secara literal di duga kontradiktif, mengandung tashbih dan tajsim, yang
di jadikan sebagai landasan melancarkan cercaan terhadap agama. Lalu beliau menjelaskan
maksudnya dan membatalkan banyak klaim yang salah seputar hadis-hadis
itu dengan beragumen pada dalil-dalil naqli dan aqli. Kitab ini
telah di cetak di India pada tahun 1362 H.[9]
Baca artikel tentang Hadis lainya :
- Aliran Khawarij, Sejarah Kemunculan, & Karakteristiknya
- Aliran Syi'ah & Sejarah Kemunculanya
- Hadis Palsu Atau Hadist Maudu’ Serta Faktor Kemunculanya
- Kaedah Melacak Hadis Palsu
- Peran Ulama Menyelamatkan Hadis Dari Pemalsuan
- Hukum Hadis Palsu Dan Daftar Buku Hadis Palsu
- Metode Dan Contoh Penyelesaian Mukhtalif Al-Hadith
- Mukhtalif Hadis
- Imam Al-Daruquthni
- Sunan Al-Daruqutni
- Imam Abu Dawud
- Kitab Sunan Abu Dawud
- Jarh wa ta‘dil
- Lafaz Jarh Wa Ta‘dil Serta Tingkatannya
- Beberapa Hal Yang Perlu Diketahui Dan Tertolak Dalam Jarh wa ta‘dil
- Metode Dalam Tarjih Dan Ta‘dil Perawi
- Pertentangan Dalam Jarh Wa Ta‘dil
- Kitab-Kitab Jarh Wa Ta'dil
[1] Ahmad Qadir
Hasan, Ilmu Mustalah hadis (Bandung: Diponegoro,2007), 254.
[2] Muhammad Ajjaj Al-Khathib, Ushul al-Hadith (Damaskus: Dar al-Fikr, 1975), 283.
[3] Syaikh Manna’ al-Qaththan. Pengantar Ilmu Hadits (Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar.2005), 103.
[4] Abdul Mustaqim, Ilmu Ma’anil Hadist
(Yogyakarta : Idea Press, 2008).
[5] al-Sakhawy, Muhammad bin Abd al-Rahman., Fath al-Mughith, (Beirut: Dar al-Kutub
al-‘Ilmiyah, 1993), 182.
[6] Muhammad Ajjaj Al-Khathib, Ushul al-Hadith, 284.
[7] Ibid., 284.
[8] Ibid., 284.
[9] Ibid., 284.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar