A.
Nama dan
Pengertian Syiah
Muhammad Zakariya al-Nadaf dalam Masail al-I’tiqad ‘inda al-Shi’ah al-Ithna ‘Ashariyah mengutip pendapat Ibn Mandzur perihal makna Syiah secara bahasa. Syiah secara bahasa ialah pengikut seseorang atau pendukungnya.[1]
Pengertian Syiah secara istilah tidak bisa
disepakati karena antara pihak Syiah dan Sunni berbeda dalam mendefinisikannya.
Syiah mengartikan kata “Syiah” secara istilah adalah orang-orang yang dekat dan
mendukung ‘Ali bin Abi Talib baik pada zaman Rasulullah SAW maupun setelah
kewafatan beliau.[2] Sedangkan menurut Sunni, Syiah secara
istilah ialah mereka yang mendukung ‘Ali bin Abi Talib dan lebih
memprioritaskannya dari seluruh sahabat nabi yang lainnya.[3]
B. Sejarah Munculnya Kelompok Syiah
Sebenarnya pemikiran Syiah sudah muncul saat
wafatnya Rasulullah SAW. Selepas Rasulullah wafat, ada sebagian kaum muslimin
saat itu berpendapat bahwa keluarga beliaulah yang pantas menggantikan beliau
sebagai khalifah.[4]
Ada yang berasumsi Syiah muncul pada akhir
masa pemerintahan ‘Uthman bin ‘Affan atau pada awal kepemimpinan ‘Ali bin Abi
Talib.[5] Pada masa ini, Syiah hanyalah sebagai
dukungan politik kepada ‘Ali bin Abi Talib. Ada juga pendapat yang menyebutkan Syiah
muncul setelah terjadinya arbitrase. Keputusan yang dihasilkan arbitrase tidak
menguntungkan pihak ‘Ali bin Abi Talib, sehingga sebagian pendukungnya keluar
(dan kelompok inilah yang dinamakan Khawarij) dan sebagian besar yang lain
masih mendukung ‘Ali dan semakin bertambah kefanatikannya.[6]
Menurut Al-Tabataba’i, Syiah muncul karena
kritik dan protes besar terhadap dua masalah dasar dalam Islam yaitu
pemerintahan Islam dan pengetahuan keagamaan yang menurut Syiah adalah
kewenangan keluarga Rasulullah SAW.[7]
Kemunculan Syiah hampir bersamaan dengan Khawarij karena kedua kelompok ini pada mulanya muncul dikarenakan sikap politik, namun karena hawa nafsu dan kebodohan aliran politik mereka berubah menjadi aliran ideologi dan saling menafsirkan Alquran seusai kehendak mereka sendiri, bahkan mereka tidak ragu memalsukan hadis demi kepentingan fanatisme belaka.
Baca artikel tentang Hadis lainya :
- Aliran Khawarij, Sejarah Kemunculan, & Karakteristiknya
- Aliran Syi'ah & Sejarah Kemunculanya
- Hadis Palsu Atau Hadist Maudu’ Serta Faktor Kemunculanya
- Kaedah Melacak Hadis Palsu
- Peran Ulama Menyelamatkan Hadis Dari Pemalsuan
- Hukum Hadis Palsu Dan Daftar Buku Hadis Palsu
- Metode Dan Contoh Penyelesaian Mukhtalif Al-Hadith
- Mukhtalif Hadis
- Imam Al-Daruquthni
- Sunan Al-Daruqutni
- Imam Abu Dawud
- Kitab Sunan Abu Dawud
- Jarh wa ta‘dil
- Lafaz Jarh Wa Ta‘dil Serta Tingkatannya
- Beberapa Hal Yang Perlu Diketahui Dan Tertolak Dalam Jarh wa ta‘dil
- Metode Dalam Tarjih Dan Ta‘dil Perawi
- Pertentangan Dalam Jarh Wa Ta‘dil
- Kitab-Kitab Jarh Wa Ta'dil
[1] Muhammad
Zakariya al-Nadaf, Masail al-I’tiqad ‘inda al-Shi’ah al-Ithna ‘Ashariyah Vol.
1, (Kairo: Dar al-Salam, 2011), 23.
[2] Ibid.,
25.
[3] ‘Abd
al-Fattah Ahmad Fuad, “Shiah” Mausu’at al-Firaq wa al-Madhahib fi al-‘Alam
al-Islami (Kairo; Wizarat al-Auqaf, 2009), 413.
[4] ‘Abd
al-Hasib Taha, Adab al-Shi’ah (Kairo: al-Sa’adah, 1968), 11.
[5] Tim
Penulis MUI Pusat, Mengenal dan Mewaspadai Syiah di Indonesia (Jakarta:
Formas, 2014), 21.
[6] Ibid.,
21.
[7] Ibid.,
24.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar