HOME

07 Maret, 2022

Peran Ulama Menyelamatkan Hadis Dari Pemalsuan

 

Untuk bisa mengidentifikasi sebuah hadis, para ulama merancang kaedah-kaedah yang bisa diterapkan, apakah sebuah hadis itu asli atau palsu, apakah hadis itu sahih, hasan, atau dloif. Selain itu, para ulama juga melakukan upaya-upaya untuk lebih ketat dalam menyeleksi hadis. Berikut di antara upaya-upaya tersebut yang ditulis oleh Muhammad Mahmud Ahmad Bakkar dalam Bulughu al-Amal min Mustalahi al-Hadith wa al-Rijal[1]:

1.             Memperketat Sanad Hadis

Pada masa Rasulullah SAW dan kedua khalifah pertama dan kedua, tidak ada pemalsuan hadis atau kebohongan yang disandarkan kepada Rasululallah SAW. Setelah masa itu terjadilah fitnah dan pemalsuan-pemalsuan hadis yang dilakukan sebagian kaum muslimin.

Penyataan Muhammad bin Sirin yang sangat terkenal adalah:

لَمْ يَكُوْنُوْا يَسْأَلُوْنَ عَنِ اْلإِسْنَادِ فَلَمَّا وَقَعَتِ الْفِتْنَةُ قَالُوْا: سَمُّوْا لَنَا رِجَالَكُمْ فَيَنْظُرُ إِلَى أَهْلِ السُّنَّةِ فَيُؤْخَذُ حَدِيْثُهُمْ وَيَنْظُرُ إِلَى أَهْلِ الْبِدَعِ فَلاَ يُؤْخَذُ حَدِيْثُهُمْ.

“Dulu kaum muslimin tidak pernah menanyakan sanad, namun saat terjadi fitnah, mereka berkata: Sebutkanlah sanad-sanad kalian. Jika sanad itu dari ahlu sunnah, maka diterima. Namun jika dari ahli bidah, maka hadis tersebut ditolak.”

Hisham bin ‘Urwah berkata,

إِذَا حَدَّثَكَ رَجُلٌ بِحَدِيْثٍ فَقُلْ عَمَّنْ هَذَا

“Jika kau seseorang meriwayatkan hadis kepadamu, maka tanyalah dari siapa hadis itu.”

Auza’i berkata,

مَا ذِهَابُ الْعِلْمِ إِلَّا ذِهَابَ اْلإِسْنَادِ

“Ilmu tidak akan hilang kecu’ali dengan hilangnya sanad.”

Ibnu Al-Mubarak mengatakan,

اَلْإِسْنَادُ مِنَ الدِّيْنِ وَلَوْلاَ اْلإِسْنَادِ لَقَالَ مَنْ شَاءَ مَا شَاءَ

“Sanad adalah sebagian dari agama, tanpa sanad maka orang-orang akan berkata semaunya.”

 

2.             Merantau Mencari Hadis dan Menerapkan Validitas Hadis

Sudah menjadi sebuah tradisi, para ulama merantau dari daerah ke daerah, dari negeri ke negeri untuk mencari hadis atau meneliti sebuah hadis. Praktek validasi seperti ini menjadi sebuah keharusan yang selalu dilakukan oleh para ahli hadis.

Dalam ilmu hadis juga terdapat proses kritik sanad dan matan. Pada proses itu, sebuah matan atau para sanad hadis diteliti satu demi satu apakah memenuhi kriteria hadis itu diterima atau tidak.

3.             Merancang Kaedah Umum

Para ulama juga membuat kaedah-kaedah untuk mengklasifikasikan hadis-hadis Nabi. Apakah hadis itu sahih, hasan,  atau da’if? Para ulama juga merancang kaedah khusus untuk bisa membedakan antara hadis asli dan hadis palsu.

Baca artikel tentang Hadis lainya :


[1]Muhammad Mahmud Ahmad Bakkar, Bulughu al-Amal min Mustalahi al-Hadis wa al-Rijal...., 297-299.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH HADIST TENTANG HIJAB

  A.   Latar Belakang Telah disepakati oleh seluruh umat Islam bahwa al-Qur’an menjadi pedoman hidup baik tentang syariah maupun dalam keh...