HOME

27 Oktober, 2022

CINTA KASIH

 

Cinta Kasih

Cinta kasih merupakan ungkapan perasaan yang didorong oleh suatu kehendak dan diwujudkan dalam bentuk tingkah laku disertai rasa tanggung jawab dan pertimbangan akal pikiran (rasional) yang menimbulkan keseimbangan, cinta kasih kepada sesama manusia, cinta kasih antara orang tua dan anak, dan antara manusia dan tuhan. Berikut macam-macam hubungan cinta kasih :

Cinta Kasih Kepada Sesama Manusia

Cinta kasih antar sesame manusia diandasi oleh rasa belas kasihan. Belas kasihan ini timbul karena ada penderitaan yang dialami manusia. Penderitaan ini mengandung pengertian yang luas, misalnya penderitaan karena bencana alam, bencana perang, karena sakit, karena sudah tua, dan lain-lain. Dalam cinta kasih berdasarkan belas belas kasihan tidak dikenal unsur pamrih, melainkan karena keikhlasan semata. Dari sifat tersebut merupakan sifat orang yang berakhlak dan berbudi.

Apabila dalam hidup manusia cinta kasih sudah memudar atau menghilang dari lubuk hatinya, maka akan timbul takabur, kekejaman, nafsu setan yang merajalela, serta nilai-nilai kemanusiaan diinjak-injak. Contohnya terjadi pemerkosaan wanita, ras diskriminasi di Afrika selatan dan perang Irak-Iran di Thur tengah  tiada hentinya. Inilah perbuatan manusia yang tidak mempunyai rasa cinta kasih.

Berikut perbedaan cinta kasih terhadap sesama manusia :

1. Cinta terhadap keluarga

2. Cinta terhadap teman-teman

3. Cinta yang romantis

4. Cinta yang hanya hawa nafsu

5. Cinta sesama

6. Cinta dirinya sendiri

7. Cinta akan sebuah konsep tertentu

8. Cinta akan negaranya

9. Cinta akan bangsa

 

Cinta Kasih antara Manusia dan Tuhan

            Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, karena itu manusia merasa takut kepada Tuhan. Jika manusia mengabaikan perintah tuhannya, ia akan memperoleh murka. Untuk itu manusia menaruh cinta kasih kepada Tuhannya, untuk mewujudkan cinta kasih kepada Tuhan ialah pengabdian pemujaan atau sembayang.

            Cinta kasih kepada Tuhan bukan berarti mengharapkan balasan surga dari Tuhan. Menurut ajaran agama cinta kepada tuhan ialah takwa dan mengabdi kepada Tuhan. Artinya menuruti perintahnya dan menjauhi larangannya. Yang paling mulia di sisi Tuhan adalah orang yang takwa kepadanya. Takwa kepada Tuhan ini dilakukan menurut ajaran agama yang dipeluk manusia, dengan cara sembayang,berdoa, dan disertai dengan perbuatan baik yang dikehendaki Tuhan pada dasarnya merupakan Tuhan Maha Pencipta dan Maha Penguasa alam ini.

            Bentuk komunikasi manusia kepada Tuhannya dilakukan di tempat-tempat khusus, misalnya di masjid bagi agama Islam, di gereja bagi agama Kristen, di pura bagi agama Hindu, di candi bagi agama Budha. Tempat-tempat khusus ini merupakan karya cipta manusia sebagai perwujudan kekreativan karena cinta kasih kepada Tuhannya.

 

Cinta Kasih Antara Orang tua dan Anak

            Orang tua mengasuh dan mendidik anak dengan harapan supaya kelak ia berbahagia dan menjadi orang berguna. Tetapi apabila anak itu diberi kasih sayang yang berlebihan atau dimanjakan, segala kehendaknya diikuti tanpa pertimbangan wajar, akibatnya tidak baik untuk anak tersebut, dan suatu saat orang tuanya pasti akan menyesal dengan apa yang diperbuatnya. Anak yang dimanjakan cenderung akan berjiwa kerdil,tidak percaya diri, sombong, tidak menghormati orang tuanya, dan kurang menghargai orang disekitarnya.

 

Baca artikel lainnya yang terkait;


Daftar Pustaka

1. Drs. Lies Sudibyo, MH|Drs. Agus Sudargono,M.Si.|Dra. Titik Sudiatmi, MPd|Drs. Bambang Triyanto, MM (2003). Ilmu Sosial Budaya Dasar, ANDI

2.  MKD UIN Sunan Ampel Surabaya (2016). IAD-ISD-IBD, SAP

3. Drs. Mawardi dan Ir. Nur Hidayati (2009). IAD-ISD-IBD, Pustaka setia

21 Oktober, 2022

ETIKA BERMEDIA SOSIAL BAGI GENERASI MUDA DALAM ISLAM

 

Saat ini kita memasuki era dimana segala sesuatu terhubung melalui teknologi informasi dan komunikasi dengan segala kecanggihannya, seakan-akan dunia ini menjadi borderless atau tanpa batas. Kita tidak lagi sulit jika ingin berteman dan berkomunikasi dengan orang-orang yang berada di belahan bumi lain. Demikian besarnya manfaat media informasi dan komunikasi sekarang ini.

Namun di sisi lain, ternyata kemudahan-kemudahan itu mulai mengalihkan kehidupan kita dari dunia nyata ke dunia maya. Banyak orang yang terlalu terlena dan nyaman dengan dunia maya, sampai lupa bagaimana hidup di dunia nyata. Sehingga dia menjadi acuh tak acuh kepada lingkungannya, membuat jarak semakin lebar dengan orang-orang yang dekat dengannya. Di satu sisi dia bisa dekat dengan orang yang jauh, tapi di sisi lain dia malah jauh dengan orang yang dekat. Semua itu bisa terjadi karena adanya media sosial.

 

Hadirin yang kami hormati

Apakah kalian tahu Facebook?

Apakah kalian mengenal Instagram?

Apakah kalian tahu Whatshaap?

Apakah kalian tahu Twitter?

Penggunaan media social sangat besar dan berdampak pada dunia. Berdasarkan survey tahun 2021 mencatat bahwa pengguna media social di dunia telah mencapai 4.66 miliar jiwa, naik sebesar 290% dari  tahun 2015 silam, dimana pengguna media social pada saat itu berkisar 1.55 miliar pengguna.

Di Indonesia pengguna media social telah mencapai 190 juta pengguna atau sekitar 70% dari jumlah penduduk. Berdasarkan survey dari kementrian komunikasi dan informatika Indonesia, ada sekitar 129 juta penduduk Indonesia yang memiliki akun media social yang aktif dan rata-rata menghabiskan waktu 3,5 jam perhari untuk konsumsi internet melalui hanphone.

Hadirin yang dirahmati Allah...

Media sosial saat ini menjadi fenomena di tengah-tengah masyarakat, terutama pada kalangan generasi muda. Hampir semuanya memiliki akun media sosial sebagai bentuk eksistensi dalam pergaulan sosialnya. Dengan melihat keaktifan para pengguna media sosial tersebut membuktikan bahwa hampir seluruhnya menerima manfaat yang besar. Akan tetapi, fenomena penggunaan media sosial ini juga menimbulkan banyak persoalan seperti timbulnya fitnah, perpecahan, hoax, dan bahkan tidak sedikit juga yang mengarah pada tindak kriminal.

Media soial merupakan hal yg sangat melekat dalam kehidupan sehari-hari kita saat ini. Dalam Islam sendiri tidak pernah mengekang umatnya untuk maju dan modern, justru Islam sangat mendukung kemajuan umatnya untuk melakukan penelitian dan bereksperimen dalam bidang apapun termasuk dalam bidang teknologi. Selain banyak memuat tentang pentingnya pengembangan sains,  Al-Quran juga dapat dijadikan sebagai inspirasi ilmu dan pengembangan wawasan berpikir, sehingga mampu menciptakan sesuatu yang baru dalam kehidupan. Hanya saja, untuk menemukan hal tersebut, dibutuhkan kemampuan untuk menggalinya secara lebih mendalam agar potensi alamiah yang diberikan Tuhan dapat memberikan kemaslahatan sepenuhnya bagi keselarasan alam dan manusia

Islam sebagai agama yang menuntun umatnya untuk selalu mengutamakan berbuat baik dalam setiap sisi kehidupan memiliki batasan-batasan bagi umatnya dalam menggunakan media sosial secara bijak dan tepat. Islam mendukung dengan tetap memperhatikan etika yang mengawal moral dan akhlak pada jalur yang benar. Adapun Adab-adab bermedia sosial dalam Islam antara lain :

1.       Meluruskan Niat

Dalam Islam, niat merupakan hal paling pokok sehingga perbuatan yang baik, termasuk ibadah bisa menjadi buruk dan berbuah dosa. Apalagi jika berniat dan berbuat buruk. Rasulullah SAW bersabda:

إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ

Berkaca pada hadis tersebut, maka sudah seharusnya setiap orang meluruskan niatnya dalam menggunakan medsos. Apa sesungguhnya yang dicari dan ingin didapat dari medsos. Terkait dengan hal ini tentu orang yang bersangkutan dan persaksian Allah SWT saja yang dapat mengetahuinya. Orang lain dapat saja menangkap kesan baik dari seseorang menyangkut setiap kata-kata, gambar, maupun video yang diunggahnya, tetapi terselip saja maksud riya di dalamnya, maka akan merusak keseluruhan perbuatannya itu.

 

2.       Menyebar Kebaikan dan Mencegah Keburukan

Menjadi seorang Muslim sesungguhnya banyak keuntungannya, tetapi tidak sedikit pula tanggung jawabnya. Dalam Q.S. Ali Imran [3]: 110, Allah SWT menyebutkan bahwa kaum Muslim adalah umat terbaik, disebutkan:

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

 

“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Q.S. Ali Imran [3]: 110)

Pada ayat tersebut jelas sekali disebutkan bahwa syarat menjadi umat terbaik adalah jika memenuhi tiga hal: menyuruh pada kebaikan, mencegah keburukan, dan keduanya dilandasi atas dasar keimanan kepada Allah SWT. Ketiga tuntutan ini harus dipraktikkan oleh setiap Muslim dalam beraktivitas di media sosial, jika memang ingin masuk ke dalam kategori sebagai umat terbaik.

Dengan kata lain, media sosial  harus diupayakan sebisa mungkin sebagai sarana pengumpul pahala, baik dengan cara menjalin silaturahmi, lebih-lebih lagi menggunakannya sebagai sarana berdakwah untuk mengajak orang pada kebaikan. Untuk itu hindari penggunaan media sosial untuk menebar permusuhan, menjelekkan orang lain, menularkan kedengkian, menebar fitnah, atau digunakan sebagai kegiatan stalking terhadap orang lain, terutama yang bukan mahram.

 

3.       Tidak Menghina dan Mengumbar Kebencian

Serangan untuk menjelek-jelekan di media sosial atau menghina individu, kelompok, bahkan agama tidak pernah sepi. Hal ini bisa disalurkan lewat gambar meme, video, dan sebagainya. Seorang Muslim harus menjadi duta Islam yang baik dalam menyikapinya. Alangkah baiknya dipikir masak-masak sebelum me-retweet, meng-share, atau berkomentar mengenai sesuatu yang berpotensi menjadi polemik dan menebar kebencian.

Ajaran Islam menuntut seseorang untuk selektif dan teliti dalam menerima berita atau kabar, serta tidak mudah percaya begitu saja sebelum mengetahui kebenarannya. Hal ini ditegaskan di dalam Al-Qur’an  Surat Al-Hujurat [49]: 6:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ

 

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (Q.S. Al-Hujurat [49]: 6)

Ketelitian dan kehati-hatian harus menjadi etos setiap Muslim dalam beraktivitas di media sosial. Hal ini mengingat sering kali banyak jebakan yang siap merangkap, misalnya dengan meyakini sesuatu sebagai kebenaran sebelum mengetahui duduk perkara sebenarnya, dan menyebarkannya secara viral. Jika ternyata berita atau kabar tersebut tidak valid tentu akan semakin memperkeruh keadaan

Hadirin yang dimulyakan Allah….

Jika dulu ada istilah “Mulutmu harimaumu”, di era sosmed ini istilah itu bisa berubah menjadi “Jemarimu harimaumu”. Artinya apa yang kita post di media sosial harus kita pertanggungjawabkan. Setiap kali posting, harus dipikirkan dampak yang akan muncul dari postingan tersebut. Maka cukuplah posting hal-hal positif saja untuk meningkatkan nilai-nilai keislaman.


Baca artikel lainnya yang terkait;

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN MENGIKUTI PERLOMBAAN TAHFIDZ, DA'I, DAN KALIGRAFI

 

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN

MENGIKUTI  PERLOMBAAN

Tahfidz, Da’i, dan Kaligrafi

21 September 2019

 

LOGO


MTs ...............

Alamat : Jl Citra Raya No 29 Lakarsantri Surabaya


 

A.    LATAR BELAKANG

Dalam mengikuti kegiatan pembinaan Keagamaan dalam bentuk kegiatan lomba keagamaan berupa lomba Tahfidz Juz 29 dan 30,  Lomba Da’i, dan Kaligrafi dalam competition SMC 2019 di SMAN 2 Surabaya dibutuhkan evaluasi peserta didik untuk mengukur kemampuan yang telah dicapai dan mengevaluasi kelemehan atau kekurangan siswa/siswa selama mengikuti kompetisi demi terwujudnya mengembangkan diri dalam mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah, yang dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler

B. KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah yang telah memberikan kesempatan kepada kita merasakan berbagai macam kenikmatan yang tidak ada seorang pun dapat menghitung banyaknya.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi akhir jaman, nabi Muhammad SAW.

Kami berharap semoga Bapak/Ibu senantiasa berada dalam keadaan sehat wal‘afiat serta diberi kekuatan dan hidayah oleh Allah SWT dalam melaksankan tugas hidup dimuka bumi ini terutama dalam pendidikan.

Selanjutnya kami sampaikan terima kasih  telah mengirimkan delegasi untuk mengikuti perlombaan keagamaan yang terdiri dari : 1)  Tahfidz Juz 29 dan 30, 2) Da’I, dan 3) Kaligrafi dalam competition SMC 2019 di SMAN 2 Surabaya

Akhir kata semoga Allah membalas  Bapak/Ibu dengann memberikan kelancaran dalam menjalankan tugas, mendapatkan hidup yang berkah dan  semoga amal baik Bapak/Ibu mendapat balasan yang lebih baik.

 

C. MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

Adapun maksud kegiatan ini adalah bentuk Syukur kepada Allah atas potensi peserta didik yang telah diberikan, tentu dengan meningkatkan bakat dan kwalitas potensi siswa/siswi. Kegiatan perlombaan keagamaan ini pastinya mempunyai suatu tujuan yang di harapkan, yaitu :

1.    Mengasah dan mengembangkan potensi siswa siswi MTs ............... yang memiliki potensi dalam bidang keagamaan menjadi kemampuan membangun dan mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi dalam berbagai dimensi inlegensi serta memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret

2.    Memberikan pemahaman kepada siswa siswi bahwa keagamaan merupakan suatu bentuk kebutuhan dalam menjalani kehidupan, terutama dalam hidup bermasyarakat..

3.    Mewujudkan nilai-nilai keberanian dan percaya diri sehingga siswa siswi bisa menyadari bahwa pada dirinya terdapat suatu potensi atau bakat yang dapat membawa dirinya pada kesuksesan.

4.    Meringankan pihak sekolah dalam memilih siswa siswi yang memiliki potensi dalam segi keagamaan, sehingga ketika diperlukan tidak menghadapi suatu kesulitan.

 

D.     WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan ini akan laksanakan pada :

Hari / Tanggal                  : Sabtu, 21 September 2019

Waktu                              : 07.00 s/d 23.00

Tempat                             : SMA Negeri 2 Surabaya

                                            Jl Wijaya Kusuma 48 Surabaya-Jawa Timur

Tablig Akbar                    : Masjid Al Akbar Surabaya

Penceramah                      : Ustadz Al Habsy

E.    PENYELENGGARA KEGIATAN

            Kegiatan ini di selenggarakan oleh SMADA MUSLIM COMPETITION (SMC) 2019 SMA Negeri 2 Surabaya, Jl Wijaya Kusuma 48 Surabaya-Jawa Timur

 

F. PESERTA KEGIATAN

Peserta yang diikutsertakan pada perlombaan keagamaan ini adalah sebagai berikut :

 

NO

MACAM LOMBA

NAMA SISWA/SISWI

KELAS

1

TAHFIDHUL QUR'AN

MARYAM HAFIZHAH

IX A

AFIFAH KUMALA TYASARI

VIII B

2

DA'I

NADIA AZZAHRATUN NISA

IX B

3

KALIGRAFI

ADAM DZULFIKRI WAFIQ

VIII A

RESTY VIZKA ARYANTI

VIII A

 

 

G. LAPORAN KEUANGAN

ü  Pemasukan

NO

PEMASUKAN

JUMLAH

1

Kamis, 12 September 2019

Rp. 335.000

2

Jumat, 20 September 2019

Rp. 425.000

TOTAL

Rp. 760.000

 

ü  Pengeluaran

NO

Pengeluaran

JUMLAH

1

Pendaftaran Lomba

 

 

a. Tahfidh @2 X Rp 60.000

Rp. 120.000

b. Da’I

Rp.   55.000

c.  Kaligrafi @2 X Rp 55.000

Rp. 110.000

2

Transportasi

 

 

a. Technical Metting

Rp. 50.000

 

b. Lomba

Rp. 250.000

3

Konsumsi

 

 

Makan siang @5 X 15.000

Rp.   75.000

4

Transportasi Pendamping

Rp. 100.000

Total

Rp. 760.000

BACA JUGA ARTIKEL LAINNYA YANG TERKAIT;

 

H. PENUTUP

Setiap kegiatan apapun jenisnya kesuksesan dan kelancaran hanyalah berada di atas kekuasaan dan kehendak Allah Subhaanuahu wa Ta’ala, kita sebagai makhluknya hanyalah berkewajiban untuk berikhtiar atau berusaha supaya bisa mencapai kelancaran dan kesuksesan tersebut, karena apa yang kita dapat akan sesuai dengan apa yang diusahakannya, sebagai mana firman Allah Dalam Qur’an yang Suci, yaitu dalam Q.S Al-Baqarah : 134

 

Artinya : “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,”

 

 

Demikian laporan ini kami buat Atas segala bantuannya kami haturkan terimakasih banyak.

 

 

. Waka Kesiswaan                                                                               Guru Pendamping

MTs ...............

 

 

MTs ...............                                                                        Hozaini . S.Pd.I

NIP.. . . . . . . . .

 

Mengetahui

Kepala MTs ...............

 

 

MTs ...............

NIP : . . . . . . .  .

DALIL PUASA RAMADHAN DALAM AL-QUR'AN DAN HADIST

  Dalil Puasa Ramadhan dalam Al-Qur'an Berikut empat dalil tentang puasa Ramadhan yang ada dalam Al-Qur'an: 1. Surah Al-Baqarah ...