Neraca yang harus kita pergunakan dalam berhujjah dengan
sesuatu hadis ialah memeriksa, apakah hadis tersebut maqbul, boleh
kita ber-hujjah dengannya[1]. Kalau mardud,
tidak dapatlah kita i’tiqad-kan dan tidak dapat pula kita amal-kan.
Kemudian apabilah telah nyata hadis tersebut maqbul. Hendaknya
kita periksa, apakah ada mu’arid (padanan) nya yan berlawanan maknanya.
Jika terlepas dari pertentangan makna kita namai dia muhkam[2].
Para ulama sepakat bahwa hadis sahih dapat
di jadikan hujjah untuk menetapkan syari’at islam baik hadis itu ahad
terlebih yang mutawatir. Namun mereka berbeda pendapat dalam hal hadis
sahih yang ahad di jadikan hujjah di bidang aqidah.
Perbedaan terjadi karena perbedaan penilaian mereka tentang hadis sahih
yang ahad itu berstatus atau berfaedah qat’i (pasti) sebagaimana hadis
mutawatir, atau berfaedah zanni (samar).
Ulama yang memahami bahwa hadis sahih yang ahad
sama dengan hadis sahih yang mutawatir, yakni berstatus qat’i,
berpendapat bahwa hadis ahad dapat di jadikan hujjah di bidang
aqidah. Tetapi bagi ulama yang yang menilainya berstatus danni,
menyatakan bahwa hadis sahih yang ahad tidak bisa di jadikan
hujjah di bidang aqidah.
Dalam hal ini, para ulama terbagi
pada beberapa pendapat :pertama, Sebagin ulama memandang bahwa hadis
sahih tidak berstatus qat’i sehingga tidak dapat di jadikan
hujjah untuk mnetapkan persoalan aqidah. Kedua, sebagian ulama hadis
sebagaiman dinyatakan oleh al-Nawawi, berpendapat bahwa hadis-hadis
sahih riwayat al-Bukharidan Muslim berstatus qat’i. Ketiga, Sebagian
Ulama, antara lain Ibn Hazm, memandang bahwa semua hadis sahih
berstatus qat’i tanpa di bedakan apakah di riwayatkan oleh kedua ulama
tersebut atau bukan. Menurut Ibn Hazmm
tidak ada keterangan atau alasan yang harus membedakan hal ini berdasarkan siapa yang
meriwayatkanya. Semua hadis, jika memenuhi syarat kesahihannya,
adalah sama dalam statusnya sebagai hujjah.[3]
- Pengertian Kodifikasi Hadist
- Sejarah Kodifikasi Hadist
- Faktor-Faktor Pendorong Kodifikasi Hadist
- Metode Kodifikasi Hadist
- Otoritas Hadis Dalam Kehidupan Manusia
- Otoritas Kashaf Dalam Hadis Nabawi
- Studi Kasus Hadis : Hadis tentang Ilmu yang Tersembunyi
- Definisi Hadis Shahih Dan Kriterianya
- Perbedaan Kriteria Hadis Sahih Dalam Kitab Sahih Al-Bukhari, Sahih Muslim, Dan kitab-kitab Hadis Lain
- Macam-Macam Hadis Sahih
- Sanad Yang Paling Sahih Dan Silsilah Al-Dzahab
- Kehujjahan Hadis Sahih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar