Secara umum, faktor-faktor
pendorong kodifikasi hadis dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1.
Faktor internal
a.
Melemahnya daya hafal umat
Islam
b.
Sanad semakin panjang
dikarenakan semakin jauh dengan zaman sahabat.
c.
Semakin banyak para perawi
hadis. Dimana para sahabat merawikan hadis kepada sejumlah tabi‘in. Lalu
mereka menyebar ke negara-negara muslim, maka semakin banyak hadis. Maka timbul
banyak celah dan ‘illah baik yang terlihat maupun tidak terlihat.[1]
2.
Faktor eksternal
Sebuah bencana yang besar menimpa kaum muslimin, yaitu ketika masa amirul
mu’minin ke-empat, ‘Ali bin Abi Talib. Peta perpolitikan umat islam sangat
kacau, belum lagi memakan korban jiwa dan harta yang pastinya tidak sedikit.
Awalnya pihak yang bersekutu hanya memperebutkan kekhalifahan saja.
Tapi seiring berjalannya waktu, bergeser ke ranah shari‘ah dan ‘aqidah
dengan membuat hadis maudu‘ (palsu) dengan jumlah yang banyak. Tidak
lain tujuannya hanyalah untuk membenarkan ideologi dan golongan mereka.
Sejarah terus berjalan dan semakin memprihatinkan dengan
terbunuhnya Husain bin AbiTalib dalam peristiwa Karbala (Tahun 61 H / 681 M). Beban berat dipikul para
sahabat kecil (sighor al-tabi‘in) sehingga kebanyakan dari mereka
mengambil sikap tidak mau menerima hadis baru.
Masa terus berlanjut sampai pada masa pemerintahan ‘Umar ibn ‘Abdul
‘Aziz. Ide pembukuan hadis pertama-tama dicetuskan oleh khalifah ‘Umar bin
‘Abdul ‘Aziz pada awal abad ke 2 hijriyah[2].
Sebagai Khalifah pada masa itu beliau memandang perlu untuk membukukan hadis.
Karena ia meyadari bahwa para perawi
hadis makin lama semakin banyak yang meninggal. Apabil hadis-hadis tersebut
tidak dibukukan maka di khawatirkan akan lenyap dari permukaan bumi. Di samping
itu, timbulnya berbagai golongan yang bertikai daIam persoalan kekhalifahan
menyebabkan adanya kelompok yang membuat hadis palsu untuk memperkuat
pendapatnya. kebutuhan masyarakat luas untuk mengetahui hadis sudah tidak bisa
dipungkiri.
- Pengertian Kodifikasi Hadist
- Sejarah Kodifikasi Hadist
- Faktor-Faktor Pendorong Kodifikasi Hadist
- Metode Kodifikasi Hadist
- Otoritas Hadis Dalam Kehidupan Manusia
- Otoritas Kashaf Dalam Hadis Nabawi
- Studi Kasus Hadis : Hadis tentang Ilmu yang Tersembunyi
- Definisi Hadis Shahih Dan Kriterianya
- Perbedaan Kriteria Hadis Sahih Dalam Kitab Sahih Al-Bukhari, Sahih Muslim, Dan kitab-kitab Hadis Lain
- Macam-Macam Hadis Sahih
- Sanad Yang Paling Sahih Dan Silsilah Al-Dzahab
- Kehujjahan Hadis Sahih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar