HOME

02 April, 2022

Hadist Dunia Bagaikan Penjara

 

Nabi SAW bersabda :

 

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي الدَّرَاوَرْدِيَّ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ[1]

“Dunia itu penjaranya orang yang beriman dan surganya orang kafir” (HR Imam Muslim)

 

Teks hadis tersebut dapat di pahami sebagai bentuk Tamthil  dan dapat pula di pahami sebagai bukan berbentuk Tamthil. Kedua pemahaman itu dapat saling melengkapi.

Secara tekstual, hadis tersebut menjelaskan bahwa dunia ini adalah penjara bagi orang yang beriman. Karenanya, selama hidup di dunia orang yang beriman harus selalu dalam penderitaan. Kebahagiaan hidup barulah di rasakan oleh orang yang beriman tatkala sudah berada dalam Surga, yakni di akhirat kelak. Bagi orang kafir hidup di dunia ini adalah surga. Di akhirat orang kafir berada dalam neraka.[2]

Penilaian yang demikian itu wajar timbul karena pemahaman yang di gunakan adalah dengan pemahaman secara tekstual. Padahal, matan hadis tersebut sangat di mungkinkan untuk di pahami secara kontekstual.[3]

 Pemahaman yang lebih tepat terhadap petunjuk hadis di atas  adalah pemahaman secara kontekstual, yakni kata penjara dalam hadis tersebut memberi petunjuk perintah  berupa kewajiban dan anjuran, di samping adanya larangan berupa hukum haram dan hukum makruh. Bagi orang yang beriman, kegiatan hidup di dunia ini tidak bebas tanpa batas. Ibarat penghuni penjara, maka dia di batasi hidupnya oleh berbagai perintah dan larangan. Bagi orang kafir, dunia ini adalah surga sebab dalam menempuh hidup dia bebas dari perintah dan larangan tersebut.

Dari pemahaman secara kontekstual terhadap hadis-hadis yang berbentuk Tamthil sebagaimana yang telah di kutip di atas dapatlah disimpulakn bahwa ajaran Islam yang dikemukakanya bersifat Universal.


BACA ARTIKEL LAIN YANG BERKAITAN:


[1] صحيح مسلم - (ج 14 / ص 205

[2] Syuhudi Ismail, Pemahaman Hadis Nabi Secara Tekstual Dan Kontekstual, 11.

 ----------------, Pemahaman Hadis Nabi Secara Tekstual Dan Kontekstual, “Tela’ah Ma’ani  al-Hadis tentang Ajaran Islam yang Universal, Temporal, dan Lokal. Pidato Pengukuhan Guru Besar IAIN Alaudin Ujung Pandang ,1994.

[3] Ibid., 11.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH HADIST TENTANG HIJAB

  A.   Latar Belakang Telah disepakati oleh seluruh umat Islam bahwa al-Qur’an menjadi pedoman hidup baik tentang syariah maupun dalam keh...