HOME

14 April, 2022

Imam Shafi’i Pembela Hadis Nabi Nasir Al-Sunnah

 

Sesungguhnya membela hadis Nabi merupakan suatu amalan yang amat mulia dan utama. Oleh karenanya, tidak heran bila para ulama menilainya sebagai jihad fi sabilillah. Imam Yahya bin Yahya rahimahullah pernah mengatakan:

 

الذَّبُّ عَنِ السُّنَّةِ أَفْضَلُ مِنَ الْجِهَادِ

Membela sunnah lebih utama daripada jihad.[1]

 

Dan Imam Shafi’i termasuk dalam barisan para pembela hadis Nabi sehingga beliau mendapat gelar dari para ulama semasa beliau dengan “Nasir al-Sunnah” pembela hadis Nabi. Imam Ahmad rahimahullah berkata: “Semoga Allah merahmati Shafi’i, dia telah membela hadis-hadis Rasululla .”[2]

Imam Shafi’i rahimahullah berkata:

سُمِّيْتُ بِمَكَّةَ نَاصِرَ الْحَدِيْثِ

Di Makkah saya digelari sebagai pembela hadis.[3]

سُمِّيْتُ بِبَغْدَادَ نَاصِرَ الْحَدِيْثِ

Di Baghdad saya digelari sebagai pembela hadis.

 

Sikap sangat menarik dan menakjubkan yang menunjukkan pengagungan Imam Shafi’i terhadap hadis dan sikap beliau terhadap orang yang menolak hadis adalah kisah laporan beliau kepada al-Qadhi Abu al-Bakhtari tentang Bishr al-Marrisi[4] karena dia telah menolak hadis Rasulullah. Imam Shafi’i rahimahullah bercerita: “Saya pernah berdebat dengan al-Marrisi tentang undian, lalu dia mengatakan bahwa undian adalah perjudian!! Maka saya datang kepada Abu al-Bakhtari seraya aku katakan kepadanya, ‘Aku mendengar al-Marrisi mengatakan bahwa undian adalah perjudian’ Lalu dia Abu al-Bakhtari mengatakan, ‘Wahai Abu Abdillah kunyah Imam Shafi’i, datangkanlah saksi lainnya niscaya saya akan membunuhnya.’ Dalam lafazh lainnya, ‘Datangkanlah saksi lainnya, niscaya saya akan mengangkatnya di atas pohon lalu menyalibnya”.[5] 


BACA ARTIKEL LAINNYA YANG BERKAITAN:


[1] Ibid., 76. Zainul Arifin, Studi Kitab Hadis (Surabaya: Tim Al-Muna, 2010)

[2] al-Asqalaniy, Tahdhib al-Tahdhib..., 86. al-Asqalaniy, Ahmad bin Ali bin hajar. Tahdhib al-Tahdhib. Juz IX Beirut: Dar al-Kutub, 1994.

[3] Ibid, 40.

[4] Demikian harokatnya yang benar, dengan memfathah mim, mengkasroh ro’ dan mensukun ya’: Ahmad Taimur Basya, Dabt al-A’lam (Madinah: Maktabah al-‘Ilm, 1992), 189.

[5] al-Baghdadi, Tarikh...,juz 7, 60al-Baghdadi, Ajjaj al-Khathib. al-Faqih wa al-Mutafaqqih. juz 7 Mesir: Matbaah al-Misriyyah, 2002.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DALIL PUASA RAMADHAN DALAM AL-QUR'AN DAN HADIST

  Dalil Puasa Ramadhan dalam Al-Qur'an Berikut empat dalil tentang puasa Ramadhan yang ada dalam Al-Qur'an: 1. Surah Al-Baqarah ...