HOME

19 Januari, 2022

Psikologi Perkembangan Pada Masa Anak-Anak

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Perkembangan Masa Awal Anak-anak

Masa anak- anak awal berlangsung dari umur 2 tahun sampai 6 tahun, beberapa ciri perkembangan pada masa ini adalah :

1.         Perkembangan fisiologi[1]

Selama masa anak-anak awal, pertumbuhan fisik berlangsung lambat di bandingkan dengan tingkat pertumbuhan selama masa bayi. Pertumbuhan fisik yang lambat ini berlangsung sampai mulai munculnya tanda-tanda pubertas, yakni kira-kira 2 tahun menjelang anak matang secara seksual dan pertumbuhan fisik kembali berkembang pesat. Beriku ini merupakan perkembangan-perkembangan fisik :

a.       Tinggi dan berat

Selama masa anak-anak awal, tinggi rata-rata anak bertumbuh 2,5 inci dan berat bertambah antara 2,5 hingga 3,5 Kg setiap tahunnya. Pada usia 3 tahun, tinggi anak sekitar 38 inci dan beratnya sekitar 16,5 Kg. Pada usia 5 tahun, tinggi anak mencapai 43,6 inci dan beratnya 21,5 Kg.

b.      Perkembangan otak

Di antara perkembangan fisik yang sangat penting selama masa anak-anak awal ialah perkembangan otak dan sistem saraf yang berkelanjutan. Meskipun otak terus bertumbuh pada masa awal anak- anak, namun pertumbuhannya tidak sepesat pada masa bayi. Pada saat bayi mencapai usia 2 tahun, ukuran otaknya rata-rata 75% dari otak orang dewasa, dan pada usia 5 tahun, ukuran otaknya telah mencapai sekitar 90% otak orang dewasa.

Pertumbuhan otak selama awal masa anak-anak disebabkan oleh pertambahan jumlah dan ukuran urat saraf yang berujung di dalam dan di antara daerah-daerah otak. Ujung-ujung urat saraf itu terus bertumbuh setidak-tidaknya hingga masa remaja. Beberapa pertambahan ukuran otak juga disebabkan oleh pertambahan myelination, yaitu suatu proses dimana sel-sel urat saraf ditutup dan disekat dengan suatu lapisan sel-sel lemak. Proses ini berdampak terhadap peningkatan kecepatan informasi yang berjalan melalui sistem urat saraf.

c.       Perkembangan motorik

Dengan bertambah matangnya perkembangan otak yang mengatur sistem syaraf-otot (neuromuskuler) memungkinkan anak-anak usia ini lebih lincah dan aktif bergerak. Dengan meningkatnya usia nampak perubahan dari gerakan kasar mengarah kearah gerakan yang lebih halus yang memerlukan kecermatan dan kontrol otot-otot yang lebih halus serta koordinasi. Keterampilan dan koordinasi gerakan harus dilatih dalam hal kecepatannya dan keluwesannya.

Beberapa permainan dan alat bermain yang sederhana seperti kertas koran, kubus-kubus, bola, balok titian, tongkat dapat digunakan untuk membantu memperkembangakan aspek motorik ini. Beberapa keterampilan motorik yang perlu dilatih dalam hal keluwesan, kecepatan dan ketepatannya antara lain ialah: keterampilan koordinasi anggota gerak seperti tubuh untuk berjalan, berlari, melompat, keterampilan tangan,  jari-jemari dalam hal makan, mandi, berpakaian, melempar, menangkap, merangkai dan lain-lain, keterampilan kaki misalnya meniti, berjingkat, menari, menendang dan lain-lain.

d.      Keterampilan Gerakan Kasar

Perkembangan motorik kasar yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya, berjalan, berlari, berlompat, dan sebagainya.

Perkembangan motorik kasar pada bayi memiliki rangkaian tahapan yang berurutan. Artinya setiap tahapan harus dilalui dan dikuasai dulu sebelum memasuki tahapan selanjutnya. Tidak semua bayi akan menguasai suatu keterampilan di usia yang sama, karena perkembangan anak bersifat individual. Tapi perbedaan itu tidak disebabkan bayi yang satu lebih pandai daripada bayi yang lain. Perkembangan keterampilan tidak ada pengaruhnya langsung dengan kecerdasan.

Berikut merupakan tahapan perkembangan motorik pada anak sesuai dengan pertumbuhan usianya:

1)      Anak usia 3 tahun

a)      berbalik atau berhenti secara tiba-tiba atau cepat

b)      melompat dengan lompatan kurang lebih 37-60 cm

c)      naik tangga tanpa dibantu

d)     meloncat dengan tambahan beberapa variasi lompatan

2)      Anak usia 4 tahun

a)     sangat aktif, mampu meniru, mengikuti dan menikmati berbagai gerakan yang dicontohkan

b)   mampu mengontrol gerakan dan memberikan respon bila diberi petunjuk orang dewasa. Seperti berhenti, memulai, atau berputar yang lebih efektif

c)      naik turun tangga dengan langkah kaki yang saling bergantian

3)      Anak usia 5 tahun

a)      mampu melakukan gerakan dengan konstan dan waktu istirahat yang pendek

b)      mampu mengikuti permainan fisik yang bersifat sosial

c)      mampu menaik sepeda roda tiga

d)     berjalan di garis lurus ke depan atau ke belakang

e)      lompat ditempat dengan 1 kaki

f)       berjalan di atas papan keseimbangan

2.      Perkembangan Kognitif[2]

Menurut Piaget (1952), perkembangan kognitif anak usia prasekolah berada pada tahap pemikiran preoperasional.

a.       Berpikir Praoperasional

Pada tahap ini anak belajar untuk berfikir dengan menggunakan simbol dan imajinasi. Bermain merupakan metode non verbal untuk menstimulasi proses berfikir egosentrik, seperti dalam penelitian Piaget (1952), anak selalu menunjukkan egosentrik seperti anak akan memilih sesuatu atau ukuran yang besar walaupun isi sedikit. Masa ini sifat pikiran bersifat transduktif menganggap semuanya sama, seperti seorang pria di keluarga adalah ayah, maka semua pria adalah ayah, pikiran kedua adalah animisme selalu memperhatikan adanya benda mati, seperti apabila anak terbentur benda mati maka anak akan memulainya kearah benda tersebut. Periode ini dibagi dalam 2 tahap :

1)   Tahap fungsi simbolik

Pada masa ini kemampuan berpikir dikuasai oleh kemampuan berpikir simbolik dan kemampuan mempresentasikan dunia sekitarnya secara mental.

Egosentrismeadalahketidakmampuan seseorang untuk membedakan antara pandangan sendiri dengan pandangan orang lain.

Animisme adalah pada masa ini anak percaya bahwa benda yang bukan tergolong makhluk hidup mempunyai sifat seperti makhluk hidup yang dapat berbuat.

Dalam Dolgin dan Behrend 1984 dan Bullock 1985  “Anak yang masih menggunakan animisme adalah anak yang pengetahuannya dan pengertiannya belum lengkap belum mempunyai konsep yang umum tentang dunia”.

2)   Tahap berpikir intuitif pada anak usia 4 s/d 7 tahun.

Berpikir intuitif merupakan mengetahui tanpa menggunakan pikiran yang rasional.Selama rentang waktu ini anak masih berpikir primitif dan selalu ingin mengetahui jawaban berbagai pertanyaan atau dapat dikatakan sebagai cara berpikir pralogis (cara berpikir yang masih jauh jika dibandingkan dengan standar berpikir orang dewasa).

Piaget  menyebut sebagai periode intuitif karena, pada satu pihak anak yakin akan pengetahuan dan pengertiannya tetapi dilain pihak ia sendiri tidak tahu mengapa ia menjawab demikian.

Beberapa aspek lain dalam perkembangan kognitif anak usia prasekolah

a)      Perhatian

b)      Ingatan.


b.      Berbicara untuk berkomunikasi

1)      Anak 2,5 tahun bicara makin lama makin relevan dengan ucapan orang lain.

2)      Anak 3 tahun melakukan terobosan perhatian dalam berkomunikasi :

a)      Anak berusaha mencari kejelasan dan membetulkan kesalahpahaman

b)      Pengucapan dan tata bahasa mengalami kemajuan pesat.

c)      Terjadi peningkatan penggunaan bahasa sebagai alat pengontrol.


3)      Anak usia 4 tahun pengetahuan mengenai dasar-dasar konversasi :

a)      Anak mampu mengalihkan percakapan sesuai dengan pengetahuan si pendengar. Arti harfiah asli lagi satu-satunya petunjuk untuk pengertian.

b)      Usul-usul kerjasama adalah hal yang umum.

c)      Perselisihan dapat diselesaikan dengan kata-kata.

c.       Kreativitas

Kreativitas memegang peranan yang penting. Keberhasilan seseorang banyak ditentukan oleh aspek itu karena menggunakan daya kreasi, ia dapat menciptakan sesuatu yang unik lain daripada yang lain. Sesuatu dapat disebut kreatif bila ia diluar kebiasaan, artinya berani mengatasi hambatan tradisi dengan menggunakan pandangan-pandangan baru diluar kebiasaan kita. Gagasan kreatif harus punya makna tahan pada waktu artinya gagasan yang betul-betul kreatif walaupun awalnya tidak terlihat tapi kelamaan akan terbukti dengan  berjalan waktu.


3.    Perkembangan Emosi dan Sosial

Perkembangan emosi dan sosial anak usia prasekolah ditentukan oleh  kualitas hubungan anak dan keluarga. Gaya pengasuhan yang berbeda pada setiap orangtua akan mempengaruhi kepribadian anak dan kegiatan bermain anak.

a.    Keluarga

Keluarga mempunyai beberapa fungsi antara lain :

1)      Sebagai Unit Ekonomi

2)      Sebagai pemeliharaan dan wadah sosialisasi bagi generasi baru

Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan emosi dan sosial dalam keluarga :

1)      Gaya pengasuhan

Gaya pengasuhan orang tua secara relatif stabil untuk jangka waktu yang cukup lama.

2)      Hubungan Antar Saudara

Hubungan anak dengan orangtua lebih positif dan bervariasi dari pada dengan saudara kandung.

3)      Keluarga yang berubah

Tak selalu keluarga utuh. Perceraian menyebabkan keluarga berubah. Kondisi-kondisi yang membawa pengaruh terhadap perkembangan sosial anak :

a)    Ibu bekerja

Pengaruh Ibu bekerja pada anak :

·      Usia Bayi 2 tahun : Kelekatan dengan ibu menjadi berkurang atau hilang.

·      Usia Prasekolah: Menimbulkan problem perilaku.

·      Usia SD – Remaja: Menjadikan anak mandiri.

b)   Perceraian

Perceraian adalah peristiwa yang sangat emosional dan membenamkananak ke dalam konflik.Kerugian yang diderita oleh anak sebagai akibat perceraian :

·      Absennya salah satu orangtua berarti hilangnya salah satu model.

·      Kesulitan ekonomi akan mempengaruhi segala aspek perkembangan anak.

·      Secara sosial anak mengalami ketidakdewasaan bersikap terlihat pada prestasi sekolah yang menurun.

b.    Teman Sebaya

Salah satu fungsi terpenting teman sebaya adalah sebagai sumber informasi dan bahan pembanding di luar lingkungan keluarga.Melalui teman anak memperoleh umpan balik tentang kemampuan yang dimilikinya

c.    Bermain

Bermain merupakan hal yang essensial bagi kesehatan anak. Adapun manfaat bermain adalah :

1)   Meningkatkan kerjasama, tanggung jawab.

2)   Menghilangkan ketegangan

3)   Meningkatkan perkembangan kognitif

4)   Meningkatkan eksplorasi

5)   Memperluas kesempatan bagi anak untuk mengobrol danberinteraksi dengan teman sebaya.

d.   Disiplin

Disiplin adalah suatu pembatasan yang dikenakan kepada anak dalam rangka pengasuhan dan pendidikan anak, ada beberapa bentuk disiplin yang biasa diterapkan orang tua yaitu :

1)      Disiplin dengan pemaksaan, disiplin ini dilaksanakan dengan cara : hukuman fisik, pemaksaan dan kekuasaan secara langsung,  mengurangi pemberian materi.

2)      Disiplin tanpa paksaan, adalah konsekuensi disiplin terhadap perilaku anak. Ada dua teknik disiplin yang tergolong jenis ini, yaitu :

a)      Tehnik disiplin yang berbentuk cinta-menolak. Dalam hal ini orangtua tidak memberikan hukuman fisik melainkan dengan cara mengabaikan, menunjukan ketidaksenangan.

b)      Tehnik Pembawa, yaitu tehnik mendisiplinkan anak dengan cara memberi penjelasan atau alasan mengapa anak harus mengubah tingkah laku mereka.

4.    Perkembangan Kepribadian

Tahap-tahap pada masa usia prasekolah yaitu :

1)   Jati diri adalah dimana anak merasa bahwa dirinya adalah miliknya sendiri dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Misalnya : Kasih sayang dan pujian yang diberikan oleh orangtua kepada anak akan membentuk jati diri yang positif.

2)   Peran Jenis Kelamin, adalah salah satu harapan yang bersifat sosial tentang bagaimana seseorang harus bertindak dan berfikir baik sebagai perempuan ataupun sebagai laki-laki, misalnya : seorang anak laki-laki menginginkan benda dan mainan laki-laki.

3)   Perkembangan moral, hal ini berkaitan dengan peraturan dan kebiasaan yang seharusnya dilakukan oleh seseorang dalam rangka berhubungan dengan orang lain. Perkembangan moral dapat terlaksana bila :

a)    Anak sudah mampu berfikir tentang aturan yang menyangkut etika perbuatan.

b)   Perilaku anak sesuai dengan suasana dan lingkungan moral.

c)    Anak merasa bersalah apabila melanggar aturan yang telah ditetapkan, dan sebaliknya ia merasa senang bila dapat melawan godaan.


B.  Perkembangan Masa Akhir Anak-anak

Akhir masa kanak-kanak berlangsung dari usia enam sampai anak mencapai kematangan seksual, yaitu sekitar 13 tahun bagi anak perempuan dan 14 tahun bagi anak laki-laki. Oleh para pendidik disebut usia “sekolah dasar” dan oleh ahli psikologi disebut “usia kelompok” atau “usia kreatif”.

1.    Ciri Akhir Masa Kanak-kanak[3]

a.       Label yang digunakan oleh orang tua

Kebanyakan anak laki-laki pada masa ini kurang memperhatikan dan juga tidak bertanggung jawab terhadap pakaian dan benda miliknya sendiri. Bahkan orang tua menyebut periode ini sebagai usia yang ceroboh dengan penampilan dan juga kamarnya yang sangat berantakan.

b.      Label yang digunakan oleh para pendidik

Para pendidik melebelkan akhir masa kanak-kanak dengan sebutan usia sekolah dasar. Pada usia ini anak diharapakan mampu untuk memperoleh pengetahuan-pengetahuan yang dianggannya sangat penting untuk berhasilannya nanti. Para pendidik memandang periode ini dengan sebutan periode kritis.

c.       Label yang digunakan ahli psikologi

Usia kelompok dimana pada masa ini anak lebih fokus terhadap keinginan untuk diterima oleh teman sebayanya. Usia penyesuaian diri sangat penting dimana anak akan menyesuaikan diri dengan standar kelompoknya. Dalam usia ini anak akan berbeda pendapat sekalipun itu dengan kelompok, dirinya sendiri, keluarga dan disekolah. Usia kreatif dimana pada usia ini anak akan berimajinasi apa yang mereka pikirkan. Karena pada masa ini, anak cenderung lebih suka menggambar dari pada menuli ataupun membaca. Usia bermain jadi dalam periode ini anak akan lebih suka bermain sampai-sampai anak tidak kenal waktu.

2.    Perkembangan Motorik pada Masa Akhir Anak-Anak

Perkembangan motorik merupakan perkembangan yang membutuhkan koordinasi fungsional yang baik antara neuromuscularsystem yaitu pensyaratan dan otot dengan fungsi psikis yang meliputi kognifit, afektif, dan konatif. Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa antara motorik kasar yang berupa otot dan syaraf saling berhubungan dengan motorik halus berupa aspek psikis. Sehingga dapat dipastikan perkembangan motorik anak akan menjadi normal ketika motorik kasar dan halus saling berkoordinasi dengan baik.

Menurut Sukadiyanto yang dikutip dalam sebuah jurnal keolahragaan mengatakan bahwa “kemampuan motorik adalah suatu kemampuan seseorang dalam menampilkan keterampilan geraknya atau kemampuan umum yang dimiliki seseorang dalam menampilkan berbagai keterampilan dan geraknya.

Pada masa anak-anak akhir usia 6-12 tahun pertumbuhan motorik mulai lambat.[4] Biasanya pada usia ini tinggi badan anak hanya akan bertambah 5 cm pertahun dan berat badan akan bertambah banyak daripada tinggi badan juga pada usia sekitar 10 tahun tubuh anak laki-laki akan terlihat jauh lebih pendek dan kecil dari anak perempuan. Namun, pada usia 15 keatas tinggi dan berat badan anak laki-laki akan mengejar dan meningkat jauh diatas perempuan.

Pada usia 6 tahun perkembangan fisik sudah relatif berkembang dengan baik. Dibuktikan dengan penambahan panjang tangan dan kaki, juga dada dan badan yang terlihat semakin besar sehingga badan menjadi bertambah kuat. Dari penambahan tersebut, anak usia ini sudah dapat melakukan aktifitas yang berhubungan dengan gerak seperti berjalan, berlari, melompat, bahkan jauh lebih cepat dari usia sebelumnya. Berikut adalah perkembangan fisik pada masa anak-anak akhir:[5]

a.       Rata-rata tinggi badan anak perempuan pada usia 11 tahun sekitar 58 inci dan anak laki-laki 11 tahun 57,5 inci.

b.      Pada usia ini kenaikan berat badan pada anak relatif bervariasi, biasanya berat badan anak perempuan berkisar 88,5 pon dan anak laki-laki 85,5 pon dengan kenaikan berat badan sekitar 3 sampai 5 pon pertahun.

c.       Pada masa ini wajah wajah sudah semakin terlihat indah dengan bertambah besarnya mulut dan rahang, dahi yang lebar, leher menjadi lebih panjang, dada melebar, dan kaki dan tangan mulai membesar.

d.      Pada usia ini anak masih belum dapat memperhatikan cara berpakaiannya. Mereka cenderung mengikuti cara berpakaian teman-temannya, sehingga menjadi lebih terlihat sederhana.

e.       Pada usia awal pubertas biasanya gigi anak telah mempunyai 22 gigi tetap dan keempat gigi lainnya akan tumbuh ketika usia dewasa.

Pada satu anak ke anak lainnya pasti terdapat perbedaan pada fisiknya. Perbedaan pada fisik anak ini tidak hanya pada fisik yang terlihat saja seperti warna kulit, warna mata, jenis suara dan lainnya. Tetapi juga mencakup aspek yang tidak dapat dilihat seperti usia, pendengaran, penglihatan, dan sebagainya.[6] Perbedaan aspek fisik pada anak juga dapat dilihat dari kesehatan anak. Anak yang kesehatannya kurang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan motoriknya, seperti badan yang kurus ketika sakit, badan lemah, dan lain sebagainya.

3.    Perkembangan Kognitif pada Masa Akhir Anak-Anak

a.       Perkembangan Pengamatan.

Dalam psikologi mengamati yaitu suatu kegiatan untuk menggunakan alat indera sebagai sarana pengamatan. Alat-alat indera antara lain menggunakan mata untuk melihat, menggunakan telinga untuk mendengar, menggunakan hidung untuk mencium aroma sesuatu, menggunakan jari-jari tangan untuk merasakan sesuatu, dan menggunakan lidah untuk mengecap. Dari hasil penelitian diatas terdapat dua tipe pengamatan yakni :

1)   Tipe “Pelihat warna”

Dalam tipe ini anak lebih mudah dan tanggap bila mempelajari yang berhubungan dengan warna-warna. Bilamana anak sedang menggambar dia lebih suka untuk mewarnai untuk memperindah corak-corak gambar tersebut.

2)   Tipe “Pelihat bentuk”

Dalam tipe ini anak lebih mudah dan lebih memperhatikan bagian atau sebuah bentuk. Karena perkembangan perasaannya lebih cepat terhadap bentuk. Seperti halnya jika anak menggambar dia lebih puas jika gambar sesuai aslinya dan jika gambar tidak sesuai maka dia akan merasa kurang puas.

b.      Perkembangan Fantasi.

Sejak anak umur 6 tahun keatas, anak mulai dikenalkan dengan dunia luar atau lingkungan sekitar. Tetapi bukan berarti fantasinya menjadi lenyap, akan tetapi ia masih tetap ada untuk membuat suasana yang baru. Seperti halnya mendengarkan cerita, membaca buku.

1)   Beberapa macam fantasi:

a)      Masa dongeng dari umur 4 – 8 tahun

Pada masa ini anak di bawa kearah dunia kenyataan. Anak akan senang sekali jika ia mendengarkan cerita kehidupan.

b)      Masa Robinson Crusoe dari umur 8 – 12 tahun

Pada masa ini anak mulai memasuki masa yang realisme kritis, yaitu tidak lagi menyukai dongeng yang fantastis atau dongeng yang tidak masuk akal.

2)   Ada beberapa nilai kebaikan dan keburukan dari fantasi

Nilai Fantasi yang bermanfaat seperti dapat digunakan sebagai hiburan, memudahkan anak dalam menerima pelajaran, dan membentuk budi pekerti anak menjadi lebih baik. Sedangkan dampak dari fantasi seperti anak terbelenggu dengan dunia fantasinya terlalu berangan-angan sehingga anak lebih sering melamun.

c.       Perkembangan berfikir

Dalam psikologi disebut intelek dan intelegensi. Intelek ialah berfikir dan intelegensi ialah kemampuan kecerdasan. Berfikir berarti menimbang-nimbang, menguraikan, menghubung-hubungkan sampai akhirnya mengambil keputusan. Sedangkan kecerdasan berarti kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah. Dalam pertumbuhan anak, pikiran terus berkembang sesuai usianya, sampai anak berumur 8-12 ingatannya menjadi kuat, dalam usia ini anak memulai masa belajar, menambah pengetahuan, kemampuan dan kebiasaan baik.

Dalam usia ini 8-12 tahun, anak tidak lagi bersifat egosentrism; yang berarti anak tidak lagi memandang bahwa dirinya merupakan pusat perhatian lingkungan. Akan tetapi anak lebih memperhatikan lingkungannya dengan objektif. Mereka mulai penasaran terhadap kenyataan dan mendorong dirinya untuk menyelidiki lingkungannya. Anak sangat tertarik dengan benda-benda yang bergerak. Menurutnya hal yang mengandung kegiatan sangat menarik perhatiannya. Anak akan dengan senang mengikuti suatu kegiatan walaupun fokusnya bisa berpindah-pindah pada sesuatu yang lain. Anak harus berikan kesempatan untuk banyak bergerak, berbuat dan bertindak. Karena apabila “kegiatan” ini kurang mendapat perhatian dan bimbingan, maka akan bisa bertindak dengan asal berbuat saja.

d.      Perkembangan perasaan

Perasaan yang dimiliki anak-anak lebih kuat berpengaruh dibanding dengan perasaan orang dewasa. Anak sekolah sering merasa puas, gembira, dan sangat jarang menyesali perbuatannya. Mereka belum bisa merasakan apa yang orang lain rasakan.

1)   Perasaan intelek

Perasaan intelek yaitu perasaan yang disertai perasaan berfikir. Anak-anak biasanya merasakan perasaan intelek yaitu saat menyelesaikan soalsoal matematika, IPA, IPS dan sebagainya. Saat mereka memulai mengerjakan soal mereka akan merasa tegang. Tetapi jika mereka telah selesai mereka akan kembali merasakan kepuasan.

2)   Perasaan seksual

Seks adalah masalah pribadi, Anak sebaiknya membicarakan masalah seks pada orang tua mereka sendiri. Harapan anak supaya orang tua terbuka dan tidak sungkan menjawab pertanyaan mereka tentang seks. Karena anak juga ingin mengetahui tubuh mereka sendiri yaitu tentang bentuk dan wujudnya. Serta perubahan yang terjadi baik jasmani maupun rohani.

Orang tua menyadari bahwa pendidikan seks penting dibicarakan dengan anak meraka, namun masih banyak orang tua yang segan membicarakan seks dengan anak mereka. Padahal anak remaja sangat membutuhkan pendidikan itu. Semua itu terjadi karena banyak orang tua yang kurang informasi atas aspek seksualitas. Sehingga anak akan berusaha mencari informasi sendiri dari berbagai sumber yaitu buku, film dan teman-temannya.

Sebelum berumur 12 tahun, perasaan seksualitas anak belum berkembang. Perbedaan jasmani dan rohanipun belum tampak jelas kelihatan antara laki-laki dan perempuan.

2)   Perasaan keindahan

Perasaan keindahan adalah Perasaan saat individu menghayati sesuatu yang berhubungan dengan sesuatu yang indah atau buruk. Untuk menentukan indah dan buruk diperlukan alat ukur dalam diri yang disebut “cita rasa”. Anak dapat mengatakan bahwa itu indah atau buruk hanya menirukan orang dewasa saja. Yang disebut bagus oleh seorang anak berarti sesuatu yang disukainya bukan berarti benda tersebut memang bagus. Faktor pembawaan dan lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap “perasaan keindahan” pada anak.

3)   Perasaan keagamaan

Perasaan keagamaan yaitu perasaan menghayati berhubungan dengan Tuhan. Perasaan ini luhur dalam jiwa manusia. Menggerakkan hati supaya selalu berbuat baik. Sejak kecil anak-anak dibiasakan dengan suasana ketuhanan, namun mereka sendiri belum mengerti betul apa nilai-nilai keagamaan. Mereka hanya mengikuti orang tuanya.

e.       Perkembangan rasa sosial

Saat anak mulai keras kepala seakan-akan perkembangan rasa sosial telah berhenti. Masa krisis pertama merupakan permulaan timbulnya kesadaran akan sikap objektif. Sebenarnya krisis pertama adalah tempat meletakkan dasar perkembangan sosial yang sesungguhnya.

Anak memulai sekolah akan gembira dengan kenalan baru, semua adalah teman, kemudian mereka anak berkelompok-kelompok. Semakin lama anak akan banyak memegang peran dalam kelompoknya. Dan anak mulai mengetahui bahwa dirinya pandai bermain kasti, anak jenaka dsb. Maka muncullah “ pemimpin dan pengikutnya” didalam kelas.

Anak akan berusaha membangkitkan rasa sosial dan usaha memperoleh nilai-nilai sosial dengan bergaul dan menyesuaikan diri dengan teman-temannya. Dan ada bantuan dari pihak guru. Dengan teknik sosiometri, guru akan mengetahui hubugan sosial dikalangan murid-muridnya. Dengan pengetahuan itu guru akan dapat membantu murid-murid yang mempunyai kesulitan dalam bergaul dengan temannya.

Dalam keluarga anak laki-laki diajarkan berperan sebagai laki-laki dan perempuan diajarkan berperan sebagai perempuan. Dan guru mengajarkan peran sosial sewajarnya masing-masing untuk murid laki-laki dan murid perempuan.

4.    Pengelompokan Sosial dan Perilaku Sosial Masa Akhir Anak-anak[7]

a.       Ciri geng pada anak-anak

1)      Geng anak-anak merupakan kelompok bermain

2)      Untuk menjadi anggota geng, anak harus diajak

3)      Anggota geng terdiri dari jenis kelamin yang sama

4)      Geng mempunyai tempat pertemuan, biasanya yang jauh dari pengawasan orang-orang dewasa

5)      Pemimpin geng mewakili ideal kelompok dan hampir dalam segala hal lebih unggul daripada anggota-anggota yang lain

b.      Teman pada masa akhir anak-anak

Biasanya yang dipilih ialah yang dianggap serupa dengan dirinya sendiri dan memenuhi kebutuhan. Terdapat kecenderungan yang kuat bagi anak-anak untuk memilih teman dari kelasnya sendiri di sekolah.

5.    Perubahan-perubahan Kepribadian[8]

Mutu hubungan dengan orang tua, saudara kandung dan sanak saudara lain dan pandangan anak mengenai metode pelatihan anak yang digunakan di rumah, semuanya berperan dalam menentukan perkembangan kepribadian anak. Pencarian identitas dimulai pada bagian akhir masa anak-anak dan mencapai tahap kritis pada masa remaja. Menurut Erick son, ”identitas diri’ berarti perasaan dapat berfungsi sebagai seseorang yang tersendiri tetapi yang berhubungan erat dengan orang lain.


BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Perkembangan masa anak-anak awal berlangsung dari umur 2 tahun sampai 6 tahun, ciri perkembangan pada masa ini ada beberapa macam yaitu, perkembangan fisiologi yang mencakup  tinggi dan berat, perkembangan otak, perkembangan motorik, dan keterampilan gerakan kasar. Lalu perkembangan kognitif yang mempunyai tahapan berpikir praoperasional, berbicara untuk berkomunikasi, dan kreatifitas. Kemudian perkembangan emosi dan sosial yang ditentukan oleh  kualitas hubungan anak dan keluarga. Serta perkembangan kepribadian yang dialami anak-anak prasekolah untuk membentuk sifat dan karakternya.

Akhir masa kanak-kanak berlangsung dari usia enam sampai anak mencapai kematangan seksual, yaitu sekitar 13 tahun bagi anak perempuan dan 14 tahun bagi anak laki-laki. Dimulai dari perkembangan sistem motorik pada anak lalu perkembangan koginitifnya, hingga mulai ada pengelompokan sosial pada anak dan akhirnya akan mulai terlihat perubahan-perubahan kepribadiannya.

B.  Saran

Sebaiknya perkembangan anak-anak selalu diperhatikan, perkembangan fisiknya  hingga kepribadian agar jika suatu saat ada yang salah dengan perkembangannya bisa langsung diketahui dan segera diarahkan menuju yang baik.


DAFTAR PUSTAKA

Fahyuni, Eni Fariyatul & Istikomah. 2016. Psikologi Belajar dan Mengajar. Sidoarjo: Nizamia Learning Center.

Haditono, Siti Rahayu. 2006. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


Foodnoot

[1] Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), 184.

[2] Ibid, 185.

[3] Ibid, 203.

[4] Siti Rahayu Haditono, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006), 177.

[5] Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), 205.

[6] Eni Fariyatul Fahyuni & Istikomah, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Sidoarjo: Nizamia Learning Center, 2016), 32.

[7] Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), 208.

[8] Ibid, 213.

Baca juga artikel yang lain:

  1. Ulumul Hadist (Ilmu-ilmu Hadist)
  2. Pengertian Bid'ah
  3. Konsep Manusia Menurut Aliran Humanisme dan Islam
  4. Konsep Manusia dalam Prespektif Aliran Psikoanalisa dan Behaviorisme
  5. Psikologi Perkembangan Pada Masa Anak-Anak
  6. Keterkaitan Ilmu Pengetahuan dan Agama
  7. Studi Al-Qur'an
  8. Studi Fikih (Hukum Islam)
  9. Urgensi Pengantar Studi Islam
  10. Etika Politik dan Nilai Pancasila Sebagai Sumber Politik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH HADIST TENTANG HIJAB

  A.   Latar Belakang Telah disepakati oleh seluruh umat Islam bahwa al-Qur’an menjadi pedoman hidup baik tentang syariah maupun dalam keh...