HOME

26 Januari, 2022

Immanuel Kant

Biografi Immanuel Kant

Immanuel Kant lahir di Konigsberg, Prusia, pada tahun 1724 dari pasangan Johann Georg Kant, seorang ahli pembuat baju zirah (baju besi), dan Anna Regina Kant. Setelah itu, ayahnya kemudian dikenal sebagai ahli perdagangan, tetapi pada tahun 1730-1740 perdangangan di Königsberg mengalami kemerosotan. Hal ini memengaruhi bisnis ayahnya dan membuat keluarga mereka hidup dalam kesulitan. Ibunya meninggal pada saat Kant berumur 13 tahun, sedangkan ayah Kant meninggal saat dia berumur hampir 22 tahun.

Sejak kecil, Kant tidak pernah meninggalkan desa kelahirannya kecuali beberapa waktu singkat karena memberikan kuliah di desa tetangganya. Professor ini sangat doyan memberikan kuliah geografi dan etnologi. Pada tahun 1755, Kant memulai karirnya sebagai dosen swasta di Universitas Konisberg. Kemudian ia meninggalkan kedudukan itu setelah lima belas tahun. Dua kali lamarannya untuk menjadi guru besar ditolak dan akhirnya pada tahun 1770 ia diangkat menjadi professor logika dan metafisika. Setelah beberapa tahun mengajar, ia banyak melahirkan buku-buku tentang pendidikan yang berisi pendapat-pendapatnya yang sangat istimewa.

Pada usia 40 tahun, ia merasa beruntung karena menyenangi metafisika ia sendiri rupanya tidak menyadari bahwa sifat-sifat metafisikawan itu sebenarnya ada pada dirinya. Sebelum tertarik pada metafisika, ia lebih dulu menyenangi pengetahuan yang bukan metafisika. Ia menulis tentang planet, gempa, api, angin, eter, gunung, bumi, etnologi, dan ratusan subjek lainnya yang tidak berhubungan dengan metafisika.

Kehidupan Kant, menurut salah seorang penulis biogafi, berlangsung menurut aturan yang tegas : bangun, minum kopi, menulis, memberi kuliah, makan, jalan-jalan, masing-masing mempunyai waktunya sendiri. Lalu Kant muncul dari pintu rumahnya, berjalan menuju jalan kecil di bawah pepohonan yang rindang yang sering disebut tempat jalan-jalan sang filosof. Maka tahulah tetangganya bahwa itu berarti jam setengah empat. Ia berjalan naik-turun sepanjang musim, dan tatkala udara berkabut atau hujan, Lampe, pelayannya yang sudah tua, menjaganya dengan susah payah sambil memayunginya, seperti perlambang kebijaksanaan.

Secara fisik ia lelah, memerlukan perwatan dokter, tetapi ia hidup sampai usia delapan puluh tahun. Ia memang filosof tulen. Ia selalu berpikir lebih dahulu sebelum berbuat. Barangkali karena inilah ia membujang seumur hidup. Dua kali ia mencoba mendekati perempuan. Karena Kant terlalu memikirkan sebelum berbuat dan membutuhkan waktu yang lama membuat perempuan itu meninggalkanya dan menikah engan pemuda lain. Mungkin ia berpikiran seperti Nietzsche yang berpandangan bahwa kawin akan merintangi pencapaian kebenaran sedangkan Kant pada umur dua puluh dua tahun telah menyatakan, “saya sudah menetapkan jalan yang pasti. Saya ingin belajar, tidak satu pun yang dapat menghalangi saya dalam mencapai tujuan itu.”

Melalui berbagai kondisi ia terus menyelesaikan karya besarnya selama lima belas tahun. Selesai tahun 1781 tatkala ia berumur lima puluh tujuh tahun. Belum pernah ada orang yang matang selambat itu dan juga belum pernah ada buku sehebat itu dalam mengguncangkan dunia pemikiran.

Baca juga artikel yang lain:

                        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH HADIST TENTANG HIJAB

  A.   Latar Belakang Telah disepakati oleh seluruh umat Islam bahwa al-Qur’an menjadi pedoman hidup baik tentang syariah maupun dalam keh...