DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1
LATAR
BELAKANG....................................................................... 1
1.2
RUMUSAN MASALAH................................................................. 1
1.3
TUJUAN............................................................................................ 1
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................... 2
2.1
Biologi Ditinjau dari Pengetahuan Barat dan Islam………………….2
2.2
Fisika Ditinjau dari Pengetahuan Barat dan Islam…………………..4
2.3
Kimia Ditinjau dari Pengetahuan Barat dan Islam………………….6
BAB 3 PENUTUP............................................................................................ 10
3.1
KESIMPULAN……………………………………………………11
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Ilmu pengetahuan di anugerahkan Tuhan kepada manusia,
agar manusia dapat memanfaatkanya dengan baik untuk kehidupannya, dengan ilmu
pengetahuan tersebut manusia dapat mengetahui manfaat serta mudharat dari
setiap benda yang ada di sekitar kita.
Seiring dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia pun dapat mengetahui
hal-hal yang kecil yang kasat oleh mata. Bahkan hal-hal yang berada di luar
bumi, akan tetapi kebanyakan manusia telah terpaut dengan apa yang telah mereka
ketahui dan melupakan Tuhan yang telah memberi mereka pengetahuan.
Islam dan Ilmu
Pengetahuan Modern, dua hal yang pasti memiliki keterkaitan. Dalam makalah ini
akan membahas tentang beberapa hal yang dilihat atau dipandang dari segi
Prespektif Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern. Beberapa hal tersebut adalah
Biologi, Fisika dan Kimia.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Bagaimana ilmu biologi ditinjau dari pengetahuan barat dan
islam?
1.2.2 Bagaimana ilmu fisika ditinjau dari pengetahuan barat dan
islam?
1.2.3 Bagaimana ilmu kimia ditinjau dari pengetahuan barat dan
islam?
1.3
TUJUAN
1.3.1 Mengetahui ilmu biologi ditinjau dari pengetahuan barat dan
islam.
1.3.2 Mengetahui ilmu fisika ditinjau dari pengetahuan barat dan
islam.
1.3.3 Mengetahui ilmu kimia ditinjau dari pengetahuan barat dan
islam.
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1 Ilmu
Biologi
2.1.1 Ilmu Biologi Ditinjau dari Pengetahuan Barat
Penemuan
dan catatan tentang fosil tidak dapat memberikan petunjuk tentang asal mula
kehidupan fosil-fosil tertua yang ditemukan adalah organisme yamg rumit
kemudian para ahli menyunsun pemikiran asal mula kehidupan.
Anggapan kuno dikemukakan oleh ARISTOTELESdengan teorinya Abiogenesis atau Genertion Spontanca yang menerangkan bahwa mahluk hidup terjadi
dari benda mati. Pada pertengahan abad XVII LEEUWENHOEK dengan mikrosopnya , berhasil mengamati air, hal
ini menimbulkan anggpan bahwa mahluk hidup dapat muncul begitu saja dari
benda-benda mati. LAZZARO SPALLANZA dan FRANSESCO
REDI dari italic dan LOUSIS.
Itu dan bahkan mereka berhasil membuktikan kekeliruan teori tersebut.
Kemudian muncul teori baru yang
berdasarkan anggapan modern, yaitu teori Omne
vivum Exovo dan Omne Ovum Exvivo, yang artinya bahwa makhluk hidup berasal
dari telur dan smua telur berasal dari mahluk hidup.
Pada tahun 1893 HAWOLD URAY, ahli kimia
dari University Of Chicango dengan teori Uray
berpendapat bahwa bumi akan kaya molekul-molekul CH4 (Mentana), NH3 (Amoniak)
serta H2 dalam bentuk gas karma pengaruh aliran listrik halilintar dari radiasi
sinar Kosmos . unsur tersbut
membentuk asam Amino yang merupakan
komponen penting dari Proptoplasma yang
merupakan subtansi dasar sel biologi modern.
Pada tahun 1965 di temukan
fosil pada batuan di Ontorio selatan yang berumur 1,9 milyar tahun, di Afrika selatan ditemukan Fosil berumur 3,1 milyar tahun, Organisme
ini diberi nama Eobaceerion isolation.
Dengan demikian perkiraan mahluk hidup berasal dari gabungan Asam Amino yang terbentuk dari gas-gas Mentana(CH4), Hiorogen (H2), Amoniah
(NH3), karna uap air yang terdapat pada Atmosfer.
2.1.2 Ilmu Biologi Ditinjau dari Pengetahuan Islam
Ada banyak cara yang untuk mengamati dunia biologi misalnya, memanfaatkan untuk paradikma Gentika dan membahas Palseotologi secara panjang lebar, meskipun demikian kekejian intelektual terbesar dalam sejara biologi dapat ditemukan dalam Sosiobiologi, sekalipun deimikian bahaya yang sesungguhnya akan tiba jika disiplin, Bioogi mendorong pencarian karakter moral tidak melalui medium Ideologis. Melainkan mengambil paradikma-paradikma naturalistik, kekuasaan biologis atas amoralitas adalah surga bagi kaum Determis. Tanpa adanya moralitas seksual abiologis, apa jadinya dengan padangan muslim? Islam tidak mengatakan virgo Intacta dalam bentuknya yang dangkal. Islam menolak paradigma biologis sebagai Raison Di Entre bagi prilaku moral manusia, Al-qur’an telah menjelaskan dalam surat An-Nur (24) : 30-31 yang intinya Al-Qur’an menganjurkan terhadap pria dan wanita saling percaya yang diwujudkan dalam kesucian dan kerendahan hati.
2.2 Ilmu Fisika
2.2.1 Ilmu Fisika Ditinjau dari Pengetahuan Barat
Fisika dalam Bahasa
Yunani adalah physikos artinya alamiah dan physis artinya alam, fisika adalah
ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari gejala alam yang
tidak hidup atau materi dalam ruang lingkup ruang dan waktu. Para fisikawan
atau ahli fisika mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat
beragam, mulai dari partikel,submikroskopsis yang membentuk segala materi
(fisikapartikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai kesatuan kosmos.
Fisika dibagi menjadi dua yaitu fisika klasik dan fisika modern fisika klasik
adalah ilmu fisika yang kita pelajari di sekolah, yaitu tentang hukum-hukum
yang berlaku pada benda yang kita lihat dan rasakan, seperti bola billiard atau
mobil. Sedangkan fisika modern membahas tentang hal-hal yang tidak dapat di
jangkau oleh panca indera kita, misalnya atom dan lubang hitam. Fisika sering
juga disebut “ilmu paling mendasar” Karena setiap ilmu alamlainnya (biologi, kimia,
geografi, dan lain-lain). Mempelajari jenis system materi tertentu yang
mematuhi hukum fisika.
Fisika dapat membantu
seseorang dalam memahami peristiwa-peristiwa fisika dari sederhana maupun yang
rumit, misalnya pembakaran kayu, proses pembekuan air menjadi es. Kemudian
perubahan fisika sementara misalnya es batu mencair menjadi air.[1]
2.2.2 Ilmu Fisika Ditinjau dari Pengetahuan Islam
Di dalam al-qur’an
terdapat banyak isyarat-isyarat tentang ilmu fisika sebagaimana firmanallah
didalam al-qur’an. Contohnya tentang relativitas waktu, bergantinnya siang dan
malam, adalah fakta yang telah terbukti secara ilmiah. Hal tersebut telah di
ungkap oleh Einstein tentang teori realivitas waktu pada abad ke-20.
Sebelumnya, manusia belumlah mengetahui waktu adalah sebuah konsep yang
relative, dan waktu dapat berubah tergantung keadaannya. Albert Einstein
menjelaskan bahwa waktu di tentukan oleh masa dan kecepatan. Dalam sejarah
tidak ada seorangpun manusia yang mampu mengungkapkan fakta ini dengan jelas.
Tapi ada Al-Qur’an yang telah berisi informasi tentang waktu yang bersifat
relative sejumlah ayat yang mengulas hal ini berbunyi: “dan mereka meminta
kepadamu agar adzab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan
menyalahi janji-janjinya. Sesungguhnya
sehari disisi tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu[2]
(Q.s Al-Hajj: 47) dan “dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian
(urusan) itu naik kepadannya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun
menurut perhitunganmu (Q.s Sajadah :5).
Dalam sejumlah ayat manusia merasakan waktu yang berbeda-beda, dan terkadang manusia dapat merasakan waktu secara singkat sebagai sesuatu yang lama; Allah bertanya: ‘berapa tahunkah lamannya kamu tinggal (dibumi) sehari atau setengah hari, Makatanyakanlah pada orang-orang yang mengitung.’ Allah berfirman ‘Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja,kalau kamu sesungguhnya mengetahui.”(QS Al Mu’minunn: 112-114).
2.3 Ilmu Kimia
2.3.1 Ilmu Kimia Ditinjau dari
Pengetahuan Barat
Pada
saat manusia masih berfikir secara
primitif, mereka tidak bisa mengatasi kesulitan-kesulitan yang berasal dari
alam seperti gempa, banjir dan lain sebagainya,
sehingga mereka cenderung memuja apa yang menjadi penyebab kesulitan
tersebut dengan harapan bahwa kesulitan itu tidak menimpa mereka lagi. Pada
abad pertengahan hal tersebut berubah menjadi mistik. Para ahli kimia
beranggapan bahwa dengan kekuatan gaib mereka dapat membuat emas dari tembaga,
timah atau bahan yang lainnya, Mereka
mencari berbagai cara untuk merubah material yang tidak berharga seperti
tembaga dan sebagainya menjadi sesuatu yang sangat berharga seperti emas degan
cara melapisinya dengan emas asli, untuk meyakinkan masyarakat saat itu.
Ilmu kimia baru berkembang sebagai ilmu
pengetahuan pada akhir abad ke-17 setelah Antoine Lauzent Lavoisier melakukan
suatu penelitian dengan metode yang dikenal dengan “metode ilmiah”. Dia
melakukan suatu penelitian kuantitatif pada pembakaran zat-zat besi, timah dan
sebagainya di dalam sebuah tabung. Ternyata hasil dari pembakaran memiliki
massa yang lebih besar dari zat semula sebelum dibakar, sedangkan tekanan udara
dalam tabung tersebut menurun. Lavoisier pun menarik kesimpulan bahwa saat
terjadi pembakaran, ada suatu zat yang di ambil dari udara.
Dari pengamatan tersebut, Lavoisier mengenal
adanya suatu zat yang terdapat di dalam udara yang bersenyawa dengan zat yang
mengalami pembakaran, zat tersebut oleh Lavoisier disebut dengan oksigen.
Lavoisier akhirnya menyimpulkan bahwa pembakaran adalah suatu peristiwa
bersenyawa unsur suatu zat dengan oksigen dari udara. Berawal dari hal ini
metode ilmiah pun berkembang pesat.
Pada
tahun 1665 ilmuwan bangsa inggris Robert Hooke menemukan sel, tahun 1869
Friendrich M. seorang ahli Bio-kimia menemukan asam deoksiribonukleat(DNA),
tahun 1950 Maurice W. menemukan struktur DNA, seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin maju, ilmu pengetahuan tentang kimia pun
menjadi semakin sulit untuk di kuasai, sehingga ilmu Kimia pada umumnya dibagi
menjadi beberapa bidang utama. Terdapat pula beberapa cabang antar-bidang dan
cabang-cabang yang lebih khusus dalam kimia.
1) Kimia
analitik adalah analisis cuplikan bahan untuk memperoleh pemahaman tentang
susunan kimia dan strukturnya. Kimia analitik melibatkan metode eksperimen
standar dalam kimia. Metode-metode ini dapat digunakan dalam semua subdisiplin
lain dari kimia, kecuali untuk kimia teori murni.
2) Biokimia
mempelajari senyawa kimia, reaksi kimia, dan interaksi kimia yang terjadi dalam
organisme hidup. Biokimia dan kimia organik berhubungan sangat erat, seperti
dalam kimia medisinal atau neurokimia. Biokimia juga berhubungan dengan biologi
molekular, fisiologi, dan genetika.
3) Kimia
anorganik mengkaji sifat-sifat dan reaksi senyawa anorganik. Perbedaan antara
bidang organik dan anorganik tidaklah mutlak dan banyak terdapat tumpang
tindih, khususnya dalam bidang kimia organologam.
4) Kimia
organik mengkaji struktur, sifat, komposisi, mekanisme, dan reaksi senyawa
organik. Suatu senyawa organik didefinisikan sebagai segala senyawa yang
berdasarkan rantai karbon.
5) Kimia fisik mengkaji dasar fisik sistem dan proses kimia, khususnya energitika dan dinamika sistem dan proses tersebut. Bidang-bidang penting dalam kajian ini di antaranya termodinamika kimia, kinetika kimia, elektrokimia, mekanika statistika, dan spektroskopi.
Kimia fisik memiliki banyak tumpang tindih dengan fisika
molekular. Kimia fisik melibatkan penggunaan kalkulus untuk menurunkan
persamaan, dan biasanya berhubungan dengan kimia kuantum serta kimia teori.
6) Kimia
teori adalah studi kimia melalui penjabaran teori dasar (biasanya dalam
matematika atau fisika). Secara spesifik, penerapan mekanika kuantum dalam
kimia disebut kimia kuantum. Sejak akhir Perang Dunia II, perkembangan komputer
telah memfasilitasi pengembangan sistematik kimia komputasi, yang merupakan
seni pengembangan dan penerapan program komputer untuk menyelesaikan
permasalahan kimia. Kimia teori memiliki banyak tumpang tindih (secara teori
dan eksperimen) dengan fisika benda kondensi dan fisika molecular.
2.3.2 Ilmu Kimia Ditinjau dari Pengetahuan Islam
Manusia
tradisional ialah manusia yang memiliki kemampuan terbatas sehingga
interaksinya dengan lingkungan hidupnya bersifat terbatas. Sebaliknya manusia
modern mampu mengoptimalisasi segi-segi positif
lingkungan hidupnya, menghindari segi negatifnya dan mampu mengubah
lingkungan hidupnya manjadi lebih menguntungkan.
Dalam
era industrialisasi, diperlukan kemampuan manusia yang lebih unggul. Keunggulan
manusia ini diperoleh dari hasil penggunaan akalnya yaitu melalui pengetahuan
IPA dan Tekhnologi., IPA dan teknilogi juga memegang peranan penting dalam
persaingan ini, peranan teknologimenjadi faktor yang menentukan, sehingga
wajarlah bila pengembangan tekhnologi harus dilakukan secara sistematis,
terarah dan bertahap.
Selain berjasa mengembangkan fisika dan
astronomi, al-Khazimi juga turut membesarkan ilmu kimia dan biologi. Secara
khusus, dia menulis tentang evolusi dalam kimia dan biologi. Dia membandingkan transmutasi
unsur dengan transmutasi spesies.
Secara
khusus, al-Khazini juga meneliti dan menjelaskan definisi ”berat”. Menurut dia,
berat merupakan gaya yang inheren dalam tubuh benda-benda padat yang
mnenyebabkan mereka bergerak, dengan sendirinya, dalam suatu garis lurus
terhadap pusat bumi dan terhadap pusat benda itu sendiri. Gaya ini pada
gilirannya akan tergantung dari kerapatan benda yang bersangkutan.
Al-Khazini
juga mempunyai gagasan mengenai pengaruh temperatur terhadap kerapatan, dan
tabel-tabel berat spesifiknya umumnya tersusun dengan cermat. Sebelum Roger
Bacon menemukan dan membuktikan suatu hipotesis tentang kerapatan air saat ia
berada dekat pusat bumi, al-Khazini lebih dahulu telah mendalaminya. Ibrahim Ibnu Yahya An-Naqqosh seorang tokoh
muslim yang dikenal sebagai penemu pembuatan kaca dari batu.
Baca juga artikel yang lain:
- Pengertian Bid'ah
- Konsep Manusia Menurut Aliran Humanisme dan Islam
- Konsep Manusia dalam Prespektif Aliran Psikoanalisa dan Behaviorisme
- Terjemah Surat Yasin
- Seni dan Keindahan
- Potensi Generasi Muda
- Perkembangan Ilmu Biologi, Fisika, dan Kimia Menurut Pengetahuan Barat dan Islam
- Pandangan Hidup, Ideologi, Tanggung Jawab, Harapan, dan Doa
- Istighosah
- Makna dan Fadhilah Surat Al-Falaq 1-5
- Makna dan Fadhilah Surat Al Ikhlas 1-4
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ilmu Pengetahuan Alam Barat
berkembang pesat Sejak zaman “renaissance” pada abad ke-18. Sedangkan Al Qur’an
di wahyukan oleh Allah S.W.T kepada Nabi Muhammad S.A.W pada abad ke-6. Dari
pendekatan sejarah tersebut kita mengetahui bahwa Al Qur’an lebih dulu ada
sebelum ilmu pengetahuan alam barat berkembang.
Apabila ada suatu ilmu
pengetahuan alam, maka kita dapat mengkonfirmasikannya dengan Al Qur’an. Apabila
sesuai dengan apa yang terkandung di dalam Al Qur’an, maka Al Quran akan
mengokohkan ilmu pengetahuan tersebut, namun bila tidak sesuai maka Al Qur’an
akan menyalahkan ilmu pengetahuan tersebut. Seperti teori Darwin yang
menganggap bahwa manusia berasal dari kera yang telah berevolusi.
Namun sebaliknya bila sekarang ini ada temuan sains yang terlihat bertentangan dengan teks Al-Quran, sebenarnya ada dua kemungkinan. Yang pertama mungkin data atau informasi yang didapat para ilmuwan belum tepat, sedang yang kedua mungkin pemahaman kita terhadap Al-Quranlah yang kurang tepat. Tidak mungkin keduanya saling bertentangan. Karena dengan makin majunya tehnologi, pengetahuan juga makin berkembang, maka akibatnya penafsiran terhadap Al-Quranpun juga dapat berkembang, terutama dalam hal yang berkaitan dengan ilmu ke-alam semestaan.
DAFTAR PUSTAKA
Bucauille, Maurice. 1999. Asal Usul Manusia,
Surabaya : Mizan
Gribbin,
John. 2005. FISIKA MODERN. Jakarta: ERLANGGA) .
Mawardi,
Drs, Nur Hidayat, Ir. 2000. Ilmu Alamiah Dasar, Bandung : Pustaka
Setia
Nurdin, Isni. Perkembangan Sains dan Teknologi
http://husinalfirdaus.blogspot.co.id/2012/03/makalah-iad-ibdisd-perkembangan-ilmu.html. Diakses pada tanggal 28 September 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar