HOME

22 Januari, 2022

Akhlak Pribadi sebagai Makhluk dan Anggota Masyarakat

 

A.       Akhlak pribadi sebagai makhluk

Kenyaataan di jagad  dunia) membuktikan bahwa ada kekuatan yang tidak Nampak. Dia mengatur dan memelihara alam semesta ini. Juga dialah yang menjadi sebab adannya semua ini. Dalam pengaturan alam semesta ini terlihat ketertiban, dan ada suatu peraturan yang beganti-ganti dan gejala datang dengan keteraturannya.

Manusia sebagai bagian kecil dari ciptaanya, sangat berhutang budi dengan segala yang hidup di dunia ini. Manusia dilebihkan oleh-nya berupa akal pikiran dibanding makhluk lainnya dengan daya pikir, manusia bisa memilih perbuatan yang baik dan buruk. Disamping juga kenikmatan yang diberikan oleh “sang pencipta” kepada manusia berupa hidup ini, kesehatan, perasaan, dan kesenangan yang bermacam-macam. Semua kenikmatan tersebut, bukan berarti “sang pencipta” mempunyai maksud kepada manusia supaya membalas  dengan sesuatu, tetapi Allah Memerintahkan manusia agar senantiasa beribadah kepadannya. Kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat, tergantung kepada izin dan ridha Allah. Dan untuk itu Allah memberikan ketentuan agar umat manusia dapat mencapainnya. Maka untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat itu dengan sendirinya kita harus mengikuti ketentuan-ketentuan dari Allah SWT.

Dari segi kemanusiaan, sebagai manusia yang normal yang mempunyai sifat kemanusiaan, harus tahu berterima kasih kepada pihak yang telah memberikan jasa. Kita akan disebut orang yang “tidak tahu diri”, kalua kita ditolong seseorang, kemudian orang itu tidak terima kasih apalagi malah orang lain itu kita marahi. Kalau kita ditolong oleh orang lain dalam hidup kita ini, maka sewajarnyalah kalau kita berterima kasih kepada orang yang telah memberi pertolongan itu.

Maka hal itu akan timbul dari dalam hati bagaimana dapat membalas jasa atau membalas budi kepada orang yang telah memberi pertolongan itu. Maka akan timbul di dalam hati bagaimana membalas budi kepada orang yang telah memberi tolong itu tadi. Kalau kita tidak dapat memberikan balasan budi yang sepadan, sekurang-kurangnya akan mengatakan terima kasih dengan perbuatan yang hormat. Menunjukkan betapa berterima kasihnya dan keinginan membalas budi walaupun tidak terbalas oleh dirinya, dia mengharapkan mudah-mudahan dibalas kebaikannya itu dengan pahala yang berlipat oleh tuhan.

Sifat berterima kasih kepada orang yang telah berjasa kepada dirinya adalah sifat kemanusiaan, yang sesuai degan bisikan hati nurani setiap orang. Dari tindakan moral inilah kemudian timbul adat adat-istiadat, sopan santun, dan tata Susila.

Karena itulah kirannya sangat wajar dan seharusnya, apabila setiap anak harus hormat dan berbudi pekerti baik kepada orang tuaannya, seseorang harus berbudi baik kepada temannya. Seorang atasan berterima kasih dan berbudi pekerti baik kepada bawahannya, karena telah  memberikan jasa bantuan kelancaran programnnya. Bawahan harus berterima kasih kepada atasannya. Karena bimbingan dan kebijaksanaannya. Apa yang telah kita terima dari Allah SWT. Sungguh tidak dapat dihitung dan tidak dapat dinilai dengan materi banyaknya. Dan kalau kita menghitungnya, karena terlalu amat sangat banyaknya.

Firman Allah:

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs. An-Nahl :18)

Secara moral manusiawi, manusia mempunyai kewajiban kepada Allah sebagai khalayaknya, yang telah memberi kenikmatan yang tak terhitung jumlahnya.

Berdasarkan hadist kewajiban manusia kepada Allah garis besarnya ada dua: 1) Mentauhidkan-Nya yakni tidak memusyrikkan-Nya kepada sesuatu apapun, 2) Beribadat kepada-Nya. Orang yang demikian ini mempunyai hak untuk tidak disiksa oleh Allah, bahkan akan diberi pahala dengan pahala yang berlipat ganda, dengan sepuluh kali lipat ganda yang tak terduga banyaknya oleh manusia.

Dalam al-Qur’an kewajiban manusia ini diformulasikan dengan Iman dan Amal Saleh. Sebagaimana tercantum didalam firman Allah:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِجَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۖ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ 

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.(Qs Al Bayinnah:7-8)

Beriman dan beramal shaleh itu dalam istilah lain disebut takwa, yang diperintahkan Allah kepada hambanya, sebagaimana firman Allah :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

 Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (Qs Ali Imron: 102)

Dalam Al-Qur’an surat al Baqarah ayat 177, iman dan amal saleh, yang disebut takwa itu diperinci lagi dengan firmannya:

 لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا ۖ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (Qs Al Baqarah 177)

Dalam ayat ini tersebut diatas iman dan amal shaleh, yang disebut takwa dengan perincian:

1.    Iman kepada Allah

2.    Kepada akhirat

 

B.    Akhlak pribadi sebagai anggota masyarakat

Pokok utama kerasulan nabi Muhammad Saw. Adalah menyempurnakan akhlak yang mulia. Mencakup semua bentuk sikap dan perbuatan yang terpuji dikalangan orang-orang (masyarakat) yang bertaqwa. Disamping terpuji berdasarkan norma-norma yang ditetapkan Allah SWT. Ayat yang digunakan

Dasar adalah surat al-ahzab ayat 21 dengan demikian setiap muslim diwajibkan untuk memelihara norma-norma (agama) di masyarakat terutama didalam pergaulan sehari-hari baik keluarga rumah tangga, kerabat, tetangga, dan lingkungkan masyarakat.

Tolong menolong untuk kebaikan dan takwa kepada Allah adalah perintah Allah, yang dapat ditarik hukum wajib kepada setiap kaum muslimin dengan cara sesuai dengan keadaan obyek, orang yang bersangkutan, Allah berfirman dalam Qur’an surat al-maidah ayat 2

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.

Kewajiban tolong-menolong bukan hanya dari segi moril, melainkan juga dalam segi materi, yang bersifat kebutuhan pokok manusia yang bersifat dari (yang tidak boleh tidak) untuk menjaga kelestarian hidup manusia.

Jangankan nyawa manusia yang harus ditolong dan diselamatkan dalam ajaran islam, nyawa binatangpun harus ditolong dan diselamatkan.

Kewajiban muslim terhadap muslim lainnya yaitu ada 6 yaitu apabila engkau berjumpa maka ucapkanlah salam kepadanya, apabila ia mengundang kau hendaklah kau menepatinnya, apabila ia meminta nasihat kepada engkau maka nasihatilah, apabila ia bersin kemudian mengucapkan hamdalah hendaklah engkau ucapkan tasymith (yarhamukAllah) : apabila ia sakit hendaklah menjenguknya dan apabila ia meninggal dunia hendaklah melayatnya dan mengantarkan ke pemakamannya. (HR.Bukhori)

Dalam surat at-taubah ayat 100

a.         Tata cara berbahasa

Setiap muslim dan semua orang diperintahkan untuk  selalu berbahasa dengan Bahasa yang jelas dan baik, Bahasa yang mudah dimengerti oleh lawan bicara, sesuai tingkat usia. Masyarakat, dan tingkat kedudukannnya. Didalam islam menunjukkan bahwa “Bahasa menunjukkan takwa”.

          Umat islam didalam pergaulan hidup masyarakat harus dapat berbahasa dengan Bahasa yang sopan, Bahasa yang mudah dimengerti. Penggunaan Bahasa bermacam-macam baik pada anak-anak, remaja, atau dewasa.

b.        Tata cara salam

Setiap masyarakat, agama dan bangsa memiliki tata cara memberi salam, sebagaimana juga dengan islam ”salam” telah menempati kedudukan sendiri dalam islam.

          Sebagai landasan salam dalam firman Allah surat An-nur ayat 27:

“hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta ijin dan memberi salam kepada penghuninnya.yang demikian itu lebih baik bagimu agar kamu (selalu) ingat,

Salam adalah penganjuran bagi orang yang hidup dimasyarakat atau rumah sendiri. Dan bila dilihat dari jauh “salam” meningkatkan kepedulian social dan hadist rasulullah diriwayatkan syekh hani dan imam muslim untuk menumbuhkan cinta dikalangan umat muslim hendaknya mereka saling memberi salam. Perkataan salam dalam islam jelas:Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

c.         Tata cara di majelis pertemuan

Pertama kali harus memberi salam, kemudian baru duduk setelah di sediakan, jangan sekali-kali menggeser tempat duduk milik orang lain, jangan menggunakan Bahasa yang dapat menyinggung orang lain. ketikaingin meninggalkan minta izin terlebih dahulu dan bacalah doa kafaratul majelis.

d.        Tata cara memberi ucapan selamat:

1.      Dalam rangka acara pernikahan

2.      Dalam rangka kelahiran seorang bayi kepada ibunnya

3.      Kembalinya seorang musafir

4.      Pulangnya seseorang dari jihad

5.      Sekembalinya dari haji

6.      Pada hari raya idul fitri dan idul adha

7.      Ketika seseorang mendapat kenikmatan tertentu seperti kenaikan pangkat, mendapat hadiah apa saja yang membuat seseorang merasakan kebahagiaan.

e.         Tata cara takziah

Takziah dilakukan jamaah (masyarakat) dalam rangka meringankan beban lahir batin bagi keluarga yang dapat musibah maka sikap dan tindakan tersebut dapat menentramkan hati mereka. Tata cara takziah antara lain:

1.      Mengucapkan perkataan yang pernah diucapkan oleh nabi Muhammad dan para sahabatnya

2.      Memberi makan keluarga yang terkena musibah

3.      Menunjukkan rasa bela sungkawa

4.      Memberi nasihat yang baik-baik.

Baca juga artikel yang lain:

  1. Pengertian Bid'ah
  2. Konsep Manusia Menurut Aliran Humanisme dan Islam
  3. Konsep Manusia dalam Prespektif Aliran Psikoanalisa dan Behaviorisme
  4. Psikologi Perkembangan Pada Masa Anak-Anak
  5. Keterkaitan Ilmu Pengetahuan dan Agama
  6. Studi Al-Qur'an
  7. Studi Fikih (Hukum Islam)
  8. Urgensi Pengantar Studi Islam
  9. Etika Politik dan Nilai Pancasila Sebagai Sumber Politik
  10. Maqamat dan Ahwal dalam Tasawuf
  11. Akhlak Pribadi sebagai Makhluk dan Anggota Masyarakat
  12. Tipologi Tasawuf
  13. Akhlak Tasawuf
  14. Pendidikan Akhlak
  15. Thareqat di Indonesia
  16. Konsep Baik dan Buruk, Hak dan Kewajiban dalam Akhlak
  17. Ma’rifat dan Mahabbah dalam Tasawuf
  18. Nafsu dan Penyakit Hati
  19. Pengertian Tasawuf
  20. Akhlak Pribadi sebagai Makhluk, Diri Sendiri, Masyarakat, Keluarga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH HADIST TENTANG HIJAB

  A.   Latar Belakang Telah disepakati oleh seluruh umat Islam bahwa al-Qur’an menjadi pedoman hidup baik tentang syariah maupun dalam keh...