BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pemuda atau
generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah
nilai, hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural daripada pengertian
ini. Didalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai
penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan
bangsanya karena pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang
menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
Pemuda
adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan
pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi
pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini sangat
beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan. Keragaman
tersebut pada dasarnya tidak mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan dan
pengembangan generasi muda.
Proses kehidupan yang dialami oleh
para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga ini merupakan
proses yang disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu
berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai
titik kulminasi.
Dilihat dari
segi ideologis politis, generasi muda adalah mereka yang berusia 18 – 30 – 40
tahun, karena merupakan calon pengganti generasi terdahulu dan bersifat dewasa
tidak bersifat anak-anak. Akan tetapi, apabila melihat peran pemuda
sehubungan dengan pembangunan, peran itu dibedakan menjadi dua yaitu:
Pertama: Didasarkan atas usaha pemuda untuk
menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan lingkungan. Pemuda dalam hal ini
dapat berperan sebagai penerus tradisi dengan jalan menaati tradisi yang
berlaku. Kedua : Didasarkan atas usaha menolak menyesuaikan diri dengan
lingkungan. Peran pemuda jenis ini dapat dirinci dalam tiga sikap, yaitu :
pertama jenis pemuda “pembangkit” mereka adalah pengurai atu pembuka kejelasan
dari suatu masalah sosial. Mereka secara tidak langsung ktu mengubah masyarakat
dan kebudayaan. Kedua pemuda pdelinkeun atau pemuda nakal. Mereka tidak berniat
mengadakan perubahan, baik budaya maupun pada masyarakat, tetapi hanya berusaha
memperoleh manfaat dari masyarakat dengan melakukan tidakan menguntungkan bagi
dirinya, sekalipun dalam kenyataannya merugikan. Ketiga, pemuda radikal. Mereka
berkeinginan besar untuk mengubah masyarakat dan kebudayaan lewat cara-cara
radikal, revolusioner.
Pemuda
adalah jiwa seorang insan manusia yang memiliki ketangguhan dan semangat yang
tinggi dalam memperjuangkan revolusi dan renovasi peradaban bangsanya menuju
arah yang lebih baik. Dengan kecerdasan intelektualnya, dia dapat melihat
segala bentuk permasalahan secara menyeluruh sehingga sering muncul ide-ide brilian
sebagai solusi dari permasalahan yang ada..
Dengan segenap potensi dan kekuatan ini, dia
merupakan matahari yang siap mengeluarkan energi terbesarnya untuk mengawali
secercah sinar kebangkitan bagi bangsa dan nusa. Sebagaimana sebuah pepatah
bahasa Arab, ‘Kebangkitan sebuah bangsa terletak pada telapak tangan para
pemuda-pemudanya’.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
pengembangan potensi generasi muda?
2.
Apa saja potensi generasi pemuda ?
3.
Apa faktor penyebab permasalahan generasi
pemuda ?
4.
Apa saja masalah generasi muda ?
5.
Apa
peranan pemuda dalam masyarakat?
C. Tujuan
1.
Mendeskripsikan
bagaimana upaya pengembangan potensi generasi muda
2.
Untuk
mengetahui potensi generasi muda
3.
Untuk
mengetahui apa saja faktor penyebab masalah generasi muda
4.
Untuk
mengetahui apa saja masalah generasi muda
5.
Untuk
mengetahui peran pemuda dalam masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemuda
dan Identitas
Pemuda
identik sebagai sosok individu yang berusia produktif dan mempunyai karakter
khas yang spesifik yaitu revolusioner, optimis, berpikiran maju, memiliki
moralitas, dan sebagainya. Kelemahan dari seorang pemuda adalah kontrol diri
dalam artian mudah emosional, sedangkan kelebihan pemuda yang paling adalah mau
menghadapi perubahan, baik berupa perubahan sosial maupun kultural dengan
menjadi pelopor perubahan itu sendiri. Secara hukum pemuda adalah manusia yang
berusia 15 – 30 tahun, secara biologis yaitu manusia yang sudah mulai
menunjukkan tanda-tanda kedewasaan seperti adanya perubahan fisik, dan secara
agama adalah manusia yang sudah memasuki fase aqil baligh. [1]
Pemuda adalah
suatu generasi yang dipundaknya terbebani macam-macam
harapan, terutama dari generasi lainnya.hal ini dapat di
mengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, genenerasi yang
akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang harus mengisi dan melangsungkan estafe
pembangunan secara terus menerus.
Lebih menarik lagi pada generasi ini
mempunyai permasalahan-permasalahan yang bervariasi, di mana jika permasalahan
ini tidak dapat diatasi secara proporsional maka pemuda akan kehilangan
fungsinya sebagai penerus pembangunan.[2]
Di samping menghadapi berbagai permasalahan,
pemuda memiliki potensi-potensi yang melekat pada dirinya dan sangat penting
artinya sebagai sumber daya manusia. Oeh
karena itu berbagai potensi positif yang dimiliki generasi muda ini harus terus
digarap, dalam arti pengembangan dan pembinaannya hendaknya harus sesuai dengan
asas, arah, dan tujuan pengembangan dan pembinaan generasi muda didalam
jalur-jalur pembinaan yang tepat serta senantiasa bertumpu pada strategi
pencapaian tujuan nasional sebagai mana terkandung di dalam pembukaan
undang-undang dasar 1945 alinea IV.
Proses sosialisasi generasi muda
adalah suatu proses yang sangat menentukan kemampuan diri pemuda untuk
menselaraskan diri di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Oleh karena itu pada
tahapan pengembangan dan pembinaannya, melalui proses kematangan dirinya dan
belajar pada berbagai media sosialisasi yang ada di masyarakat, seorang pemuda harus mampu
menseleksi berbagai kemungkinan yang ada sehingga mampu mengendalikan diri
dalam hidupnya ditengah-tengah masyarakat, dan tetap mempunyai motivasi sosial
yang tinggi.[3]
B. Pembinaan
dan Pengembangan Generasi Muda
Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda ditetapkan oleh menteri pendidikan dan kebudayaan dalam keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan Nomor: 0323/U/1978 tanggal 28 Oktober 1978. Maksud dari pola pembinaan dan pengembangan generasi muda adalah agar semua pihak yang turut serta dan brkepentingan dalam penanganannya benar-benar[4] menggunakan sebagai pedoman sehingga pelaksanaannya dapt terarah, menyeluruh, terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujun yang dimaksud.
Pola dasar pembinaan dan pengembangan gerasai muda disusun
berdasarkan:
1.
Landasan
idiil yaitu pancasila
2.
Landasan
konstitusional yaitu Undang-Undang Dasar 1945
3.
Landasan
strategis yaitu Garis-Garis Besar Haluan Negara
4.
Landasan
historis yaitu Sumpah Pemuda Tahun 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
5.
Landasan
normative yaitu Etika, tata nilai, tradisi luhur yang hidup di masyarakat
Motivasi dasar
pembinaan dan pengembangan generasi muda bertumpu pada strategi pencapain
tujuan nasional. seperti telah terkandung di dalam pembukaan UUD 1945 alinea
IV. [5]
Arah
pembinaan dan pengembangan generasi muda ditunjukan pada pembangunan yang memiliki
keselarasan dan
keutuhan antara ketiga sumbu orientasi hidupnya yakni:
1.
Orientasi ke atas kepada Tuhan Yang Masa Esa.
2.
Orientasi dalam dirinya sendiri.
3.
Orientasi ke luar hidup di lingkungan.
Atas
dasar pernyataan diatas diperlukan penataan kehidupan pemuda karena pemuda
perlu memainkan
peranan yang penting dalam pelaksanaan pembangunan. Hal tersebut mengingat masa
depan adalah kepunyaan generasi muda, namun disadar pula bahwa masa depan tidak
berdiri sendiri. Ia adalah lanjutan masa sekarang adalah hasil masa lampau.
Dalam hal ini maka pembinaan dan pengembangan generasi muda haruslah menanamkan
motivasi kepekaan terhadap masa datang sebagai bagian mutlak masa kini.
Kepekaan terhadap masa datang membutuhkan pula kepekaan terhadap
situasi-situasi lingkaran untuk merevitaslisasi partisipasinya dalam setiap
kegiatan bangsa dan negara. Untuk itu pula kualitas kesejahteraan yang membawa
nilai-nilai dasar bangsa merupakan faktor penentu yang mewarnai pembinaan
generasi muda dan bangsa didalam memasuki masa datang.[6]
Tanpa
peranan pemuda mustahil pula
proses pembangunan bangsa dan negara akan berjalan mudah dan mulus. Karena
dalam proses pembangunan diperlukan gairah dan semangat pemuda agar semua
kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai dengan harapannya.
Apabila
pemuda pada masa sekarang ini terpisah dari persoalan-persoalan
dimasyarakatnya, maka sulit akan lahir pemimpin masa depan yang memimpin
bangsanya sendiri.
Dalam
hal ini pembinaan dan pengembangan generasi muda menyangkut dua pengertian
pokok yaitu :
1.
Generasi muda sebagai subyek pembinaan dan
pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal-bekal dalam kemampuan
serta landasan untuk dapat mandiri dalam keterlibatan secara fungsional bersama
potensi lainnya guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa dalam
rangka kehidupan berbangsa dan bernegara serta pembangunan sosial.
2.
Generasi muda sebagai obyek pembinaan dan
pengembangan ialah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan
kearah pertumbuhan potensi dan kemapuan-kemampuan ke tingkat yang optimal dan
belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.
C. Masalah dan Potensi Generasi Muda
1. Permasalahan Generasi Muda
berbagai
permasalahan generasi muda yang
muncul pada saat ini antara lain:
1)
Dirasa menurunkan jiwa idealisme, patriotism
dan nasionalisme di kalangan masyakarat termasuk generasi muda.
2) Kekurang
pastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
3) Belum
seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang
tersedia baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah
yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda
sendiri tetapi juga merugikan seluruh bangsa.
4) Kekurangannya
lapangan kerja/kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran / setengah
pengangguran dikalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya
produktifitas nasional dan memeprlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan
nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional
serta dapat menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.[7]
5) Kurangnya
gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan
pertumbuhan badan di kalangan muda , hal tersebut disebabkan oleh rendahnya
daya beli dan kurangnya perhatian tentang gizi dan menu makanan seimbang
dikalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah.
6) Masih
banyaknya perkawinan dibawah umur, terutama dikalangan masyarakat pedesaan
7) Pergaulan
bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga
8) Meningkatnya
kenakalan pemuda dengan penyalahgunaan narkotika[8]
2. Potensi-Potensi Generasi Muda
potensi-potensi
yang terdapat pada generasi muda yang perlu dikembangkan:
1) Idealisme
dan daya kritis.
Secara
sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, sehingga ia dapat melihat
kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru.
Pengejawantahan idealisme dan daya kritis perlu dilengkapi landasan rasa
tanggung jawab yang seimbang.
2) Dinamika
dan kreativitas
Adanya
idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka memiliki potensi kedinamisan
dan kreativitas, yakni kemampaun dan kesediaan untuk mengadakan perubahan,
pembaharuan, dan penyempurnaan kekurangan yang ada ataupun mengemukakan gagasan
yang baru.[9]
3) Keberanian
mengambil resiko
Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan,
mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun, mengambil resiko
itu diperlukan jika ingin memperoleh kemajuan. Generasi muda dapat dilibatkan
pada usaha-usaha yang mengandung resiko. Untuk itu diperlukan kesiapan pengetahuan,
perhitungan, dan keterampilan dari generasi muda sehingga mampu memberi
kualitas yang baik untuk berani mengambil resiko.[10]
4) Optimis
dan kegairahan semangat daya juang yang tinggi
5) Sikap
kemandirian dan disiplin murni
6) Berpendidikan tinggi dan mempunyai pengetahuan
luas
7) Patriotisme
dan nasionalisme
8) Mempunyai
sikap kesatria
9) Kemapuan
penguasaan ilmu dan teknologi
3.
Pengembangan
Potensi Generasi Muda
Generasi muda memiliki
peranan penting dalam memajukan dan meningkatkan pembangunan. Begitu banyak
potensi yang dimiliki oleh generasi muda, mereka mampu berkarya dan berekspresi
dengan bebas ,tetapi masih dalam lingkup yang sewajarnya dan tidak menyalahi
aturan. Pengembangan potensi tersebut dapat dimulai dari lingkungan keluarga,
orang tua dapat mengembangkan potensi anak mereka sejak berusia balita, orang
tua dapat mengarahkan apa dan kemana potensi yang dimiliki oleh anak mereka
sehingga lahirlah generasi muda yang memiliki potensi sesuai minat
masing-masing anak.
Generasi muda dapat
mengembangkan potensi mereka melalui hoby atau kesenangan masing-masing,
contohnya jika anak menyukai musik maka ia bisa mengembangkan potensinya dengan
membuat sebuah band atau mengikuti kursus bermain musik sehingga potensi anak
tersebut redup tanpa ada perkembangan.
Potensi generasi muda juga
dapat membangun rasa bangga pada diri sendiri. Keluarga dan negara juga merasa bangga atas potensi yang dimiliki oleh
anggota keluarga atau sebagai masyarakat. Tapi bagaimana jika generasi muda
saat ini mengisi hari mereka dengan hanya menghabiskan uang orang tua dengan
membeli barang-barang yang tidak terlalu dibutuhkan, Sex di luar nikah,
penyalahgunaan obat narkotika tak dapat dihindari, mabuk-mabukan (minum-minuman
keras), dan masih banyak lagi hal-hal lain yang sangat menyedihkan. Disinilah
peran orang tua sangat dibutuhkan orang tua dapat mengarahkan sejak dini kemana
arah yang paling tepat dan baik untuk perkembangan anak mereka sehingga
generasi muda dapat memiliki potensi yang sangat berguna bagi nusa dan bangsa.
Di negara-negara maju, salah satu di antaranya adalah
Amerika Serikat, para mahasiswa sebagai bagian generasi muda, didorong,
dirangsang dengan berbagai motivasi dan dipacu untuk maju dalam berlomba
menciptakan suatu ide / gagasan yang harus diwujudkan dalam suatu bentuk barang,
dengan berorientasi pada teknologi mereka sendiri.
4.
Masalah-Masalah
Generasi Muda
Generasi
muda dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya menghadapi berbagai
permasalahan yang perlu diupayakan penanggulangannya dengan melibatkan semua
pihak. Permasalahan umum yang dihadapi oleh generasi muda di Indonesia dewasa
ini antara lain sebagai berikut :
1)
Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan
nasionalisme dikalangan masyarakat, termasuk jiwa pemuda.
2)
Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda
terhadap masa depannya.
3)
Belum
seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang
tersedia, baik formal dan informal. Tinggimya jumlah putus sekolah yang tidak
hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan bangsa.
4)
Kekurangan lapangan dan kesempatan kerja
serta tingginya tingkat pengangguran dan setengah pengangguran dikalangan
generasi muda mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan
memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat
menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
5)
Kurangnya gizi yang menghambat perkembangan
kecerdasan, dan pertumbuhan.
6)
Masih banyaknya perkawinan dibawah umur.
7)
Penyalahgunaan Obat Narkotika dan Zat Adiktif
lainnya yang merusak fisik dan mental bangsa.
8)
Masih adanya anak-anak yang hidup
menggelandang.
9)
Pergaulan bebas diantara muda-mudi yang
menunjukkan gejala penyimpangan perilaku (Deviant behavior).
10)
Masuknya budaya barat (Westernisasi Culture)
yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita yang dapat merusak mental
generasi muda.
11)
Masih merajalelanya kenakalan remaja dan
permasalahan lainnya. Permasalahan tersebut akan berkembang seiring dengan
perkembangan jaman apabila tidak diupayakan pemecahannya oleh semua pihak
termasuk organisasi masyarakat, diantaranya KARANG TARUNA .
5.
Faktor Penyebab
Permasalahan Pemuda
1)
Kurang dalam
mengendalikan diri
Dalam hal ini kita melibatkan keluarga karena
keluarga merupakan tempat awal seorang remaja membentuk karakter . Disini peran
orang tua sangat mempengaruhi perkembangan remaja dalam mengendalikan diri ,
orang tua bukan hanya memberikan penjelasan tentang nilai sosial (baik buruknya
suatu perbuatan) tapi juga memberikan suatu contoh perbuatan yang dapat
dicontoh oleh remaja tersebut sehingga ketika remaja sudah berada dilingkup
sosial yang lebih luas contohnya masyarakat , remaja tersebut akan terbiasa melakukan
sama seperti apa yang dicontohkan oleh orang tuanya .
2)
Kurang masa bersama
keluarga
Meluangkan waktu sejenak untuk berkumpul
bersama keluarga merupakan hal kecil yang mempengaruhi perkembangan remaja
diluar karena pada saat seperti inilah masing-masing anggota keluarga
menceritakan masalah kepada orang tua atau orang yang lebih tua didalam
keluarga tersebut demi mendapat sebuah solusi yang benar . Karena banyak faktor
remaja melakukan hal negatif adalah karena jarangnya meluangkan waktu untuk
berkumpul bersama keluarga dengan alasan orang tua bekerja dan sibuk dengan
urusan lain, jika didiamkan begitu saja remaja tidak mendapat teman untuk
menceritakan masalah yang dihadapinya sehingga remaja mencari jalan keluarnya
sendiri yang menurutnya benar dan tak jarang dari keputusan itulah dapat
mengorbankan orang lain .
3)
Masalah ekonomi
keluarga
Keluarga
miskin mungkin tidak memiliki kemampuan untuk menyediakan pendidikan sempurna
kepada anak. Makanan dan minuman , tempat kediaman serta kesehatan yang
memadai. Faktor inilah yang mendorong remaja untuk mengambil sesuatu yang bukan
haknya atau mencuri milik orang lain untuk memenuhi kebutuhannya dan hal ini
akan terus meningkat ke arah yang lebih ekstrim jika dibiarkan seperti
menghilangkan nyawa orang lain demi suatu hal yang diinginkannya.
D.
Peranan Pemuda
Dalam Pembangunan Masyarakat, Bangsa dan
Negara
Dalam
hubungannya dengan sosialisasi geenerasi muda khususnya mahasiswa telah
melaksanakan proses sosialisasi dengan baik dan dapat dijadikan contoh untuk generasi
muda, mahasiswa pada khususnya pada saat ini.
Proklamasi
kemerdekaan 17 agustus 1945 ternyata perlu ditebus dengan pengorbanan yang
tinggi. Oleh karena segera setelah proklamasi pemuda Indonesia membentuk
organisasi yang bersifat politik maupun militer, diantaranya KAMI (Kesatuan
Aksi Mahasiswa Indonesia) yang didirikan oleh mahasiswa dalam sejarah
perjuangan bangsa Indonesia.
KAMI
menjadi pelopor pemdobrak kearah kehidupan baru yang kemudian dikenal dengan
nama orde baru (ORBA). Barang siapa menguasai generasi muda, berarti menguasai
masa depan suatu bangsa, demikian bunyi suatu pepatah. Berarti masa depan suatu
bangsa itu terletak ditangan generasi mudas.
Kalau dilihat
lebih mendalam, mahsiswa pada garis besarnya mempunyai peranan sebagai :
a.
Agent of change
b.
Agent of development
c.
Agent of modernization
Sebagai agent of change, mahasiswa bertugas untuk mengadakan perubahan-perubahan dalam masyarakat kearah perubahan yang lebih baik. Sedangkan agent of development, mahasiswa bertugas untuk melancarkan pembangunan di segala bidang, baik yang bersifat fisik maupun non fisik.Sebagai agent of modernization, mahasiswa bertugas dan bertindak sebagai pelopor dalam pembahruan.
- Pengertian Bid'ah
- Konsep Manusia Menurut Aliran Humanisme dan Islam
- Konsep Manusia dalam Prespektif Aliran Psikoanalisa dan Behaviorisme
- Terjemah Surat Yasin
- Seni dan Keindahan
- Potensi Generasi Muda
- Perkembangan Ilmu Biologi, Fisika, dan Kimia Menurut Pengetahuan Barat dan Islam
- Pandangan Hidup, Ideologi, Tanggung Jawab, Harapan, dan Doa
- Istighosah
- Makna dan Fadhilah Surat Al-Falaq 1-5
- Makna dan Fadhilah Surat Al Ikhlas 1-4
BAB III
KESIMPULAN
Kita sebagai remaja penerus bangsa
dan sebagai genenerasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, kita harus
berfikir secara kritis dan intelektual dalam menghadapi masalah-masalah sosial yang
ada disekitar lingkungan kita dan harus mampu menseleksi berbagai kemungkinan
yang ada sehingga mampu mengendalikan diri dalam hidupnya ditengah-tengah
masyarakat, dan tetap mempunyai motivasi sosial yang tinggi. Maka sudah
sepatutnya kita memilih dan memilah jalan hidup kita yang kelak akan bermanfaat
bagi nusa dan bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Bimo, Agustinus. 2012. Masalah Pemuda Sosialisasi. http://agustinusbimo.blogspot.com. Diakses : 23 Februari 2014
Herwantiyoko dan Neltje F.
Katuuk, 1997, MKD ILMU SOSIAL DASAR, Jakarta: Gunadarma.
Hartomo dan
Arnicun Aziz,1993, MKDU ILMU SOSIAL DASAR, Jakarta:
BUMI AKSARA.
Sumber:
https://ciptadestiara.wordpress.com/category/pemuda-dan-identitas/
[1] Drs. H. Hartomo dan Dra. Arnicun Aziz, MKDU ILMU SOSIAL DASAR, (Jakarta:
BUMI AKSARA, 1993), hal. 109
[2] Ibid, hal. 110
[3] Harwantiyoko dan Neltje F. Katuuk, MKDU ILMU SOSIAL DASAR, (Jakarta:
Gunadarma, 1997), hal. 81
[4] Drs. H. Hartomo dan Dra. Arnicun Aziz, MKD ILMU SOSIAL DASAR, h. 110
[5] Ibid, h. 111
[6] Ibid
[7] Harwantiyoko dan Neltje F. Katuuk, MKDU ILMU SOSIAL DASAR, h. 83
[8] Ibid
[9] Ibid
[10] Ibid, 85
Tidak ada komentar:
Posting Komentar