BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Penentuan Produk
Penentuan
produk merupakan menciptakan ide produk dan menindaklanjuti sampai produk
diperkenalkan ke pasar. Produk adalah sesuatu yang anda hasilkan atau miliki
dan kemudian dapat anda jual dan pasarkan. Produk yang unik tentu saja akan
mendapatkan kemungkinan untuk dapat laku lebih banyak di pasaran daripada
produk yang biasa-biasa saja. Dalam mengembangkan sebuah program untuk mencapai
pasar yang diinginkan, sebuah perusahaan harus memulai dengan produk atau jasa
yang dirancang untuk memuaskan keinginan konsumen. Maka dari itu perusahaan
harus berusaha mengambil hati para konsumen untuk memperlancar jalannya
produksi.[1]
2.
Produk
Layak Jual
Produk
layak jual adalah produk yang dijual dengan keadaan layak diterima dan kemasan
maupun isinya masih tetap berkualitas seperti pada saat diproduksi. Sebuah
produk yang dibuat tepat sebagaimana didesain sejak awal adalah produk yang
baik, dan produk yang tidak memenuhi standar desainnya adalah
cacat. Sebuah produk baru bisa dikatakan produk yang baik bila mampu
menjalankan fungsi utamanya.
Sebagai
contoh, sebuah tas ransel fungsi utamanya adalah untuk menyimpan barang. Jadi
akan menjadi tidak ada artinya meskipun harganya mahal, warnanya dan modelnya
bagus, model terbaru, dan sebagainya, namun untuk mebawa barang tidak kuat
karena bahannya tipis sehingga mudah robek.
Dalam
menjual suatu produk, kita harus mengetahui fungsi utama dari produk itu
sendiri. Setelah itu baru kita perhatikan hal yang lainnya, seperti warna,
kemasan, harga, bentuk, dan sebagainya. Dengan demikian, bila ingin bertahan
lama dan berkembang, setiap usaha wajib memiliki produk yang baik atau harus
punya kelayakan untuk dijual kepada konsumen, tidak hanya harga yang terjangkau
saja, namun juga harus handal.
ciri-ciri sebuah produk yang layak
jual/produk yang handal:
a)
Produk
tersebut memiliki umur ekonomis yang cukup lama.
Semakin
lama umur atau usia penggunaanya akan semakin baik bagi konsumen. Sebagai
contoh, kalau konsumen membeli roti tawar, maka semakin lama (tanpa upaya
negatif, tentunya) roti tersebut bisa bertahan dan dapat dimakan, semakin
handal roti tersebut.
Kalau
konsumen membeli sepatu, maka dengan harga yang dibayarkan, semakin lama sepatu
tersebut bisa bertahan dan dapat digunakan, semakin handal sepatu tersebut.
Bahkan pada beberapa contoh, produk tersebut semakin handal, karena mampu
bertahan lama dari usia atau umur ekonomis wajarnya. Misalkan, dengan membeli
sepatu dengan harga Rp 30.000 seorang konsumen cukup tahu diri bahwa sepatu tersebut
bisa bertahan 3 bulan saja sudah bersyukur, namun ternyata sudah 6 bulan lebih
sepatu tersebut masih layak digunakan, maka produk tersebut sudah sangat
memenuhi kriteria handal yang pertama.
Apabila
produk tersebut mengalami kerusakan mudah diperbaiki. Mudah di sini, bisa
berarti mudah dicari komponennya yang rusak, karena banyak dijumpai di berbagai
toko yang ada, maupun mudah dalam memperbaikinya. Sebagai contoh, sebuah produk
kursi yang rusak karena bautnya patah, konsumen dengan mudah membeli baut
pengganti di banyak toko serta dapat memperbaikinya sendiri, atau kalaupun
minta tolong orang, dengan mudah menemukan orang atau bengkel yang bisa
memperbaiki kursi tersebut. Sebaliknya produk yang tidak handal adalah produk
yang spare partnya sulit dicari, kalau rusak sulit diperbaiki dan kadang-kadang
harus menunggu waktu yang lama untuk memperbaikinya.
Kerusakan
salah satu komponen tidak akan berpengaruh banyak pada fungsi utama produk
tersebut. Seperti kita ketahui sering kali sebuah produk terdiri atas berbagai
komponen. Sebagai contoh produk inovatif ’sandal boneka’. Produk tersebut
dikatakan handal apabila misalnya karena suatu sebab hiasan bonekanya lepas
atau rusak, sandal tersebut tetap bisa dan pantas digunakan. Jangan sampai
hanya karena itu, sandal tersebut menjadi tidak bisa digunakan atau menjadi
memalukan bila digunakan.
b)
Mudah
digunakan dan mudah dirawat.
Produk
yang handal harus mudah digunakan, mulai dengan pemasangan yang mudah, maupun
petunjuk penggunaan yang mudah dipahami, sehingga konsumen tidak membutuhkan
waktu yang lama untuk bisa menikmati manfaat produk tersebut.
Di
samping itu, produk tersebut harus memberi kemudahan bagi konsumen untuk
merawatnya. Sebagai contoh produk ’Baju’ yang baik adalah baju yang tidak hanya
mudah dipakai namun juga harus mudah dirawat, dengan perawatan pada umumnya.
Semakin sulit dipakai dan semakin sulit perawatannya (mencuci dan menyimpannya,
misalnya), semakin tidak handal produk tersebut, karena menimbulkan masalah
tambahan bagi konsumen.
c)
Ramah
lingkungan.
Saat
ini dengan terus menurunnya kualitas lingkungan di sekitar kita, semakin
menuntut produk yang ramah lingkungan, tidak hanya bahan baku yang digunakan
saja yang harus ramah lingkungan, namun masa penggunaan dan sampah yang
dihasilkan pun harus ramah lingkungan, syukur-syukur tidak menghasilkan sampah,
dengan kata lain semua komponen dapat dikonsumsi oleh konsumen.[2]
3.
Produk
Berkualitas
Kualitas
mengandung banyak pengertian, beberapa contoh dari pengertian kualitas menurut
Tjiptono (1996:55) adalah :
-
Kesesuaian
dengan persyaratan.
-
Kecocokan untuk
pemakaian.
-
Perbaikan
berkelanjutan.
-
Bebas dari
kerusakan/cacat.
-
Pemenuhan
kebutuhan pelanggan sejak awal dan setiap saat.
-
Melakukan segala
sesuatu secara benar.
-
Sesuatu yang
bisa membahagiakan pelanggan.[3]
Terdapat
dua jenis kualitas, yaitu : (Supriyono, 1994:377-378):
1. Kualitas
rancangan (Quality of Design) adalah suatu fungsi berbagai spesifikasi produk.
Kualitas rancangan merupakan nilai yang dirumuskan menurut tingkatannya.
Kualitas yang lebih tinggi tidak selalu merupakan kualitas yang lebih baik.
Kualitas rancangan yang lebih tinggi biasanya ditunjukkan oleh dua hal yaitu
tingginya biaya pemanukfakturan dan tingginya harga jual.
2. Kualitas
kesesuaian (Quality of Conformance) adalah suatu ukuran mengenai bagaimana
suatu produk memenuhi berbagai persyaratan atau spesifikasi. Jika suatu produk
memenuhi semua spesifikasi rancangan, produk tersebut cocok untuk digunakan.
Sebuah produk yang dibuat tepat sebagaimana didesain sejak awal adalah produk yang
baik, dan produk yang tidak memenuhi standar desainnya adalah cacat.[4]
Ada
beberapa macam unsur-unsur yang harus diperhatikan untuk menghasilkan suatu
produk yang bermutu (Mizuno, 1994:6-7) :
a)
Harga
yang Wajar
Sebuah
produk tidak perlu secara mutlak mutunya terbaik, yang terpenting adalah bahwa
produk tersebut memenuhi tuntutan konsumen agar dapat dimanfaatkan. Selain
sifat fisik, konsumen juga mencari harga yang wajar, itulah sebabnya tidak ada
artinya mengejar mutu produk tanpa memperhatikan harga.
b)
Ekonomi
Konsumen
mencari sifat ekonomis seperti kebutuhan energi sekecil mungkin, kemungkinan
rusak sesedikit mungkin, pemeliharaan dan biaya pengaman sekecil mungkin, dan
penggunaan yang luas.
c)
Awet
Pemakai
mengharapkan agar produk itu terbuat dari bahan yang awet dan tahan terhadap
perubahan drastis sepanjang waktu.
d)
Aman
Sebuah
produk diharapkan aman untuk digunakan dan tidak membahayakan kehidupan atau
anggota badan.
e)
Mudah
digunakan
Umumnya
sebuah produk dirancang untuk rata-rata konsumen pada umumnya, tanpa memerlukan
pelatihan khusus terlebih dahulu untuk menggunakannya. Konsumen berharap dapar
menggunakan produk itu segera, terus menerus, dan tanpa kesulitan.
f)
Mudah
Dibuat
Hal
ini berkaitan dengan biaya produksi. Produk tadi harus terbuat dari bahan-bahan
yang mudah diperoleh dan mudak disimpan, dan pemanufakturannya harus memerlukan
proses dan ketrampilan sesedikit mungkin.
g)
Mudah
dibuang
Pada
masyarakat sekarang yang sangat padat populasinya, sebuah produk yang tidak
dapat digunakan begitu saja di sembarang tempat.[5]
Ciri-ciri
produk berkualitas tinggi adalah apabila memiliki ciri-ciri yang khusus atau
istimewa berbeda dan produk pesaing dan dapat memenuhi harapan atau tuntutan
sehingga dapat memuaskan pelanggan. Kualitas yang lebih tinggi memungkinkan
perusahaan meningkatkan kepuasan pelanggan, membuat produk laku terjual, dapat
bersaing, meningkatkan pangsa pasar dan volume penjualan, serta dapat dijual
dengan harga yang lebih tinggi.
Suatu
produk dikatakan berkualitas tinggi apabila di dalarn produk
tidak terdapat kelemahan, tidak ada yang cacat sedikitpun. Kualitas yang
tinggi rnenyebabkan perusahaan dapat mengurangi tingkat kesalahan,
mengurangi pengerjaan kembali dan pemborosan, mengurangi pembayaran biaya.
Menurut
Kotler dan Armstrong (2012:283) kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk
dalam memperagakan fungsiya, hal ini termasuk keseluruhan durabilitas,
reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian, dan reparasi produk, juga
atribut produk lainnya.
4.
Produk
yang Disukai Pasar
Produk disukai pasar merupakan
produk yang dapat diterima oleh masyrakat selaku konsumen. Ada beberapa
kategori sebuah produk dapat diterima dan digemari oleh konsumen, antara lain:
a)
Kompabilitas
Adalah sejauh mana suatu produk
konsisten dengan afeksi, kognisi dan perilaku konsumen saat ini.
b)
Kesederhanaan
Adalah sejauh mana suatu produk
dapat dimengerti dan mudah digunakan oleh konsumen.
c)
Manfaat
relative
Adalah sejauh mana suatu produk
mampu bersaing dan bertahan atas bentuk produk, kelas produk dan merek produk.
5.
Produk
yang Menguntungkan
Produk yang menguntungkan adalah
sejauh mana suatu produk dapat menguntungkan atau menghasilkan profit bagi si
pengusaha baik secara finansial atau secara manfaat. Produk yang menguntungkan
bisa dikatakan juga sebagai produk yang memiliki prospek kegunaan yang berarti
di masa akan datang atau memiliki spekulasi keuntungan di masa yang akan
datang. Untuk pengembangan produk jangka panjang produk yang dihasilkan itu
hendaknya ditingkatkan lagi kualitasnya mengingat semakin ketatnya persaingan
di dunia usaha/bisnis agar mampu bertahan dan bersaing dengan produk lain yang
tentunya akan menghasilkan profit yang lebih besar bagi pengusaha itu sendiri.
6.
Langkah-langkah
dalam Menentukan Produk
Produk
merupakan barang yang hendak diperdagangkan. Produk yang dijual hendaknya
produk-produk yang legal di negeri ini. Perhatikan kelebihan dan kekurangan
produk, sehingga nantinya dapat memaksimalkan pendapatannya.
Disini tidak akan membahas barang
apa saja yang hendak dijual dan bagaimana mencari kelemahan dan kelebihannya.
Namun, di sini akan langsung membahas ke poinnya saja bahwa yang perlu
dipersiapkan dari menentukan produk ialah yang berkaitan dengan gambar,
spesifikasi, harga, dan kuantitas lainnya.
Berikut
langkah-langkah untuk menentukan produk yang hendak dijual secara pasar atau
online:
Untuk
toko online siapkan gambar-gambar yang menarik, relefan dengan kondisi
sebenarnya dan mewakili produk yang hendak dijual. Penjual juga dapat
menyiapkan dengan matang gambar produknya karena gambar merupakan karyawan yang
bekerja dan melayani pengunjung selama 24 jam non-stop. Mungkin terkesan
berlebihan, namun sebenarnya tidak karena tidak dipungkiri 90% orang akan
membeli suatu barang karena tampilan gambar yang menari dan cantik. Mungkin
untuk model pasar atau tatap muka bisa dilakukan dengan cara memberikan spanduk
produknya dengan gambar yang menarik.
Siapkan
spesifikasi yang benar dan jelas sebagai referensi suatu produk. Spesifikasi
yang dimaksud ialah jenis produk, bahan pembuatnya, ukuran produk, berat
produk, dan lain sebagainya. Siapkan spesifikasi yang detail, sehingga jika ada
pertanyaan dari customer, penjual tidak banyak untuk menjelaskannya. Itu suatu
kelebihan dari membuka lapak secara online. Jika model offline atau tatap muka,
mungkin bisa dijelaskan jika pelanggan ada yang bertanya.
Harga
yang bersaing. Memang harga menjadi sedikit ganjalan dan hambatan bagi yang
buka lapak secara online. Jadi harus memperhitungkan harga jual ditambah dengan
ongkos kirimnya yang kebanyakan para penjual online mematok harga yang lebih
mahal ketimbang toko-toko konvensional. Perkirakan harga yang relevan dan siap
bersaing dengan kompetitornya. Sedikit tips mengenai harga adalah ambil laba
sedikit namun pembeli tersebut selalu setia membeli barang suatu dagangannya
Sedikitnya, ada 3 hal yang perlu
disiapkan dalam penentuan atau persiapan produk. Silahkan persiapkan produk
dalam sebuah gambar dan dilengkapi dengan spesifikasi dan harga-harganya.[6]
- Makalah Ayat-Ayat Yang Berkaitan Dengan Dasar Umum Bisnis Islam
- Makalah Tafsir Ayat Tentang Penjualan Jasa (Ijarah)
- Jurnal Bahasa Inggris Profit Sharing
- Makalah Pengertian Produk, Ciri-Ciri, Dan Kriteria Produk Disukai Pasar
- Pengertian Tata Hukum Dan Makalah Pengantar Hukum Indonesia
- Makalah Sumber Hukum Di Indonesia
- Makalah Macam-Macam Lembaga Tinggi Negara
- Makalah Sejarah Dan Perkembangan Hukum Di Indonesia
[1] http://digilib.unila.ac.id/2074/11/BAB%202.pdf, hlm 1
[2] https://ideusahabisnis.com/kriteria-ciri-ciri-produk-yang-handal-dan-disukai-konsumen/
[3] http://e-journal.uajy.ac.id/6707/3/EM218125.pdf, hlm 10
[4] http://e-journal.uajy.ac.id/1562/3/2EA16250.pdf, hlm 3
[5] Ibid, hlm 5-6
[6] Imam Suryono, Toko Online Professional dengan Blogger dan Wordpress. PT Elex Media Komputindo. Jakarta, 2014. Hal 11-12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar