HOME

06 Maret, 2023

MANFAAT DAN HIKMAH MEMPELAJARI FILSAFAT ILMU

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Filsafat Ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu, baik ditinjau dari sudut ontologis, epistomologis, maupun aksiologis, yang dilakukan secara mendalam (radic), sistematis, dan spekulatif. Pembahasan filsafat ilmu sangat penting karena akan mendorong manusia untuk lebih kreatif dan inovatif. Filsafat ilmu memberikan spirit bagi perkembangan dan kemajuan ilmu sekaligus nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Untuk itu penulis mencoba memaparkan mengenai manfaat dan hikmah filsafat ilmu sehingga diharapkan para pembaca dapat memahami pentingan filsafat ilmu dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

B.     Rumusan Masalah

a.       Apa pengertian filsafat ilmu?

b.      Apa saja manfaat mempelajari filsafat ilmu?

c.       Apa saja hikmah mempelajari filsafat imu?

C.    Tujuan

a.       Untuk mengetahui pengertian filsafat ilmu

b.      Untuk mengetahui manfaat apa saja yang diperoleh dari mempelajari filsafat ilmu

c.       Untuk mengetahui hikmah apa saja yang diperoleh dari mempelajari filsafat ilmu

 

BAB II

PEMBAHASAN

a.      Pengertian Filsafat Ilmu

Filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu, baik ditinjau dari sudut ontologis, epistomologis, maupun aksiologis, yang dilakukan secara mendalam (radic), sistematis, dan spekulatif. Filsafat ilmu juga diartikan dengan ilmu yang mengkaji seluk beluk dan tata cara memperoleh pengetahuan, sumber pengetahuan, serta metode dan pendekatan yang digunakan untuk pengetahuan yang logis dan rasional.

Asas, ukuran, dan penjelasan mengenai pembagian/pengelompokkan rumpun keilmuan merupakan persoalan filsafati dan bidang telaah filsafat ilmu yang sangat penting. Dari gambaran tersebut jelas bahwa pemikiran reflektif mengenai ilmu sangat penting dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam kaitan filsafat ilmu dapat mensistematisasikan, meletakkan dasar, dan memberikan arah bagi perkembangan ilmu maupun usaha ilmuwan untuk mengembangkan ilmu. Dengan mempelajari filsafat ilmu, maka proses pendidikan, pengajaran, dan penelitian dalam cabang ilmu tertentu menjadi kian mantap.[1]

b.      Manfaat Mempelajari Filsafat Ilmu

Pertama, dengan mempelajari filsafat ilmu diharapkan mahasiswa semakin kritis dalam sikap ilmiahnya. Mahasiswa sebagai insan kampus diharapkan untuk bersikap kritis terhadap berbagai macam teori yang dipelajarinya di ruang kuliah maupun dari sumber-sumber lainnya. [2] Ini sangat penting karena seorang mahasiswa dicirikan dengan sikap kritisnya, sikap tidak mudah percaya, skap tidak mau menerima begitu saja berbagai teori, pendapat, pandangan dari mana saja, termasuk pandangan dan pendapatnya sendiri. Sikap ini harus dikembangkan menjadi sebuah cara hidup. Maka, dengan kuliah ini mahasiswa diajak untuk menjadi filsuf, yaitu orang yang selalu meragukan dan mempertanyakan apa saja.[3]

Kedua, mempelajari filsafat ilmu mendatangkan kegunaan bagi para mahasiswa sebagai calon ilmuwan untuk mendalami metode ilmiah dan untuk melakukan penelitian ilmiah. Dengan mempelajari filsafat itu diharapkan mereka memiliki pemahaman yang utuh mengenai ilmu dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut sebagai landasan dalam proses pembelajaran dan penelitian ilmiah.[4] Pada tingkat pertama, mahasiswa dibantu untuk secara kritis melihat segala sesuatu dalam hidup ini sebagai sebuah masalah, sebagai sebuah teka teki, maupun sebagai sebuah pertanyan. Dengan ini diharapkan mahasiswa selalu peka dan tanggap terhadap berbagai persoalan di sekitarnya.

Pada tingkat kedua, dengan melihat segala sesuatu sebagai masalah, mahasiswa terdorong untuk berupaya mencari secara ilmiah-teoritis apa yang menjadi sebab dari masalah tersebut, di mana letak masalahnya, dan apa yang menyebabkannya. Apa akibat lebih lanjut dari masalah tersebut terutama kalau masalah tersebut tidak ditangani secara baik? Apa pemecahan atas masalah tersebut? Dan seterusnya. Dengan demikian, diharapkan mahasiswa mampu menganilisis berbagai peristiwa dan mampu menjelaskan atau memahami keterkaitannya dengan peristiwa lainnya.. kalau perlu, mampu pula mengajukan solusi atau pemecahan atas masalah tersebut.[5]

Ketiga, mempelajari filsafat ilmu memiliki manfaat praktis. Setelah mahasiswa lulus dan bekerja mereka pasti berhadapan dengan berbagai masalah dalam pekerjaannya. Untuk memecahkan masalah diperlukan kemampuan berpikir kritis dalam menganalisis berbagai hal yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi. Dalam konteks inilah pengalaman mempelajari filsafat ilmu diterapkan.[6]

Dalam hal ini dibutuhkan untuk memecahkan berbagai berbagai persoalan yang ebrkaitan dengan pekerjaan masing-masing secara lebih rasional, tutas, dan memuaskan. Karena seorang yang profesional dalam bidang pekerjaannya adalah, pertama, kemampuan untuk melihat masalah: dimana masalahnya, seberapa besar masalahnya, apa dampaknya, dan bagaimana mengatasinya. Sesungguhnya, inilah yang dipelajari dalam kaitan dengan filsafat ilmu.[7]

Keempat, membiasakan diri untuk bersikap logis-rasional dalam opini dan argumentasi yang dikemukakan.

Kelima, mengembangkan sikap toleransi dalam perbedaan pandangan (pluralitas). Karena para ahli filsafat tidak pernah memiliki satu pendapat, baik dalam isi, perumusan, permasalahan maupun dalam penyusunan jawabannya.

Keenam, mengajarkan cara berpikir yang cermat dan tidak kenal lelah.

Ketujuh, filsafat ilmu bermanfaat untuk menjelaskan keberadaan manusia di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan alat untuk membuat hidup menjadi lebih baik

Kedelapan, filsafat ilmu bermanfaat untuk membangun diri kita sendiri dengan berpikir secara radikal (berpikir sampai ke akar-akarnya), kita mengalami dan menyadari keberadaan kita.

Kesembilan, filsafat ilmu bermanfaat sebagai pembebas. Filsafat bukan hanya sekedar mendobrak pintu penjara tradisi dan kebiasaan yang penuh dengan berbagai mitos dan mite, melainkan juga merenggut manusia keluar dari penjara itu. Filsafat ilmu membebaskan manusia dari belenggu cara berpikir yang mistis dan dogma. [8]

c.       Hikmah Mempelajari Filsafat Ilmu

1)      Menyadarkan seorang ilmuwan agar tidak terjebak ke dalam pola pikir “menara gading” yakni hanya berpikir murni dalam bidangnya  tanpa mengaitkannya dengan kenyataan yang ada di luar dirinya. Padahal setiap aktivitas keilmuwan nyari tidak dapat dilepaskan dalam konteks kehidupan sosial kemasyarakatan. Jadi filsafat ilmu diperlukan kehadirannya di tengah perkembangan IPTEK yang ditandai semakin menajamnya spesialisasi ilmu pengetahuan. Sebab dengan mempelajari filsafat ilmumaka para ilmuwan akan menyadari keterbatasan dirinya dan tidak terperangkap ke dalam sikap arogansi intelektual. Hal yang diperlukan adalah sikap keterbukaan diri di kalangan ilmuwan sehingga mereka dapat saling menyapa dan mengarahkan seluruh potensi keilmuan yang dimilikinya untuk kepentingan umat manusia.

2)      Mengembangkan ilmu, teknologi dan perindustrian dalam batasan nilai ontologis. Melalui paradigma ontologisme diharapkan dapat mendorong pertumbuhan wawasan spiritual keilmuan yang mampu mengatasi bahaya sekularisme segala ilmu.

3)      Mengembangkan ilmu, teknologi dan perindustrian dalam batasan nilai epistemologis. Melalaui paradigma epistemologis diharapkan akan mendorong pertumbuhan wawasan intelektual keilmuan yang mampu membentuk sikap ilmiah.

4)      Mengembangkan ilmu, teknologi dan perindustrian dalam batasan aksiologi. Melalui paradigma aksiologis diharapkan dapat menumbuhkembangkan nilai-nilai etis, serta mendorong perilaku adil dan membentuk moral tanggung jawab. Segala macam ilmu dan teknologi dipertanggung jawabkan bukan untuk kepentingan manusia, namun juga untuk kepentingan obyek semua sebagai sumber kehidupan.

5)      Menambah pandangan dan cakrawala yang lebih luas agar tidak berpikir dan bersikap sempit dan tertutup.

6)      Menjadikan diri bersifat dinamis dan terbuka dalam menghadapi berbagai problem.

7)      Menyadari akan kedudukan manusia baik sebagai pribadimaupun dalam hubungannya dengan orang lain, alam sekitar,dan Tuhan YME.

8)      Filsafat ilmu memberikan kebiasaan dan kebijaksanaan untuk memandang dan memecahkan persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang hidup secara dangkal saja, tidak mudah melihat persoalan-persoalan, apalagi melihat pemecahannya.

9)      Filsafat ilmu memberikan pandangan yang luas, sehingga dapat membendung egoisme dan ego-sentrisme (dalam segala hal hanya melihat dan mementingkan kepentingan dan kesenangan diri sendiri).[9]

10)  Filsafat ilmu mengajak untuk berpikir secara radikal, holistik dan sistematis, hingga kita tidak hanya ikut-ikutan saja, mengikuti pada pandangan umum, percaya akan setiap semboyan dalam surat-surat kabar, tetapi secara kritis menyelidiki apa yang dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri, dengan cita-cita mencari kebenaran.

11)  Filsafat ilmu memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendiri (terutama dalam etika) maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya, seperti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan sebagainya.

12)  Filsafat ilmu membantu agar seseorang mampu membedakan persoalan yang ilmiah dengan yang tidak ilmiah.

13)  Filsafat ilmu memberikan landasan historis-filosofis bagi setiap kajian disiplin ilmu yang ditekuni.

14)  Filsafat ilmu memberikan nilai dan orientasi yang jelas bagi setiap disiplin ilmu.

15)  Filsafat ilmu memberikan petunjuk dengan metode pemikiran reflektif dan penelitian penalaran supaya manusia dapat menyerasikan antara logika, rasio, pengalaman, dan agama dalam usaha mereka dalam pemenuhan kebutuhannya untuk mencapai hidup yang sejahtera.

16)  Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar dapat dipahami dan dipergunakan secara umum.

17)  Menghindarkan diri dari memutlakan kebenaran ilmiah, dan menganggap bahwa ilmu sebagai satu-satunya cara memperoleh kebenaran.

18)  Menghidarkan diri dari egoisme ilmiah, yakni tidak menghargai sudut pandang lain di luar bidang ilmunya,[10]

 

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu, baik ditinjau dari sudut ontologis, epistomologis, maupun aksiologis, yang dilakukan secara mendalam (radic), sistematis, dan spekulatif. Filsafat ilmu juga diartikan dengan ilmu yang mengkaji seluk beluk dan tata cara memperoleh pengetahuan, sumber pengetahuan, serta metode dan pendekatan yang digunakan untuk pengetahuan yang logis dan rasional.

Filsafat merupakan usaha untuk memperoleh pandangan yang menyeluruh, filsafat, filsafat mencoba menggbungkan kesimpulan dari berbagai ilmu dan pengalaman manusia menjadi suatu pandangan dunia yang konsisten. Manfaat adanya filsafat ilmu adalah untuk membantu seseorang untuk terlatih berfikir konsisten.

 BACA ARTIKEL LAINNYA YANG BERKAITAN:

  1. Makalah Hukum Jaminan Dalam Bank Syari’ah
  2. Makalah Tentang Mudharabah
  3. Jurnal Tentang Gadai Sebagai Alternatif Pembiayaan
  4. Manfaat Dan Hikmah Mempelajari Filsafat Ilmu
  5. Makalah Pemeriksaan Dan Penyidikan Pajak
  6. Makalah Penggunaan Kata Baku Dan Kata Tidak Baku
  7. Makalah Karangan, Serta Hubungan Membaca Dan Mengarang
  8. Jurnal Kelembagaan Pasar Modal (Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Lembaga Kliring dan Penjaminan)

DAFTAR PUSTAKA

A.    Sonny Keraf dan Mikhael Dua, Ilmu Pengetahuan, (Yogyakarta: Kanisius, 2001).

Dr. Biyanto, M.Ag., Filsafat Ilmu dan Ilmu Keislaman, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015).

Dr. H. Imam Amrusi Jailani, M.Ag., Filsafat Ilmu (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press,            2014).

https://Jurnal_Ilmiah_Tujuan_Manfaat­_Filsafat_Ilmu.



[1] Dr. Biyanto, M.Ag., Filsafat Ilmu dan Ilmu Keislaman, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hlm 42-43.

[2] Dr. H. Imam Amrusi Jailani, M.Ag., Filsafat Ilmu (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2014), hlm 35.

[3] A. Sonny Keraf dan Mikhael Dua, Ilmu Pengetahuan, (Yogyakarta: Kanisius, 2001), hlm 25.

[4] Dr. H. Imam Amrusi Jailani, M.Ag., Filsafat Ilmu (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2014), hlm 35.

[5] A. Sonny Keraf dan Mikhael Dua, Ilmu Pengetahuan, (Yogyakarta: Kanisius, 2001), hlm 25-26.

[6] Dr. H. Imam Amrusi Jailani, M.Ag., Filsafat Ilmu (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2014), hlm 35.

[7] A. Sonny Keraf dan Mikhael Dua, Ilmu Pengetahuan, (Yogyakarta: Kanisius, 2001), hlm 26.

[8] https://Jurnal_Ilmiah_Tujuan_Manfaat­_Filsafat_Ilmu.

[9] Ibid.

[10] Ibid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DALIL PUASA RAMADHAN DALAM AL-QUR'AN DAN HADIST

  Dalil Puasa Ramadhan dalam Al-Qur'an Berikut empat dalil tentang puasa Ramadhan yang ada dalam Al-Qur'an: 1. Surah Al-Baqarah ...