A. Pengertian
Kemandirian
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia “kemandirian” berasal dari kata mandiri yang
berarti keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain.
Menurut
Basri (1995) kemandirian berasal dari kata "mandiri", yang dalam
bahasa Jawa berarti berdiri sendiri. Basri (1995) menyatakan bahwa dalam arti
psikologi, kemandirian mempunyai pengertian sebagai keadaan seseorang dalam
kehidupannya yang mampu memutuskan atau mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang
lain.
Berdasarkan
pendapat dari beberapa tokoh diatas dapat diambil kesimpulan bahwa seseorang
yang berkepribadian diri kuat mempunyai beberapa ciri, yaitu:
1. Mempunyai
keinginan untuk berprestasi,
2. Mempunyai
keinginan untuk bebas dan mandiri,
3. Mempunyai
keinginan untuk berafiliasi,
Untuk
mencapai kemandirian, harus ditanamkan sejak dini dalam diri anak agar anak
mampu mengerjakan tugasnya dengan kemampuannya sendiri dan tidak bergantung
pada orang lain.
Kemandirian pada remaja lebih
mengarah tindakan yang melibatkan hati dan pemikirannya (psikis).
B. Karakteristik
Perkembangan Kemandirian Anak
1. Usia 1-2 tahun : anak
mampu minum dari gelasnya sendiri tanpa tumpah, mulai makan sendiri
dengan menggunakan sendok.
2. Usia 2-3 tahun : memberitahu
orang dewasa kala ingin buang air
3. Usia 3-4 tahun : anak mampu ke
kamar mandi sendiri
4. Usia 5-7 tahun : anak mampu
berpakaian sendiri, mengikat simpul tali sepatu
5. Usia 8-10 tahun : anak
sudah mampu membenahai peralatan pribadinya seperti menyiapkan buku sesuai
jadwal pelajaran, mampu memenuhi kebutuhan sendiri seperti, memasak
mie instan saat orang orang tua tidak di rumah.
C. Tingkatan dan Karakteristik Kemandirian Peserta Didik
Menurut
Lovinger (Sunaryo Kartadinata,1988), mengemukakan tingkatan kemandirian dan
karakteristiknya, yaitu:
1. tingkatan
implusif dan melindungi diri. Tingkatan ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
:
a) Peduli terhadap control dan keuntungan yang dapat
diperoleh dari interaksinya dengan orang lain.
b) Mengikuti aturan secara spontanistik dan hedonistic.
c) Berfikir tidak logis dan tertegun pada cara berfikir
tertentu ( stereotype).
2. konformistik. ciri-cirinya
adalah :
a) Peduli terhadap penampilan diri dan penerimaan social
b) Cenderung berfikir stereotype dan klise
c) Peduli akan konformitas terhadap aturan eksternal
3. tingkat sadar diri ciri-cirinya :
a) Mampu berfikir alternative
b) Melihat harapan dan berbagai kemungkinan dalam situasi
c) Memikirkan cara hidup
d) Penyesuaian terhadap situasi dan peranan
e) Menekankan pada pentingnya memecahkan masalah
4. tingkat saksama
(conscientious). Ciri-cirinya adalah:
a) Bertindak atas dasar nilai-nilai internal
b) Sadar akan tanggung jawab
c) Mampu melakukan kritik dan penilaian diri
5. tingkat individualistis. Ciri-ciri
tingkatan ini adalah:
a) Peningkatan kesadaran individualitas
b) Kesadaran akan konflik emosional antara kemandirian
dengan keter-gantungan
c) Menjadi lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang
lain
6. tingkat mandiri. Ciri-ciri tingkatan ini adalah :
a) Memiliki pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan
b) Cenderung besikap realistik dan objektif terhadap diri
sendiri maupun orang lain
c) Peduli terhadap pemahaman abstrak, seperti keadilan
social
D. Tipe-tipe Perkembangan kemandirian Pada Anak dan Remaja
Kemandirian dapat dilihat dari
beberapa aspek seperti yang dikemukakan oleh Havighurst (1972), yang menyatakan
bahwa kemandirian memiliki beberapa aspek, yaitu:
1. Aspek Intelektual, yang merujuk pada
kemampuan berpikir, menalar, memahami beragam kondisi, situasi, dan
gejala-gejala masalah sebagai dasar usaha mengatasi masalah
2. Aspek Sosial, berkenaan dengan
kemampuan untuk berani secara aktif membina relasi sosial, namun tidak
tergantung pada kehadiran orang lain di sekitarnya
3. Aspek Emosi, menunjukkan kemampuan
individu untuk mengelola serta mengendalikan emosi dan reaksinya, dengan tidak
tergantung secara emosi pada orang tua
4.
Aspek Ekonomi, menujukkan kemandirian dalam hal mengatur
ekonomi dan kebutuhan-kebutuhan ekonomi, dan tidak lagi tergantung pada orang
tua.
Steinberg (1995) membagi kemandirian dalam tiga tipe, yaitu kemandirian emosional (emotional
autonomy), kemandirian behavioral (behavioral autonomy), dan kemandirian nilai
(values autonomy).
a. Kemandirian Emosional
Kemandirian emosional dapat
diartikan sebagai kemampuan individu dalam mengelola emosinya, seperti
pemudaran ikatan emosional anak dengan orang tua.
b. Kemandirian Behavioral
Kemandirian perilaku (behavioral
autonomy) merupakan kapasitas individu dalam menentukan pilihan dan mengambil
keputusan tanpa ada campur tangan dari orang lain.
c. Kemandirian Nilai
Kemandirian nilai (values autonomy)
merupakan proses yang paling kompleks, tidak jelas bagaimana proses berlangsung
dan pencapaiannya, terjadi melalui proses internalisasi yang pada lazimnya
tidak disadari, umumnya berkembang paling akhir dan paling sulit dicapai secara
sempurna dibanding kedua tipe kemandirian lainnya..
E. Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Anak
Faktor-faktor tersebut dapat dibagi
menjadi dua, yaitu faktor kodrati dan faktor dari lingkungan (Masrun dkk.,
1986).
1. Faktor-faktor Kodrati
a. Urutan Kelahiran
Pengaruh dari urutan kelahiran ini, sebenaraya lebih pada
perbedaan perlakuan orang tua dan saudara yang diterima oleh masing-masing
anak, demikian pula harapan-harapan yang diberikan
terhadap mereka (Hurlock, 1999).
b. Jenis Kelamin
Conger (Susilowati, 1988) menyatakan
bahwa saat menginjak usia 4-5 tahun dan berlanjut hingga masa remaja, terdapat
suatu pola yang menuntut anak wanita lebih berlaku merawat dan patuh, sedangkan
anak laki-laki dituntut untuk lebih percaya diri dan lebih mengutamakan
prestasi.
c. Umur
Sutton (dalam Susilowati, 1988)
menyebutkan bahwa dengan bertambahnya umur serta lewat proses belajar orang
semakin tidak tergantung dan mampu secara mandiri menentukan hidupnya.
2. Faktor-faktor dari Lingkungan
a. Tingkat Demokratik Orang Tua
Blair dan Burton (Masrun dkk., 1986)
menyatakan bahwa peran keluarga, terutama orang tua yang demokratik akan
memberi kesempatan kepada anak-anaknya untuk bergabung dengan aktivitas
sebayanya, tanpa kehilangan rasa aman dan teijamin di rumahnya.
b. Kebudayaan
Lingkungan budaya seseorang
berpengaruh terhadap tingkat kemandiriannya. Menurut Nuryoto (1992) lingkungan budaya
diartikan sebagai lingkungan tempat hidup sehari-hari, dengan tradisi,
kebiasaan, gaya hidup tertentu dan beragam untuk tiap daerah. Menurut Monks
(Susilowati, 1988), lingkungan budaya ini selanjutnya akan memberikan pola-pola
latihan kemandirian yang tertentu, yang akhirnya ikut berperan membentuk
generasi berikutnya.
c. Pendidikan
Pendidikan yang dimaksud adalah
lingkungan pendidikan seseorang, baik di sekolah sebagai pendidikan formal,
maupun di keluarga sebagai pendidikan non formal (Wahjuningsih, 1994). Faktor
pendidikan ini mengandung pengertian bahwa penting sekali peran serta yang
aktif dari guru dan orang tua dalam menumbuh kembangkan nilai-nilai pada seseorang
d. Pekerjaan
Flippo (Masrun dkk., 1986)
menyatakan bahwa orang cenderung tidak mandiri bila dihadapkan pada situasi
keija yang tidak sesuai dengan kebutuhan dirinya, maka ia cenderung akan
mencari pekerjaan lain yang lebih ada kebebasan dan kemandirian.
F.
Pengertian Karier
Menurut Beaomont, Cooper, dan Stockhard yang dimaksud degan perkembangan
karir adalah suatu proses perkembangan sepanjang hidup yang dipengaruhi oleh
latar belakang pendidikan, pekerjaan, pengalaman lainnya, dan yang mempengaruhi
putusan-putusan setiap individu mengenai karir dan gaya hidup.
Pemilihan karir merupakan perpaduan antara faktor yang ada di dalam
individu (internal) dan faktor dari luar (eksternal). faktor yang berada di
dalam individu seperti kemampuan yang dimiliki individu dan bakat-bakat khusus
yang akan memepengaruhi kepribadian individu berkembang. Sedangkan faktor yang
bersifat eksternal yaitu aspek-aspek lingkungan sosial-ekonomi, seperti
lingkungan masyarakat, sekolah, keluarga, teman sebaya, dan keadaan ekonomi,
kesejahteraan, dan ketenagakerjaan serta seluruh kondisi yang mengharuskan
individu untuk berinteraksi.
G.
Orientasi Karier Pada Anak dan
Remaja
Oreintasi karier pada anak dan
remaja merupakan tahap dimana anak dan remaja dikenalkan dengan dunia yang akan
digelutinya kelak. Orientasi
karir pada anak dan remaja merupakan tahap dimana anak dan remaja dikenalkan
dengan dunia yang akan digelutinya kelak.
Karakteristik Fase Perkembangan
Karir Anak dan Remaja Berdasarkan Usia Menurut Ginzberg, Axelrad dan Herman,
perkembangan karir dibagi menjadi 3 tahap pokok yaitu:
1. Tahap Fantasi : 0-11 tahun ( Masa
Sekolah Dasar)
Pada tahap ini anak mulai berfantasi
mengenai cita-citanya. Pada tahap ini anak menentukan karirnya tanpa
pertimbangan yang rasional.
2. Tahap Tentatif : 12-18 tahun (Masa Sekolah Menengah)
Pada tahap tentatif anak mulai
menyadari bahwa mereka memiliki minat dan kemampuan yang berbeda satu sama
lain.
3. Tahap Realistis : 19-25 tahun (Masa
Perguruan Tinggi)
Pada usia perguruan tinggi (usia 18
tahun ke atas) remaja memasuki tahap realistis, dimana mereka sudah mengenal
secara lebih baik minat-minat, kemampuan, dan nilai-nilai yang ingin dikejar.
H.
Faktor yang Dapat Mempengaruhi
Perkembangan Karier Anak dan Remaja
a. Faktor Internal
a) Nilai-nilai kehidupan (Values),
yaitu beberapa ideal yang dikejar seseorang dimana-mana dan kapan juga..
b) Taraf intelegensi, yaitu kemampuan
berfikir untuk mencapai prestasi-prestasi.
c) Bakat khusus, yaitu kemampuan yang
menonjol di suatu bidang usaha kognitif, bidang keterampilan, atau bidang
kesenian.
d) Minat, yaitu kecenderungan yang
relatif menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu
dan merasa senang berkecimpung dalam berbagai kegiatan dengan bidang itu.
e) Sifat-sifat, yaitu ciri-ciri
kepribadian yang bersama-sama memberikan corak khas pada seseorang, seperti:
periang, ramah, halus, teliti, terbuka, fleksibel, tertutup, pesimis, atau
ceroboh.
f) Pengetahuan, yaitu informasi yang
dimiliki tentang bidang-bidang pekerjaan dan diri sendiri secara akurat.
g) Keadaan jasmani, yaitu ciri-ciri
fisik yang dimiliki seseorang seperti tinggi badan, tampan, ketajaman pengelihatan
dan pendengaran, serta jenis kelamin.
b. Faktor Eksternal
a) Masyarakat, yaitu lingkungan
sosial-budaya dimana individu dibesarkan.
b) Keadaan sosial ekonomi negara atau
daerah, yaitu laju pertumbuhan ekonomi yang lambat atau cepat, sertifikasi
masyarakat, serta diversifikasi masyarakat atas kelompok yang terbuka atau
tertutup dari kelompok lain.
c) Status ekonomi keluarga, yaitu
tingkat pendidikan orangtua, tinggi rendahnya pendapatan orangtua, jabatan ayah
dan ibu, daerah tempat tinggal dan suku bangsa.
d) Pengaruh dari seluruh anggota
keluarga ini (genogram).
e) Pendidikan sekolah, yaitu pandangan
dan sikap yang dikomunikasikan kepada anak didik oleh staf petugas bimbingan
dan tenaga pengajar mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam bekerja, tinggi
rendahnya status sosial jabatan tertentu, dan kesesuaian jabatan tertentu untuk
anak laki-laki atau perempuan.
f) Pergaulan dengan teman sebaya, yaitu
beraneka ragam pandangan dan variasi harapan tentang masa depan yang terungkap
dalam pergaulan sehari-hari.
g) Tuntutan yang melekat pada
masing-masing jabatan dan pada setiap program studi atau latihan, yang
mempersiapkan seseorang untuk diterima pada jabatan tertentu dan berhasil
didalamnya.
I.
Perkembangan Remaja Dalam Berkarir
Menurut Holland ada 6 tipe
kepribadian yang perlu dipertimbangkan saat mencari kecocokan antara
aspek-aspek psikologis seseorang dengan karir mana yang akan dipilih, yaitu :
a. Realistis. Orang yang memperlihatkan
karakteristik maskulin. Mereka paling cocok bekerja pada situasi praktis
sebagai buruh, petani, pengemudi bis, dan tukang bangunan.
b. Intelektual. Orang-orang ini
memiliki orientasi konseptual dan teoretis. Mereka lebih tepat menjadi pemikir
daripada pekerja.
c. Konvensional. Orang-orang ini
memperlihatkan ketidaksenangannya terhadap kegiatan yang tidak teratur dengan
rapi. Mereka paling cocok menjadi bawahan, seperti sekretaris, teller bank,
atau pekerjaan administratif lainnya.
d. Menguasai (enterprising).
Orang-orang ini menggunakan kata-katanya untuk memimpin orang lain, mendominasi
orang lain, dan menjual berita tau produk. Mereka paling cocok memiliki karir
yang berhubungan dengan penjualan, sales, politikus, atau manajemen.
e. Artistik. Mereka adalah orang yang
lebih suka berinteraksi dengan dunia mereka melalui ekspresi seni, menghindari
situasi interpersonal serta konvensional dalam banyak kasus. Para remaja tipe
ini sebaiknya diarahkan ke karir seni atau penulisan.
J.
Implikasi Perkembangan Karier
dalam Pendidikan
Memperhatikan banyaknya faktor kehidupan yang berada di
lingkungan remaja, maka pemikiran tentang penyelenggaraan pendidikan juga harus memperhatikan faktor
faktor tersebut.
Pendidikan yang berlaku di
Indonesia, baik pendidikan yang diselenggarakan di sekolah maupun luar sekolah
dalam bentuk klasikal, yaitu memberlakukan sama semua tindakan pendidikan
kepada semua remaja yang ada di dalam kelas, meskipun pada kenyataannya setiap
individu berbeda
Usaha yang dapat dilakukan untuk
membimbing minat dan kemampuan remaja untuk mencapai cita-citanya antara lain ;
a. Bimbingan karir dalam upaya
mengarahkan siswa untuk menentukan pilihan jenis pendidikan dan jenis pekerjaan
yang sesuai dengan kemampuannya.
b. Memberikan latihan-latihan praktis
terhadap siswa dengan orientasi kepada kondisi (tuntutan) lingkungannya.
c. Penyusunan kurikulum yang
komprehensif dengan mengembangkan kuriklum muatan lokal.
d. Keberhasilan dalam memilih pasangan
hidup untuk membentuk keluarga banyak ditentukan oleh pengalaman dan
penyelesaian tugas-tugas perkembangan masa-masa sebelumnya.
BACA ARTIKEL LAINNYA YANG BERKAITAN:
- ISU DAN PERMASALAHAN REMAJA SERTA IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN
- MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
- TATARAN LINGUISTIK SEMANTIK
- KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN KEMANDIRIAN DAN KARIER REMAJA Serta IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN
- KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN MORALITAS DAN KEAGAMAAN REMAJA SERTA IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN
- KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA MASA REMAJA SERTA IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN
- KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SOSIAL MASA REMAJA SERTA IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN
- KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN MASA REMAJA SERTA IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN
- KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKOMOTORIK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar