HOME

06 Maret, 2023

MAKALAH KARANGAN, SERTA HUBUNGAN MEMBACA DAN MENGARANG

 BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan aktivitas berpikir. Keduanya saling melengkapi. Menurut Syafie’ie, secara psikologis menulis memerlukan kerja otak, kesabaran pikiran, kehalusan perasan, kemauan yang keras. Menulis dan berpikir merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara bersama dan berulang-ulang. Dengan kata lain, tulisan adalah wadah yang sekaligus merupakan hasil pemikiran. Melalui kegiatan menulis, penulis dapat mengkomunikasikan pikirannya. Melalui kegiatan berpikir, penulis dapat meningkatkan kemampuannya dalam menulis.

Mengemukakan gagasan secara tertulis tidaklah mudah. di samping dituntut kemampuan berpikir yang memadai, juga dituntut berbagai aspek terkait lainnya, misalnya penguasaan materi tulisan, pengetahuan bahasa tulis, dan motivasi yang kuat. Untuk menghasilkan tulisan yang baik, setiap penulis hendaknya memiliki tiga keterampilan dasar dalam menulis, yaitu keterampilan berbahasa, keterampilan penyajian, dan keterampilan pewajahan. Ketiga keterampilan ini harus saling menunjang atau isi-mengisi. Kegagalan dalam salah satu komponen dapat mengakibatkan gangguan dalam menuangkan ide secara tertulis.

Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

B.   Rumusan Masalah ?

1.        Apa pengertian karangan ?

2.        Sebutkan jenis-jenis karangan !

3.        Sebutkan sifat dan ciri-ciri karangan !

4.        Bagaimana proses penulisan karangan ?

5.        Bagaimana hubungan antara membaca dan mengarang ?

C.     Tujuan

Untuk mengetahui pengertian karangan, jenis-jenis karangan, sifat dan ciri-ciri karangan, proses penulisan karangan, dan hubungan antara membaca dan mengarang.

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.      Pengertian Karangan

Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarangan dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan juga berarti rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan dalam bentuk tulisan yang teratur.[1]

 

B.       Jenis-jenis Karangan

                   Karangan sendiri dapat terbagi atas beberapa perihal, misalnya dari tujuan, dan sebagainya. Berikut ialah jenis-jenis dari karangan:

1.        Penulisan yang bertujuan memberikan informasi, penjelasan, keterangan, atau pemahaman termasuk golongan pemaparan. Hasilnya dapat disebut Paparan atau Eksposisi.

2.        Penulisan yang bertujuan meyakinkan orang, membuktikan pendapat atau pendirian pribadi, atau membujuk pihak lain agar pendapat pribadi diterima termasuk golongan perbahasaan. Hasilnya dapat disebut bahasan Persuasi atau Argumentasi.

3.        Penulisan yang sifatnya bercerita, baik berdasarkan pengamatan maupun perekaan, dan tujuannya lebih banyak menghimpun, tergolong kategori pengisahan. Hasilnya dapat disebut Kisahan atau Narasi.

4.        Penulisan yang menggambarkan bentuk objek pengamatan, rupanya, sifatnya, rasanya, atau coraknya termasuk golongan pemerian. Hasilnya dapat disebut Perian atau Deskripsi.[2]

5.        Karangan Ilmiah yaitu karangan yang membahas masalah-masalah keilmuan. Karangan ilmiah menggunakan ragam bahasa yang dipahami masyarakat pada umumnya.

6.        Karangan Khas yaitu karangan yang melukiskan suatu pernyataan guna lebih terperinci, sehingga apa yang dilaporkan dapat tergambar dalam imajinasi pembaca.[3]

C.      Sifat dan Ciri-ciri Karangan

Formal harus memenuhi syarat :

a.         Lugas dan tidak emosional, mempunyai satu arti sehingga tidak ada tafsiran sendiri-sendiri (interprestasi yang lain)

b.        Logis, disusun berdasarkan urutan yang konsisten

c.         Efektive , satu kebulatan fikiran, ada penekanan dan pengembangan

d.        Efisien, hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami

e.         Ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku[4]

 

Ciri-ciri karangan yaitu, sebagai berikut :

a. Relevansi

Judul harus mempunyai pertalian dengan topik, serta pokok pikiran. Atau setidak-tidaknya, ada pertalian antara judul dengan beberapa bagian penting dari karangan. Dengan hanya membaca judulnya, pembaca sudah dapat meraba, apa kira-kira yang akan diuraikan pengarangnya. Dalam karangan populer yang tidak berpretensi ilmiah, judul umumnya hanya sekedar membayangkan diantara isi karangan, dan tidak sepenuhnya mengungkapkan isinya.

b. Ekonomis

Judul tak perlu terlalu panjang, cukup singkat saja. Tetapi tetap harus diperhatikan agar tidak mengurangi arti, isi atau luas cakupan masalah yang dibahas. Setiap kata dan tanda baca yang dipergunakan dalam judul harus terselsi dengan baik, dan fungsional. Kata dan tanda baca yang tidak perlu lebih baik dibuang. Namun ekonomis tidak berarti kata-kata untuk judul boleh disingkat penulisannya. Kependekan (singkatan) kata judul sepadat mungkin dihindari.

c. Jelas

Meskipun ekonomis, judul harus tetap jelas maknanya, bahasa, kalimat ataupun kata-kata yang dipilih hendaknya gampang segera dimengerti maksudnya. Kalimat dan kata-kata yang kabur atau ambivalen sebaiknya tidak dipergunakan.

d. Provokatif

Judul harus mampu memancing rasa ingin tahu pembaca, sehingga tertarik membacanya. Judul merupakan daya pikat pertama dan utama. Apabila pembaca menaruh perhatian atau merasa tertarik setelah membaca judul, maka itu merupakan langkah pertama karangan kita bakal dibaca orang.

e. Logis

Dari sudut logika, maka yang terkandung dalam judul seyoginya dapat dipertanggungjawabkan. Kendati provokatif, tetapi judul tidak boleh mengakibatkan segi makna secara logika. Dan tata bahasa dalam judul tidak terhindar dari keharusan mengikuti aturan gramatikal.[5]

D.      Proses Penulisan Karangan

Sebelum mengarang, lakukan langkah-langkah berikut:

1.        Menentukan Tema

Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Tema disyaratkan sebagai berikut.

a.     Tema menarik perhatian penulis

b.     Tema dikenal/diketahui dengan baik.

c.     Bahan-bahannya dapat diperoleh.

d.    Tema dibatasi ruang lingkupnya.

2.        Menentukan Judul

Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa sekuruh karya tulis, bersifat menjelaskan diri dan yang menarik perhatian dan adakalanya menenetukan wilayah (lokasi).

3.        Membuat kerangka karangan

Langkah-langkah dalam menyusun kersngka karangan adalah sebagai berikut,

a.    Rumuskan tema

b.    Mengadakan inventarisasi topik-topik bawahan yang dianggap merupakan perincian dari tesis atau pengungkapan maksud tadi.

c.    Penulis berusaha mengadakan evaluasi semua topik yang telah tercatat pada langkah kedua diatas.

4.      Untuk mendapatkan sebuah kerangka karangan yang sangat terperinci maka langkah kedua dan ketiga dikerjakan berulang-ulang untuk menyusun topik-topik yang lebih rendah tingkatannya.

 

Pola susunan karangan :

1)      Pola Alamiah

Suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata dialam. Sebab turunnya pola alamiah dibagi menjadi tiga bagian utama :

·            Urutan waktu/kronologis, adalah urutan yang didasarkan pada runtutan peristiwa atau tahap-tahap kejadian.

·            Urutan ruang/spasial, digunakan dalam tulisan-tulisan bersifat deskriptif.

·            Topik yang ada, suatu pola yang dimaksukkanm dalam pola alamiah adalah urutan berdasarkan topik yang ada.

2)      Pola Logis

Macam-macam urutan logis yang dikenal :

a.       Urutan Klimaks dan Anti Klimaks

Dalam urutan klimaks pengarang menyusun bagian-bagian dari topik itu dalam suatu urutan yang semakin meningkat kepentingannya, dari yang paling rendah kepentingannya, bertingkat-tingkat naik hingga mencapai ledakan pada akhir rangkaian.

b.      Urutan klausal

Urutan kausal mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat, dan urutan akibat ke sebab.

c.       Urutan Pemecahan Masalah

Urutan pemecah masalah dimulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut.

d.      Urutan Familiaritas

Dimulai dengan menggemukakan sesuatu yang sudah dikenal, kemudian berangsur-angsur pindah kepada hal-hal yang kurang dikenal.

e.       Urutan Akseptabilitas

Urutan Akseptibilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan diterima atau tidak diterima oleh para pembaca.[6]

5.        Menyusun atau mengambangkan kerangka karangan

Dengan mengikuti langkah-langkah mengarang tersebut, dapat disusun karangan dengan mudah.[7]

 

E.       Hubungan antara Membaca dan Mengarang

Hubungan membaca dan mengarang merupakan hubungan simetris. Tanpa adanya  kegiatan membaca, kegiatan mengarang sampai terjadi penulisan tidak akan terjadi. Pengarang yang baik pada dasarnya adalah pembaca yang baik. Referensi yang banyak akan membantu keterampilan dan kemampuan menulis pengarang. Membaca dan mengarang bagaikan kakak dan adik kandung yang tak terpisahkan. Korelasi keduanya rapat sekali. Semakin banyak membaca semakin pula isi karangannya. Retno kurniawati dalam esainya yang berjudul manfaat membaca menjelaskan bahwa salah satu manfaat membaca sebagai sumber inspirasi.[8]

 

 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarangan dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan juga berarti rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan dalam bentuk tulisan yang teratur. Karangan sendiri dibagi menjadi beberapa bagian yaitu narasi, eksposisi, argumentasi, deskripsi, khas, ilmiah. Karangan juga memiliki ciri-ciri dan sifat tertentu. Dalam proses penulisan karangan juga memerlukan tahapan-tahapan yang harus dilalui agar memudahkan penulis untuk membuat sebuah karanngan. Hubungan membaca dan mengarang memiliki korelasi yang sangat erat. Pengarang yang baik ialah seorang yang sering membaca.

 

B.     Saran

Dalam pembuatan karangan haruslah dibuat suatu kerangka karangan agar mendapatkan suatu hasil karangan yang sistematis, logis, jelas, terstruktur dan teratur tentunya akan menghasilkan suatu karangan yang berkualitas.

 

DAFTAR PUSTAKA

Alek, & P., Achmad. H. (2011). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Prenada Media Group.

Bahtiar, Ahmad. (2014). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Bogor: In Media.

Kurniawati, Retno. (2019). Inovasi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta Barat: Graf Literature.

Mulyati. (2015). Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.

Pratiwi, Sukma. (2015). Rangkuman Penting Intisari 4 Mata Pelajaran Utama SD. Jakarta: ARC Media.

Putra, Rangga. (2016, Desember 20). Macam, Sifat, dan Bentuk Karangan. Retrieved Februari 2020, 13, from https://ranggaputra14ekonomi.wordpress.com


BACA ARTIKEL LAINNYA YANG BERKAITAN:

  1. Makalah Hukum Jaminan Dalam Bank Syari’ah
  2. Makalah Tentang Mudharabah
  3. Jurnal Tentang Gadai Sebagai Alternatif Pembiayaan
  4. Manfaat Dan Hikmah Mempelajari Filsafat Ilmu
  5. Makalah Pemeriksaan Dan Penyidikan Pajak
  6. Makalah Penggunaan Kata Baku Dan Kata Tidak Baku
  7. Makalah Karangan, Serta Hubungan Membaca Dan Mengarang
  8. Jurnal Kelembagaan Pasar Modal (Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Lembaga Kliring dan Penjaminan)

[1] Sukma Pratiwi, S.Pd., Rangkuman Penting Intisari 4 Mata Pelajaran Utama SD  (Jakarta: ARC Media, 2015) Hal.  408

[2] Dr. Alek & Prof. Dr. H. Achmad H.P, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (Jakarta :PRENADA MEDIA GROUP, 2011) Hal. 184

[3] Sukma Pratiwi, S.Pd., Hal. 409

[4] Rangga Putra, Macam, Sifat, dan Bentuk Karangan,  https://ranggaputra14ekonomi.wordpress.com (Diakses tgl 20 Desember 2016, pukul 08:00 AM)

[5] Dra. Mulyati, M.Pd., Bahasa Indonesia, (Jakarta : PT Fajar Interpratama Mandiri, 2015), Hal. 132-133

[6] Ahmad Bahtiar, M.Pd., Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi (Bogor: IN MEDIA, 2014), Hal. 76-77

[7] Ibid, Hal. 74-76

[8] Retno Kurniawati S.Pd, Inovasi Pembelajaran Bahasa Indonesia (Jakarta Barat : Graf Literature, 2019), Hal. 136

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH HADIST TENTANG HIJAB

  A.   Latar Belakang Telah disepakati oleh seluruh umat Islam bahwa al-Qur’an menjadi pedoman hidup baik tentang syariah maupun dalam keh...