HOME

13 Agustus, 2023

KEMAMPUAN DASAR DALAM PENDIDIKAN

 


Kemampuan Dasar dalam Pendidikan

Memperhatikan konsekusensi logis dari perkembangan pada era globalisasi, seorang bernama Delors (1996) menekankan pentingnya manusia kembali kepada pendidikan agar dapat hidup dalam situasi baru yang muncul dalam diri dan lingkungan yang hanya dapat dicapai oleh setiap individu dengan cara mempelajari bagaiamana  belajar (learning how to learn). Dalam hubungan dengan itu, Comission on Education for the Twenty-first Century (Komisi pendidikan untuk Abad 21) dalam laoprannya kepada UNESCO, menekankan pentingnya saling pengertian antara manusia dan antar bangsa dengan penuh kedamaian dan harmoni sebagai hal yang dirasakan amat kurang dalam kehidupan dunia dewasa ini. Dengan kenyataan itu, sangat penting membangun kebersamaan melalui belajar sepanjang hayat yang merupakan denyut jantung masyarakat sebagai kunci memasuki masa depan. Terdapat empat pilar pendidikan  yang diajukan oleh komisi tersebut dan  digambarkan sebagai the foundationas of educations, yaitu learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together.

Pilar pertama, learning to know merupakan kunci pendidikan sepanjang hayat (life long education) dan menjadi dasar belajar sepanjang hayat (learning throught life). Learning to know berarti juga learning to learn, belajar untuk memperoleh pengetahuan dan untuk melakukan pembelajaran selanjutnya. Pilar kedua, learning to do, secara umum menuntut penguasaan kompetisi  yang memungkinkan seseorang untuk dapat hidup dalam berbagai keadaan yang berhubungan dengan situasi yang berbeda-beda, belajar bekerja, bekerja sama dalam tim, dan belajar menghadapi berbagai situasi yang sering tidak terduga. Pilar ketiga, learning to be, yaitu belajar untuk mengaktualisasikan diri sebagai individu mandiri dengan kepribadian yang memiliki pertimbangan (judgement) yang dikombinasikan dengan tanggung jawab pribadi untuk mencapai tujuan bersama. Pilar keempat, learning to live together, dianggap sebagai landasan pendidikan dari ketiga pilar sebelumnya dengan pengembangan pemahaman dan apresiasi tentang orang lain dan sejenisnya, tradisi dan nilai-nilai spritual dan mendasarkan pada semangat baru untuk mampu mengapresiasi memahami dan memecahkan konflik dengan  cara  damai.

Pandangan tentang empat pilar pendidikan  yang ditawarkan UNESCO tersebut di atas memastikan peran pendidikan dalam memasuki masa depan yang perlu ditumbuhkan melalui budaya sekolah, baik melalui individu, kelompok, maupun lembaga yang terlibat dalam pendidikan tersebut dan berbagai kelemahan yang berkembang di masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan sosial, sekolah  dasar  di Indonesia seharusnya dikembangkan untuk membantu siswanya menguasai kompetensi yang berguna bagi kehidupannya di masa depan, yaitu kompetensi keagamaan, kompetensin akademik, kompetensi ekonomik, dan kompetensi sosial pribadi. Secara ringkas, keempat kelompok kompetensi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

1.    Kompetensi keagamaan

Kompetensi ini meiputi pengetahuan, sikap dan ketrampilan keagamaan yang diperlukan untuk menjalankan fungsi-fungsi manusia dalam kehidupannya sehari-hari sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang maha kuasa. Termasuk dalam kompetensi keagamaan  ini yaitu kemampuan-kemampuan untuk menjalankan ibadah ritual sehari-hari, baik yang dilakukan secara individu maupun kelompok sebagai sarana untuk memperoleh pengalaman keagamaan yang bermakna bagi kehidupan para siswa sekolah dasar.

2.    Kompetensi akademik

Kompetensi akademik meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan untuk dapat mengikuti ilmu pengetahuan dan teknologi yang relevan dengan usia dan tingkat perkembangan siswa sekolah dasar. Ke dalam kompetensi ini termasuk keterampilan belajar dan kemampuan mengakses informasi untuk dapat terus belajar sepanjang hayat, sesuai dengan prinsip life long education (pendidikan semumur hidup).

3.    Kompetensi ekonomik

Kompetensi ini meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan ekonomi agar siswa sekolah dasar  dapat hidup layak di masyarakat. Sikap wirausaha dan etos kerja yang mendukung produktivitas pribadi merupakan bagian penting dari kompetensi ekonomik ini.

4.    Kompetensi sosial pribadi

Kompetensi ini meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan untuk dapat hiduap adaptif sebagai warga negara dan warga masyarakat internasional yang demokratis. Ke dalam kompetensi mengelola diri sendiri (interpersonal) serta kemampuan  dan keterampilan berhubungan dengan orang lain (interpersonal) dalam kehidupan masyarakat hetorogen.

Sekolah harus dipandang sebagai suatu sistem pendidikan yang terdiri atas  sejumlah komponen yang saling bergantung satu sama lain. Dengan demikian, pengembangan keempat kompetensi siswa sekolah dasar tersebut tidak dapat diserahkan sepenuhnya kepada guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, melainkan kepada iklim kehidupan dan budaya sekolah secara keseluruhan. Setiap sekolah sebagai suatu kesatuan diharapkan mampu memberikan pengalaman belajar kepada seluruh siswanya untuk menguasai keempat kompetensi tersebut sesuai dengan jenjang pendidikan sekolah dasar dan misi khusus  yang diembannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH HADIST TENTANG HIJAB

  A.   Latar Belakang Telah disepakati oleh seluruh umat Islam bahwa al-Qur’an menjadi pedoman hidup baik tentang syariah maupun dalam keh...