HOME

07 Agustus, 2023

ADAB TERHADAP KEDUA ORANG TUA

 


BERIKUT BEBERAPA ADAB TERHADAP KEDUA ORANG TUA MENURUT ISLAM;

·         Berbakti kepada kedua orang tua teramsuk amal shaleh yang bisa melapangkan segala kesusahan dan menghilangkan kegelapan.[1]

·         Kedudukan berbakti kepada kedua orang tua lebih diutamakan dari berjihad di jalan Allah, sebagaimana dijelaskan di dalam hadits Ibnu Mas'ud radhiallahu anhu, dia bertanya:  Perbuatan apakah yang paling dicintai oleh Allah?, Rasulullah menjawab: "Shalat pada waktunya", aku bertanya kembali: "Kemudian apalagi?", Rasulullah berkata: "Berbakti kepada kedua orang tua", Kemudian apa?, "Berjihad di jalan Allah".[2] Jawab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan diriwayatkan oleh Abdullah bin Amru, dia berkata: Seorang lelaki mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata: Aku mendatangimu untuk berbai'at mengikuti jihad dan aku meninggalkan kedua orang tuaku menangis". Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Kembalilah kepada keduanya dan jadikanlah mereka tertawa gembira sebagaimana engkau telah membuat mereka menangis".[3]

·         Memperbanyak berdo'a dan memintakan ampun bagi mereka berdua.

·         Mencium kening keduanya.

·         Melunasi hutang keduanya, sebagaimana hadits riwayat Ibnu Abbas radhiallahu anhuma bahwa Sa'ad bin Ubadah radhiallahu anhu meminta fatwa kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata: Ibnuku telah meninggal dalam keadaan menanggung suatu nazar, apakah aku akan melunasinya?", Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: "Lunasilah nazar ibumu tersebut".[4]

·         Memuliakan shahabat mereka berdua, sebagimana riwayat Ibnu Umar bahwa setiap dia pergi menuju Mekkah, dia mempunyai seekor himar yang dipergunakan pergi jika letih menunggang kendaraannya, sambil melilitkan surban pada kepalanya, sehingga  saat dia menunggang himarnya, datanglah seorang badui lewat di hadapannya, lalu Ibnu Umar bertanya: "Bukankah kau anak fulan bin fulan? Badui tersebut menjawab: "Benar" Maka Ibnu Umar memberikan orang teresebut himar tunggangannya, dan berkata: "Tungganglah himar ini", lalu menambahnya dengan memberikan surbannya dan berkata: "Pakailah surban ini untuk mengikat kepalamu!", lalu sebagian shahabatnya menegurnya: "Semoga Allah mengampunimu! Engkau telah memberikan orang badui ini seekor himar yang kamu pergunakan untuk menyenangkan dirimu dalam perjalananmu, dan surban yang kau pergunakan untuk melilit kepalamu? Maka Ibnu Umar menjawab: Aku telah mendegar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ مِنْ أَبَرِّ اْلبِرِّ أَنْ يَصِلَ الرَّجُلُ أَهْلَ وُدِّ أَبِيْهِ بَعْدَ أَنْ يُوَلِّيَ

"Sesungguhnya termasuk berbakti kepada orang tua seseorang menyambung silaturrahmi kerabat orang yang pernah dicintai oleh bapakanya setelah kematiannya."[5] Bapak orang badui ini adalah teman dekat Umar bin Khattab radhiallhu anhu. Ini adalah salah satu bentuk keluasan rahmat Allah, di mana berbuat baik kepada kedua orang tua cakupannya sangat luas tidak dibatasi pada bapak atau ibu kedua orang tua saja.

·          Menyebut kedua orang tua dengan sesuatu yang baik.

·         Mendahulukan keduanya atas yang lain.

·         Memberikan kebahagiaan kepada keduanya dengan cara yang bisa dilakukannya, seperti memberikan hadiah, mengajak mereka pergi dan bersenda gurau dengan mereka berdua.

·         Berjaga untuk menenangkan jiwa mereka berdua, terlebih saat mereka sakit.[6]

·         Berbicara kepada keduanya dengan penuh adab dan lembut. Berdasarkan firman Allah Ta'ala:

فَلاَ تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلاُ كَرِيْمًا

      "Maka janganlah sekali-kali kamu mengatakan kepada keduanya ucapan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia".[7]

·         Bangkitlah untuk menyambut keduanya saat mereka berdua datang menjenguk.

·         Ciumlah tangan mereka berdua.

·         Muliakan dan berikanlah mereka berdua apa-apa yang diinginkan.

·         Tidak mengangkat suara di hadapan keduanya dan tidak pula mendebatnya.

·         Bermusyawarahlah dengan mereka berdua dalam pekerjaan dan urusanmu.

·         Janganlah berbohong terhadap mereka berdua.

·         Janganlah mencela mereka berdua saat berbuat sesuatu yang tidak membuatmu puas.

·         Janganlah tidur atau berbaring jika mereka berdua sedang duduk.

·         Janganlah menjulurkan kaki di hadapan mereka berdua.

·         Janganlah kau berjalan sejajar di samping bapakmu di jalanan akan tetapi mundurlah sedikit ke belakang.

·         Janganlah kau duduk di tempat yang lebih tinggi dari tempat mereka.

·         Segera memenuhi panggilan mereka berdua saat membutuhkan.

·         Janganlah seseorang memanggil orang tuanya dengan namanya, tidak mendahuluinya duduk pada sebuah tempat dan tidak pula berjalan di depannya. Dari Abi Hurairah radhiallahu anhu bahwa dia melihat dua orang lelaki, lalu berkata kepada salah seorang dari keduanya: Apakah hubunganmu dengan orang ini? "Dia adalah bapakku". Tegasnya. Lalu Abu Hurairah menasehatkan: "Janganlah engkau memanggilnya dengan namanya, jangan pula berjalan di hadapannya, serta janganlah engkau mendahuluinya duduk".[8]

·         Selalu bershahabat dengan orang yang berbakti kepada kedua orang tuanya.

·         Berbakti kepada kedua orang tua tetap ada bahkan sampai setelah mereka meninggal dunia. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam ketika ditanya: Masihkah ada perbuatan bakti yang bisa aku persembahkan kepada kedua orang tuaku setelah meninggalnya? Maka Nabi shallallahu alaihi wasallam menjawab:

نَعَمْ اَلصَّلاَةُ عَلَيْهِمَا وَاْلاِسْتِغْفَارُ لَهُمَا وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِمَا وَصِلَةُ الَّرحْمِ الَّتِي لاَ تُوْصَلُ إِلاَّ بِهِمَا وَإِكْرَامِ صَدِيْقِهِمَا

"Ya dengan mendo'akan mereka berdua, memintakan ampun bagi mereka berdua, melaksanakan wasiat mereka berdua setelah kematian keduanya dan silaturrahmi yang tidak bisa disambung kecuali dengan keduanya dan memuliakan teman mereka berdua".[9]

 

BACA ARTIKEL LAINNYA YANG BERKAITAN:


[1] Sebagimana yang disebitkan dalam kisah tiga orang yang tertahan di dalam sebuah gua, dan salah seorang di antara mereka adalah orang yang berbakti kepada kedua orang tuanya.

[2] Muttafaq Alaihi

[3] HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah  dengan derjat hasan.

[4] HR. Bukhari dan Muslim dan yang lainnya.

[5] HR. Muslim  no: 2552.

[6] Diriwayatkan dari Abi Yazid Al-Bashtami rahimahullah Ta'ala, dia berkata: Saat usiaku dua puluh tahun, ibuku memanggilku pada suatu malam untuk merawatnya, maka akupun memenuhi panggilannya, maka aku menjadikan salah satu tanganku di bawah kepalanya, dan tanganku yang sebelahnya aku letakkan di atas tubuhnya lalu membaca:   قل هو الله أحد sampai tanganku menjadi kebas. Maka aku mengatakan: Ini adalah tanganku, dan hak ibu untuk ditaati aku niatkan untuk Allah,aku bersabar atas keadaan seperti ini sampai terbit fajar, akhirnya tanganku tidak bisa berfungsi kembali. Lalu pada saat dia meninggal dunia, sebagian shahabatnya melihatnya dalam mimpi di mana dia terbang di surga. Shahabatanya bertanya kepadanya:Bagaimana engkau bisa mendaptakan rahmat seperti ini?. Beliau menjawab: "Dengan berbakti kepada ibu dan bersabar atas semua bencana". Lihat kitab: Kaifa Tabarru Walidaik. Ibrahim bin Shaleh Al-Mahmud Hal. 47

[7] QS. Al-Isro': 23.

[8] Apakah seseorang boleh menyebut kunyah bapakanya? Dari Ibnu Umar radhiallahu anhu berkata: (Akan tetapi Abu Hafsh Umar telah memutuskan). Dalam ungkapan ini Ibnu Umar radhiallahu anhu telah menyebut kunyah bapaknya. Dishahihkan isnadnya oleh Albani (Shahihul Adabil Mufrod, Imam Bukhari).

[9] HR. Abu Dawud no: 5142.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DALIL PUASA RAMADHAN DALAM AL-QUR'AN DAN HADIST

  Dalil Puasa Ramadhan dalam Al-Qur'an Berikut empat dalil tentang puasa Ramadhan yang ada dalam Al-Qur'an: 1. Surah Al-Baqarah ...