Berikut beberapa Adab-adab ketika sedang Bersenda Gurau;
·
Bercanda adalah perkataan yang dimaksudkan untuk
melapangkan dada, dan tidak sampai menyakiti, bila menyakiti maka berubah
menjadi mengejek.
·
Diriwayatkan bahwasannya Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bercanda,
bahkan beliau becanda dengan saudara Anas bin Malik radhiallahu anhu dengan
mengatakan: يَا أَبَا عُمَيْرُ ماَ فَعَلَ النُّغَيْرُ
“'Wahai Abu Umair apa yang dilakukan
burung kecil". [1]
Beliau
shallallahu alaihi wa sallam
juga bercanda dengan Anas bin Malik: "Wahai yang punya dua telinga".[2]
·
Bercanda juga dianjurkan di antara saudara dan sahabat
sebab hal itu dapat membuat hati menjadi tenang.
·
Saat bercanda jangan sampai menuduh, menceritakan aib
orang, tenggelam dalam canda yang dapat menurunkan harga diri, mengurangi
kewibawaan pribadi, perkataan kotor yang dapat menimbulkan permusuhan, tidak
memunculkan keributan dan tindakan bodoh, tidak memunculkan pengkhianatan dan
tidak pula bermuatan kebohongan.
·
Di antara canda para shahabat radhiallahu anhum adalah
saling melempar semangka, sementara dalam pentas realita mereka adalah para
pejuang.
·
Di antara bercanda dan bermain yang tidak diperbolehkan
sebagaimana diterangkan dalam hadits riwayatkan Abdullah bin As Saib
radhiallahu anhu dari Ayahnya dan dari kakeknya ia berkata: Aku mendengar
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
لاَ يَأْخُذُ أَحَدُكُمْ مَتَاعَ صَاحِبِهِ
لاَعِبًا وَلاَ جِدًّا فَإِنْ أَخَذَ
أَحَدُكُمْ عَصَا صَاحِبِهِ فَلْيَرُدُّ إِلَيْهِ
"Janganlah
seseorang diantara kalian mengambil harta saudaranya dengan main-main atau
sengaja, Jika di antara kalian mengambil tongkat saudaranya maka hendaklah dia
mengembalikannya".[3]
·
Tidak memperbanyak bersendra gurau, jika hal tersebut
melewati batas sehingga terbentuk menjadi tabi’at pribadi, akhirnya menjatuhkan
harga dirimu dan para penganggur mempermainkanmu.
o Hendaknya senda
gurau dilakukan pada waktunya yang sesuai.
o Tidak tenggelam
dan terlewat batas.
o Tidak berbicara
dengan perkataan yang buruk.
o Tidak bersenda
gurau dengan memperolok-olok agama.
o Tidak bersendra
gurau dengan orang-orang yang bodoh.
o Hendaknya
menjaga perasaaan orang lain.
o Bersanda gurau
dengan orang yang lebih tua dan alim dengan sesuatu yang pantas.
o Tidak terbuai
sampai tertawa terbahak-bahak.
o Tidak memudharatkan diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar