HOME

28 Februari, 2022

Kitab-Kitab Ilmu Hadist

 

        1.      Kitab-kitab ilmu hadis abad IV- VI Hijriah

Menggunakan periodesasi Nuruddin ‘Itr, antara abad ke- IV sampai VII Hijriah adalah masa penyusunan ilmu hadis secara komprehensif dan melimpahya kegiatan pembukuan ilmu hadis, sehingga lahir banyak karya besar di bidang ilmu hadis pada masa ini. Pada abad keempat Hijriah, misalnya, muncul karya-karya yang lengkap di bidang ilmu hadis seperti al-Muhaddith al-Fas}il bayn al-Rawi wa al-Wa’i karya al-Qadhi Abu Muhammad al-Ramahurmuzi (w. 360 H). kitab ini, menurut sebagian ulama, terbilang kitab terlengkap yang paling awal di bidang ilmu hadis.[1] Akan tetapi, karya al-Ramahurmuzi ini belum mencakup seluruh ilmu hadis. Meskipun demikian, menurutnya lebih lanjut, kitab ini sampai pada masanya merupakan kitab terlengkap yang kemudian dikembangkan oleh para ulama berikutnya, dan diperhitungkan oleh penyusun kitab hadis ketika menyusun kitab di bidang ini.

Pada abad keempat ini muncul pula kitab yang secara spesifik membahas tentang hadis-hadis yang mushkil berjudul: Mushkil al-Athar karya Abu Ja’far al-T}ahawi (w. 321 H?933 M). Meskipun tidak membahas tentang ilmu hadis secara komprehensif, kitab ini layak diperhitungkan karena di dalamnya dibahasa hadis-hadis yang mushkil beserta alasan-alasannya. Demikian halnya karya al-Mu’ammar Abu al-Fad}l S}alih (w. 384 H) yang berjudul Sunan al-Tahdith yang membahas tentang illmu hadis yang relatif lengkap merupakan karya yang dihasilkan pada abad ini. Di penghujung abad IV Hijriah, al-Hakim Abu ‘Abd Allah Muhammad al-Naysaburi (321-405 H.) menyusun kitab Ma’rifah ‘Ulum al-Hadith. Pada kitab ini dibahas sebanyak 52 macam pembahasan. Namun, seperti karya al-Ramahurmuzi, karya al-Hakim ini menurut al-Jaziri, belum sempurna dan kurang sistematis dibandimg kitab-kitab karya ulama berikutnya.[2] Kitab ini kemudian disempurnakan oleh Abu Nu’aim Ahmad ibn ‘Abd Allah al-Asfahani (336-430 H) melalui kitabnya al-Mustakhraj ‘ala Ma’rifah ‘Ulum al-Hadith. Dalam kitab ini mengemukakan kaidah-kaidah temuannya yang tidak terdapat dalam Ma’rifah ‘Ulum al-Hadith karya al-Hakim Abu ‘Abd Allah Muhammad al-Naysaburi.[3]

Kurang lebih setengah abad berikutnya al-Hakim Abu ‘Amr Yusuf al-Namiri al-Qurt}ubi (368-463 H) banyak menghasilkan karya-karya di bidang hadis dan ilmu-ilmunya. Berkenaan dengan ilmu hadis di dalam mukadimah kitab al-Tamhid li ma fi al-Muwat}t}a’ min al-Ma’ani wa al-Asanid, al-Qurt}ubi mengumpulkan sebagian besar kaidah-kaidah us}ul al-hadith.[4] Kemudian kitab al-Kifayah fi Qawanin al-Riwayah disusun oleh al-Khatib al-Baghdadi (392-463 H) merupakan kitab terlengkap di bidang ilmu hadis. Kitab ini berisi berbagai uraian ilmu hadis dan kaidah-kaidah periwayatan. Menurut Abu Syihab, sebagian besar kajian ilmu hadis telah disusun dalam satu kitab ini.[5] Al-Baghdadi juga menulis kitab al-Jami’ li Akhlaq al-Rawiwa Adab al-Sami’ yang merupakan kitab terlengkap dan terdahulu di bidang tata cara mendengarkan dan meriwayatkan hadis serta hal-hal terkait dengan itu. Di samping itu, ia juga mnyusun kitab Sharf As}h}ab al-Hadith dan Taqyid al-‘Ilm. Menurut Abu Bakar ibn Nuqt}ah, sebagaimana dikutip Muhammad ‘Ajaj al-Khatib, para ahli hadis setiap kali mnyusun ilmu, setelah al-Khatib al-Baghdadi, selalu mengambil dari kitab-kitabnya.[6]

Ulama yang termasyhur pasca al-Khatib al-Baghdadi di bidang ilmu hadis adalah Abu al-Fad}l ‘Iyad ibn Musa al-Yas}h}abi (476-544 H), yang menyusun kitab al-Ilma’ ila< Ma’rifah Us}ul al-Riwayah wa Taqyid al-Asma’ ada pula yang mnyebutnya al-‘Ilma’ fi D}abt} al-Riwayah wa Taqyid al-Asma’. Demikian pula Abu Hafs} ‘Umar ibn ‘Abd al-Majid al-Mayanji (w. 580 H) menulis kitab Ma la Yasi’u al-Muhaddith Jahluh.[7] Demikian pula kitab al-“Ilal al-Mutanahiyah karya Abu Faraj ibn al-Jawzi (597 H).

Kemudian banyak bermunculan karya-karya setelah itu, yang termasyhur diantaranya karya Taqy al-Din al-S}ahrazuri yang terkenal dengan nama Ibn al-S}alah (577-643 H) dengan kitabnya ‘Ulum al-Hadith yang terkenal dengan Muqaddimah Ibn al-S}alah. Kitab ini oleh para ulama berikutnya disyarahkan dan dibuat sekitar 27 ringkasannya.

  1. Kitab-kitab ilmu hadis abad VII- Sekarang

Menurut Muhammad ‘Ajaj al-Khatib, setelah Ibn al-S}alah, hampir tidak ditemukan aktivitas penyusunan ulang berdasar kitab-kitab yang sudah ada, yaitu kitab-kitab syarah, meringkas yang panjang lebar, atau memperluas yang ringkas, menertibkan dan lain-lain.[8] Pada masa ini, tidak ada ijtihad baru dalam menetapkan kaidah-kaidah ilmu hadis kecuali sekedar mngulas kitan-kitab hadis yang sudah ada, berbeda dengan karya-karya ulama awal di bidang ilmu hadis seperti kitab al-Ramahurmuzi dan al-Khatib al-Baghdadi yang mengumpulkan materi berlimpah, yang menjadi sumber penulisan berbagai macam karya ilmu hadis sehingga para penulis kitab ilmu hadis setelah merak mencukupkan dengan menuturkan kaidah-kaidah yang telah mereka rumuskan.

Karya-karya yang muncul pada masa ini diantaranya kitab Fath al-Mughith bi Sharh Alfiyah al-Hadith karya Syam al-Din Abi Khayr Muhammad al-Sakhawi (w. 902 H), kitab Tadrib al-Rawi fi Sharh Taqrib al-Nawawi karya Jalal al-Din ‘Abd al-Rahman al-Suyut}i (849-911 H) yang merupakan syarah dari kitab Taqrib karya Muhyi al-Din Yahya ibn Syaraf al-Nawawi (w. 676 H). Kedua kitab ini mengumpulkan metode ulama mutaqaddimun dan ulama mutaakhirun dalam kaidah-kaidah ilmu hadis.[9] Demikian pula kitab Tajrid asma’ al-S}ah}abah karya Muhammad ibn Ahmad al-Dhahabi (w. 748 H), Nazh al-Durar fi ‘Ilm al-Athar dan al-Tabs}irah wa al-Tadhkirah karya Zayn al-Din ‘Abd al-Rahman ibn Husayn al-‘Iraqi (w. 806 H), Nukhbar al-Fikar fi Must}alah Ahl al-Athar dan al-Nukat ‘ala Kitab ibn al-S}alah karya Ibn Hajar al-Asqalani (852 H), Fath al-Mughith Sharah Alfiyah al-Hadith oleh Muhammmad ibn Abd  al-Rahman al-Sakhawi (w. 902 H).

Selanjutnya bermunculan kitab-kitab must}alah al-hadith baik dalam bentuk nadham, seperti kitab Alfiyah al-Suyut}i maupun nasar (prosa). Dari kedua jenis ini para ulama juga memberikan syarahnya seperti kitab Manhaj Dhawi al-Nazar karya Muhammad Mahfudh al-Trimisi, syarah kitab Mandhumah ‘Ilm al-Athar karya al-Suyut}i (w. 911 H). Kitab-kitab yang disusun setelah abad kesepuluh Hijriah diantaranya adalah al-Mandhumah al-Bayquniyah karya ‘Umar ibn Muhammad al-Bayquni (w. 1080 H) dan Tawd}ih al-Afkar li Ma’ani Tanqih al-Andhar karya Muhammad ibn  Isma’il (w. 1182 H) dan Qawaid al-Tahdith oleh Muhammad Jamal al-Din al-Qasimi. (w. 1332 H).[10]

Baca juga artikel yang lainya:

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama, Alquran dan Terjemahannya, Bandung: Sygma, 2009.
‘Itr, Nur al-Din. Manhaj al-Naqd fi Ulum al-hadist al-Nabawi, Damaskus: Dar al-Fikr, 1997.
Ichwan, Mohammad Nor. Membahas Ilmu-Ilmu Hadis, Semarang: Rasail Media  Group, 2013.
Khatib (al), Muhammad ‘Ajjaj. al-Sunnah qabl al-Tadwin, Beirut: Dar al-Fikr, 1971.
______(al), Muhammad ‘Ajaj. Ushul al-Hadith, Kairo: Dar al-Fikr, 1989.
Munawwir, Ahmad Warson. Kamus Al-Munawwir, Surabaya: Pustaka Progresif, 1997.
Ranuwijaya, Utang. Ilmu Hadis, Jakarta: Gaya Media Pratama, 1996.
Shabbagh (al), Muhammad. al-hadist al Nabawi, Riyad}: al-Maktab al-Islami, 1972.
Soetari, Endang. Ilmu Hadits; Kajian Riqayah dan Dirayah, Bandung: Mimbar Pustaka, 2005.
Solahudin, M. Agus. Ulum al-hadist, Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Suyut}i (al), Jalal al-Din ‘Abd al-Rahman ibn Abi Bakr. Tadrib al-Rawi fi Syarh Taqrib al-Nawawi, Vol.             I, Beirut: Dar al-Fikr, 1988.
Syihab, Muhammad ibn Muhammad Abu. al Wasith fi Ulum wa Mushthalah al-Hadits (Beirut: Dar al-                Fikr, tth.
Thahhan (al), Mahmud. Taysir Musthalah al-Hadits, Surabaya: Syirkah Bungkul Indah, tth.
Tirmisi (al), Muhammad Mahfuzh ibn ‘Abd Allah. Manhaj Dzawi al-Nazhar, Beirut: Dar al-Fikr, 1974.

[1] Muhammad ‘Ajaj al-Khatib, Ushul al-Hadith, 453.

[2] Ibid.

[3] Muhammad ibn Muhammad Abu Syihab, al-Wasit}, 31.

[4] Muhammad ‘Ajaj al-Khatib, Ushul al-Hadith, 455.

[5] Muhammad ibn Muhammad Abu Syihab, al-Wasit}, 31.

[6] Muhammad ‘Ajaj al-Khatib, Ushul al-Hadith, 456.

[7] Ibid.

[8] Muhammad ‘Ajaj al-Khatib, Ushul al-Hadith, 456.

[9] Ibid., 457.

[10] Muhammad ‘Ajaj al-Khatib, Ushul al-Hadith, 457.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH HADIST TENTANG HIJAB

  A.   Latar Belakang Telah disepakati oleh seluruh umat Islam bahwa al-Qur’an menjadi pedoman hidup baik tentang syariah maupun dalam keh...