A. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan kegiatan yang
penting dalam kemajuan manusia. Islam mengajarkan umatnya untuk selalu gigih
dalam menuntut ilmu seperti yang diperintahkan dalam beberapa ayat Al-Qur’an
dan hadist. Kegiatan pendidikan pada dasarnya selalu terkait dua belah
pihak, yaitu: pendidik dan peserta didik. Dalam proses belajar mengajar,
pendidik memiliki peran utama dalam menentukan kualitas pengajaran yang
dilaksanakannya. Yakni memberikan pengetahuan (cognitive), sikap dan
nilai (affektif) dan keterampilan (psikomotor) dengan kata lain
tugas dan peran pendidik yang utama terletak dibidang pengajaran.
Metode mengajar ialah cara yang
dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya
pengajaran. Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa
sehubungan dengan kegiatan mengajar guru, dengan kata lain terciptalah
interaksi edukatif. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau
pembimbing. Sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing.
Proses interaksi ini akan berjalan baik kalau siswa banyak aktif dibandingkan
guru. Oleh karena itu, metode mengajar yang baik adalah metode yang menumbuhkan
kegiatan belajar siswa.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
Hadist Anas bin Malik tentang Membuat Mudah, Gembira dan Kompak?
2.
Bagaimana
Hadist Aisyah tentang Menyampaikan Perkataan yang Jelas dan Terang?
3.
Bagaimana
Hadist Abu Hurairah tentang Metode Cerita (Kisah)?
4.
Bagaimana
Hadist Abu Hurairah tentang Metode Tanya Jawab?
5.
Bagaimana
Hadist Anas bin Malik tentang Metode Diskusi?
6.
Bagaimana
Hadist Abu Hurairah tentang Alat Peraga?
C. PEMBAHASAN
1.
Hadist Anas bin Malik tentang Membuat Mudah, Gembira dan
Kompak
عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
يَسِّرُوا وَلاَ تُعَسِّرُوا وَبَسِّرُواوَلاَتُنَفِّرُوا (اخرجه البخاري في كتاب العلم
Artinya: Dari Anas bin Malik dari Nabi SAW ”mudahkanlah dan jangan kamu
persulit. Gembirakanlah dan jangan kamu membuat lari”. (HR. Abu Abdillah
Muhammad bin Ismail al-Bukhori al-Ju’fi)
Hadist di atas menjelaskan bahwa
proses pembelajaran harus dibuat dengan mudah sekaligus menyenangkan agar siswa
tidak tertekan secara psikologis dan tidak merasa bosan terhadap suasana
di kelas, serta apa yang diajarkan oleh gurunya. Dan suatu pembelajaran juga
harus menggunakan metode yang tepat disesuaikan dengan situasi dan kondisi,
terutama dengan mempertimbangkan keadaan orang yang akan belajar.
Meskipun dalam islam banyak hal yang
telah dimudahkan oleh Allah akan tetapi perlu diperhatikan bahwa maksud
kemudahan islam bukan berarti kita boleh menyepelekan syari’at islam
dalam hal pendidikan, mencari-cari ketergelinciran atau mencari pendapat lemah
sebagian ulama agar kita bisa seenaknya, namun kemudahan itu diberikan dengan
alasan agar kita selalu melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
2.
Hadist Aisyah tentang Menyampaikan Perkataan yang Jelas dan
Terang
عَنْ عَائِشَةََرَحِمَهاَاللهُ قَالَتْ كَانَ كَلاَمُ رَسُوْلِ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلاَماًَفَصْلاَيَفْهَمُهُ كُلُّ مَنْ
سَمِعَهُ (اخرجه ابوداود في كتاب الادب
Artinya: Dari Aisyah rahimahallah
berkata: ”Sesungguhnya perkataan Rasulullah SAW adalah perkataan yang jelas
memahamkan setiap orang yang mendengarnya.
(HR. Abu Daud Sulaiman ibn al-Asy’as al-Sjastani al-Azdi)
Hadist tersebut untuk kita sebagai
calon guru agar dalam pengucapan suatu perkataan hendaklah dengan terang dan
jelas, supaya orang yang mendengarkan (peserta didik) dapat memahami maksud
yang disampaikan. Dan apabila dengan ucapan pertamanya belum menjelaskan kepada
murid, ,maka guru itu wajib mengulanginya agar murid tersebut bisa paham dalam
pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Perkataan yang jelas dan terang akan
menjadi salah satu faktor keberhasilan suatu pendidikan, karena jika tidak
demikian dikhawatirkan nantinya akan terjadi salah pengertian, ketika terjadi
salah pengertian bukan tidak mungkin justru peserta didik akan melenceng dari
yang diharapkan. Diharapkan dengan adanya perkataan yang jelas dan terang
tersebut anak didik mampu mmenyerap dan memahami apa yang diharapkan oleh
pendidik.
3.
Hadist Abu Hurairah tentang Metode Cerita (Kisah)
عَنْ
اَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِي الله عَنْه اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَا رَجُلٌُ يَمْشِي فَاشْتَدَّ عَلَيْهِ العَطَشُ فَنَزَلَ
بِئْرًا فَشَرِبَ مِنْهَا ثُمَّ خَرَجَ فَاِذَا هُوَ بِكَلْبٍ يَلْهَثُ يَأْكُلُ
الثَّرَى مِنَ العَطَشِ فَقَالَ لَقَدْ بَلَغَ هَذَا مِثْلُ الَّذِي بَلَغَ بِي
فَمَلاَ خُفَّهُ ثُمَّ أَمْسَكَهُ بِفِيْهِ ثُمَّ رَقِيَ فَسَقَى الكَلْبَ
فَشَكَرَ اللهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ قَالُوا يَارَسُوْلَ اللهِ وَإِنَّ لَنَا فِي
البَهَا ئِمِ أَجْرًا قَالَ فِي كُلِّ كَبِدٍرَطْبَةٍ أَجْرٌ (اخرجه البخاري في
كتاب المشقات
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a.
sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: ”Ketika seorang laki-laki sedang
berjalan-jalan, tiba-tiba ia merasakan sangat haus sekali. Kemudian ia
menemukan sumur lalu ia masuk kedalamnya dan minum, kemudian ia keluar (dari
sumur) kemudian datang seekor anjing yang menjulur-julurkan lidahnya ia
menjilati tanah karena sangat haus, lelaki itu berkata: anjing sangat haus sebagaimana aku, kemudian ia masuk
kedalam sumur lagi dan ia memenuhi sepatunya (dengan air) kemudian (ia naik
lagi) sambil menggigit sepatunya dan ia memberi minum anjing itu kemudian Allah
bersyukur kepadanya dan mengampuninya. Sahabat bertanya: ”Wahai Rasulullah,
adakah kita mendapat pahala karena menolong hewan?”, Nabi menjawab: ”Disetiap
yang mempunyai limpa hidup ada pahalanya.”(HR. Abu Abdillah Muhammad bin
Ismail al-Bukhori al-Ju’fi)
Dari hadist di atas menerangkan
bahwa apabila kita berbuat baik kepada sesama makhluk Allah SWT walaupun
perbuatan tersebut hanya sebesar biji jagung, maka perbuatan kita akan mendapat
pahala dan ridho Allah SWT. Misalnya memberi minum hewan yang najis.
Sehingga dapat dijelaskan bahwa
pendidikan metode kisah atau cerita ini dapat menimbulkan kesan mendalam pada
jiwa seorang anak didik, sehingga dapat membuka hati nuraninya dan berupaya
melakukan hal-hal yang baik dan menjauhkan dari perbuatan yang buruk sebagai
dampak dari kisah itu, apalagi penyampaikan kisah-kisah tersebut dilakukan
dengan cara menyentuh hati dan perasaan. Al-Qur’an mempergunakan meode cerita
untuk seluruh pendidikan dan bimbingan yang mencakup seluruh metodologi
pendidikannya, yaitu untuk pendidikan mental, akal dan jasmani serta menaruh
jaringan-jaringan yang berlawanan yang terdapat didalam jiwanya itu, pendidikan
melalui teladan dan pendidikan melalui nasehat. Oleh karena itu, cerita
merupakan kumpulan bimbingan yang snagat baik.
4.
Hadist Abu Hurairah
tentang Metode Tanya Jawab
عَنْ
اَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَجُلٌُ يَا رَسُوْلَ اللهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ
بِحُسْنِ الصُّحْبَةِ؟ قَالَ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أَبُوْكَ
ثُمَّ أَدْنَاكَ أَدْنَاكَ (أخرجه مسلم في كتاب البروالصلة والاداب
Artinya: Dari Abi Hurairah, ia
berkata: ada seorang laki-laki datang pada Rasulullah SAW kemudian ia bertanya:
”Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku hormati?”. Beliau
menjawab Ibumu, ia berkata kemudian siapa?” Beliau menjawab kemudian ibumu, ia
berkata kemudian siapa? Beliau menjawab kemudian ibumu, ia berkata kemudian
siapa? Beliau menjawab kemudian Bapakmu dan saudara-saudara dekatmu.(HR. Muslim bin al-Hijaj Abu al-Husain al-Qusyairi
al-Naisaburi)
Hadist di atas menerangkan bahwa
suatu ketika ada seseorang laki-laki datang kepada Rasulullah, kemudian
bertanya tentang orang-orang yang paling berhak untuk dihormatinya. Kemudian
terjadilah dialog antara Rasulullah dan laki-laki tersebut dan Rasulullanpun
mengajarinya tentang akhlak terhadap orang tuanya terutama ibunya, maka
terjadilah tanya jawab antar keduanya.
Metode tanya jawab merupakan metode
yang paling tua digunakan disamping metode yang lain, karena metode ini banyak
sekali digunakan para Nabi terdahulu. Dan dalam penggunaan metode ini,
pengertian dan pemahaman akan terasa lebih mantap. Sehingga segala bentuk
kesalahpahaman dan kelemahan daya tangkap terhadap pelajaran dapat dihindari
semaksimal mungkin.
Metode tanya jawab adalah metode
mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat Two Wag
Traffic, sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dengan siswa,
dalam komunikasi ini terlihat adanya timbal balik secara langsung antara guru
dengan siswa. Metode ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana materi
pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa, untuk merangsang siswa berfikir, dan
memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum paham.
5.
Hadist Anas bin Malik tentang Metode Diskusi
عَنْ
أَنَسٍ رَضِي الله عَنْه قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًاأَوْ مَظْلُوْمًا قَالُوا يَارَسُوْلَ اللهِ
هَذَا نَنْصُرُهُ ظَالِمًا قَالَ تَأْخُذُفَوْقَ يَدَيْهِ (أخرجه البخاري في كتاب
الظالم والغضب
Artinya: Dari Anas bin Malik ra, ia
berkata: Rasulullah telah bersabda: tolonglah saudaramu yang dzalim maupun yang
didhalimi. Mereka bertanya: wahai Rasulullah, bagaimana menolong orang dzalim?,
Rasulullah menjawab tahanlah (hentikan) dia dan kembalikan dari kedzaliman,
karena sesungguhnya itu merupakan pertolongan kepadanya.(HR. Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhori al-Ju’fi)
Hadist ini menjelaskan bahwa
Rasulullah SAW menganjurkan kepada kita untuk menolong orang yang dzalim dan
yang didzalimi. Anas berkata ia telah menolong orang yang didzalimi, kemudian
ia berkata kepada Rasulullah bagaimana cara menolong orang yang dzalim? Rasul
pun menjawab untuk
menghentikannya dan mengembalikannya dari kedzaliman. Diskusi terdapat pada
permasalahan bagaimana cara menghentikan orang dzalim tersebut dan
mengembalikan dia dari kedzalimannya.
Diskusi pada dasarnya tukar menukar
informasi, pendapat dan unsur-unsur penaglaman, secara teratur dengan maksud untuk
mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu,
atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama. Oleh karena itu
diskusi bukan debat atau perang mulut. Dalam diskusi tiap orang diharapkan
memberikan sumbangan sehingga seluruh kelompok kembali dengan paham yang dibina
bersama.
6.
Hadist Abu Hurairah tentang Alat Peraga
عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَافِلُ اليَتِيْمِ لَهُ أَوْلِغَيْرِهِ
أَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ فِي الجَنَّةِوَأَشَارَمَالِكٌ
بِالسَّبَّابَةِوَالوُسْطَى(اخرجه مسلم في الزهدوالرقائق
Artinya: ”Dari Abu Hurairah berkata,
Rasulullah SAW bersabda : ” Aku akan bersama orang-orang yang menyantuni anak
yatim di surga akan seperti ini (Rasulullah menunjukkan dua jari, jari telunjuk
dan tengah yang saling menempel)”.(HR.
Muslim bin al-Hijaj Abu al-Husain al-Qusyairi al-Naisaburi)
Hadits ini memang tidak secara
eksplisit menerangkan tentang penggunaan alat peraga dalam metode pengajaran
akan tetapi secara implisit Nabi Muhammad SAW memberikan contoh tentang
penggunaan alat peraga dalam memberikan penjelasan dengan cara menunjukkan
kedua jari Beliau sebagai perumpamaan. Dari hadits ini kita mendapati bahwa
dalam memahami konsep yang abstrak, kita membutuhkan suatu media yang kongkrit
agar pengetahuan menjadi mudah dipahami.
Alat peraga merupakan salah satu komponen penentu efektivitas belajar. Alat peraga mengubah materi ajar yang abstrak menjadi kongkrit dan realistik. Penyediaan alat peraga merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan belajar sesuai dengan tipe belajar siswa. Pembelajaran menggunakan alat peraga berarti mengoptimalkan fungsi seluruh panca indera siswa untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa dengan cara mendengar, melihat, meraba dan menggunakan pikirannya secara logis dan realistis. Ada beragam jenis alat peraga pembelajaran, mulai dari benda aslinya, tiruannya, yang sederhana sampai yang canggih, diberikan di dalam kelas atau luar kelas. Bisa juga berupa bidang dua dimensi (gambar), bidang tiga dimensi (ruang), animasi/flash (gerak), video (rekaman atau simulasi). Teknologi telah mengubah harimau yang ganas yang tidak mungkin dibawa dalam kelas bisa tampak di dalam kelas dalam habitat kehidupan yang sesungguhnya.
Baca juga artikel yang terkait:
- Tauhid Rububiyyah
- Akhlak Tasawuf
- Pengertian Safa'at
- Pembagian Warisan dan Praktik Pembagian Warisan
- Hakim, Mahkum Bihi, Mahkum Fihi dan Mahkum Alaihi
- Qurban dalam Islam
- Hadits tentang Materi Pendidikan
- Hadits Tentang Pendidikan dan Pengajaran
- Hadits tentang Metode-Metode Pembelajaran
- Adab-adab Membaca Al-Qur'an
- Keutamaan-keutamaan Hari Jum'at
Tidak ada komentar:
Posting Komentar