HOME

09 Desember, 2021

Akhlak Tasawuf (Makalah)

 

                                                                        BAB I

PENDAHULUAN

A.             LATAR BELAKANG

Tasawuf merupakan suatu pengetahuan pada diri kita yang mana bisa membedakan yang baik dan buruk, yang benar dan jelas. Sedangkan secara lughowi adalah mensucikan. Tujuan dari mempelajari tasawuf adalah mendekatkan diri pada Allah. Tasawuf muncul pada masa Tabi’in, sedangkan pada nabi dan sahabat tasawuf tidak ada (tapi dikenal dengan nama zuhud). Kemunculan tasawuf pada abad ke II. Kemudian pada abad ke III dan IV, munculah aliran-aliran dalam tasawuf.  Aliran-aliran itu meliputi aliran  Tasawuf Falsafi, Tasawuf Amali, dan Tasawuf Akhlaki.

Pada masa tasawuf sunni ajarannya berpedoman pada al-Qur’an dan al-Hadits. Pada masa tasawuf falsafi adalah tasawuf yang menggunakan pendekatan rasio atau akal pikiran. Tasawuf  yang diartikan dengan kehendak memperbaiki budi dan membersihkan batin adalah tasawuf amali.

B.        RUMUSAN MASALAH

1.         Bagaimana aliran-aliran dalam Ilmu Akhlaq Tasawuf ?

2.         Bagaimana tokoh tokoh dalam Ilmu Akhlaq Tasawuf ?

3.         Bagaimana perkembangan Ilmu Akhlaq Tasawuf

C.        TUJUAN

1.         Untuk mengetahui aliran aliran dalam Ilmu Akhlaq Tasawuf.

2.         Untuk mengetahui tokoh tokoh dalam Ilmu Akhlaq Tasawuf.

3.         Untuk mengetahui perkembangan Ilmu Akhlaq Tasawuf.


BAB II

PEMBAHASAN

A.             ALIRAN ALIRAN DALAM ILMU AKHLAQ TASAWUF

Menurut Amin Syukur, ada dua Aliran dalam Tasawuf. Pertama, Aliran Tasawuf  Sunni yaitu bentuk Tasawuf yang memagari dirinya dengan al-Quran dan al-Hadis secara ketat, serta mengaitkan ahwal (keadaan) dan maqammat (tingkat kerohaniaan) mereka pada dua sumber tersebut. Kedua,  Aliran Tasawuf Falsafi, yaitu Tasawuf yang bercampur dengan ajaran filsafat komprom, dalam pemakaian term-term filsafat yang maknanya disesuaikan dengan Tasawuf. Oleh karena itu, Tasawuf  yang berbau filsafat ini tidak sepenuhnya dapat dikatakan Tasawuf dan juga tidak dapat sepenuhnya dikatakan sebagai filsafat.

Para ahli Tasawuf pada umumnya membagi Tasawuf menjadi tiga bagian yakni  Tasawuf Falsafi, Akhlaqi, dan Amali.

1.        Tasawuf Falsafi

Tasawuf Falsafi adalah aliran yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistik (ghaib) dan visi rasional (akal). Terminology filosofis yang berasal dari macam-macam ajaran filsafat yang telah mempengaruhi para tokohnya, namun orisinalitasnya sebagai tasawuf tetap tidak hilang. Walaupun demikian tasawuf filosofis tidak bisa dipandang sebagai filsafat, karena ajaran dan metodenya didasarkan pada rasa dan tidak pula bisa dikatagorikan pada tasawuf (yang murni) karena sering diungkapkan dengan bahasa filsafat.

Selain itu tasawuf falsafi memiliki pengertian sebagai berikut tasawuf yang menggunakan pendekatan rasio atau akal pikiran. Tasawuf model ini menggunakan bahan-bahan kajian atau pikiran dari para filsof, baik menyangkut tentang tuhan, manusia, dan sebaginya.

2.        Tasawuf Akhlaqi (Sunni)

Tasawuf Akhlaki adalah membersihkan tingkah laku atau saling membersihkan tingkah laku. Tasawuf Akhlaki gabungan antara ilmu tasawuf dan ilmu akhlak, akhlak hubungnnya sangat erat  dengan tingkah laku dan perbuatan manusia dalam interaksi sosial pada lingkungan tempat tinggalnya.

Tasawuf Akhlaki biasa disebut dengan istilah tasawuf sunni. Tasawuf model ini berusaha untuk mewujudkan akhlak mulia dalam diri sufi, sekaligus menghindarkan diri dari akhlak mazmumah (tercela).                                                                        

Dan tasawuf Sunni juga memiliki pengertian yaitu bentuk tasawuf yang memagari dirinya dengan al-Qur’an dan al-Hadits secara ketat, serta mengaitkan ahwal (keadaan) dan Maqomat ) tingkatan rohaniah) mereka kepada kedua sumber tersebut. Dalam ilmu tasawuf dikenal dengan sebutan takhali (pengosongan diri dari sifat-sifat  tercela), tahali (menghiasi diri dengan sifat-siat terpuji), dan tajalli (terungkapnya nur Ghaib bagi hati yang telah bersih sehingga mampu melihat cahaya ketuhanan).

3.        Tasawuf Amali

Tasawuf Amali adalah aliran tasawuf ini lebih  menekankan pembinaan moral dalam upaya mendekatan diri kepada tuhan untuk mencapai hubungan yang dekat dengan tuhan, seseorang harus mentaati dan melaksanakan sya’riat atau ketentuan agama.

Tasawuf Amali berkonotasikan tarekat. Tarekat disini dibedakan antara kemampuan sufi yang satu dari pada yang lain, ada orang yang dianggap mampu dan tahu cara mendekatkan diri kepada Allah, orang yang memerlukan bantuan orang lain dianggap memiliki otoritas dalam masalah itu. Dalam tasawuf amali yang berkonotasikan tarekat ini mempunyai aturan, prinsip dan sistem khusus. Menurut J.Spencer Trimingham, tarekat adalah suatu metode praktis untuk menuntun seorang sufi secara berencana dengan jalan pikiran, perasaan, dan tindakan, terkendali terus-menerus kepada suatu rangkaian maqam untuk dapat  merasakan  hakekat sebenarnya.

B.             PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN

Tujuan tasawuf ini sama  namun berbeda dalam pendekatan yang di gunakan :

1.             Pendekatan Tasawuf Falsafi

Pendekatan tasawuf falsafi adalah rasio/akal pikiran, yakni menggunakan bahan-bahan kajian atau pemikiran yang terdapat dikalangan para filosof, seperti filsafat tentang tuhan, manusia, dan hubungan manusia dengan tahun.

2.             Pendekatan Tasawuf Akhlaqi (Sunni)

Pendekatan tasawuf akhlaqi adalah pendekatan yang terdiri dari takhalli (yang mengosongkan diri dari akhlak yang buruk), tahalli ( menghiasi dengan akhlak yang terpuji), tajalli (terbukanya dinding penghalang) yang membatasi manusia dengan tuhannya.

3.             Pendekatan Tasawuf Amali

Pendekatan taswuf amali adalah pendekatan amali wirid, yang selanjutnya mengambil bentuk tarikat.

C.             TOKOH-TOKOH ALIRAN TASAWUF

1.             Tokoh aliran tasawuf falsafi

a.             Ibnu Khaldun.

b.             Al Jilli.

c.              Al Hallaj.

d.             Ibn ‘Arbi.

e.             Ibn Sab’in.

2.             Tokoh aliran tasawuf akhlaqi (sunni)

a.             Al Qusyairi.

b.             Al Harawi.

c.              Al Ghazali.

d.             Hasan al Basyri.

3.             Tokoh aliran tasawuf amali

Syech Abdul Qadir Al Jailani( 470H/1077M-561H/1166M), dia adalah orang pertama yang mendirikan madrasah ini dalam bentuk tariqah. Kemudian diikuti oleh Imam Ahmad Al-Rifa’I (w.578H/1106M), Imam Abu Hasab Al-Shadhili, dan imam Baha’ al-Din Muhammad al-Naqshabandi (717-791M).

D.            PERKEMBANGAN ALIRAN TASAWUF

1.             Perkembangan Tasawuf Falsafi

Pada abad VI Hijriyah, tampillah tasawuf falsafi, yaitu tasawuf yang bercampur dengan ajaran filsafat, kompromi dalam pemakaian term-term filsafat yang maknanya di sesuaikan dengan tasawuf. Oleh karena itu tasawuf yang berbau filsafat ini tidak bisadi katakana sepenuhnya tasawuf, dan juga tidak bisa dikatakan sebagai filsafat. Karena itu sebut saja tasawuf falsafi, karena di satu pihak memakai term-term filsafat, namun secara eoistimologi memakai dzauq/intuisi/wujdan (rasa).

Pada abad VI dan dilanjutkan VII Hijriyyah, muncul cikal bakal orde-orde (thariqah) sufi keamanan. Hingga dewasa ini,  pondok-pondok merupakan oasis-oasis ditengah-tengah gurun pasir kehidupan duniawi.

2.             Perkembangan Tasawuf Akhlaqi (Sunni)

Pada abad III dan IV Hijriyah, terdapat dua aliran. Pertama, aliran tasawuf sunni yaitu bentuk tasawuf yang memagari dirinya dengan al-Qur’an dan al-Hadits secara ketat, serta mengaitkan ahwal (keadaan) dan maqomat (tingkatan ruhaniyah) mereka terhadap dua sumber tersebut.

 Tasawuf sunni memenangkan pertarungan, dan berkembang sedemikian rupa, sedangkan tasawuf semi falsafi tenggelam dan akan muncul lagi pada abad VI Hijriyah dalam bentuknya yang lain. Kemenangan tasawuf sunni ini dikarenakan menangnya aliran teologi.  Ahl Al-Sunnah Wa Al-Jama’ah yang di pelopori oleh Abu al-Hasan al-Asy’ari (w 324 H), yang mengadakan kritik pedas terhadap teori Yazid al-Bushthamy dan al-hallaj, sebagaimana tertuang dalam syathahiyat-nya yang nampak bertentangan dengan kaidah dan akidah islam.

Oleh karena itu tasawuf pada abad ini cenderung mengadakan pembaharuan yang merupakan konsolidasi, yakni periode yang di tandai pemantapan dan pengembalian tasawuf ke landasannya, yaitu al-Qur’an dan al-Hadits. Tokoh-tokohnya ialah al-Qusyairi, al-Harawi, dan al-Ghazali.

3.             Perkembangan Tasawuf Amali

Perkembangan tasawuf selanjutnya adalah masuk pada periode generasi setelah sahabat yakni pada masa kehidupan para “Tabi’in (sekitar abad ke-1 dan abad ke-2 Hijriyah), pada periode ini munculah kelompok (gerakan) tasawuf yang memisahkan diri terhadap konflik-konflik politik yang di lancarkan oleh dinasti bani Umayyah yang sedang berkuasa guna menumpas lawan-lawan politiknya.

Gerakan tasawuf tersebut diberi nama “Tawwabun” (kaum Tawwabin), yaitu mereka yang membersihkan diri dari apa yang pernah mereka lakukan dan yang telah mereka dukung atas kasus terbunuhnya Imam Husain bin Ali di Karbala oleh pasukan Muawiyyah, dan mereka bertaubat dengan cara mengisi kehidupan sepenuhnya dengan beribadah. Gerakan kaumTawwabin ini dipimpin oleh Mukhtar bin Ubaid as-Saqafi yang akhir kehidupannya terbunuh di Kuffah pada tahun 68 H.

    Baca juga artikel yang terkait:

 

BAB III

PENUTUP

A.             KESIMPULAN

Tasawuf Falsafi adalah aliran yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistik (ghaib) dan visi rasional (akal). Tokohnya: Ibn Khaldun, Al-Jilli, Al-Hallaj, Ibn ‘Arabi, Ibn Sab’in. Tasawuf ini muncul padaa abad VI.

 Tasawuf Amali adalah aliran tasawuf ini lebih  menekankan pembinaan moral dalam upaya mendekatan diri kepada tuhan untuk mencapai hubungan yang dekat dengan tuhan, seseorang harus mentaati dan melaksanakan sya’riat atau ketentuan agama. Tokohnya: Syech Abdul Qadir Al jailaniH Ahmad Al-Rifa’iImam Abu Hasab Al-Shadhili, dan imam Baha’ al-Din Muhammad al-Naqshabandi. Tasawuf ini muncul pada abad I dan II.       

Tasawuf Akhlaki adalah membersihkan tingkah laku atau saling membersihkan tingkah laku.tasawuf akhlaki gabungan antara ilmu tasawuf dan ilmu akhlak, akhlak hubungnnya sangat erat  dengan tingkah laku dan perbuatan manusia sdalam interaksi sosial pada lingkungan tempat tinggalnya. Tokohnya: AL-Qusyairi,al-Hawari, Al-Ghozali, dan Hasan al basri. Tasawuf ini muncul pada abad IIIdan IV.

B.             SARAN

Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.

 

DAFTAR PUSTAKA

Abu al  Wafa al Ganimi at Taftazani, Madikhal ilat Tashawwuf al Islami,Kairo:Daruts Tsaqofah, 1979.

Abu Yazid al-Busthami dengan teori fana’nya, dan al-hallaj dengan teori al-hululnya.

Cecep Alba, Tasawuf dan Tarekat, PT Remaja Rosdakarya,Bandung,2012.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia téologi berarti: pengetahuan ketuhanan (mengenai sifat Allah, dasar kepercayaan kpd Allah dan agama, terutama berdasarkan pd kitab suci).

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam  Jakarta. PT. Ichtiar Baru Van J, 1993.

IAIN Sumatera,Pengantar Ilmu Tasawuf, 1982.

J.Spencer Trimingham, The Sufi Orders in Islam, Now York:Oxford University,1971.

M.Amin Syukur, Menggugat Tasawuf,  Pustaka pelajar,Yogyakarta,1999

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DALIL PUASA RAMADHAN DALAM AL-QUR'AN DAN HADIST

  Dalil Puasa Ramadhan dalam Al-Qur'an Berikut empat dalil tentang puasa Ramadhan yang ada dalam Al-Qur'an: 1. Surah Al-Baqarah ...