BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Tasawuf
merupakan suatu pengetahuan pada diri kita yang mana bisa membedakan yang baik
dan buruk, yang benar dan jelas. Sedangkan secara lughowi adalah mensucikan.
Tujuan dari mempelajari tasawuf adalah mendekatkan diri pada Allah. Tasawuf
muncul pada masa Tabi’in, sedangkan pada nabi dan sahabat tasawuf tidak ada
(tapi dikenal dengan nama zuhud). Kemunculan tasawuf pada abad ke II. Kemudian
pada abad ke III dan IV, munculah aliran-aliran dalam tasawuf. Aliran-aliran itu meliputi aliran Tasawuf Falsafi, Tasawuf Amali, dan Tasawuf
Akhlaki.
Pada masa
tasawuf sunni ajarannya berpedoman pada al-Qur’an dan al-Hadits. Pada masa
tasawuf falsafi adalah tasawuf yang menggunakan pendekatan rasio atau akal
pikiran. Tasawuf yang diartikan dengan
kehendak memperbaiki budi dan membersihkan batin adalah tasawuf amali.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana aliran-aliran dalam Ilmu
Akhlaq Tasawuf ?
2.
Bagaimana tokoh tokoh dalam Ilmu
Akhlaq Tasawuf ?
3.
Bagaimana perkembangan Ilmu
Akhlaq Tasawuf
C.
TUJUAN
1.
Untuk mengetahui aliran aliran
dalam Ilmu Akhlaq Tasawuf.
2.
Untuk mengetahui tokoh tokoh
dalam Ilmu Akhlaq Tasawuf.
3. Untuk mengetahui perkembangan Ilmu Akhlaq Tasawuf.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
ALIRAN ALIRAN DALAM ILMU AKHLAQ
TASAWUF
Menurut Amin
Syukur, ada dua Aliran dalam Tasawuf. Pertama, Aliran Tasawuf Sunni yaitu bentuk Tasawuf yang memagari
dirinya dengan al-Quran dan al-Hadis secara ketat, serta mengaitkan ahwal
(keadaan) dan maqammat (tingkat kerohaniaan) mereka pada dua sumber
tersebut. Kedua, Aliran Tasawuf Falsafi,
yaitu Tasawuf yang bercampur dengan ajaran filsafat komprom, dalam pemakaian
term-term filsafat yang maknanya disesuaikan dengan Tasawuf. Oleh karena itu,
Tasawuf yang berbau filsafat ini tidak
sepenuhnya dapat dikatakan Tasawuf dan juga tidak dapat sepenuhnya dikatakan
sebagai filsafat.
Para ahli
Tasawuf pada umumnya membagi Tasawuf menjadi tiga bagian yakni Tasawuf Falsafi, Akhlaqi, dan Amali.
1.
Tasawuf Falsafi
Tasawuf
Falsafi adalah aliran yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistik (ghaib)
dan visi rasional (akal). Terminology filosofis yang berasal dari macam-macam
ajaran filsafat yang telah mempengaruhi para tokohnya, namun orisinalitasnya
sebagai tasawuf tetap tidak hilang. Walaupun demikian tasawuf filosofis tidak
bisa dipandang sebagai filsafat, karena ajaran dan metodenya didasarkan pada
rasa dan tidak pula bisa dikatagorikan pada tasawuf (yang murni) karena sering
diungkapkan dengan bahasa filsafat.
Selain itu
tasawuf falsafi memiliki pengertian sebagai berikut tasawuf yang menggunakan
pendekatan rasio atau akal pikiran. Tasawuf model ini menggunakan bahan-bahan
kajian atau pikiran dari para filsof, baik menyangkut tentang tuhan, manusia,
dan sebaginya.
2.
Tasawuf Akhlaqi (Sunni)
Tasawuf Akhlaki
adalah membersihkan tingkah laku atau saling membersihkan tingkah laku. Tasawuf
Akhlaki gabungan antara ilmu tasawuf dan ilmu akhlak, akhlak hubungnnya sangat
erat dengan tingkah laku dan perbuatan
manusia dalam interaksi sosial pada lingkungan tempat tinggalnya.
Tasawuf Akhlaki
biasa disebut dengan istilah tasawuf sunni. Tasawuf model ini berusaha untuk
mewujudkan akhlak mulia dalam diri sufi, sekaligus menghindarkan diri dari
akhlak mazmumah (tercela).
Dan tasawuf Sunni
juga memiliki pengertian yaitu bentuk tasawuf yang memagari dirinya dengan
al-Qur’an dan al-Hadits secara ketat, serta mengaitkan ahwal (keadaan)
dan Maqomat ) tingkatan rohaniah) mereka kepada kedua sumber tersebut. Dalam
ilmu tasawuf dikenal dengan sebutan takhali (pengosongan diri dari
sifat-sifat tercela), tahali (menghiasi
diri dengan sifat-siat terpuji), dan tajalli (terungkapnya nur Ghaib
bagi hati yang telah bersih sehingga mampu melihat cahaya ketuhanan).
3.
Tasawuf Amali
Tasawuf Amali
adalah aliran tasawuf ini lebih
menekankan pembinaan moral dalam upaya mendekatan diri kepada tuhan
untuk mencapai hubungan yang dekat dengan tuhan, seseorang harus mentaati dan
melaksanakan sya’riat atau ketentuan agama.
Tasawuf Amali
berkonotasikan tarekat. Tarekat disini dibedakan antara kemampuan sufi yang
satu dari pada yang lain, ada orang yang dianggap mampu dan tahu cara
mendekatkan diri kepada Allah, orang yang memerlukan bantuan orang lain
dianggap memiliki otoritas dalam masalah itu. Dalam tasawuf amali yang
berkonotasikan tarekat ini mempunyai aturan, prinsip dan sistem khusus. Menurut
J.Spencer Trimingham, tarekat adalah suatu metode praktis untuk menuntun
seorang sufi secara berencana dengan jalan pikiran, perasaan, dan tindakan,
terkendali terus-menerus kepada suatu rangkaian maqam untuk dapat merasakan
hakekat sebenarnya.
B.
PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN
Tujuan
tasawuf ini sama namun berbeda dalam
pendekatan yang di gunakan :
1.
Pendekatan Tasawuf Falsafi
Pendekatan
tasawuf falsafi adalah rasio/akal pikiran, yakni menggunakan bahan-bahan kajian
atau pemikiran yang terdapat dikalangan para filosof, seperti filsafat tentang
tuhan, manusia, dan hubungan manusia dengan tahun.
2.
Pendekatan Tasawuf Akhlaqi
(Sunni)
Pendekatan
tasawuf akhlaqi adalah pendekatan yang terdiri dari takhalli (yang mengosongkan
diri dari akhlak yang buruk), tahalli ( menghiasi dengan akhlak yang terpuji),
tajalli (terbukanya dinding penghalang) yang membatasi manusia dengan tuhannya.
3.
Pendekatan Tasawuf Amali
Pendekatan
taswuf amali adalah pendekatan amali wirid, yang selanjutnya mengambil bentuk
tarikat.
C.
TOKOH-TOKOH ALIRAN TASAWUF
1.
Tokoh aliran tasawuf falsafi
a.
Ibnu Khaldun.
b.
Al Jilli.
c.
Al Hallaj.
d.
Ibn ‘Arbi.
e.
Ibn Sab’in.
2.
Tokoh aliran tasawuf akhlaqi
(sunni)
a.
Al Qusyairi.
b.
Al Harawi.
c.
Al Ghazali.
d.
Hasan al Basyri.
3.
Tokoh aliran tasawuf amali
Syech Abdul
Qadir Al Jailani( 470H/1077M-561H/1166M), dia adalah orang pertama yang
mendirikan madrasah ini dalam bentuk tariqah. Kemudian diikuti oleh Imam Ahmad
Al-Rifa’I (w.578H/1106M), Imam Abu Hasab Al-Shadhili, dan imam Baha’ al-Din
Muhammad al-Naqshabandi (717-791M).
D.
PERKEMBANGAN ALIRAN TASAWUF
1.
Perkembangan Tasawuf Falsafi
Pada abad VI
Hijriyah, tampillah tasawuf falsafi, yaitu tasawuf yang bercampur dengan ajaran
filsafat, kompromi dalam pemakaian term-term filsafat yang maknanya di
sesuaikan dengan tasawuf. Oleh karena itu tasawuf yang berbau filsafat ini
tidak bisadi katakana sepenuhnya tasawuf, dan juga tidak bisa dikatakan sebagai
filsafat. Karena itu sebut saja tasawuf falsafi, karena di satu pihak memakai
term-term filsafat, namun secara eoistimologi memakai dzauq/intuisi/wujdan
(rasa).
Pada abad VI dan dilanjutkan VII Hijriyyah, muncul cikal bakal orde-orde (thariqah) sufi keamanan. Hingga dewasa ini, pondok-pondok merupakan oasis-oasis ditengah-tengah gurun pasir kehidupan duniawi.
2.
Perkembangan Tasawuf Akhlaqi
(Sunni)
Pada abad
III dan IV Hijriyah, terdapat dua aliran. Pertama, aliran tasawuf sunni yaitu
bentuk tasawuf yang memagari dirinya dengan al-Qur’an dan al-Hadits secara
ketat, serta mengaitkan ahwal (keadaan) dan maqomat (tingkatan
ruhaniyah) mereka terhadap dua sumber tersebut.
Tasawuf sunni memenangkan pertarungan, dan
berkembang sedemikian rupa, sedangkan tasawuf semi falsafi tenggelam dan akan
muncul lagi pada abad VI Hijriyah dalam bentuknya yang lain. Kemenangan tasawuf
sunni ini dikarenakan menangnya aliran teologi.
Ahl Al-Sunnah Wa Al-Jama’ah yang di pelopori oleh Abu al-Hasan
al-Asy’ari (w 324 H), yang mengadakan kritik pedas terhadap teori Yazid
al-Bushthamy dan al-hallaj, sebagaimana tertuang dalam syathahiyat-nya yang
nampak bertentangan dengan kaidah dan akidah islam.
Oleh karena
itu tasawuf pada abad ini cenderung mengadakan pembaharuan yang merupakan
konsolidasi, yakni periode yang di tandai pemantapan dan pengembalian tasawuf
ke landasannya, yaitu al-Qur’an dan al-Hadits. Tokoh-tokohnya ialah al-Qusyairi,
al-Harawi, dan al-Ghazali.
3.
Perkembangan Tasawuf Amali
Perkembangan
tasawuf selanjutnya adalah masuk pada periode generasi setelah sahabat yakni
pada masa kehidupan para “Tabi’in (sekitar abad ke-1 dan abad ke-2 Hijriyah),
pada periode ini munculah kelompok (gerakan) tasawuf yang memisahkan diri
terhadap konflik-konflik politik yang di lancarkan oleh dinasti bani Umayyah
yang sedang berkuasa guna menumpas lawan-lawan politiknya.
Gerakan tasawuf tersebut diberi nama “Tawwabun” (kaum Tawwabin), yaitu mereka yang membersihkan diri dari apa yang pernah mereka lakukan dan yang telah mereka dukung atas kasus terbunuhnya Imam Husain bin Ali di Karbala oleh pasukan Muawiyyah, dan mereka bertaubat dengan cara mengisi kehidupan sepenuhnya dengan beribadah. Gerakan kaumTawwabin ini dipimpin oleh Mukhtar bin Ubaid as-Saqafi yang akhir kehidupannya terbunuh di Kuffah pada tahun 68 H.
Baca juga artikel yang terkait:
- Tauhid Rububiyyah
- Akhlak Tasawuf
- Pengertian Safa'at
- Pembagian Warisan dan Praktik Pembagian Warisan
- Hakim, Mahkum Bihi, Mahkum Fihi dan Mahkum Alaihi
- Qurban dalam Islam
- Hadits tentang Materi Pendidikan
- Hadits Tentang Pendidikan dan Pengajaran
- Hadits tentang Metode-Metode Pembelajaran
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Tasawuf
Falsafi adalah aliran yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistik
(ghaib) dan visi rasional (akal). Tokohnya: Ibn Khaldun, Al-Jilli, Al-Hallaj,
Ibn ‘Arabi, Ibn Sab’in. Tasawuf ini muncul padaa abad VI.
Tasawuf Amali adalah aliran tasawuf ini
lebih menekankan pembinaan moral dalam
upaya mendekatan diri kepada tuhan untuk mencapai hubungan yang dekat dengan
tuhan, seseorang harus mentaati dan melaksanakan sya’riat atau ketentuan agama.
Tokohnya: Syech Abdul Qadir Al jailaniH Ahmad Al-Rifa’iImam Abu Hasab Al-Shadhili,
dan imam Baha’ al-Din Muhammad al-Naqshabandi. Tasawuf ini muncul pada abad I
dan II.
Tasawuf Akhlaki
adalah membersihkan tingkah laku atau saling membersihkan tingkah laku.tasawuf
akhlaki gabungan antara ilmu tasawuf dan ilmu akhlak, akhlak hubungnnya sangat
erat dengan tingkah laku dan perbuatan
manusia sdalam interaksi sosial pada lingkungan tempat tinggalnya. Tokohnya:
AL-Qusyairi,al-Hawari, Al-Ghozali, dan Hasan al basri. Tasawuf ini muncul pada
abad IIIdan IV.
B.
SARAN
Demikian
makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran
dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila ada
terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah
hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.
DAFTAR PUSTAKA
Abu al
Wafa al Ganimi at Taftazani, Madikhal ilat Tashawwuf al
Islami,Kairo:Daruts Tsaqofah, 1979.
Abu Yazid al-Busthami dengan teori fana’nya,
dan al-hallaj dengan teori al-hululnya.
Cecep Alba, Tasawuf dan Tarekat, PT Remaja
Rosdakarya,Bandung,2012.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia téologi
berarti: pengetahuan ketuhanan (mengenai sifat Allah, dasar kepercayaan kpd
Allah dan agama, terutama berdasarkan pd kitab suci).
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi
Islam Jakarta. PT. Ichtiar Baru Van J,
1993.
IAIN Sumatera,Pengantar Ilmu Tasawuf, 1982.
J.Spencer Trimingham, The Sufi Orders in
Islam, Now York:Oxford University,1971.
M.Amin Syukur, Menggugat Tasawuf, Pustaka pelajar,Yogyakarta,1999
Tidak ada komentar:
Posting Komentar