HOME

09 Desember, 2021

Sejarah Aristoteles dan Realisme Aristoteles

 KATA PENGANTAR

   Alhamduulillah dengan rahmat dan karunia Allah Swt, kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Sejarah dan Realisme Aristoteles”. Semua ini tidak terlepas dari Allah Swt serta pertolongan-Nya, sehingga semua hambatan dan kendala dalam penyusunan makalh ini dapat di lalui dengan mudah. Tak lupa shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, ymag telah membimbing umatnya dari kegelapan menuju masa yang terang benerang.

Makalah ini di harapkan mampu memberikan pemahaman kepada para Mahasiswa yang ingin mempelajari materi Filsafat agar lebih mudah dalam belajar. Karena Filsafat merupakan ilmu penting dalam kehidupan manusia.

Semoga makalah ini dapat membantu semua teman mahasiswa dalam mempelajari dan memahami mata kuliyah. Wallahu a’alam bis showam.

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

            Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan yang mampu menjawab segala pertanyaan dan permasalahan. Mulai dari masalah-masalah yang berhubungan dengan alam semesta hingga masalah manusia dengan segal problematika dan kehidupannya. Filsafat adalah untuk mengetahui hakikat sesuatu. Namun kalau pertanyaan filosofis itu diteruskan akhirnya akan sampai dan berhenti pada sesuatu yang di sebut agama.

            Kelahiran suatu ilmu tidak dapat dipisahkan dari peranan filsafat. Perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini tidak dapat dilepaskan dari pengaruh aliran-aliran pemikiran filsafat. Kajian ini membahas tentang sejarah dan realisme Aristoteles, sebagai suatu landasan berfikir kita demi mengembangkan ilmu pengetahuan secara luas da mendalamyang akan berimplikasi kepada kehidupan manusia yang lebih baik.

B.     Rumusan Masalah

1.      Jelaskan Sejarah Aristoteles?

2.      Bagaimana Realisme Aristoteles?

3.      Sebutkan ciri-ciri filsafat Helenisme?

C.     Tujuan Masalah

1.      Mengetahui sejarah Aristoteles.

2.      Mengetahui Realisme Aristoteles.

3.      Mengetahui ciri-ciri filsafat Helenisme.


BAB II

PEMBAHASAN 

A.  Sejarah Aristoteles

             Aristoteles, murid dari dan juga teman serta guru Plato adalah orang yang mendapat pendidikan yang baik sebelum menjadi filosof. Keluarganya adalah orang-orang yang tertarik pada ilmu kedokteran. Sifat berfikir saintik ini besar pengaruhnya pada Aristoteles.

            Aristoteles lahir pada tahun 384 SM di Straira, sebuah kota di Thrace. Ayahnya meninggal tatkala ia masih muda. Ia di ambil oleh Proxenus dan orang ini memberikan pendidikan yang istimewa kepadanya. Waktu Aristoteles  berumur 18 tahun ia dikirim ke athena dan si masukkan ke Akademika Plato. Waktu itu memang merupakan kebiasaan orang mengirimkan anaknya ke tempat yang jauh yang merupakan pusat-pusat perkembanga intelektual, disanalah ia belajar tentu saja pada Plato.

            Dalam pergaulan tingkat atas, ia barangkali lebih berhasil ketimbang Plato, ia pernah menjadi tutor (guru) Alexander, putra Philip dari Masedonia, seorang diplomat yang yang ulung dan jendral yang terkenal. Sebagai tutor bagi Alexander, Aristoteles mempunyai pengaruh yang besar terhadap sejarah dunia. Alexander tidak hanya menerima seluruh idea dan rencananya, lebih dari itu juga pola pikirnya. Antara tahun 340-335 SM Aristoteles menekuni riset di Stragia, di bantu oleh Theophrastus yang juga alumunus Athena. Riset yang intensif itu dibiayai oleh Alexander dan menghasilkan kemajuan sains dan filsafat.

            Waktu Alexander berperang di asia pada tahun 334 SM, Aristoteles pergi lagi lagi ke Athena  bukan sebagai murid, melainkan ia mendirikan sekolah yang bernama lyceum. Terjadilah persaingan  hebat antara lyceum dan akademi. Persaingan ini telah mendorong Aristoteles untuk meningkatkan penelitiannya. Hasilnya ia tidak hanya dapat menjelaskan prinsip-prinsip sains, tetapi juga ia mengajarkan politik, retorika, dan dialektia.

            Lama-lamaan posisinya Athena menjadi tidak aman karena ia orang asing dan teman Alexander. Orang-orang Athena yang anti Macedonia memandang Aristoteles sebagai menyebarkan pengaruh yang bersifat subversif, makanya ia berfikir lebih bijak ia meninggalkan di sana pada tahun 322 SM.

            Banyak karyanya yang hilang, tetapi yang masih ada pun dapat menjelaskan bahwa ia pekerja keras. Karangannya tentang logika berjudul organon yang berisi tentang categories. Bukunya on interpretation, membahas berbagai tipe propoposisi. Buku prior Analytics menkosep induksi. Bukunya Posterior Analytics, memberikan penjelasan ilmiah pengetahuan sains.

            Perkembangan penting dalam filsafat dibantu oleh klasifikasi yang di usulkan oleh Aristoteles. Ia tertarik pada fakta yang spesifik dan juga yang umum (universal). Ia biasanya memulai dari gejala partikular menuju kongklusi universal. Jadi induksi menuju generalisasi. Agak berbeda dari Plato, ia sangat tertarik pada pengetahuan kealaman dalam filsafatnya dan karena itu ia mementingkan observasi.

            Di dalam dunia filsafat Aristoteles terkenal dengan bapak logika. Logikanya disebut logika tradisional karena nantinya berkembang apa yang di sebut logika modern. Logika Aristoteles itu sering disebut log ika formal.

            Bila orang-orang sofis banyak yang menganggap manusia tidak akan mampu memperoleh kebenaran, Aristoteles dalam Metaphysics menyatakan bahwa manusia dapat mencapai kebanaran. Salah satu teori metafisika Aristoteles yang penting ialah pendapatnya yang mengatakan bahwa matter dan form itu bersatu . Ia juga berpendapat bahwa matter itu potensial dan form akualitas.

             Tuhan menurut Aristoteles berhubungan dengan dirinya sendiri. Ia tidak memedulikan alam ini. Ia bukan pesona. Ia tidak memerhatikan doa dan keinginan manusia. Dalam mencintai Tuhan, kita tidak usah berharap ia mencintai kita. Ia adalah kesempurnaan tertinggi dan ia mencontoh ke sana untuk perbuatan dan pikiran-pikran kita.

            Pada Aristoteles kita menyaksikan bahwa pemikiran filsafat lebih maju, dasar-dasar sains diletakkan. Tuhan di capai dengan akal, tetapi ia percaya pada tuhan. Jasanya dalam menolong Plato dan Socrates memerangi orang sofis ialah karena bukunya yang menjelaskan palsunya logika yang digunakan oleh tokoh-tokoh sofisme.

            Aristoteles selesai mengeluarkan pemikirannya. Akan tetapi sifat rasional itu masih digunakan selama beberapa abad sesudah aristoteles pertengahan. Sebelum ke Abad pertengahan mestinya kita melalui pemikiran Helenis terlebih dulu. Pada zaman Helenisme adalah istilah modern yang diambil dari bahasa yunani kuno hellenizein yang berarti berbicara atau berkelakuan seperti orang yunani. Dalam pengertian yang luas Helenisme adalah istilah yang menunjuk kebudayaan yang merupakan gabungan antara budaya yunani dan budaya Asia kecil, siria, mesopotamia, dan mesir yang lebih tua. Gabungan itu terjadi selama tiga abad setelah meninggalnya Alexander yang agung pada tahun 323 SM. Seorang dikatak Hellene bila ia berbicara dan menguunakan bahasa yunani dimanapun ia berada.

            Istilah periode “Hellenistik” mulai digunakan pada abad ke 199 oleh sejarawan jerman, Droysen untuk menunjukkan periode sebagaimana di atas itu. Periode Hellenistik menurut Droysen dimulai dari meninggalnya Alexander yang agung (323 SM) Sampai kira-kira zaman pilo (20 SM – 54 M). Untuk mudahnya periode Hellenistik adalah berkembangnya agam kristen. Lama periode ini kurang-lebih 300 tahun.

B.       Realisme Aristoteles

Istilah realisme berasal dari kata latin yaitu realis yang berarti “sungguh-sungguh,nyata benar”. Sepanjang sejarah, realisme telah memiliki  tema umum yang disebut prinsip atau tesis kemerdekaan. Tema ini menyatakan bahawa realitas, pengetahuan dan di nilai yang ada secara independen dari pikiran manusia. Ini berarti bahwa realisme menolak pandangan idealis bahwa ide-ide hanya nyata. Barang ada bahkan meskipun tidak ada pikiran untuk melihat mereka (ingat pertanyataan klasik tentang pohon tumbang di hutan). Untuk realis hal ini tentu sebuah realitas independen, namun realis juga menganggap ide untuk menjadi bagian dari tesis.

Realisme Aristoteles didasarkan pada prinsip didasarkan pada prinsip bahwa  ide-ide (bentuk) bisa ada tanpa masalah, tapi tidak peduli bisa eksis tanpa bentuk. Aristoteles menyatakan bahwa setiap bagian materi memiliki  sifat universal dan khusus. Sebagai contoh, semua orang berbeda dalam sifat-sifat mereka. Kita semua memiliki berbagai bentuk dan ukuran namun tidak ada yang sama. Kami berbagai sesuatu yang universal yang disebut “Kemanusiaan”. Kualitas universal ini tentunyanyata karena itu ada secara mandiri dan terlepas dari satu orang. Aristoteles menyebut kualitas bentuk universal (gagasan atau esensi), yang merupaka aspek non material dari setiap objek materi tunggal yang berhubungan dengan semua benda lain dari grop tersebut.

Pada Aristoteles kita menyakinkan bahwa pemikiran filsafat lebih maju, dasar-dasar sain diletakkan. Tuhan dicapai dengan akal, tetapiia percaya pada Tuhan jasanya dalam menolong plato da Socrates memerangi orang  sofis ialah karena bukunya yang menjelaskan palsunya logikan yang digunakan oleh toko-tokoh sofisme.

Pandangan Aristoteles yang lebih realis dari pada plato, yang di dasarkan pada hal yang konkret. Ini merupakan akibat didikan padsa waktu kecil, yang mengfhadapkannya senantiasa pada kenyaraan. Ia terlebih dahulu memandang kepada yang konkre, yang nyata. Ia bermula dengan mengumpulkan fakta-fakta . Faktafakta itu disusun menurut ragam dan jenisatau sifatnya dalam suatu sistem. Kemudian ditinjaunya persangkutpautkan satu sama lain. Ia ingin menyelidikisebab-sebab yang bekerja dalam kenyataan yang nyata dan menjadi keterangannya.

Pendapat ahli-ahli filosofi yang terdahulu diperhatiksnnys dengan kritis dan dibandingkannya. Dan barulan dikemukakan pendapatnya sendiri dengan alasan dan pertimbangan yang rasional. Cara ia bekerja sudah serupa dan mendahului cara kerja zama ilmiah sekarang. Oleh sebab itu tidak mengherankan, kalau Aristoteles mempelajari terlebih dahulu ilmu terapan dan ilmu pasti, bahkan ia menguasai ilmu yang sifatnya khas bagi kaumilmuan spesialis. Baru sesudah itu, ia meningkat ke bidang filsafat untuk memperoleh kesimpulan tentang yang umum

Aristoteles terkenal sebagai Bapak “ logika”. Itu tidak berarti bahwa sebelum dia tidak ada logika. Itu tidak berarti bahwa sebelem dia, tidak ada logika. Tapi uraian alamiah berdasarkan  logika. Logika tidak lain dari berfikir secara teraturnurutan yang gtepat atau berdasarkan sebab dan akibat. Semua ilmuan dari filosofi sebelum Aristoteles mempergunakan sebaik-baiknya. Pada dasarnya berfikir adalah mempertalikan isi fikiran dalam hubungan yang tepat. Akan tetapi,  Aristoteles yang pertama kali membentengkan cara berfikir yang teratur dari suatu sistem.

Pada pendapat Aristoteles juga membagi logika dalam tiga bagian yaitu: mempertimbangkan, menarik kesimpulan, dan membuktikan atau menerangkan. Uraian tersebut berpegangan pada filsafat socrates yang menyatakan bahwa buah pikiran adalah gambaran dari keadaan yang objektif.

Menurut Aristoteles, realitas yang objektif tidak tertangkap dengan pengertian, tetapi bertepatan dengan dasar metafisika dan logikan yang tinggi. Dasar tersebut dapat dibagi menjadi 3 yaitu:

a.      Semua yang benar harus sesuai dengan adanya sendiri tidak mungkin ada kebenaran kalau didalamnya ada pertentangan, hal ini terkenal dengan hukum identika.

b.      Dari dua pernyataan tentang sesuatu, jika satu membenarkan dan yang lain menyalahkan, hanya satu yang benar. Hukum ini di sebut juga penyangkalan (kontradikta). Menurut Aristoteles yang paling penting dari segala prinsip.

c.       Antara dua pernyataan yang bertentangan mengiyakan dan meniadakantidak mungkin ada pernyataan yang ke tiga. 

C.    Ciri-ciri filsafat Helenisme

1.      mulai dijauhi, perhatian lebih terkonsentrasi pada masalah aplikasi. Perhatian yang Pemisahan antara filsafat dan sains terjadi pada zaman ini belajar seperti pada abad ke-20 ini menjadi lebih terspesialisasi.

2.      Sifat spekulasi lebih besar adalah penemuan mekanika.

3.      Athena kehilangan monopoli dalam pengajaran, dan kita menemukan pusat-pusat pengetahuan yang baru seperi antaknay, Rhodes, perganum, dan Alexandria.

4.      Filsafat di populerkan sehingga memikat peminatyang lebih luas. Ada tendensi kekurang pedulian terhadap metafisika, diganti dengan perhatian yang lebih besar pada masalah-masalah sosial.

5.      Etika dijadikan perhatian yang dominan. Sekarang yang dipersoalkan ialah bagaimana manusia dapat mencapai kehidupan yang terbaik.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Jadi dapat disimpulkan bahwa Aristoteles juga dikenal sebagai bapak logika dimana logika tidak lain berfikir secara teratur menurut urutan yang tepat atau berdasarkan hubungan sebab akibat yang pada dasarnya berfikir adalah mempertalikan isi pikiran dalamhubungan yang tepat akan tetapi Aristoteles yang pertama kali membentangkan cara berfikir yang teratur dari suatu sistem.

      Realisme Aristoteles didasarkan pada prinsip bahwa ide-ide atau bentuk bisa tanpa da masalah tapi tidak peduli bisa eksis tanpa bentuk Aristoteles menyatakan bahwa setiap bagian materi yang memiliki sifat universal dan khusus.

B.     Saran

 

Dari uraian di atas maka penulis menyadari bahwa terdapat kesalahan dan kekurangan untuk itu pemakalah mohon kritikan dan saranyang sifatnya konstruktif dan kesempurnaan makala ini.

 

DAFTAR ISI

JUDUL ……………………………………………………..………………................………1

KATA PENGANTAR................................................................................................................2

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….3

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang...........................................................................................................3

B.     Rumusan Masalah.........................................................................................................3

C.     Tujuan Masalah.........................................................................................................3

 

BAB II PEMBAHASAN

A.      Sejarah Aristoteles..........................................................................................................4

B.     Realisme Aristoteles.....................................................................................................6

C.       Ciri-ciri Filsafat Helenisme............................................................................................7

 

BAB III PENUTUP

A.      Kesimpulan............................................................................................................8

B.       Saran........................................................................................................................8

 

DAFTAR PUSTAKA


DAFTAR PUSTAKA

Harun, Hadiwijono. 1980. Sari. Sejarah Filsafat Barat 1. Yogyakarta : Yayasan Kamisius

Tafsir, Ahmad. 2005. Filsafat Umum. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Waris 2019. Pengantar Filsafat Ponorogo : Stain Po Press

Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani, filsafat umum, Bandung:Pustaka Setia, 2008

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH HADIST TENTANG HIJAB

  A.   Latar Belakang Telah disepakati oleh seluruh umat Islam bahwa al-Qur’an menjadi pedoman hidup baik tentang syariah maupun dalam keh...