HOME

23 Februari, 2021

Wazan-Wazan fi’il (أوزان الفعل)

 

Wazan-Wazan fi’il (أوزان الفعل)

Pada pembahasan ini akan dibahas tentang wazan-wazan fi’il, dalam men-tashrif penting untuk diketahui wazannya. Semua ada 22 wazan, 6 wazan untuk kelompok tsulatsy mujarrad[1], 12 wazan untuk tsulatsy mazid[2], 1 wazan untuk ruba’iy mujarrad[3], dan 3 wazan untuk ruba’iy mazid[4]. Lebih jelasnya lihat wazan-wazan di bawah ini.

1.    Tsulatsy Mujarrad (الثُّلاَثِىُّ الْمُجَرَّدُ) adalah kelompok fi’il (kata kerja) yang tersusun dari tiga huruf asli atau tidak ada tambahan. Wazan pada tsulatsi mujarrad ada enam wazan, diantara macamnya lihat tabel di bawah berikut.

6

5

4

3

2

1

صِيْغَةٌ

فَعِلَ

فَعُلَ

فَعِلَ

فَعَلَ

فَعَلَ

فَعَلَ

الْفِعْلُ الْمَاضِى

يَفْعِلُ

يَفْعُلُ

يَفْعَلُ

يَفْعَلُ

يَفْعِلُ

يَفْعُلُ

الْفِعْلُ الْمُضَارِعُ

فُعْلاَنًا

فُعْلاً

فَعْلاً

فَعْلاً

فَعْلاً

فَعْلاً

الْمَصْدَرُ

فَاعِلٌ

فَعَلٌ

فَاعِلٌ

فَاعِلٌ

فَاعِلٌ

فَاعِلٌ

اِسْمُ الْفَاعِلِ

مَفْعُوْلٌ

-

مَفْعُوْلٌ

مَفْعُوْلٌ

مَفْعُوْلٌ

مَفْعُوْلٌ

اِسْمُ الْمَفْعُوْلِ

اِفْعِلْ

اُفْعُلْ

اِفْعَلْ

اِفْعَلْ

اِفْعِلْ

اُفْعُلْ

فِعْلُ الأَمْرِ

لاَتَفْعِلْ

لاَتَفْعُلْ

لاَتَفْعَلْ

لاَتَفْعَلْ

لاَتَفْعِلْ

لاَتَفْعُلْ

فِعْلُ النَّهْىِ

 

a.       فَعَلَ –  يَفْعُلُ = دَخَلَ - يَدْخُلُ (masuk), نَصَرَ – يَنْصُرُ (menolong), كَتَبَ – يَكْتُبُ (menulis), حَضَرَ- يَخْضُرُ (hadir), نَقَضَ – يَنْقُضُ (membatalkan).

b.      فَعَلَ –  يَفْعِلُ = سَرَقَ – يَسْرِقُ (mencuri), ضَرَبَ – يَضْرِبُ (memukul), نَزَلَ – يَنْزِلُ (turun), جَلَسَ - يَجْلِسُ (duduk), رَجَعَ – يَرْجِعُ (kembali/pulang)

c.       فَعَلَ –  يَفْعَلُ = مَزَحَ – يَمْزَحُ (bercanda), فَتَحَ – يَفْتَحُ (membuka), وَضَعَ – يَضَعُ (meletakkan), جَعَلَ – يَجْعَلُ (menjadikan), جَمَعَ – يَجْمَعُ (mengumpulkan)

d.      فَعِلَ –  يَفْعَلُ = لَبِسَ – يَلْبَسُ (memakai), عَلِمَ – يَعْلَمُ (mengetahui), سَمِعَ – يَسْمَعُ (mendengar), لَعِبَ – يَلْعَبُ (bermain)

e.       فَعُلَ –  يَفْعُلُ = حَسُنَ - يَحْسُنُ (bagus), شَجُعَ – يَشْجُعُ (berani), ضَخُمَ – يَضْخُمُ (gemuk), كَثُرَ – يَكْثُرُ (banyak), كَبُرَ - يَكْبُرُ (besar)[5].

f.       فَعِلَ –  يَفْعِلُ = حَسِبَ – يَحْسِبُ (menyangka), وَمِقَ - يَمِقُ (tertarik).

2.      Tsulatsy Mazid (الثُّلاَثِىُّ الْمَزِيْدُ) adalah kelompok fi’il (kata kerja) yang asalnya tersusun dari 3 huruf asli, kemudian mendapat tambahan 1 huruf (bi ziyadah harfin), 2 huruf (ziyadah bi harfain), dan 3 huruf (bi ziyadah tsalatsati ahrufin). Setiap ada tambahan susunan huruf maka ada tambahan makna pula. Tsulasi mazid ada 3 yaitu ruba’iy (mendapat tambahan 1 huruf), khumasi (tambahan 2 huruf), dan sudasi (tambahan 3 huruf).

فعل النهي

فعل الأمر

اسم مفعول

اسم فاعل

مصدر

فعل مضارع

فعل ماض

الثُّلاَثِىُّ الْمَزِيْدُ

لاَتُفَعِّلْ

فَعِّلْ

مُفَعَّلٌ

مُفَعِّلٌ

تَفْعِيْلاً

يُفَعِّلُ

فَعَّلَ

الرُّبَاعِىُّ

لاَتُفَاعِلْ

فَاعِلْ

مُفَاعَلٌ

مُفَاعِلٌ

مُفَاعَلَةً

يُفَاعِلُ

فَاعَلَ

لاَتُفْعِلْ

أَفْعِلْ

مُفْعَلٌ

مُفْعِلٌ

اِفْعَالاً

يُفْعِلُ

أَفْعَلَ

لاَتَتَفَعَّلْ

تَفَعَّلْ

مُتَفَعَّلٌ

مُتَفَعِّلٌ

تَفَعُّلاً

يَتَفَعَّلُ

تَفَعَّلَ

الخُمَاسِىُّ

لاَتَتَفَاعَلْ

تَفَاعَلْ

مُتَفَاعَلٌ

مُتَفَاعِلٌ

تَفَاعُلاً

يَتَفَاعَلُ

تَفَاعَلَ

لاَتَفْتَعِلْ

اِفْتَعِلْ

مُفْتَعَلٌ

مُفْتَعِلٌ

اِفْتِعَالاً

يَفْتَعِلُ

اِفْتَعَلَ

لاَتَنْفَعِلْ

اِنْفَعِلْ

مُنْفَعَلٌ

مُنْفَعِلٌ

انْفِعَالاً

يَنْفَعِلُ

اِنْفَعَلَ

لاَتَفْعَلَّ

اِفْعَلَّ

مُفْعَلٌّ

مُفْعَلٌّ

اِفْعِلاَلاً

يَفْعَلُّ

اِفْعَلَّ

لاَتَسْتَفْعِلْ

اِسْتَفْعِلْ

مُسْتَفْعَلٌ

مُسْتَفْعِلٌ

اِسْتِفْعَالاً

يَسْتَفْعِلُ

اِسْتَفْعَلَ

السُّدَاسِىُّ

لاَتَفْعَوْعِلْ

اِفْعَوْعِلْ

مُفْعَوْعَلٌ

مُفْعَوْعِلٌ

اِفْعِيْعَالاً

يَفْعَوْعِلُ

اِفْعَوْعَلَ

لاَتَفْعَوِّلْ

اِفْعَوِّلْ

مُفْعَوَّلٌ

مُفْعَوِّلٌ

اِفْعِوَّالاً

يَفْعَوِّلُ

اِفْعَوَّلَ

لاَتَفْعَالَّ

اِفْعَالَّ

مُفْعَالٌّ

مُفْعَالٌّ

اِفْعِيْلاَلاً

يَفْعَالُّ

اِفْعَالَّ

 

a.         Ruba’iy (الرُّبَاعِىُّ) fi’il ruba’iy ini mempunyai 3 wazan, diantaranya;

1)   Wazan yang pertama adalah فَعَّلَ dengan ditambah tasydid, secara lafadz wazan ini seperti 3 huruf. Namun wazan فَعَّلَ asalnya adalah فَعْعَلَ karena adanya 2 huruf yang sama disederhanakan dengan di-tasydid ke bentuk فَعَّلَ. Wazan tersebut mempunyai beberapa makna. Pertama mempunyai makna ta’diyah yaitu menjadikan fi’il yang asalnya lazim menjadi muta’addi misalnya فَرَّحَ (membuat bahagia) asalnya فَرِحَ (bahagia). Kedua bermakna taktsir yaitu menjukkan suatu perbuatan yang diulang-ulang, misalnya قَطَّعَ (memotong-motong) yang asalnya قَطَعَ (memotong).

2)   Wazan فَاعَلَ memiliki tambahan alif setelah fa’ fi’il. Umumnya wazan فَاعَلَ memiliki makna musyarakah yaitu saling melakukan sesuatu, misalnya جَادَلَ (saling berdebat) atau ضَارَبَ (saling memukul).

3)   Wazan أَفْعَلَ terdapat tambahan hamzah qot’i di awal kata. Umumnya wazan ini memiliki makna ta’diyah misalnya أَخْرَجَ (mengeluarkan) yang asalnya خَرَجَ (keluar), atau أَكْرَمَ (memuliakan) yang asalnya كَرُمَ (mulia).

b.         Khumasi (الخُمَاسِىُّ)

1)   Wazan تَفَعَّلَ memiliki tambahan ta di awal kata dan tasydid. Fi’il ini memiliki beberapa makna umumnya bermakna muthawa’ah untuk wazan فَعَّلَ, yaitu merubah fi’il muta’addi dari wazan فَعَّلَ menjadi fi’il lazim yang mana lazim-nya merupakan akibat dari bentuk muta’addi-nya. Misalnya تَكَسَّرَ (patah) merupakan akibat dari كَسَّرَ (mematahkan). Selanjutnya bermakna takalluf yaitu menunjukkan kesungguhan fa’il untuk menghasilkan, misalnya تَشَجَّعَ (memberanikan diri).

2)   Wazan تَفَاعَلَ memiliki tambahan ta di awal kata dan alif setelah fa’. Pada umumnya mempunyai makna musyarakah, hampir sama dengan wazan فَاعَلَ. Bedanya, kalau wazan تَفَاعَلَ umumnya berupa fi’il lazim yang tidak membutuhkan maf’ul bih misalnya تَصَالَحَ (saling berdamai), atau تَبَاعَدَ (saling menjahui).

3)   Wazan افْتَعَلَ memiliki tambahan hamzah berharakat kasrah di awal kata dan ta antara fa’ dan ‘ain. Umumnya bermakna muthawa’ah untuk wazan فَعَلَ, yaitu merubah fi’il muta’addi dari wazan فَعَلَ menjadi fi’il lazim yang mana lazim-nya merupakan akibat dari bentuk muta’addi-nya, misalnya اِجْتَمَعَ (berkumpul) merupakan akibat dari جَمَعَ (mengumpulkan).

4)   Wazan انْفَعَلَ memiliki tambahan hamzah yang ber-harakat kasrah dan nun di awal kata. Semua wazan انْفَعَلَ adalah fi’il lazim jadi bermakna muthawa’ah, misalnya  انْقَطَعَ (terputus) yang asalnya قَطَعَ (memutus).

5)   Wazan افْعَلَّ memiliki tambahan hamzah washal dan tadh’if (tasydid) pada lam fi’il. Wazan ini khusus berlaku untuk warna pada makhluk misalnya احْمَرَّ (memerah/menjadi kemerahan), اسْوَدَّ (menghitam/menjadi hitam).

c.         Sudasi (السُّدَاسِىُّ)

1)   Wazan اسْتَفْعَلَ terdapat 3 huruf tambahan, dengan ditambah hamzah washal, shin, dan ta’ sebelum fa’ fi’il. Wazan اسْتَفْعَلَ umumnya bermakna thalab yaitu untuk meminta sesuatu misalnya اسْتَخْرَجَ (meminta keluar) yang asalnya خَرَجَ (keluar), contoh lainnya اسْتَغْفَرَ (memohon ampunan) yang asalnya غَفَرَ (mengampuni).

2)   Wazan افْعَوْعَلَ memiliki tambahan hamzah washal, ‘ain tadh’if, dan waw diantara 2 ‘ain. Umumnya wazan ini bermakna lebih dibanding maknanaya dalam bentuk tsulasi dan berupa fi’il lazim misalnya احْلَوْلَى (terasa manis) asalnya حَلُوَ (terasa manis), artinya kata احْلَوْلَى ini memiliki makna lebih terasa manis dibanding asal katanya (tsulasi) حَلُوَ, contoh lain اعْشَوْشَبَ (tumbuh rerumputan) lebih lebat rerumputan yang tumbuh dibanding kata عَشِبَ (tumbuh rerumputan).

3)   Wazan افْعَوَّلَ terdapat tambahan hamzah washal, dua waw setelah ‘ain. Bermakna melebihkan (mubalaghoh) lazim, misalnaya اخْرَوَّطَ (sangat memancar).

4)   Wazan افْعَالَّ terdapat tambahan hamzah washal, alif setelah ‘ain, dan lam di-tashdid. Menunjukkan makna yang lebih kuat dari tsulatsi-nya dan berupa fi’il lazim. Wazan ini umumnya untuk menunjukkan warna misalnya احْمَارَّ (memerah) sama dengan احْمَرَّ (memerah). Bedanya, tingakat kemerahan lebih merah daripada kata احْمَرَّ.

3.      Ruba’iy Mujarrad (الرُّبَاعِىُّ الْمُجَرَّدُ) adalah kelompok fi’il (kata kerja) yang tersusun dari empat huruf asli atau tidak ada tambahan. Umumnya fi’il ini berupa mudho’af (dobel), fi’il yang diringkas dari satu kalimat, dan fi’il yang diambil dari kata benda. Misalnya seperti kata بَسْمَلَ (membaca bismillah), حَمْدَلَ (membaca alhamdulillah),بَلْبَلَ  (resah/gelisah), زَلْزَلَ (mengguncangkan), جَلْبَبَ (memakai jilbab), جَوْرَبَ (memakai kaos kaki).

الرُّبَاعِىُّ الْمُجَرَّدُ

فعل النهي

فعل الأمر

اسم مفعول

اسم فاعل

مصدر

فعل مضارع

فعل ماض

لاَتُفَفْلِلْ

فَعْلِلْ

مُفَعْلَلٌ

مُفَعْلِلٌ

فَعْلَلَةً

يُفَعْلِلُ

فَعْلَلَ

لاَتُبَسْمِلْ

بَسْمِلْ

مُبَسْمَلٌ

مُبَسْمِلٌ

بَسْمَلَةً

يُبَسْمِلُ

بَسْمَلَ

 

4.      Ruba’iy Mazid (الرُّبَاعِىُّ الْمَزِيْدُ) adalah kelompok kata kerja yang asli tersusun dari 4 huruf, kemudian mendapat tambahan 1 huruf (khumasi), dan tambahan 2 huruf (sudasi).

فعل النهي

فعل الأمر

اسم مفعول

اسم فاعل

مصدر

فعل مضارع

فعل ماض

الرُّبَاعِىُّ الْمَزِيْدُ

لاَتَتَفَعْلَلْ

تَفَعْلَلْ

مُتَفَعْلَلٌ

مُتَفَعْلِلٌ

تَفَعْلُلاً

يَتَفَعْلَلُ

تَفَعْلَلَ

الخُمَاسِىُّ

لاَتَفْعَنْلِلْ

اِفْعَنْلِلْ

مُفْعَنْلَلٌ

مُفْعَنْلِلٌ

اِفْعِنْلاَلاً

يَفْعَنْلِلُ

اِفْعَنْلَلَ

السُّدَاسِىُّ

لاَتَفْعَلِلَّ

اِفْعَلِلَّ

مُفْعَلَّلٌ

مُفْعَلِّلٌ

اِفْعِلاَّلاً

يَفْعَلِلُّ

اِفْعَلَلَّ

 

a.         Khumasi (الخُمَاسِىُّ) pada ruba’iy mazid khumasi hanya memiliki satu wazan, yaitu تَفَعْلَلَ yang memiliki tambahan ta di awal kata. Umumnya bermakna muthawa’ah untuk wazan فَعْلَلَ, yaitu merubah fi’il muta’addi dari wazan فَعْلَلَ menjadi fi’il lazim yang mana lazim-nya merupakan akibat dari bentuk muta’addi-nya. Misalnya تَدَخْرَجَ (tergelincir) merupakan akibat dari دَخْرَجَ (menggelincirkan).

b.         Sudasi (السُّدَاسِىُّ)

1)   Wazan افْعَنْلَلَ memiliki tambahan hamzah washal dan nun setelah ‘ain. Umumnya juga bermakna muthawa’ah untuk wazan فَعْلَلَ, misalnya احْرَنْجَمَ (berkumpul).

2)   Wazan افْعَلَّلَ memiliki tambahan hamzah washal dan lam di-tasydid. Umumnya wazan ini memiliki makna mubalaghoh yaitu untuk melebih-lebihkan fi’il lazim, misalnya اقْشَعَرَّ (sangat merinding).

 


Baca juga tentang:

Tashrif (التَّصْرِيْف)

Bentuk-Bentuk Fi’il (بِنَاءُ الفِعْلِ)

Wazan-Wazan fi’il (أوزان الفعل)

Pembagian Isim (تَقْسِيْمُ الاِسْمِ) 


[1] Kelompok kata kerja yang tersusun dari tiga huruf asli atau tidak ada tambahan

[2] Kelompok kata kerja yang tersusun dari tiga huruf asli dan memiliki huruf tambahan

[3] Kelompok kata kerja yang tersusun dari empat huruf asli atau tidak ada tambahan

[4] Kelompok kata kerja yang tersusun dari empat huruf asli dan terdapat huruf tambahan

[5] Pada wazan bab 5 tidak memiliki isim maf’ul dikareanakan berupa fi’il lazim yang terdiri kelompok kata kerja yang bermakna seperti kata sifat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH HADIST TENTANG HIJAB

  A.   Latar Belakang Telah disepakati oleh seluruh umat Islam bahwa al-Qur’an menjadi pedoman hidup baik tentang syariah maupun dalam keh...