HOME

25 Februari, 2021

Maf’ul Bih (الْمَفْعُوْلُ بِهِ)

Maf’ul Bih (الْمَفْعُوْلُ بِهِ)

Maf’ul Bih adalah isim (kata benda) yang dibaca nashab yang dikenai sebuah pekerjaan (objek). Isim yang manshub berarti kata benda yang secara i’rab (perubahan) akhir katanya dibaca nasab (fathah), seperti yang sudah dijelaskan dalam bab i’rab. Secara posisi maf’ul bih berperan sebagai sasaran tindakan pelaku (fa’il). Contoh;

قَرَأْتُ كِتَاباً = Saya telah membaca buku

Contoh di atas dapat kita lihat yang mejadi maf’ul bih (objek) lafadz kitaaban. Karena lafadz tersebut sebagai sasaran tindakan/perbuatan fa’il yang berupa dhamir (تُ).

Maf’ul Bih dibagi menjadi 2 macam yaitu maf’ul bih berupa isim dhahir, dan maf’ul bih berupa isim dhamir.

1.    Maf’ul Bih berupa isim dhahir (jelas), maksudnya maf’ul bih terdiri atas isim (kata benda) yang nampak bukan berupa dhamir atau kata ganti. Contoh;

يَتَعَلَّمُ الطَّالِبُ الحَدِيْثَ : Siswa itu belajar ilmu hadist

Dalam contoh di atas, kata اْلحَدِيْثَ adalah sebagai maf’ul bih (objek) dari kata fi’il (kata kerja)  يَتَعَلَّمُ  dan  fa’il-nya (subjek) adalah kata  الطَّالِبُ.

2.    Maf’ul Bih berupa isim dhamir, maksudnya maf’ul bih (objek) berupa kata ganti. Maf’ul Bih berupa isim dhamir terbagi atas 2 macam lagi yaitu dhamir muttashil dan dhamir munfashil.

a.         Dhamir Muttashil (bersambung) maksudnya dhamir terletak langsung setelah ‘amil-nya. Maf’ul Bih Dhamir Muttashil ada dua belas, yaitu;

ضَرَبَهُ - ضَرَبَهُمَا – ضَرَبَهُمْ - ضَرَبَهَا – ضَرَبَهُنَّ – ضَرَبَكَ - ضَرَبَكُمَا – ضَرَبَكُمْ - ضَرَبَكِ – ضَرَبَكُنَّ - ضَرَبَنِيْ – ضَرَبَنَا.

ضَرَبَنِيْ = Dia (laki-laki) telah memukulku

Lafadz ضَرَبَ kata kerja (fi’il) madhi, fa’il-nya adalah dhamir mustatir (tersembunyi), taqdir-nya huwa (هُوَ), huruf nun-nya adalah  lil wiqaayah, sementara  huruf   ya’-nya sebagai  ya mutakalim wahdah dimana kedudukannya menjadi maf’ul bih.

 

b.         Dhamir Munfashil (berpisah) adalah dhamir tidak terletak langsung setelah ‘amil-nya. Maf’ul Bih dhamir Munfashil ada dua belas, yaitu :

إِيَّاهُ – إِيَّاهُمَا – إِيَّاهُمْ – إِيَّاهَا – إِيَّاهُنَّ – إِيَّاكَ – إِيَّاكُمَا – إِيَّاكُمْ – إِيَّاكِ – إِيَّاكُنَّ – إِيَّايَ – إِيَّانَا.

Contoh;

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ = hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan

Kata “  إياك  “ adalah dhamir munfashil menempati posisi nashab sebagai maf’ul bih.

حَسِبْتُ نَعْسَانَ إيَّاكَ = Saya mengira kamu mengantuk

Kata “  إياك  “ adalah dhamir munfashil menempati posisi nashab sebagai maf’ul bih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DALIL PUASA RAMADHAN DALAM AL-QUR'AN DAN HADIST

  Dalil Puasa Ramadhan dalam Al-Qur'an Berikut empat dalil tentang puasa Ramadhan yang ada dalam Al-Qur'an: 1. Surah Al-Baqarah ...