Munada (الْمُنَادَى)
Munada (dipanggil) adalah meminta supaya datang dengan
menggunankan huruf yaa (يَا) atau saudaranya. Huruf nidak ada 7 diantaranya a (أَ), ai (أَىْ), yaa (يَا), ayaa (اَيَا), aaa (ﺁ), hayaa (هَيَا), waa (وَا). Untuk penggunaanya huruf-huruf munada
dibagi atas 4 hal. Pertama huruf a (أَ) dan ai (أَىْ) digunakan untuk jarak dekat. Kedua huruf ayaa (اَيَا), aaa (ﺁ), dan hayaa (هَيَا) untuk jarak jauh. Ketiga bisa digunakan jarak dekat dan
jauh yaitu huruf yaa (يَا). Keempat waa (وَا) digunakan
untuk sesuatu yang mandub mutafajja’ ‘alaihi atau meratapi sesuatu yang
dirasakan sakit. contoh وَا سَيَّدَهْ ( wahai tuanku ).
Sedangkan pembagian dan hukum-hukum munada sebagai
berikut;
1.
Mufrod ‘Alam (Nama tunggal)
يَاسَلِمُ، انْصَرِفْ إِلَى سُوْرَابَيَا حَالاً = Wahai Salim, berangkatlah ke Surabaya sekarang
2.
Nakirah Maqsudah (Dimaksudkan ke orang tertentu)
اَيْنَ
قَلَنْسُوَتُكُمْ يَاجَدُّ؟ = Di mana kopiah kalian wahai kakek?
Jika kita memaksudkan untuk memanggil orang tertentu,
sambil menunjuk seseorang misalnya, maka kata setelah huruf nidaa
tersebut menjadi mabni dengan tanda dhommah, sebagai munada.
3.
Nakirah Ghoiru Maqsudah (nakirah tanpa dimaksudkan ke
orang tertentu)
يَا بِنْتًا لاَ تَعْمَلِى الضَّوْضَاءَ = Wahai anak perempuan jangan membuat
kegaduhan
4.
Mudhof (مُضَافٌ)
يَا
مُقَلِّبَ القُلُوْبِ ثَبِّتْ قُلُوْبَنَا عَلَى دِيْنِكَ = Wahai dzat yang membolak-balikkan hati tetapkan hati kami
atas agamamu
5.
Syibhu Mudhof (شِبْهُ مُضَافٍ)
يَا كَثِيْرًا الشَّيْبُ تَذَكَّرِ المَوْتَ = Wahai orang yang banyak ubannya ingatlah mati
- Maf’ul Bih (الْمَفْعُوْلُ بِهِ)
- Mashdar (الْمَصْدَرُ)
- Dhorof Zaman (ظَرْفُ الزَّمَانِ)
- Dhorof Makan (ظَرْفُ الْمَكَانِ)
- Haal (الحَالُ)
- Tamyiz (التَّمْيِيْزُ)
- Mustasna (الْمُسْتَثْنَى)
- Isim Laa (اسم لا التى لنفي الجنس)
- Maf’ul Min Ajlih (اَلْمَفْعُوْلُ مِنْ اَجْلِهِ)
- Maf’ul Ma’ah (اَلْمَفْعُوْلُ مَعَهُ)
- Tawabi’ dan I’rabnya (التَّوَابِعُ وَاِعْرَابُهَا)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar