Tamyiz (التَّمْيِيْزُ)
Tamyiz adalah isim
(kata benda) yang dibaca nashab
untuk menjelaskan benda yang masih samar. Tamyiz merupakan isim yang menjelaskan
suatu kata yang masih rancau atau belum jelas, maka mumayyiz adalah kata
rancau yang dijelaskan oleh tamyiz. Tamyiz
harus terdiri dari isim nakirah dan terletak setelah susunan kalimat yang
sempurna. Contoh;
اشْتَرَيْتُ
رِطْلاً = Saya membeli setengah kilo
اشْتَرَيْتُ
رِطْلاً تُفَّاحًا = Saya membeli setengah kilo buah apel
Lihatlah perbedaan dua kalimat di atas, kalimat pertama
hanya menuliskan kata رِطْلاً, dengan kata tersebut (setengah kilo) tidak melafalakan
barang/benda yang dihitung. Sehingga kalimat pertama belum bisa dinamakan
kalimat yang jelas. Kalimat kedua, setelah kata رِطْلاً diikuti kata تُفَّاحًا, kata tersebut menjadi penjelas barang
yang dihitung atau kata yang masih belum jelas. Sehingga kata رِطْلاً sebagai mumayyiz (dijelaskan) dan
kata تُفَّاحًا sebagi tamyiz (penjelas).
هِشَامٌ
أَوْسَعُ مِنْكَ مَعْرَفَةً = Hisyam lebih luas darimu pengetahuanya
أَنَا
أَقَلُّ مِنْ اُخْتِى الصَّغِيْرَةِ مَالاً = Saya lebih
sedikit dari adikku hartanya
يَزْدَادُ
حِلْمَانُ عُمْرًا = Hilman
bertambah umurnya
جُفِّفَتْ
هِنْدٌ بَلُوْزَةً = Hindun mengeringkan blus
قَاوَلْتُ
خَمْسِيْنَ ثَلاَّجَةً = Saya
memborong 50 kulkas
- Maf’ul Bih (الْمَفْعُوْلُ بِهِ)
- Mashdar (الْمَصْدَرُ)
- Dhorof Zaman (ظَرْفُ الزَّمَانِ)
- Dhorof Makan (ظَرْفُ الْمَكَانِ)
- Haal (الحَالُ)
- Mustasna (الْمُسْتَثْنَى)
- Isim Laa (اسم لا التى لنفي الجنس)
- Munada (الْمُنَادَى)
- Maf’ul Min Ajlih (اَلْمَفْعُوْلُ مِنْ اَجْلِهِ)
- Maf’ul Ma’ah (اَلْمَفْعُوْلُ مَعَهُ)
- Tawabi’ dan I’rabnya (التَّوَابِعُ وَاِعْرَابُهَا)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar