ISIM-ISIM YANG DIBACA JAR
(مَحْفُوْضَاتُ
الاَسْمَاءِ)
Macam-macam isim
(kata benda) yang dibaca jar ada tiga macam diantaranya di-jar-kan
dengan huruf jar (بِحُرُوْفِ الخَفْضِ), di-jar-kan karena idhafah
(بِاْلإِضَافَةِ), dan di-jar-kan karena mengikuti isim yang
dibaca jar (بِاالتَّوَابِعِ). Sedangkan di-jar-kan karena
mengikuti isim yang dibaca jar (بِاالتَّوَابِعِ)
tidak dibahas pada pembahasan mahfudhatil asmak namun khusus akan
dibahas pada bab selanjutnya yaitu tawabi’.
A. Di-jar-kan Dengan
Huruf Jar (بِحُرُوْفِ الخَفْضِ)
Jar
adalah huru-huruf jar yang membuat isim (kata benda) setelahnya
menjadi jar. Majrur adalah isim yang terletak setelah
huruf jar, yang telah di-jar-kan oleh huruf jar. Untuk macam-macam huruf jar telah dibahas di bab
sebelumya pada pembahasan tanda-tanda kalimat isim. Contoh;
هُوَ يَكْتُبُ الدَّرْسَ بِالقَلَمِ = Dia
(laki-laki) menulis pelajran dengan pena
الكِتَابُ عَلَى الْمَكْتَبِ = Buku itu
diatas meja
وَجَدْتُ هٰذَا اْلقِطَّ فِى
مَزْبَلَةٍ = Saya menemukan kucing ini di tempat sampah
Contoh
yang pertama dari lafadz بِالقَلَمِ kata بِ adalah huruf jar, dan القَلَمِ adalah majrur yang telah di-jar-kan oleh
satu huruf jar بِ, tandanya berharakat kasroh di akhir kata karena
berupa isim mufrad. Contoh kedua, kata عَلَى adalah huruf jar, dan الْمَكْتَبِ adalah majrur yang telah di-jar-kan huruf jar عَلَى, tandanya berharakat kasroh di akhir kata karena
berupa isim mufrad. Contoh yang terakhir, kata فِى adalah huruf jar, dan مَزْبَلَةٍ adalah majrur yang telah di-jar-kan oleh
satu huruf jar فِى, tandanya berharakat kasroh di akhir kata karena
berupa isim mufrad.
B. Di-jar-kan Karena
Idhafah (بِاْلإِضَافَةِ)
Dalam kaidah nahwu susunan idhofah terdiri
dari dua isim, kata pertama sebagai mudhaf dan kata yang kedua
sebagai mudhaf ilaih. Mudhaf adalah isim nakirah yang
berada di awal/di depan dan tidak dalam keadaan tanwin. Sedangkan mudhaf
ilaih adalah isim yang berada setelah mudhaf yang berharakat kasrah
pada huruf terakhirnya (majrur). Dalam susunan idhafah, mudhaf
tidak boleh berharakat tanwin dan apabila mudhaf-nya dari isim
mutsanna (dua) atau jamak mudzakkar salim maka nun akhir
kata harus dibuang, serta tidak boleh ada alif lam (ال) dalam mudhaf. Contoh;
No. |
Contoh |
Mudhaf |
Mudhaf Ilaih |
Arti |
1 |
قَلَمُ
خَالِدٍ |
قَلَمُ |
خَالِدٍ |
Pena Khalid |
2 |
بَابُ
الْبَيْتِ |
بَابُ |
البَيْتِ |
Pintu rumah |
3 |
قَلَمَا خَالِدٍ |
قَلَمَا |
خَالِدٍ |
Dua
pena Khalid |
4 |
تِلْمِيْذُوْ
الْمَدْرَسَةِ |
تِلْمِيْذُوْ |
الْمَدْرَسَةِ |
Murid-murid
sekolah |
Pada
contoh nomor 1, kata خَالِدٍ merupakan nama orang (isim ‘alam), sehingga dalam
penulisanya tidak menggunakan alif lam. Oleh karena itu, harakat huruf
akhir dari kata tersebut menjadi tanwin kasrah.
Pada contoh nomor 2, kata قَلَمَا
asal katanya قَلَمَانِ
, nun-nya dibuang karena sebagai mudhaf. Pada contoh nomor 3,
kata تِلْمِيْذُوْ asal katanya تِلْمِيْذُوْنَ,
nun-nya dibuang karena sebagai mudhaf.
Selain itu, susunan mudhaf secara garis besar mumpunyai
makna sebagai berikut;
1.
Mempunyai arti “dari” (مِنْ)
Contoh;
عِنْدِى لِبَاسُ اْلحَرِيْرِ الْمُمْتَازُ (Saya mempunyai pakaian
sutra yang unggul)
Mempunyai
arti لِبَاسٌ مِنْ حَرِيْرٍ (Pakaian dari sutra)
2.
Mempunyai arti
“milik” (لِ)
Contoh;
يَسْتَعِيْرُ مُعْجَمَ صَالِحٍ
بِإِذْنٍ (Dia meminjam kamus Sholih
dengan izin)
Mempunyai
arti مُعْجَمٌ لِصَالِحٍ (Buku milik Khalid)
3.
Mempunyai arti
“di dalam” (فِي)
Contoh;
صَلاَةُ
اللَّيْلِ مُفِيْدٌ لَنَا (Sholat malam bermanfaat bagi kita)
Mempunyai arti صَلاَةٌ
فِي اللَّيْلِ (Shalat di waktu malam)
Jenis mudhaf ilaih ada dua macam, yaitu mu’rab
dan mabni.
1.
Mu’rab
Mudhaf Ilaih Mu’rab adalah mudhaf ilaih yang mengalami perubahan
bentuk dari harakat aslinya (marfu’) menjadi majrur. Contoh;
Contoh |
Asal Kata |
Arti |
كِتَابُ الْمَكْتَبَةِ |
كِتَابٌ + الْمَكْتَبَةُ |
Buku perpustakaan |
2.
Mabni
Mudhaf Ilaih Mabni adalah mudhaf ilaih yang tidak mengalami
perubahan bentuk pada harakat akhirnya. Contoh;
Contoh |
Asal Kata |
Arti |
فَصْلُنَا |
فَصْلٌ + نَا |
Kelas kami |
قَلَمُكِ |
قَلَمٌ + كِ |
Pulpenmu (perempuan) |
قَلَمُهُ |
قَلَمُ + هُ |
Pulpennya (dia laki-laki) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar