HOME

24 Februari, 2021

I’RAB (اَلإِعْرَابُ)

 

I’RAB

 (اَلإِعْرَابُ)

A.      I’rob (اَلإِعْرَابُ)

I’rob adalah perubahan akhir kata-kata karena masuknya ‘amil atau penyebab yang memasuki kepada kata-kata tersebut, baik berubah secara jelas (lafdzi) atau diperkirakan (taqdiri). Maksud perubahan akhir kata adalah berubahanya huruf akhir pada setiap kata dikarenakan ada ‘amil yang memasukinya. Perubahan tersebut bisa berupa dibaca: (1) rafa’ (dhomah); (2) nashab (fathah); (3) jar (kasrah); dan (4) Jazm (sukun). Sedangkan apa yang dimaksud ‘amil adalah sesuatu yang dapat menyebabkan perubahan. Suatu penyebab kata yang terkena ‘amil harus dibaca rafa’ (dhomah), Nashab (fathah), jar (kasrah), dan Jazm (sukun). Contoh;

الْمَسْجِدُ – الْمَسْجِدَ – الْمَسْجِدِ

Lafadz al masjid diatas bisa dibaca beberapa macam (al masjidu, al masjida, dan al masjidi) tergantung ‘amil yang mempengaruhi ketika di dalam kalimat. Perhatikan perubahan kalimat-kalimat di bawah ini;

الْمَسْجِدُ كَبِيْرٌ (Masjid itu besar)

بَنَى يُوْنُس الْمَسْجِدَ (Yunus telah membangun masjid)

يُوْنُسُ فِى الْمَسْجِدِ (Yunus didalam masjid)

Kata yang pertama dibaca rafa’ karena sebagai mubtadak (predikat) tandanya dhomah. Kata yang kedua dibaca nashab karena sebagai maf’ul bih (objek) tandanya fathah. Sedangkan kata yang ketiga dibaca jar karena sebagai majrur karena ada huruf jar (fi) sebelumnya, tandanya kasroh di akhir kata.

Sedangkan bagaimana pengertian i’rab (perubahan akhir kata) secara Lafdzi (jelas) dan diperkirakan. Ketiga contoh di atas merupakan i’rab (perubahan akhir kata) secara Lafdzi (jelas). Untuk perubahan secara diperkirakan lihat contoh sebagai berikut;

دَفْتَرِى رَقِيْقٌ (Bukuku tipis)

اسْتَعَارَ أَحْمَدُ دَفْتَرِى (Ahmad meminjam bukuku)

صُوْرَةُ دَفْتَرِى مَنَاظِر (Gambar bukuku pemandangan)

Ketika melihat ketiga contoh di atas, kata daftari cara membacanya hanya satu daftari, tanpa ada harakat huruf akhirnya. Maka cara menentukan hukum i’rab-nya dengan dikira-kira tergantung dia menjadi fa’il (subjek), fi’il (predikat), maf’ul (objek), majrur, mubtadak, atau khobar. Jadi, kata yang pertama dibaca rafa’, kata yang kedua dibaca nashab, dan kata yang ke tiga dibaca jar.

Ø Macam-Macam I’rob dan Tanda-Tandanya

 

Setelah mengetahui pengertian perubahan-perubahan akhir kata (i’rab), dibawah ini akan diuraikan macam-macam i’rab, dan tanda-tandanya. I’rob terdiri dari 4 macam i’rab rafa’ (رفع), Nashab (نصب), Jar (خفض/ جرّ), dan Jazm (جزم).

Untuk mempermudan dalam memahami dan menentukan i’rab perlu diketahui tanda-tandanya. Beberapa tanda, ada yang menjadi tanda utama dan pengganti. Dhommah () menjadi tanda utama i’rab rafa’, fathah () menjadi tanda utama i’rab nashab, kasroh () tanda utama i’rab jar dan sukun (ﹿ) tanda utama i’rab jazm. Adapun tanda i’rob yang pengganti yaitu wawu, alif, nun untuk i’rab rafa’. Kasroh, alif, ya, dan hadfu nun (membuang nun) untuk i’rab nashab. Ya, dan fathah untuk i’rob jar. Hadfu nun (membuang nun) dan hadfu harf al ‘ilah (membuang huruf ‘ilat) untuk tanda pengganti i’rab jazm.

Untuk lebih jelanya lihatlah penjelasan di bawah ini.

1.         Tanda-Tanda I’rab Rafa’ (عَلاَمَاتُ إِعْرَابِ الرَّفْعِ)

Organization Chart

I’rab Rafa’ memiliki empat tanda, setiap tanda memiliki tempat perubahan akhir kata masing-masing. Tanda yang pertama adalah dhommah, sedangkan dhommah menjadi tandanya i’rab rafa’ bertempat pada isim mufrad, jama’ takstir, jama’ muannast salim, dan fi’il mudhori’. Tanda kedua alif, tanda ini bertempat pada isim mutsanna. Tanda ketiga wawu, bertempat pada jama’ mudzakkar salim dan asmaul khamsah. Serta tanda yang terakhir tsubutun nun (tetapnya nun). Contoh;

إشْتَرَكَ سَالِمٌ  فِى اْلاِمْتِحَانِ اْلحُكُوْمِىِّ

Salim telah mengikuti Ujian Nasional

اْلاِسْمُ الْمُفْرَدَ

اْلضَّمَّة

1

اْلأَنْبِيَاءُ مُرْسَلُوْنَ بِسُبُلِ اْلحَقِّ

Para Nabi diutus dengan jalan kebenaran

جَمْعُ اْلتَكْسِيْر

اْلسَيَّارَاتُ تُوْفَقُ فِى مَوْقِفِ الْمَرْكُوْبَاتِ

Mobil-mobil berhenti di terminal kendaraan

جَمْعُ الْمُؤَنَّثِ السَّالِمِ

نَرْكَبُ اْلحَافِلَةَ اِلَى اْلجَامِعَةِ

Kita naik bus ke kampus

اْلفِعْلُ الْمُضَارِعُ لَمْ يَتَّصِلْ بِآخِرِهِ شَيْىءٌ[1]

جَمَعَ اْلشَّيْخَانِ اْلأَحَاديْثَ الصَّحِيْحَةَ

Kedua syekh itu telah mengumpulan hadis-hadis shahih

اْلاِسْمُ الْمُثَنَّى

اْلأَلِفُ

2

الْمُؤْمِنُوْنَ صَادِقُوْنَ فِى قَوْلِهِمْ

Orang-orang mukmin jujur dalam perkataan mereka

جَمْعُ الْمُذَكَّرِ اْلسَّالِمِ

اْلوَاوُ

3

يَبِيْعُ أَخُوْ هِشَامٍ جَوَّالَتَهُ

Saudara Hisyam menjual ponselnya

اْلأَسْمَاءُ اْلخَمْسَةُ[2]

تَرْسُمُوْنَ الْمَنَاظِرَ اْلجَمِيْلَةَ

Kalian akan melukis pemandangan yang indah

اْلأَفْعَالُ اْلخَمْسَةُ[3]

ثُبُوْتُ اْلنُّوْنِ

Tetapnya nun

4

تَرْكَبِيْنَ دَرَّاجَتَكِ اْلجَدِيْدَةَ فِى سَاحَة اْلبَيْتِ

Kamu menaiki sepedah baru di halaman rumah

2.         Tanda-Tanda I’rob Nashab (عَلاَمَاتُ إِعْرَابِ النَّصْبِ)

Organization Chart

I’rab Nashab memiliki lima tanda, setiap tanda memiliki tempat perubahan akhir kata masing-masing. Fathah menjadi tanda i’rab nashab yang pertama terdapat pada isim mufrad, jama’ taktsir, dan fi’il mudhorik. Tanda yang kedua kasroh terdapat pada jama’ muannas saalim. Tanda ketiga alif bertempat pada asmaul khamsah. Tanda keempat ya’ bertempat pada jama’ mudzakkar saalim, dan isim mutsanna. Sedangkan tanda yang terakhir adalah hadfu nun yang bertempat pada af’alul khamsah. Contoh;

يَأْخُذُ عَلِيٌّ تُفَّاحَةً عَلَى الْمَائِدَةِ

Ali sedang mengambil apel di atas meja

اْلاِسْمُ الْمُفْرَدَ

اْلفَتْحَةُ

1

تَشْتَرِى زَيْنَبُ الْمَعَاجِمَ فِى اْلقِرْطَاسِيَّةِ

Zainab membeli kamus di alat tulis-menulis

جَمْعُ اْلتَكْسِيْر

نُرِيْدُ أَنْ نَرْكَبَ الطَّائِرَةَ عِنْدَ رُجُوْعِنَا إِلَى اْلبَيْتِ

Kami ingin naik pesawat ketika kami kembali ke rumah

اْلفِعْلُ الْمُضَارِعُ الذي لَمْ يَتَّصِلْ بِآخِرِهِ شَيْىءٌ

حَفِظْنَا الْمُفْرَدَاتِ غَيْبًا كُلَّ يَوْمٍ

Kita telah menghafal kosa kata di luar kepala setiap hari

جَمْعُ الْمُؤَنَّثِ السَّالِمِ

اْلكَسْرَةُ

2

يَنْصَحُ اَبُوْكَ حَمَاكَ فِى غُرْفَةِ اْلجُلُوْسِ

Ayahmu menasehati iparmu di ruang tamu

اْلأَسْمَاءُ اْلخَمْسَةُ[4]

الأَلِفُ

3

أَعْطَانَا اللَّهُ تَعَالَى اْلعَيْنَيْنِ وَاْلأُذُنَيْنِ

Allah telah memberi kita 2 mata dan 2 telinga

جَمْعُ الْمُذَكَّرِ اْلسَّالِمِ

اْليَاءُ

4

عَاقَبْتُ الْمُتَأَخِّرَيْنِ بِا اْلقِيَامِ

Saya telah menghukum 2 orang yang terlambat dengan berdiri

اْلاِسْمُ الْمُثَنَّى

تَقْدِرُوْنَ أَنْ تَصْنَعُوْا دُمْيَةً خَشَبِيَّةً

Kalian bisa membuat boneka kayu

اْلأَفْعَالُ اْلخَمْسَةُ

حَدْفُ اْلنُّوْنِ

Membuang nun

5

لَنْ تَتْرُكِى الصَّلَوَاتِ اْلخَمْسَ

Kamu tidak akan meninggalkan sholat lima waktu

3.         Tanda-Tanda I’rab Jar (عَلاَمَاتُ اِعْرَابِ الخَفْضِ/الجَرِّ)

Organization Chart

Tanda-tanda i’rab jar ada tiga yaitu kasrah, ya’, dan fathah. Kasrah menjadi tanda i’rab jar terdapat pada isim mufrad munsharif, jama’ taktsir munsharif, dan jamak muannas saalim. Tanda yang kedua ya’ terdapat pada isim mutsanna, jama’ mudzakkar saalim, dan asmaul khomsah. Sedangkan tanda yang terakhir adalah fathah hanya pada satu tempat yaitu isim ghoiru munsharif. Contoh;

تَكْتُبُ زَيْنَبُ أَجْوِبَةَ اْلاِمْتِحَانِ بِمِرْسَمٍ

Zainab akan menulis jawaban ujian dengan pensil

اْلاِسْمُ الْمُفْرَد الْمُنْصَرِفُ

اْلكَسْرَةُ

1

نَشْكُرُ اللّهَ تَعَالَى عَلَى كُلِّ نِعَمٍ عَلَيْنَا

Kita bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan kepada kita

جَمْعُ اْلتَكْسِيْر الْمُنْصَرِفُ

مَقْعَدُ اْلدَّرَّاجَاتِ جَدِيْدٌ

Kursi sepedah itu baru

جَمْعُ الْمُؤَنَّثِ السَّالِمِ

نَمْشِى بِرِجْلَيْنِ كُلَّ يَوْمٍ

Kita berjalan kaki setiap hari

اْلاِسْمُ اْلْمُثَنَّى

اْليَاءُ

2

يَجِبُ عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ أَنْ يَصُوْمُوْا رَمَضَانَ

Wajib bagi setiap orang-orang muslim puas ramadhan

جَمْعُ الْمُذَكَّرِ اْلسَّالِمِ

أَرْغَبُ فِى أَخِيْكَ لِأَنَّهُ سَخِيٌّ

Saya menginginkan saudamu karena dia dermawan

اْلأَسْمَاءُ اْلخَمْسَةُ[5]

فِى الْمَسْكَنِ عَشْرُ خَزَائِنَ

di rumah ada sepuluh lemari

اِسْمُ غَيْرُ مُنْصَرِفِ

اْلفَتْحَةُ

3

سَبَقَ لِى أَنْ أَسْكُنَ فِى مَعَاهِدَ

Saya sebelumya pernah tinggal di pesantren

4.         Tanda-Tanda I’rab Jazm (عَلاَمَاتُ اِعْرَابِ الجَزْمِ)

Organization Chart

I’rab yang terakhir adalah jazm yang mempunyai dua tanda yaitu sukun dan hadfu (membuang). Sukun menjadi tanda i’rab nashab bertempat pada fi’il mudhari’ shohihul akhir, dan tanda kedua hadfu bertempat pada hadfu ‘illat dan hadfu nun. Contoh;

لَا تَقْطِفْ زَهْرَةَ وَرْدَةٍ أَمَامَ بَيْتِ عَائِشَةَ

Jangan memetik bunga mawar di depan rumah Aisyah

اْلفِعْلُ الْمُضَارِعُ الصَّحِيْحُ الآخِرُ الّذِي لَمْ يَتَّصِلْ بِآخِرِهِ شَيْىءٌ

اْلسُّكُوْنُ

1

لَمْ أَغْضَبْ عَلَيْكُمْ

Saya tidak marah dengan kalian

لاَ تَبْكِ مِرَارًا يَا أَخِى

Jangan menangis terus, saudaraku

اْلفِعْلُ الْمُضَارِعُ الْمُعْتَلُ الآخِرُ الّذِي لَمْ يَتَّصِلْ بِآخِرِهِ شَيْىءٌ[6]

حَدْفُ اْلعِلَّةِ

Membuang huruf illat

2

لَمْ أَنْسَ هَذِهِ الْمَدِيْنَةَ

Saya tidak melupakan kota ini

لاَ تَكْسَلُوْا عِنْدَ اْلدِّرَاسَةِ

Jangan malas ketika belajar

اْلأَفْعَالُ اْلخَمْسَةُ

حَدْفُ اْلنُّوْنِ

Membuang nun

يَا اَحْمَدُ وَيُوْنُسُ لِمَاذَا لَمْ تَحْضُرَا بِااْلأَمْسِ؟

Ahmad dan Yunus, mengapa kamu tidak datang kemaren

Penjelasan diatas dapat dipahami, bahwasanya perubahan (i’rab) akhir kata bisa dengan harakat dan huruf. Bila disimpulkan tanda-tanda i’rab dan tempatnya sebagai berikut.

جزم

خفض/جرّ

نصب

رفع

محل الشاهد

*

اْلاِسْمُ الْمُفْرَدَ

*

جَمْعُ اْلتَكْسِيْر

*

جَمْعُ الْمُؤَنَّثِ السَّالِمِ

*

اْلاِسْمُ الْمُنْصَرِفُ

ﹿ

*

اْلفِعْلُ الْمُضَارِعُ الذي لَمْ يَتَّصِلْ بِآخِرِهِ شَيْىءٌ

حدف علة

*

اْلفِعْلُ الْمُضَارِعُ المُعْتَلُ الآخِرُ الّذِي لَمْ يَتَّصِلْ بِآخِرِهِ شَيْىءٌ

*

ى

ى

و

جَمْعُ الْمُذَكَّرِ اْلسَّالِمِ

*

ي

ي

ا

اْلاِسْمُ الْمُثَنَّى

*

ي

ا

و

اْلأَسْمَاءُ اْلخَمْسَةُ

حدف النون

*

حدف النون

ثبوت النون

اْلأَفْعَالُ اْلخَمْسَةُ

Serta dapat dipahami bahwa i’rab (perubahan akhir kata) rafa’, nashab, dan jar terdapat pada kalimah isim (kata benda). I’rab (perubahan akhir kata) rafa’, nashab, dan jazm terdapat pada kalimah fi’il (kata benda). Sedangkan kalimah huruf tidak mengalami perubahan akhir kata atau mabni.


    Baca juga tenteng artikel yang terkait:



[1] Fi’il Mudhori’ yang belum dikenai dengan dhamir tatsniyah (الألف), atau dhamir jama’  الواو)), atau dhamir muannats mukhatabah (الياء) atau disebut fi’il mudhori’ shohihul akhir, mengikut wazan-wazan berikut: هُوَ (يَفْعَلُ)، هِيَ (تَفْعَلُ)، أَنْتَ (تَفْعَلُ)، أَنَا (أَفْعَلُ)، نَحْنُ (نَفْعَلُ)

[2] Asma’ul Khamsah artinya Isim yang lima, isim tersebut diantaranya أَبُوْ، أَخُوْ، حَمُوْ، فُوْ، ذُوْ

[3] Af’alul Khamsah artinya fi’il yang lima atau lima fi’il mudhari’ yang disambung dengan dhamir tatsniyah (alif tatsniyah), atau dhamir jama’ muzakar salim (wawu jama’), atau dhamir muannats mukhatabah (nun jama’ niswah) mengikut wazan-wazan berikut:هُمَا (يَفْعَلَانِ)، اَنْتُمَا (تَفْعَلاَنِ)، هُمْ (يَفْعَلُوْنَ)، اَنْتُمْ (تَفْعَلُوْنَ)، اَنْتِ (تَفْعَلِيْنَ)

[4] Asma’ul Khamsah artinya Isim yang lima, isim tersebut diantaranya أَبَا، أَخَا، حَمَا، فَا، ذَا

[5] Asma’ul Khamsah artinya Isim yang lima, isim tersebut diantaranya أَبِيْ، أَخِيْ، حَمِيْ، فِيْ، ذِيْ

[6] Fi’il Mudhari’ Mu’tal Akhir adalah fi’il yang huruf akhirnya berupa huruf illat (alif, wawu, dan ya’).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH HADIST TENTANG HIJAB

  A.   Latar Belakang Telah disepakati oleh seluruh umat Islam bahwa al-Qur’an menjadi pedoman hidup baik tentang syariah maupun dalam keh...