Oleh: Muhammad Ali Aziz
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ
اللهِ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ
الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ
وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
Kaum Muslimin Yang Terhormat
Bumi yang kita tempati adalah planet yang selalu berputar, ada siang dan ada
malam. Roda kehidupan dunia juga tidak pernah berhenti. Kadang naik kadang
turun. Ada suka ada duka. Ada senyum ada tangis. Kadangkala dipuji tapi pada
suatu saat kita dicaci. Jangan harapkan ada keabadian perjalanan hidup.
Oleh sebab itu, agar tidak terombang-ambing dan tetap tegar dalam menghadapi
segala kemungkinan tantangan hidup kita harus memiliki pegangan dan amalan
dalam hidup. Tiga amalan baik tersebut adalah Istiqomah, Istikharah dan
Istighfar yang kita singkat TIGA IS.
1.
Istiqomah.
yaitu kokoh dalam aqidah dan konsisten dalam beribadah.
Begitu pentingnya istiqomah ini sampai Nabi Muhammad
Shalallaahu alaihi wasalam berpesan kepada seseorang seperti dalam Al-Hadits
berikut:
عَنْ
أَبِيْ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ:
قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، قُلْ لِيْ فِي اْلإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُهُ
عَنْهُ أَحَدًا غَيْرَكَ. قَالَ: قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ. (رواه مسلم).
“Dari Abi Sufyan bin Abdullah Radhiallaahu anhu berkata:
Aku telah berkata, “Wahai asulullah katakanlah kepadaku pesan dalam Islam
sehingga aku tidak perlu bertanya kepada orang lain selain engkau. Nabi
menjawab, ‘Katakanlah aku telah beriman kepada Allah kemudian
beristiqamahlah’.” (HR. Muslim).
Orang yang istiqamah selalu kokoh dalam aqidah dan tidak goyang keimanan
bersama dalam tantangan hidup. Sekalipun dihadapkan pada persoalan hidup,
ibadah tidak ikut redup, kantong kering atau tebal, tetap memperhatikan haram
halal, dicaci dipuji, sujud pantang berhenti, sekalipun ia memiliki fasilitas
kenikmatan, ia tidak tergoda melakukan kemaksiatan.
Orang seperti itulah yang dipuji Allah Subhannahu wa Ta'ala dalam Al-Qur-an
surat Fushshilat ayat 30:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian
mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka
(dengan mengatahkan): “Janganlah kamu merasa takut, dan janganlah kamu merasa
sedih, dan bergembiralah dengan syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.”
(Qs. Fushshilat: 30)
2.
Istikharah,
selalu mohon petunjuk Allah dalam setiap langkah dan penuh pertimbangan dalam
setiap keputusan.
Setiap orang mempunyai kebebasan untuk berbicara dan melakukan suatu perbuatan.
Akan tetapi menurut Islam, tidak ada kebebasan yang tanpa batas, dan
batas-batas tersebut adalah aturan-aturan agama. Maka seorang muslim yang
benar, selalu berfikir berkali-kali sebelum melakukan tindakan atau mengucapkan
sebuah ucapan serta ia selalu mohon petunjuk kepada Allah.
Nabi Shalallaahu alaihi wasalam pernah bersabda:
مَنْ
كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ
خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ. (رواه البخاري ومسلم عن أبي هريرة).
Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
berkatalah yang baik atau diamlah. (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu
Hurairah).
Orang bijak berkata “Think today and speak tomorrow” (berfikirlah hari ini dan
bicaralah esok hari).
Kalau ucapan itu tidak baik apalagi sampai menyakitkan orang lain maka
tahanlah, jangan diucapkan, sekalipun menahan ucapan tersebut terasa sakit.
Tapi ucapan itu benar dan baik maka katakanlah jangan ditahan sebab lidah kita
menjadi lemas untuk bisa meneriakkan kebenaran dan keadilan serta menegakkan
amar ma’ruf nahi munkar.
Mengenai kebebasan ini, malaikat Jibril pernah datang kepada Nabi Muhammad
Shalallaahu alaihi wasalam untuk memberikan rambu-rambu kehidupan, beliau
bersabda:
أَتَانِيْ جِبْرِيْلُ فَقَالَ: يَا مُحَمَّدًا
عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقٌ،
وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ
مَجْزِيٌّ بِهِ. (رواه البيهقي عن جابر).
Jibril telah datang kepadaku dan berkata: Hai Muhammad hiduplah sesukamu, tapi
sesungguhnya engkau suatu saat akan mati, cintailah apa yang engkau sukai tapi
engkau suatu saat pasti berpisah juga dan lakukanlah apa yang engkau inginkan
sesungguhnya semua itu ada balasannya. (HR.Baihaqi dari Jabir).
Sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam ini semakin penting untuk diresapi ketika
akhir-akhir ini dengan dalih kebebasan, banyak orang berbicara tanpa logika dan
data yang benar dan bertindak sekehendakya tanpa mengindahkan etika agama .
Para pakar barang kali untuk saat-saat ini, lebih bijaksana untuk banyak
mendengar daripada berbicara yang kadang-kadang justru membingungkan
masyarakat.
Kita memasyarakatkan istikharah dalam segala langkah kita, agar kita
benar-benar bertindak secara benar dan tidak menimbulkan kekecewaan di kemudian
hari.
Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
مَا خَابَ مَنِ اسْتَخَارَ وَلاَ نَدِمَ مَنِ
اسْتَشَارَ وَلاَ عَالَ مَنِ اقْتَصَدَ.
Tidak akan rugi orang yang beristikharah, tidak akan
kecewa orang yang bermusyawarah dan tidak akan miskin orang yang hidupnya
hemat. (HR. Thabrani dari Anas)
3.
Istighfar,
yaitu selalu instropeksi diri dan mohon ampunan kepada Allah Rabbul Izati.
Setiap orang pernah melakukan kesalahan baik sebagai individu maupun kesalahan
sebagai sebuah bangsa. Setiap kesalahan dan dosa itu sebenarnya penyakit yang
merusak kehidupan kita. Oleh karena ia harus diobati.
Tidak sedikit persoalan besar yang kita hadapi akhir-akhir ini yang diakibatkan
kesalahan kita sendiri. Saatnya kita instropeksi masa lalu, memohon ampun
kepada Allah, melakukan koreksi untuk menyongsong masa depan yang lebih cerah
dengan penuh keridloan Allah.
Dalam persoalan ekonomi, jika rizki Allah tidak sampai kepada kita disebabkan
karena kemalasan kita, maka yang diobati adalah sifat malas itu. Kita tidak
boleh menjadi umat pemalas. Malas adalah bagian dari musuh kita. Jika kesulitan
ekonomi tersebut, karena kita kurang bisa melakukan terobosan-teroboan yang
produktif, maka kreatifitas dan etos kerja umat yang harus kita tumbuhkan.
Akan tetapi adakalanya kehidupan sosial ekonomi sebuah bangsa mengalami
kesulitan. Kesulitan itu disebabkan karena dosa-dosa masa lalu yang menumpuk
yang belum bertaubat darinya secara massal. Jika itu penyebabnya, maka obat
satu-satunya adalah beristighfar dan bertobat.
Allah berfirman yang mengisahkan seruan Nabi Hud Alaihissalam, kepada kaumnya:
“Dan (Hud) berkata, hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertaubatlah
kepadaNya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu dan Dia akan
menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling dengan
berbuat dosa” (QS. Hud:52).
Para Jamaah yang dimuliakan Allah
Sekali lagi, tiada kehidupan yang sepi dari tantangan dan godaan. Agar kita
tetap tegar dan selamat dalam berbagai gelombang kehidupan, tidak bisa tidak
kita harus memiliki dan melakukan TIGA IS di atas yaitu Istiqomah, Istikharah
dan Istighfar.
Mudah-mudahan Allah memberi kekuatan kepada kita untuk menatap masa depan
dengan keimanan dan rahmatNya yang melimpah. Amin
أَقُولُ
قَوْ لِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ
هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ
الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ،
إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. عِبَادَ الله، اِتَّقُوا
اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ
الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ
جَمِيْعَ وُلاَةَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَانْصُرِ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ،
وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ
الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،
إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللَّهُمَّ
افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ
الْفَاتِحِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ
ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
BACA MATERI KHUTBAH LAINNYA YANG BERKAITAN:
Sumber:
www.alsofwah.or.id/khutbah
Posted By http://ichsanmufti.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar