Berikut adab-adab seorang pengajar Al-Qur'an:
·
Mengajarkan Al-Qur’an hanya untuk mencari ridha Allah
Ta’ala.
·
Mengajarkan Al-Qur’an bukan bertujuan untuk mendapatkan
balasan duniawi. Firman Allah Ta’ala:
مَنْ كَانَ يُرِيْدُ حَرْثَ
الدُّنْيَا نُـؤْتِهِ مِنْـهَا وَمَالَهُ فِي اْلآخِرَةِ مِنْ نََصِيْبٍ
"Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami
berikan kepadanya sebagian dari keuntungan
dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat”.[1]
Dan
waspada untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber penghasilan, para ulama
berbeda pendapat tentang kebolehan mengambil upah dari mengajar Al-Qur’an,
semoga pendapat yang lebih dekat dengan kebenaran adalah pendapat yang
membolehkannya, berdasarkan hadits Abi Said yang telah mengambil sekumpulan
kambing sebagai upah atas kesembuhan orang yang diruqyahnya dengan surat
Al-Fatihah.
·
Hendaklah dia waspada dari kesengajaan memperbanyak
bacaan karena banyaknya orang yang meminta dan mendatanginya.
·
Hendaklah dia waspada jika bersikap tidak senang
terhadap kecendrungan shahabat-shahabatnya untuk belajar Al-Qur’an kepada orang
lain yang pernah belajar darinya.
·
Berakhlaq dengan adab-adab syara’.
·
Bersikap zuhud dan mencukupkan diri dengan
bagian yang sedikit dari dunia.
·
Hendaklah ia bersikap tenang, berwibawa dan
merendah diri.
·
Menjauhi ketawa dan senda gurau yang
berlebihan.
·
Menggunakan hadits sebagai sandaran untuk
bertasbih, berdo’a dan mengerjakan amal-amal yang utama
·
Waspada terhadap penyakit hati seperti
hasad, bangga diri, riya’, bersikap melebihi orang lain atau merendahkannya….
·
Tidak memandang diri lebih baik dari salah
seorang dari mereka.
·
Seyogyanya untuk bersikap kasih sayang
terhadap orang yang belajar kepadanya, dan bergaul dengan lembut serta
memberikan semangat bagi mereka untuk belajar.
·
Memberikan nasehat khususnya bagi orang
yang belajar kepadanya sebatas kemampuannya.
·
Bersikap toleran saat mengajar.
·
Kasih sayang terhadap siswa, memperhatikan
kemaslahatnnya sebagaimana ia memperhatikan kemaslahatan diri dan anaknya,
seorang siswa diperlakukan seperti anaknya dalam kasih sayang, bersabar atas
sikapnya yang kasar atau adabnya yang buruk serta menjelaskan keburukan sikap
tersebut dengan cara yang lembut agar ia tidak kembali padanya.
·
Hendaklah dia menyenangi kebaikan bagi para
siswanya seperti dia menyukainya untuk dirinya, dan membenci kekurangan bagi
mereka sebagaimana hal tersebut dia benci bagi dirinya sendiri.
·
Hendaklah ia menjelaskan bagi mereka
tentang keutamaan belajar untuk menambah motifasi mereka dan mendorong mereka
untuk bersikap zuhud terhadap dunia.
·
Mendahulukan siswa atas kemaslahatan
duniawi yang tidak primer.
·
Memberikan setiap siswa apa-apa yang sesuai
(bagi dirinya), maka hendaklah ia tidak melimpahkan kadar yang banyak bagi
siswa yang tidak mampu menerima yang banyak, dan tidak mengurangi pemberiannya
terhadap siswa yang mampu menerima tambahan.
·
Memberikan dorongan bagi mereka untuk
mengulangi hapalan-hapalan mereka.
·
Memberikan pujian kepada siswa yang rajin.
·
Hendaklah dia mengutamakan orang yang
terlebih dahulu datang pada saat banyak murid-murid yang datang menyibukannya,
dan janganlah mendahulukan orang yang tergesa-gesa mementingkan dirinya kecuali
terdapat maslahat syar’i.
·
Mengamati keadaan mereka dan menanyakan
murid yang tidak hadir.
·
Menjaga kedua tangan saat guru membacakan
ayat baginya dari perbuatan sia-sia, dan menjaga pandangan yang liar tanpa
kebutuhan.
·
Duduk menghadap kiblat setelah bersuci
dengan penuh wibawa dan pakaian yang putih bersih, pada saat ia sudah sampai di
tempat duduk hendaklah dia melakukan shalat dua rekaat pada tempat duduknya
sebelum dia duduk.
·
Diriwayatkan bahwa Ibnu Mas’ud radhiallahu
anhu membaca Al-Qur’an untuk orang lain dengan duduk secara berlutut.
·
Dianjurkan agar majlis seorang guru meluas
agar bisa menampung para siswa yang belajar padanya.
·
Seyogyanya bagi seorang guru untuk tidak
menghinakan ilmunya.
BACA MATERI KHUTBAH LAINNYA YANG BERKAITAN:
- ADAB KEPADA ALLAH TA’ALA
- ADAB KEPADA RASUL SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM
- ADAB SEORANG PENGAJAR AL-QUR’AN
- ADAB SEORANG PELAJAR DAN PENGAMAL AL-QUR’AN
- ADAB MEMBACA DAN PENGAJAR AL-QUR’AN
- ADAB MENUNTUT ILMU
[1] QS.Asy-Syuro: 20.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar