HOME

12 Mei, 2023

ADAB KEPADA ALLAH TA’ALA

Sesungguhnya nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba-hambaNya sangat banyak, tidak terhitung jumlahnya. Kemana saja seorang hamba mengarahkan pandangannya, dia akan melihat nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala dihadapannya. Kenikmatan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah diperoleh hamba-Nya semenjak dia berupa setetes air mani yang bercampur dengan sel telur yang bergantung di dalam rahim ibunya. Kemudian selalu mengiringinya sampai ajal menjemputnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ

Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. [an-Nahl/16:53]

Bahkan jika manusia hendak menghitung nikmat-Nya, maka dia tidak akan mampu menghitungnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [an-Nahl/16:18]

Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki hak yang menjadi kewajiban para hamba-Nya. Hak Allah Subhanahu wa Ta’ala tersebut harus diutamakan daripada hak-hak sesama makhluk. Diantara yang menjadi hak  Allah Azza wa Jalla dan menjadi kewajiban para hamba yaitu memiliki adab yang baik kepada Allah Azza wa Jalla . Maka wajib bagi seorang hamba memiliki adab-adab sebagai berikut:

·         Ikhlas kepada Allah dalam beramal.

·         Waspada agar tidak terjerumus dalam kesyirikan, firman Allah Ta’ala:

وََلوْ أَشْرَكُوْا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْن

“Seandainya mereka mempersekutukan Allah niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan”َ[1]

·         Beribadah dan menjalankan kewajiban sesuai dengan apa yang diperintahkan-Nya

·         Mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah. Firman Allah Ta’ala:

وَِإذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ َلأَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيْدٌ

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azabku sangat pedih”[2]

·         Mengagungkan dan memuliakan-Nya serta mengagungkan syi’ar-syi’ar-Nya. Firman Allah Ta’ala: وَمَا قَدَرُوْا اللهَ حَـقَّ قَدْرِهِ          “Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya”[3]

·         Tidak berbicara tentang hukum-hukum Allah tanpa ilmu. Firman Allah Ta’ala: وَلاَ تَقُـوْلُوْا لِمَا تَصِـفُ أَلْسِنَتِـكُمُ اْلكَذِبَ هذَا حَلاَلٌ وَهذَا حَـرَام

“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa-apa yng disebut oleh lidahmu secara dusta “Ini halal dan ini haram…….”[4]

·       Merasakan pengawasan Allah baik saat sepi dan ramai. Firman Allah Ta’ala:    وَيَعْـلَمُ مَا تُسِـرُّوْنَ وَمَا تُعْلِـنُوْنَ وَاللهُ عَلِيْمٌ بِذَاتِ الصُّدُوْرِ

“Dan mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati”[5]

·         Menumbuhkan rasa takut, cemas dan penuh harap kepada-Nya.

·         Bertaubat dan kembali kepada-Nya, serta meminta ampun hanya kepadaNya. Firman Allah Ta’ala:

وَلَوْ أَنَّـهُمْ إِذْ ظَلَمـُوْا أَنْـفُسَهُمْ جَاؤُوْكَ فَاسْـتَغْفَـرُوا اللهَ وَاسْـتَغْفَـرَ لَـهُمُ الرَّسُـوْلُ لَوَجُـدُوْا اللهَ تَـوَّابًارَحِيْمًا

“Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”[6]

·         Berdo’a, bersikap merendah diri dan hina di hadapan-Nya. Firman Allah Ta’ala:

أَمَّنْ يُجِيْبُ اْلُمضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوْءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ اْلأََرْضِ أَإِلهٌ مَعَ اللهِ قَلِيْلاً مَا تَذَكَّرُوْنَ

“Atau siapakah orang yang memperkenankan do’a orang yang sedang dalam kesulitan yang bila ia berdo’a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi, apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain. Amat sedikitlah kamu mengingatnya”[7]

·         Tidak putus asa dan harap terhadap ampunan-Nya. Firman Allah Ta’ala:

قُلْ يَاعِباَدَيَ الَّذِيْنَ أَسْـرَفُوْا عَلىَ أَنْفـُسِهِمْ لاَ تَقْـنَطُوْا مِنْ رَحْـمَةِ اللهِ إنَّ اللهَ يَغْفِـرُ الُّذُنُوْبَ جَمِيْعًا إِنَّهُ هُـوَ الْغَـفُوْرُ الرَّحِيْمُ

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”[8]

·         Meyakini bahwa hanya di tangan-Nyalah kekuasaan untuk memberikan manfaat, memudharatkan, menghidupkan dan mematikan. Firman AllahTa’ala:

مَنْ يُصْرَفْ عَنْهُ يَوْمَئِذٍ فَـقَدْ رَحِمَـهُ  وَذلِكَ اْلـفَوْزُ الْمُبِينُ

“Barangsiapa yang dijauhkan azab daripadanya pada hari itu, maka sungguh Allah telah memberikan rahmat kepadanya. Dan itulah keberuntungan yang nyata”[9]

·         Berprasangka baik terhadap Allah Ta’ala. Firman Allah Ta’ala:

وَذلِكُمْ ظَنُّكُمُ الَّذِي ظَنَنْـتُمْ بـِرَبِّكُمْ أَرْدَاكُمْ فَأَصْبَحْـتُمْ مِنَ اْلخَاسِـرِيْنَ

“Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka terhadap Tuhanmu, prasangka itu telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi”[10]

·         Bersabar atas semua taqdir-taqdirNya, membenarkan apa-apa yang diberitakan-Nya dan melaksanakan semua kewajiban yang di perintahkan-Nya.

·         Konsisten dengan perjanjian.

·         Mencintai orang yang dicintai-Nya dan memusuhi orang yang dimusuhi-Nya.

·         Pasrah, tunduk dan taat kepada-Nya.

·         Berhukum dengan syari’atNya dan perintah-Nya dalam semua aspek kehidupan.

·         Selalu berzikir kepada-Nya.

·         Malu dan waspada untuk berbua maksiat kepadaNya, serta menjauhi semua sikap yang bisa mendatangkan murka dan siksa-Nya. Firman Allah Ta’ala:

فَلْيَحْذَرِ الَّذِيْنَ يُخَالِفُـوْنَ عَنْ أَمْـرِهِ أَنْ تُصِيْبَهُمْ فِتْـنَةٌ أَوْ يُصِيْبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ

“Maka hendaklah  orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih”[11]

 

BACA MATERI KHUTBAH LAINNYA YANG BERKAITAN:


[1] QS. Al-An’am:88

[2] QS. Ibrahim: 7

[3] QS. Al-An’am: 91

[4] QS. Al-Nahl: 116

[5] QS. Al-Taghaabun: 4

[6] QS. Al-Nisa’:64

[7] QS. Al-Naml: 62.

[8] QS.Az-Zumar: 53

[9] QS. Al-An’am: 16

[10] QS. Fushshilat: 23

[11] QS. Al-Nur: 63

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH HADIST TENTANG HIJAB

  A.   Latar Belakang Telah disepakati oleh seluruh umat Islam bahwa al-Qur’an menjadi pedoman hidup baik tentang syariah maupun dalam keh...