HOME

30 Agustus, 2024

SEBAB-SEBAB TIDAK DITERIMANYA AMAL

 


KULTUM SINGKAT

Bismillaahhirrohmaanirrohiim..

Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..

 

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, washolatu wasalmu’ala ashrofil ambya’i walmursalin, wa ‘ala alihi washohbihi aj’mangin. Ama ba’du…

 

Bapak Ibu jama’ah yang dimuliakan Allah, marilah kita panjatkan puji syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah kepada kita, utamanya adalah nikmat islam, kesehatan, kekuatan dan kesempatan, sehingga pada malam hari ini kita masih diperkenankan berkumpul untuk mengkaji ayat-ayat Allah.

 

Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad Shollahu 'alaihi wassalam, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah melaksanakan ajarannya.

 

Jama’ah yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini saya akan membacakan sebuah kultum dengan tema:

 

Sebab-Sebab Tidak Diterimanya Amal

 

Setiap muslim pasti berharap agar amal-amal yang telah mereka kerjakan akan diterima oleh Allah. Namun ada amalan-amalan yang tidak diterima oleh Allah, atau amalan-amalan yang sebenarnya diterima, akan tetapi karena kita melakukan hal tertentu, menjadikan amalan itu tidak diterima di sisi-Nya. Diantara sebab-sebab tidak diterimanya amal ibadah yang kita kerjakan adalah:

 

 

1. Syirik

 

Secara umum syirik adalah menyekutukan Allah dengan sesuatu. Dalam definisi lain, syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah pada perkara yang merupakan hak khusus bagi Allah, seperti hak diibadahi, mencipta, memberi manfaat dan madharat. Sedangkan pelakunya disebut musyrik.

 

Dalam agama Islam syirik merupakan kezaliman yang sangat besar. Allah berfirman: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS. Luqman: 13)

 

Orang yang melakukan kesyirikan amalnya akan terhapus. Sebagaimana telah dijelaskan oleh Allah dalam firman-Nya: “Jika kamu berbuat syirik, niscaya  akan terhapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az-Zumar: 65)

 

Juga firman-Nya: “Seandainya mereka berbuat syirik, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am: 88)

 

 

2. Kufur terhadap ayat-ayat Allah

 

Ayat-ayat Allah adalah firman yang pasti kebenarannya, serta tidak ada keraguan di dalamnya. Sebagaimana Allah berfirman: “Kitab ini tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah : 2)

 

Sehingga hanya orang yang tidak beriman sajalah yang mengkufuri dan mengingkari ayat-ayat yang telah Allah turunkan kepada Rasul-Nya. Orang seperti itu mendapatkan ancaman berupa hilangnya amalan-amalan yang telah mereka kerjakan. Hal ini telah dijelaskan oleh Allah dalam QS. Al-Kahfi ayat 103 – 106: Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat. Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.”

 

3. Beramal, akan tetapi tidak sesuai dengan petunjuk Rasulullah Shollahu 'alaihi wassalam

 

Rasulullah diutus untuk menjadi teladan bagi umat manusia. Baik teladan dalam berakhlak maupun teladan dalam beribadah. Allah berfirman: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)

 

Rasulullah telah mengajarkan kepada kita bagaimana cara beribadah kepada Allah secara benar. Oleh karena itu beribadah haruslah menurut petunjuk Rasulullah, dan umatnya dilarang untuk mengada-adakan hal-hal yang baru dalam ibadah.

 

Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang mengada-adakan amalan baru pada urusan agama kami, yang tidak ada perintahnya, maka amalan itu tertolak.” (HR. Bukhari Muslim)

 

Dan dalam riwayat lain disebutkan, Rasulullah bersabda:

“Barangsiapa yang melakukan amal ibadah yang tidak ada perintahnya dari kami maka ia tertolak.” (HR. Muslim).

 

Demikianlah sedikit yang dapat saya sampaikan. Semoga semua amal ibadah kita adalah amal yang senantiasa diterima oleh Allah. Aamiin.

 

Billahitaufik walhidayah.. Wassalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..

 BACA TEKS KULTUM LAINNYA YANG BERKAITAN:

  1. NIAT DALAM KEBAIKAN DAN KEBURUKAN
  2. ORANG-ORANG YANG DIDOAKAN MALAIKAT
  3. SEBAB-SEBAB TIDAK DITERIMANYA AMAL
  4. MELIHAT ISLAM KARENA MELIHAT FENOMENA ALAM
  5. KEUTAMAAN MEMBACA, MEMPELAJARI, DAN MENGAMALKAN AL-QUR'AN
  6. KEUTAMAAN SHALAT DHUHA
  7. KISAH MULIA DARI FATIMAH AZ ZAHRA
  8. KULTUM TENTANG KEMATIAN
  9. LARANGAN MAKAN DAN MINUM SAMBIL BERDIRI, DIPANDANG DARI SEGI KESEHATAN
  10. KERUGIAN DI BULAN RAMADHAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH HADIST TENTANG HIJAB

  A.   Latar Belakang Telah disepakati oleh seluruh umat Islam bahwa al-Qur’an menjadi pedoman hidup baik tentang syariah maupun dalam keh...