KULTUM SINGKAT
Bismillaahhirrohmaanirrohiim..
Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..
Alhamdulillahirobbil ‘alamin, washolatu
wasalmu’ala ashrofil ambya’i walmursalin, wa ‘ala alihi washohbihi aj’mangin.
Ama ba’du…
Bapak Ibu jama’ah yang dimuliakan Allah, marilah
kita panjatkan puji syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah kepada kita,
utamanya adalah nikmat islam, kesehatan, kekuatan dan kesempatan, sehingga pada
malam hari ini kita masih diperkenankan berkumpul untuk mengkaji ayat-ayat
Allah.
Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad Shollahu 'alaihi wassalam, keluarga,
sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah melaksanakan ajarannya.
Jama’ah yang dirahmati Allah, pada kesempatan
kali ini saya akan membacakan sebuah kultum dengan tema:
Sebab-Sebab Tidak Diterimanya Amal
Setiap muslim pasti berharap agar amal-amal yang
telah mereka kerjakan akan diterima oleh Allah. Namun ada amalan-amalan yang
tidak diterima oleh Allah, atau amalan-amalan yang sebenarnya diterima, akan
tetapi karena kita melakukan hal tertentu, menjadikan amalan itu tidak diterima
di sisi-Nya. Diantara sebab-sebab tidak diterimanya amal ibadah yang kita
kerjakan adalah:
1.
Syirik
Secara umum syirik adalah menyekutukan Allah
dengan sesuatu. Dalam definisi lain, syirik adalah menyamakan selain Allah
dengan Allah pada perkara yang merupakan hak khusus bagi Allah, seperti hak
diibadahi, mencipta, memberi manfaat dan madharat. Sedangkan pelakunya disebut
musyrik.
Dalam agama Islam syirik merupakan kezaliman
yang sangat besar. Allah berfirman: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata
kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku,
janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS. Luqman: 13)
Orang yang melakukan kesyirikan amalnya akan
terhapus. Sebagaimana telah dijelaskan oleh Allah dalam firman-Nya: “Jika kamu
berbuat syirik, niscaya akan terhapuslah
amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az-Zumar: 65)
Juga firman-Nya: “Seandainya mereka berbuat
syirik, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (QS.
Al-An’am: 88)
2.
Kufur terhadap ayat-ayat Allah
Ayat-ayat Allah adalah firman yang pasti kebenarannya,
serta tidak ada keraguan di dalamnya. Sebagaimana Allah berfirman: “Kitab ini
tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS.
Al-Baqarah : 2)
Sehingga hanya orang yang tidak beriman sajalah
yang mengkufuri dan mengingkari ayat-ayat yang telah Allah turunkan kepada
Rasul-Nya. Orang seperti itu mendapatkan ancaman berupa hilangnya amalan-amalan
yang telah mereka kerjakan. Hal ini telah dijelaskan oleh Allah dalam QS.
Al-Kahfi ayat 103 – 106: Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan
kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang
yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka
menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang
telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan
dengan Dia, maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu
penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat. Demikianlah balasan mereka itu
neraka Jahannam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan
ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.”
3.
Beramal, akan tetapi tidak sesuai dengan petunjuk Rasulullah Shollahu 'alaihi
wassalam
Rasulullah diutus untuk menjadi teladan bagi
umat manusia. Baik teladan dalam berakhlak maupun teladan dalam beribadah.
Allah berfirman: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)
Rasulullah telah mengajarkan kepada kita
bagaimana cara beribadah kepada Allah secara benar. Oleh karena itu beribadah
haruslah menurut petunjuk Rasulullah, dan umatnya dilarang untuk mengada-adakan
hal-hal yang baru dalam ibadah.
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang
mengada-adakan amalan baru pada urusan agama kami, yang tidak ada perintahnya,
maka amalan itu tertolak.” (HR. Bukhari Muslim)
Dan dalam riwayat lain disebutkan, Rasulullah
bersabda:
“Barangsiapa yang melakukan amal ibadah yang
tidak ada perintahnya dari kami maka ia tertolak.” (HR. Muslim).
Demikianlah sedikit yang dapat saya sampaikan.
Semoga semua amal ibadah kita adalah amal yang senantiasa diterima oleh Allah.
Aamiin.
Billahitaufik walhidayah.. Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wa barokaatuuh..
- NIAT DALAM KEBAIKAN DAN KEBURUKAN
- ORANG-ORANG YANG DIDOAKAN MALAIKAT
- SEBAB-SEBAB TIDAK DITERIMANYA AMAL
- MELIHAT ISLAM KARENA MELIHAT FENOMENA ALAM
- KEUTAMAAN MEMBACA, MEMPELAJARI, DAN MENGAMALKAN AL-QUR'AN
- KEUTAMAAN SHALAT DHUHA
- KISAH MULIA DARI FATIMAH AZ ZAHRA
- KULTUM TENTANG KEMATIAN
- LARANGAN MAKAN DAN MINUM SAMBIL BERDIRI, DIPANDANG DARI SEGI KESEHATAN
- KERUGIAN DI BULAN RAMADHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar