KULTUM SINGKAT
Bismillaahhirrohmaanirrohiim..
Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..
Alhamdulillahirobbil ‘alamin, washolatu
wasalmu’ala ashrofil ambya’i walmursalin, wa ‘ala alihi washohbihi aj’mangin.
Ama ba’du…
Bapak Ibu yang dimuliakan Allah, marilah kita
senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita, salah satunya dengan selalu
mensyukuri nikmat Allah serta menggunakannya untuk amal ibadah dan kebaikan.
Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah.
Jama’ah yang dirahmati Allah, pada kesempatan
kali ini saya akan membacakan sebuah kultum dengan tema:
Niat Dalam Kebaikan dan Keburukan
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam
telah menjelaskan keutamaan shalat yang menggugurkan dosa-dosa karena dilakukan
dengan ikhlas dan sempurna. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Tidak ada seorang muslim yang kedatangan (waktu)
shalat wajib, lalu dia melakukan shalat wajib itu dengan menyempurnakan wudhu’nya,
khusyu’nya dan ruku’nya, kecuali shalat itu merupakan penghapus dosa-dosa
sebelumnya, selama dia tidak melakukan dosa besar. Dan itu untuk seluruh waktu.
[HR. Muslim]
Sebaliknya, beliau juga memperingatkan umat dari
melakukan shalat karena riya’, karena hal ini akan menggugurkan amal,
sebagaimana hadits berikut ini:
Dari Abu Sa'îd, dia berkata: "Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi kami ketika kami sedang membicarakan
Al-Masîhud Dajjâl. Kemudian beliau bersabda: "Maukah aku beritahukan
kepada kamu sesuatu yang menurutku lebih aku takutkan terhadap kamu daripada
terhadap Al-Masîhud Dajjâl?" Maka kami menjawab: "Ya, wahai
Rasulullah". Maka beliau bersabda: "Syirik yang tersembunyi. Yaitu
seseorang melakukan shalat, lalu dia membaguskan shalatnya karena dia melihat
pandangan orang lain". [Hadits Hasan Riwayat Ibnu Mâjah]
Ini merupakan contoh nyata tentang pentingnya
niat dan mengikhlaskan niat di dalam seluruh amalan. Oleh karena itu banyak
sekali Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan hal ini di dalam
hadits-hadits beliau. Antara lain, sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
Sesungguhnya semua amalan itu terjadi dengan
niat, dan setiap orang mendapatkan apa yang dia niatkan. [HR. Bukhâri]
Sesungguhnya suatu perbuatan akan diterima oleh
Allah jika memenuhi dua syarat, yaitu niat ikhlas dan mengikuti Sunnah. Oleh
karena itu Allah akan melihat hati manusia, apakah ia ikhlas; dan melihat
amalnya, apakah sesuai dengan tuntunan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
Beliau Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk kamu dan
harta kamu, tetapi Dia melihat hati kamu dan amal kamu. [HR. Muslim]
Oleh karena itulah mengikhlaskan niat merupakan
perintah Allah kepada seluruh manusia, sebagaimana firman-Nya:
Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian itulah agama yang lurus. [Al-Bayyinah:5]
Di antara rahmat dan anugerah Allah adalah bahwa
Dia menulis kebaikan hamba-Nya hanya karena keinginan untuk berbuat kebaikan,
sedangkan keinginan berbuat keburukan belum ditulis. Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam menjelaskan hal ini di dalam hadits sebagai berikut:
Sesungguhnya Allah menulis semua kebaikan dan
keburukan. Barangsiapa berkeinginan berbuat kebaikan, lalu dia tidak
melakukannya, Allah menulis di sisi-Nya pahala satu kebaikan sempurna untuknya.
Jika dia berkeinginan berbuat kebaikan, lalu dia melakukannya, Allah menulis
pahala sepuluh kebaikan sampai 700 kali, sampai berkali lipat banyaknya.
Barangsiapa berkeinginan berbuat keburukan, lalu dia tidak melakukannya, Allah
menulis di sisi-Nya pahala satu kebaikan sempurna untuknya. Jika dia berkeinginan
berbuat keburukan, lalu dia melakukannya, Allah menulis satu keburukan
saja.[HR. Bukhâri dan Muslim]
Sementara itu, keinginan yang melintas di dalam
hati untuk berbuat keburukan belum ditulis dosa oleh Allah. Namun, jika
keinginan itu sudah menjadi tekad dan niat, apalagi sudah diusahakan, walaupun
tidak terjadi, maka pelakunya sudah mendapatkan balasan karenanya.
Dari Abu Bakrah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: Jika dua orang muslim bertemu dengan pedang masing-masing
(berkelahi), maka pembunuh dan orang yang terbunuh di dalam neraka. Aku (Abu
Bakrah) bertanya: ”Wahai Rasulullah, si pembunuh kami memahaminya, namun
bagaimana dengan orang yang terbunuh. Beliau menjawab: “Sesungguhnya dia juga
sangat ingin membunuh kawannya itu”. [HR. Bukhâri dan Muslim]
Dalam hadits yang lain, Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam memperingatkan bahaya niat buruk di dalam hubungan antar
hamba. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Siapa saja berhutang dengan niat tidak akan
membayar hutang kepada pemiliknya, dia akan bertemu Allah sebagai pencuri. [HR.
Ibnu Mâjah].
Demikianlah sedikit yang dapat saya sampaikan.
Kurang lebihnya mohon maaf. Billahitaufik walhidayah.. Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wa barokaatuuh..
- NIAT DALAM KEBAIKAN DAN KEBURUKAN
- ORANG-ORANG YANG DIDOAKAN MALAIKAT
- SEBAB-SEBAB TIDAK DITERIMANYA AMAL
- MELIHAT ISLAM KARENA MELIHAT FENOMENA ALAM
- KEUTAMAAN MEMBACA, MEMPELAJARI, DAN MENGAMALKAN AL-QUR'AN
- KEUTAMAAN SHALAT DHUHA
- KISAH MULIA DARI FATIMAH AZ ZAHRA
- KULTUM TENTANG KEMATIAN
- LARANGAN MAKAN DAN MINUM SAMBIL BERDIRI, DIPANDANG DARI SEGI KESEHATAN
- KERUGIAN DI BULAN RAMADHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar