HOME

30 Agustus, 2024

HATI YANG MATI (QOLBUN MAYYIT)

 


KULTUM SINGKAT

Bismillaahhirrohmaanirrohiim..

Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..

 

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, washolatu wasalmu’ala ashrofil ambya’i walmursalin, wa ‘ala alihi washohbihi aj’mangin. Ama ba’du…

 

Bapak Ibu jama’ah yang dimuliakan Allah, marilah kita panjatkan puji syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah kepada kita, utamanya adalah nikmat islam, kesehatan, kekuatan dan kesempatan, sehingga pada malam hari ini kita masih diperkenankan berkumpul untuk mengkaji ayat-ayat Allah.

 

Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad Shallahu 'alaihi wassalam, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah melaksanakan ajarannya.

 

Jama’ah yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini saya akan membacakan sebuah kultum dengan tema:

 

Hati Yang Mati (Qalbun Mayyit)

 

Pada kultum sebelumnya, telah saya bacakan mengenai obat penyakit hati untuk menyembuhkan hati yang sakit. Hati yang sakit bila tidak segera diobati dan dibiarkan lama-lama bisa berpotensi menjadi hati yang mati.

 

Hati yang mati itu tidak ada bedanya dengan jasad yang sudah tidak bernyawa. Walaupun dipukul, dicubit, bahkan diiris sekalipun, ia tidak akan merasakan apa-apa. Sehingga ketika orang yang hatinya telah mati melakukan perbuatan baik atau pun buruk rasanya akan sama saja, biasa-biasa saja, dan tidak ada nilainya sama sekali.

 

Ada 2 ciri utama hati yang mati, yaitu:

 

1.      Selalu menolak akan kebenaran dari Allah.

2.     Selalu melakukan kerusakan / berlaku zhalim kepada sesama makhluk hidup bahkan terhadap dirinya sendiri.

 

Hati yang mati secara tersirat disinggung dalam surat Al-Baqarah ayat 7 yang artinya “Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang berat”.

 

Serta dalam riwayat Ibrahim bin Adam atau dikenal juga dengan nama Abu Ishaq, yang sedang berjalan dipasar Bashrah, lalu orang-orang mengerumuninya dan seraya bertanya: "Wahai Abu Ishaq, sudah sejak lama kami memanjatkan do'a kepada Allah, tetapi mengapa do'a-do'a kami tidak di kabulkan? Padahal Allah telah berfirman dalam kitab-Nya; "Berdo'alah kalian kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan do'a kalian." (QS.Ghoofir : 60).  Lalu Abu Ishaq menjawab, "Hal itu dikarenakan hati kalian telah mati dengan sepuluh perkara berikut :

 

1.      Kalian mengenal Allah tetapi kalian tidak menunaikan kewajibannya.

2.     Kalian mengakui mencintai Rasulullah, tapi kalian meninggalkan sunnahnya.

3.     Kalian membaca Al-Qur’an, tapi kalian tidak mengamalkan isi kandungannya.

4.     Kalian sangat banyak diberi nikmat karunia, tapi kalian tidak mensyukurinya.

5.     Kalian selalu mengatakan bahwa syetan itu musuh kalian, tetapi kalian mengikuti langkahnya.

6.     Kalian mempercayai surga itu ada, tetapi kalian tidak berbuat amal untuk mengantarkannya kesana.

7.     Kalian mempercayai neraka itu ada, tetapi kalian tidak lari dari panas siksanya.

8.     Kalian mengakui bahwa kematian itu benar adanya, tetapi kalian tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya.

9.     Kalian sibuk mengurusi kekurangan orang lain, akan tetapi lupa pada kekurangan diri sendiri.

10. Kalian mengubur jenazah, akan tetapi tidak mengambil pelajaran dari peristiwa tersebut.

 

Jamaah yang berbahagia, demikianlah sedikit kultum tentang hati yang mati. Semoga saja kita bisa mengambil hikmahnya. Dan semoga kita tidak termasuk kedalam golongan orang dengan hati yang mati.

 

Billahitaufik walhidayah.. Wassalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..

 BACA TEKS KULTUM LAINNYA YANG BERKAITAN:

  1. KERUGIAN DI BULAN RAMADHAN
  2. CARA RASULULLAH MENJAGA KESEHATAN
  3. HATI YANG MATI (QOLBUN MAYYIT)
  4. HUKUM MEMAKAN KATAK
  5. BEBERAPA KESALAHAN KETIKA SHALAT BERJAMAAH
  6. 3 GOLONGAN YANG PERTAMA MASUK NERAKA
  7. 3 PESAN (NASEHAT) RASULULLAH SAW
  8. ANCAMAN DAN HUKUMAN UNTUK ORANG-ORAMG SOMBONG
  9. BAHAYANYA TERGILAS WAKTU SUBUH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH HADIST TENTANG HIJAB

  A.   Latar Belakang Telah disepakati oleh seluruh umat Islam bahwa al-Qur’an menjadi pedoman hidup baik tentang syariah maupun dalam keh...