Bismillaahhirrohmaanirrohiim..
Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..
Alhamdulillahirobbil ‘alamin, washolatu
wasalmu’ala ashrofil ambya’i walmursalin, wa ‘ala alihi washohbihi aj’mangin.
Ama ba’du…
Bapak Ibu sodara-sodara jama’ah yang dimuliakan
Allah, yang pertama dan paling utama, marilah kita panjatkan puji syukur atas
segala nikmat yang diberikan Allah kepada kita, utamanya adalah nikmat islam, kesehatan,
kekuatan dan kesempatan, sehingga pada malam hari ini kita masih diperkenankan untuk
melaksanakan sholat Isya’ dan tarawih berjamaah, dan nanti insya Allah
dilanjutkan dengan sholat witir.
Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad Shallahu 'alaihi wassalam, keluarga,
sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah melaksanakan ajarannya.
Aamin yaa robbal ‘alamiin..
Jama’ah yang dirahmati Allah, pada kesempatan
kali ini saya akan membawakan kultum dengan tema:
Kematian
Kematian bagi sebagian orang bisa saja sangat
menakutkan. Namun siap atau tidak, suka atau tidak, yang namanya kematian pasti
akan datang menjemput setiap makhluk yang bernyawa. Sebagaimana di dalam
potongan ayat 185
“Tiap-tiap jiwa (yang bernyawa) pasti akan
merasakan mati…"
Dalam menyikapi kematian, Rasulullah Shallahu
'alaihi wassalam menjelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari
dan Muslim, bahwasannya yang mengikuti mayat itu ada tiga, yang dua kembali dan
yang satu tetap bersamanya.
Dua
yang kembali, yang pertama adalah keluarga. Ketika orang
meninggal dunia, maka keluarga, saudara, tetangga, teman dan sahabat akan
mengantar kepergiannya sampai di pemakaman. Namun setelah jenasah dimasukkan ke
liang lahat, semua orang akan kembali ke rumahnya masing-masing. Tak ada
satupun yang akan mengikutinya hingga ke dalam kubur. Betapa pun seorang suami
mencintai istrinya, namun ketika istrinya meninggal, maka suami tidak akan
menemaninya dalam kubur.
Dan di dalam kubur, setiap manusia akan sibuk
dengan urusannya masing-masing. Sekalipun misalnya jenasah dimakamkan di areal
pemakaman keluarga, maka jenasah satu dan yang lainnya tidak akan saling
menyapa, dan mereka sibuk dengan urusannya masing-masing.
Dua
yang kembali, yang kedua adalah harta. Ketika seseorang
meninggal, maka ia akan meninggalkan seluruh hartanya. Rumah, mobil, perhiasan,
tabungan dll tidak akan ada yang menemaninya di liang lahat.
Satu-satunya harta yang ia bawa hanyalah
beberapa lembar kain putih dengan panjang 2-3 meter. Sekalipun si mayit semasa
hidupnya mungkin juragan kain, atau bahkan pemilik pabrik tekstil, namun ketika
seorang muslim meninggal, maka ia hanya akan membawa 3 lembar kain putih untuk
laki-laki, dan 5 lembar untuk perempuan.
Semua harta dan kekayaan yang kita miliki
sesungguhnya bukanlah milik kita. Setelah seseorang meninggal, maka rumah,
mobil, dan segala hartanya akan menjadi hak ahli waris. Dan harta yang
benar-benar ia miliki adalah harta yang telah ia sedekahkan selama masih hidup.
Zakat, infaq, sodaqoh, harta yang kita keluarkan untuk membantu sesama, harta
untuk berjuang di jalan Allah dan lain sebagainya, maka itulah sesungguhnya
harta milik kita.
Dan apa yang telah kita sedekahkan, insya Allah
akan memudahkan perjalanan kita di alam kubur kelak. Sebagaimana sabda Rasulullah
Shallahu 'alaihi wassalam: “Sesungguhnya sedekah dapat memadamkan panasnya
kubur bagi orang yang memberikan sedekah, dan sesungguhnya orang mukmin akan
bernaung pada hari kiamat nanti di bawah naungan sedekahnya.” (HR. Tabbrani).
Yang terakhir adalah satu tetap bersama mayat, yaitu AMAL. Ketika seseorang meninggal
dunia dan dimakamkan, maka amal perbuatan dan ibadahnya lah yang akan
bersamanya, menemani kehidupannya di alam barzah. Amal baik maupun amal buruk
yang pernah dia kerjakan semasa hidup, itulah yang akan menemaninya di dalam
kubur.
Jamaah yang dimuliakan Allah, berbicara kematian
kaitannya dengan amal, maka sesungguhnya keadaan manusia di alam kubur itu ada
dua. Keadaan pertama adalah bagi orang yang banyak melakukan amal sholih, maka
kuburnya akan dilapangkan sejauh mata memandang, kemudian datang kepadanya
seseorang yang berwajah tampan dengan baju yang bagus dan aroma yang harum.
Orang itu berkata, 'Berbahagialah dengan kemudahan yang diberikan padamu.
Inilah hari yang dijanjikan padamu.' Mayit itu bertanya, 'Siapa kamu? Wajahmu
tampak bagus.' Dijawab 'Aku adalah amal sholihmu. Engkau selalu bersegera
mentaati Allah dan enggan bermaksiat kepada-Nya. Maka Allah mengganjarmu dengan
kebaikan.'
Sementara itu, bagi orang yang semasa hidupnya bergelimangan
amal buruk, maka kuburnya akan menyempit hingga meremukkan tulang-tulangnya. Pintu
neraka dibuka sehingga dia akan merasakan panas yang luar biasa. Lalu datanglah
seseorang dengan wajah dan pakaian yang buruk, serta aroma tubuh yang busuk
menyengat. Ia berkata, 'Berbahagialah dengan kejelekanmu. Inilah hari yang
dijanjikan. Engkau enggan taat kepada Allah, tetapi sangat bersemangat dalam
bermaksiat. Maka Allah mengganjarmu dengan kejelekan.' Mayit itu bertanya,
'Siapa kamu? Wajahmu amat buruk,' Tamu itu menjawab, 'Akulah amalmu yang
buruk.'
Jama’ah yang dimuliakan Allah, kematian datang
tanpa permisi, tak harus menunggu seseorang sakit, tak harus menunggu umur tua,
dan tak harus menunggu seseorang habis hartanya. Untuk itu marilah kita gunakan
nikmat Allah ini sebaik-baiknya. Apalagi bulan puasa romadhon yang tinggal
beberapa hari lagi ini, marilah kita manfaatkan untuk memperbanyak amal ibadah
sebanyak-banyaknya. Dan jangan pernah merasa bahwa amal ibadah kita telah
cukup.
Demikianlah sedikit yang dapat saya sampaikan.
Kurang lebihnya saya mohon maaf. Billahitaufik walhidayah.. Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wa barokaatuuh..
- NIAT DALAM KEBAIKAN DAN KEBURUKAN
- ORANG-ORANG YANG DIDOAKAN MALAIKAT
- SEBAB-SEBAB TIDAK DITERIMANYA AMAL
- MELIHAT ISLAM KARENA MELIHAT FENOMENA ALAM
- KEUTAMAAN MEMBACA, MEMPELAJARI, DAN MENGAMALKAN AL-QUR'AN
- KEUTAMAAN SHALAT DHUHA
- KISAH MULIA DARI FATIMAH AZ ZAHRA
- KULTUM TENTANG KEMATIAN
- LARANGAN MAKAN DAN MINUM SAMBIL BERDIRI, DIPANDANG DARI SEGI KESEHATAN
- KERUGIAN DI BULAN RAMADHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar