HOME

30 Agustus, 2024

KULTUM TENTANG KEMATIAN

 


Bismillaahhirrohmaanirrohiim..

Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..

 

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, washolatu wasalmu’ala ashrofil ambya’i walmursalin, wa ‘ala alihi washohbihi aj’mangin. Ama ba’du…

 

Bapak Ibu sodara-sodara jama’ah yang dimuliakan Allah, yang pertama dan paling utama, marilah kita panjatkan puji syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah kepada kita, utamanya adalah nikmat islam, kesehatan, kekuatan dan kesempatan, sehingga pada malam hari ini kita masih diperkenankan untuk melaksanakan sholat Isya’ dan tarawih berjamaah, dan nanti insya Allah dilanjutkan dengan sholat witir.

 

Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad Shallahu 'alaihi wassalam, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah melaksanakan ajarannya. Aamin yaa robbal ‘alamiin..

 

Jama’ah yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini saya akan membawakan kultum dengan tema:

 

Kematian

 

Kematian bagi sebagian orang bisa saja sangat menakutkan. Namun siap atau tidak, suka atau tidak, yang namanya kematian pasti akan datang menjemput setiap makhluk yang bernyawa. Sebagaimana di dalam potongan ayat 185 surat Ali Imran, Allah berfirman yang artinya:

 

“Tiap-tiap jiwa (yang bernyawa) pasti akan merasakan mati…"

 

Dalam menyikapi kematian, Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam menjelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, bahwasannya yang mengikuti mayat itu ada tiga, yang dua kembali dan yang satu tetap bersamanya.

 

Dua yang kembali, yang pertama adalah keluarga. Ketika orang meninggal dunia, maka keluarga, saudara, tetangga, teman dan sahabat akan mengantar kepergiannya sampai di pemakaman. Namun setelah jenasah dimasukkan ke liang lahat, semua orang akan kembali ke rumahnya masing-masing. Tak ada satupun yang akan mengikutinya hingga ke dalam kubur. Betapa pun seorang suami mencintai istrinya, namun ketika istrinya meninggal, maka suami tidak akan menemaninya dalam kubur.

 

Dan di dalam kubur, setiap manusia akan sibuk dengan urusannya masing-masing. Sekalipun misalnya jenasah dimakamkan di areal pemakaman keluarga, maka jenasah satu dan yang lainnya tidak akan saling menyapa, dan mereka sibuk dengan urusannya masing-masing.

 

Dua yang kembali, yang kedua adalah harta. Ketika seseorang meninggal, maka ia akan meninggalkan seluruh hartanya. Rumah, mobil, perhiasan, tabungan dll tidak akan ada yang menemaninya di liang lahat.

 

Satu-satunya harta yang ia bawa hanyalah beberapa lembar kain putih dengan panjang 2-3 meter. Sekalipun si mayit semasa hidupnya mungkin juragan kain, atau bahkan pemilik pabrik tekstil, namun ketika seorang muslim meninggal, maka ia hanya akan membawa 3 lembar kain putih untuk laki-laki, dan 5 lembar untuk perempuan.

 

Semua harta dan kekayaan yang kita miliki sesungguhnya bukanlah milik kita. Setelah seseorang meninggal, maka rumah, mobil, dan segala hartanya akan menjadi hak ahli waris. Dan harta yang benar-benar ia miliki adalah harta yang telah ia sedekahkan selama masih hidup. Zakat, infaq, sodaqoh, harta yang kita keluarkan untuk membantu sesama, harta untuk berjuang di jalan Allah dan lain sebagainya, maka itulah sesungguhnya harta milik kita.

 

Dan apa yang telah kita sedekahkan, insya Allah akan memudahkan perjalanan kita di alam kubur kelak. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam: “Sesungguhnya sedekah dapat memadamkan panasnya kubur bagi orang yang memberikan sedekah, dan sesungguhnya orang mukmin akan bernaung pada hari kiamat nanti di bawah naungan sedekahnya.” (HR. Tabbrani).

 

Yang terakhir adalah satu tetap bersama mayat, yaitu AMAL. Ketika seseorang meninggal dunia dan dimakamkan, maka amal perbuatan dan ibadahnya lah yang akan bersamanya, menemani kehidupannya di alam barzah. Amal baik maupun amal buruk yang pernah dia kerjakan semasa hidup, itulah yang akan menemaninya di dalam kubur.

 

Jamaah yang dimuliakan Allah, berbicara kematian kaitannya dengan amal, maka sesungguhnya keadaan manusia di alam kubur itu ada dua. Keadaan pertama adalah bagi orang yang banyak melakukan amal sholih, maka kuburnya akan dilapangkan sejauh mata memandang, kemudian datang kepadanya seseorang yang berwajah tampan dengan baju yang bagus dan aroma yang harum. Orang itu berkata, 'Berbahagialah dengan kemudahan yang diberikan padamu. Inilah hari yang dijanjikan padamu.' Mayit itu bertanya, 'Siapa kamu? Wajahmu tampak bagus.' Dijawab 'Aku adalah amal sholihmu. Engkau selalu bersegera mentaati Allah dan enggan bermaksiat kepada-Nya. Maka Allah mengganjarmu dengan kebaikan.'

 

Sementara itu, bagi orang yang semasa hidupnya bergelimangan amal buruk, maka kuburnya akan menyempit hingga meremukkan tulang-tulangnya. Pintu neraka dibuka sehingga dia akan merasakan panas yang luar biasa. Lalu datanglah seseorang dengan wajah dan pakaian yang buruk, serta aroma tubuh yang busuk menyengat. Ia berkata, 'Berbahagialah dengan kejelekanmu. Inilah hari yang dijanjikan. Engkau enggan taat kepada Allah, tetapi sangat bersemangat dalam bermaksiat. Maka Allah mengganjarmu dengan kejelekan.' Mayit itu bertanya, 'Siapa kamu? Wajahmu amat buruk,' Tamu itu menjawab, 'Akulah amalmu yang buruk.'

 

Jama’ah yang dimuliakan Allah, kematian datang tanpa permisi, tak harus menunggu seseorang sakit, tak harus menunggu umur tua, dan tak harus menunggu seseorang habis hartanya. Untuk itu marilah kita gunakan nikmat Allah ini sebaik-baiknya. Apalagi bulan puasa romadhon yang tinggal beberapa hari lagi ini, marilah kita manfaatkan untuk memperbanyak amal ibadah sebanyak-banyaknya. Dan jangan pernah merasa bahwa amal ibadah kita telah cukup.

 

Demikianlah sedikit yang dapat saya sampaikan. Kurang lebihnya saya mohon maaf. Billahitaufik walhidayah.. Wassalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..

 BACA TEKS KULTUM LAINNYA YANG BERKAITAN:

  1. NIAT DALAM KEBAIKAN DAN KEBURUKAN
  2. ORANG-ORANG YANG DIDOAKAN MALAIKAT
  3. SEBAB-SEBAB TIDAK DITERIMANYA AMAL
  4. MELIHAT ISLAM KARENA MELIHAT FENOMENA ALAM
  5. KEUTAMAAN MEMBACA, MEMPELAJARI, DAN MENGAMALKAN AL-QUR'AN
  6. KEUTAMAAN SHALAT DHUHA
  7. KISAH MULIA DARI FATIMAH AZ ZAHRA
  8. KULTUM TENTANG KEMATIAN
  9. LARANGAN MAKAN DAN MINUM SAMBIL BERDIRI, DIPANDANG DARI SEGI KESEHATAN
  10. KERUGIAN DI BULAN RAMADHAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH HADIST TENTANG HIJAB

  A.   Latar Belakang Telah disepakati oleh seluruh umat Islam bahwa al-Qur’an menjadi pedoman hidup baik tentang syariah maupun dalam keh...