KULTUM SINGKAT
Bismillaahhirrohmaanirrohiim..
Assalamu’alaikum
warohmatullahi wa barokaatuuh..
Alhamdulillahirobbil
‘alamin, washolatu wasalmu’ala ashrofil ambya’i walmursalin, wa ‘ala alihi
washohbihi aj’mangin. Ama ba’du…
Bapak
Ibu jama’ah yang dimuliakan Allah, syukur Alhamdulillah kita haturkan ke
hadhirat Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang menguasai dan mengendalikan seluruh
hati manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada Allah, karena dengan rahmat
dan hidayahnya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan ketaatan kepada-Nya.
Salam
dan shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad Shallahu
'alaihi wassalam, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa
istiqomah. Aamin..
Jama’ah
yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini saya akan membacakan sebuah
kultum dengan tema:
Mengobati
Penyakit Hati
Dalam
hadist dari Abbas bin Abdul Muthalib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
“Akan
merasakan nikmatnya iman, orang yang ridha Allah sebagai Rabnya, islam sebagai
agamanya, dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagai rasulnya.” (HR.
Muslim, Turmudzi dan yang lainnya).
Dalam
hadis di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut tiga kriteria
untuk dapat merasakan lezatnya iman:
1.
Orang yang mentauhidkan Allah dengan
sepenuhnya, sebagai bukti dia ridha Allah sebagai Rabnya,
2.
dia menjadikan syariat islam sebagai
aturan hidupnya, sebagai bukti dia ridha bahwa islam sebagai agamanya,
3.
dia mengikuti petunjuk Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hidupnya.
Iman,
islam, dan segala turunannya merupakan kenikmatan dan bisa dirasakan lezatnya. Namun,
mengapa banyak orang justru merasa berat atau bahkan merasa tersiksa ketika
melakukan ketaatan? Bisa jadi, bahkan termasuk kita, seringkali masih menganggap
ketaatan itu sesuatu beban yang sulit bagi kita.
Kasus
semacam ini juga dialami oleh fisik manusia. Ketika seseorang sakit, selezat
apapun makanan yang diberikan, orang tersebut akan merasakannya sebagai sesuatu
yang pahit dan tidak nikmat.
Seperti
itulah orang yang sedang sakit hati dan mentalnya. Selezat apapun nutrisi yang
diberikan, dia akan merasakan pahit dan berusaha menolaknya. Untuk bisa
mengembalikan pada kondisi normal, tentu penyakit tersebut harus diobati. Hati
sakit yang dibiarkan, selamanya akan sulit untuk menikmati lezatnya iman.
Imam
Ibnul Qoyim, dalam karyanya Ighatsatul Lahafan menjelaskan bahwa ada 3 teori
pokok untuk mengobati sesuatu yang sakit. Teori ini juga digunakan dalam ilmu
medis, ketika seorang dokter hendak mengobati pasien.
Pertama, menjaga
kekuatan.
Ketika mengobati pasien, dokter akan menyarankan agar pasien banyak makan yang
bergizi, banyak istirahat, tenangkan pikiran, tidak lupa, sang dokter juga
memberikan multivitamin atau suplemen. Semua ini dilakukan dalam rangka menjaga
kekuatan fisik pasien.
Ibnul
Qoyim menjelaskan, orang yang sakit hati, salah satu upaya yang harus dia
lakukan adalah menjaga kekuatan mentalnya, dengan ilmu yang bermanfaat dan
melakukan berbagai ketaatan. Hatinya harus dipaksa untuk mendengarkan nasehat
dan ilmu yang bersumber dari Al-Quran dan sunah, serta fisiknya dipaksa untuk
melakukan ibadah dan ketaatan. Karena ilmu dan amal adalah nutrisi bagi hati
manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadis riwayat Bukhari,
memisalkan ilmu sebagaimana hujan dan hati manusia sebagaimana tanah. Karena
hati senantiasa butuh nutrisi berupa ilmu.
Kedua, melindungi pasien
dari munculnya penyakit yang baru atau sesuatu yang bisa memparah sakitnya.
Dalam
mengobati pasien, tahapan lain yang dilakukan dokter adalah menyarankan pasien
untuk menghindari berbagai pantangan sesuai jenis penyakit yang diderita
pasien.
Hal
yang sama juga berlaku untuk penyakit hati. Seperti yang dijelaskan Ibnul
Qoyim, orang yang sakit harus menghindari segala yang bisa memperparah panyakit
dalam hatinya, yaitu dengan menjauhi semua perbuatan dosa dan maksiat. Karena
dosa dan maksiat adalah sumber penyakit bagi hati. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam menggambarkan bagaimana bahaya dosa bagi hati manusia dalam
potongan hadist yang artinya:
Sesungguhnya
seorang hamba, apabila melakukan perbuatan maksiat maka akan dititikkan dalam
hatinya satu titik hitam. Jika dia meninggalkan maksiat itu, memohon ampun dan
bertaubat, hatinya akan dibersihkan. Namun jika dia kembali maksiat, akan
ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. (HR. Turmudzi, Ibnu
Majah dan sanadnya dinilai kuat oleh Syuaib Al-Arnauth).
Ketiga, menghilangkan
penyakit yang ada dalam dirinya
Tahapan
terakhir, setelah dokter memastikan jenis penyakit yang diderita pasien, dokter
akan memberikan obat untuk menghilangkan penyakit tersebut dengan dosis yang
sesuai dengan penyakit pasien.
Ibnul
Qoyim menjelaskan bahwa cara untuk menghilangkan penyakit yang merusak hati
adalah dengan banyak bertaubat, beristighfar, dan memohon ampunan kepada Allah.
Jika kesalahan itu harus ditutupi dengan membayar kaffarah maka dia siap
membayarnya. Jika terkait dengan hak orang lain, diapun siap dengan meminta
maaf kepadanya.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan:
Orang
yang bertaubat dari satu perbuatan dosa, seperti orang yang tidak melakukan
dosa itu. (HR. Ibnu Majah).
Karena
dengan taubat, berarti dia menghilangkan penyakit hati berupa dosa dalam
dirinya.
Jamaah
yang berbahagia,
Semoga
Allah melindungi kita dari segala penyakit hati yang berbahaya, dan menjadikan
hati kita, hati yang sehat, yang bisa merasakan lezatnya iman, islam, dan amal
soleh. Aamiin.
Demikianlah
sedikit yang dapat saya sampaikan. Kurang lebihnya saya mohon maaf.
Billahitaufik walhidayah.. Wassalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh.
- KULTUM SINGKAT KEUTAMAAN AHLUL FAJR
- SUJUD YANG MEMBATALKAN SHALAT
- KULTUM TENTANG AMALAN YANG SEDIKIT NAMUN RUTIN ITU JAUH LEBIH BAIK DAN DICINTAI ALLAH
- KULTUM TENTANG ANCAMAN DAN HUKUMAN UNTUK ORANG-ORANG SOMBONG
- KULTUM TENTANG BERUNTUNGLAH ORANG YANG MASUK ISLAM
- HUKUM MELANGKAHI PUNDAK JAMA'AH YANG DUDUK KETIAK SHALAT JUM'AT
- KERUGIAN BESAR JIKA MANUSIA TIDAK BERTAKWA KEPADA ALLAH SWT
- MEMBACA AL-QUR'AN KETIKA MENGANTUK
- TELADAN DARI UMMU HUMAID: SHALATNYA MUSLIMAH DI RUMAHANYA LEBIH BAIK BAGI MEREKA
- MENGOBATI PENYAKIT HATI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar