KULTUM SINGKAT
Bismillaahhirrohmaanirrohiim..
Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..
Alhamdulillahirobbil ‘alamin, washolatu
wasalmu’ala ashrofil ambya’i walmursalin, wa ‘ala alihi washohbihi aj’mangin.
Ama ba’du…
Bapak Ibu jama’ah pengajian yang dimuliakan Allah,
marilah senantiasa kita panjatkan puji syukur atas segala nikmat yang diberikan
Allah kepada kita, terutama nikmat islam, nikmat sehat dan sempat.
Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad Shallahu 'alaihi wassalam, keluarga,
sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah melaksanakan ajarannya.
Aamin yaa robbal ‘alamiin..
Jama’ah yang dirahmati Allah, pada kesempatan
kali ini saya akan membawakan kultum dengan judul:
Cara Rasulullah Menjaga Kesehatan
Semasa hidupnya, Rasulullah Shallahu 'alaihi
wassalam jarang sakit karena beliau mampu mencegah hal-hal yang berpotensi
mendatangkan penyakit.
Pertama,
selektif terhadap makanan. Tidak ada makanan yang masuk ke mulut rasulullah,
kecuali makanan yang halal dan thayyib (baik). Halal berkaitan dengan urusan
akhirat, yaitu halal cara mendapatkannya dan halal barangnya. Sedangkan thayyib
berkaitan dengan urusan duniawi, seperti baik tidaknya atau bergizi tidaknya
makanan yang dikonsumsi. Salah satu makanan kegemaran Rasul adalah madu. Beliau
biasa meminum madu yang dicampur air untuk membersihan saluran pencernaan.
Rasul bersabda,” Hendaknya kalian menggunakan dua macam obat, yaitu madu dan
Alquran”(HR. Ibnu Majah dan Hakim).
Kedua,
tidak makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang. Aturannya,
kapasitas perut dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu sepertiga untuk makanan (zat
padat), sepertiga untuk minuman (zat cair), dan sepertiga lagi untuk udara
(gas). Hal ini sebagaimana sabda rasulullah,”Anak Adam tidak memenuhkan suatu
tempat yang lebih jelek dari perutnya. Cukuplah bagi mereka beberapa suap yang
dapat memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak ditemukan jalan lain, maka (ia dapat
mengisi perutnya) dengan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan
sepertiganya lagi untuk pernafasan” (HR Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).
Ketiga,
makan dengan tenang, tumaninah, tidak tergesa-gesa, dengan tempo sedang. Cara
makan seperti ini akan menghindarkan seseorang dari tersedak ataupun tergigit.
Makanan bisa dikunyah dengan lebih baik, sehingga kerja organ pencernaan lebih
ringan. Dari segi medis, makanan yang tidak dikunyah dengan baik akan sulit
dicerna. Dalam jangka waktu lama bisa menimbulkan kanker di usus besar.
Keempat,
tidak meniup makanan/minuman panas. Dalam Hadits, Ibnu Abbas meriwayatkan
“Bahwasanya Rasulullah SAW melarang bernafas pada bejana minuman atau
meniupnya”. (HR. At Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani). Secara teori
ilmiah, hadits Rasulullah tersebut dapat dijelaskan bahwa apabila kita
menghembuskan nafas pada minuman, kita akan mengeluarkan karbon dioksida (CO2),
yang apabila bercampur dengan air (H2O), akan menjadi H2CO3, yaitu sama dengan
cuka, sehingga menyebabkan minuman itu menjadi acidic (bersifat asam). Bila
kebiasaan ini berlangsung dalam waktu lama akan dapat merusak kinerja ginjal
serta dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Kelima,
Tidak makan/minum sambil berdiri. Dari Anas bin Malik ra dari Rasulullah
Shallahu 'alaihi wassalam bahwasanya beliau melarang seseorang untuk minum
dengan berdiri. Qatadah bertanya kepada Anas, “Bagaimana kalau makan ?” Anas
menjawab, “Kalau makan dengan berdiri itu lebih jelek dan lebih buruk.” (HR
Muslim). Jika kita minum sambil berdiri, air yang kita minum akan meluncur
langsung menuju kandung kemih tanpa disaring terlebih dahulu oleh sistem dalam
tubuh. Akibatnya akan terjadi pengendapan disaluran ureter. Endapan ini bila
semakin dapat menyebabkan penyakit kristal ginjal atau batu ginjal.
Keenam,
cepat tidur dan cepat bangun. Rasulullah biasa tidur di awal malam dan bangun
pada pertengahan malam kedua. Kemudian beliau bersiwak, lalu berwudhu dan
shalat sampai waktu yang diizinkan Allah. Beliau tidak pernah tidur melebihi
kebutuhan, namun tidak pula menahan diri untuk tidur sekadar yang dibutuhkan.
Cara tidurnya pun penuh makna. Ibnul Qayyim Al
Jauziyyah dalam buku Metode Pengobatan Nabi mengungkapkan bahwa Rasul tidur
dengan memiringkan tubuh ke arah kanan, sambil berzikir kepada Allah hingga
matanya terasa berat. Terkadang beliau memiringkan badannya ke sebelah kiri
sebentar, untuk kemudian kembali ke sebelah kanan. Tidur seperti ini merupakan
tidur paling efisien. Pada saat itu makanan bisa berada dalam posisi yang pas
dengan lambung sehingga dapat mengendap secara proporsional. Lalu beralih ke sebelah
kiri sebentar agar proses pencernaan makanan lebih cepat karena lambung
mengarah ke liver, baru kemudian berbalik lagi ke sebelah kanan hingga akhir
tidur agar makanan lebih cepat tersuplai dari lambung.
Ketujuh,
istiqomah melakukan puasa sunnah, di luar puasa Ramadhan.
Sebenarnya masih banyak sekali pola hidup sehat
rasulullah yang layak kita teladani. Namun karena keterbatasan, hanya sedikit
ini yang dapat saya sampaikan.
Semoga saja kita bisa mengambil hikmah dan
manfaatnya. Mohon maaf bila ada kesalahan dan kekurangan.
Billahitaufik walhidayah.. Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wa barokaatuuh..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar